Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KAJIAN TERKAIT COVID DI WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN

TENGAH

MODUL ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DAN KOMUNITAS

NARASUMBER : Ravenalla Abdurahman Al-hakim Sampurna Putra, SKM., Mph

NAMA : GABRINA WATARI

NIM : FAA 117 036

KELOMPOK :1

FASILITATOR : DR.dr.Syamsul Arifin

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2020
Merebaknya berbagai pandemi pada dua dekade terakhir telah menciptakan sejarah baru

kesehatan di dunia mengingat tingkat penyebaran dan tingkat kematian atau fatality rate-nya

yang cukup tinggi. SARS misalnya, memiliki case fatality rate sebesar 11% (WHO, 2003),

atau MERS sebesar 34,4% (WHO, Tanpa Tahun) 3 . Adapun COVID-19, per 3 Maret 2020,

dilaporkan memiliki tingkat fatality rate sebesar 3,4% (who.it, 3 Maret 2020)4 . Sekilas,

COVID-19 tidak lebih mematikan dari SARS dan MERS ditinjau dari tingkat fatality rate-

nya, tetapi penyebaran COVID19 yang jauh di atas SARS dan MERS menjadikan COVID-19

menewaskan lebih banyak korban daripada SARS dan MERS. Sebagai perbandingan SARS

di akhir penyebarannya menjangkit 8,098 orang dengan 774 orang meninggal, MERS

menjangkit 2949 orang dengan 858 orang meninggal, sedangkan per 25 Maret 2020, COVID-

19 telah menjangkit 425.493 orang dengan 18.963 orang meninggal.

Centre for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan definisi masing-masing

pada tiga level penyakit tersebut: endemi adalah kehadiran konstan suatu penyakit menular

pada suatu populasi dalam cakupan wilayah tertentu, epidemi adalah pertambahan angka

kasus penyakit, seringkali secara tiba-tiba, di atas batas normal yang diprediksi pada populasi

di suatu area, sedangkan pandemi adalah epidemi yang sudah menyebar ke beberapa negara

dan benua dengan jumlah penularan yang masif.

COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua

kasus.9 Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus

dan 136 kasus kematian.10 Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka

ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Berdasarkan data yang sudah ada, penyakit

komorbid hipertensi dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif

merupakan faktor risiko dari infeksi SARS-CoV-2. Distribusi jenis kelamin yang lebih

banyak pada laki-laki diduga terkait dengan prevalensi perokok aktif yang lebih tinggi. Pada

perokok, hipertensi, dan diabetes melitus, diduga ada peningkatan ekspresi reseptor ACE2.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Kalteng kembali mengalami peningkatan. Dalam 24

jam terakhir, dilaporkan telah terjadi penambahan dalam jumlah banyak pada kasus positif

Covid-19 sebanyak 12 orang. Terkonfirmasi positif yang baru, masing-masing 3 orang

merupakan warga asal Kota Palangka Raya, 1 orang merupakan warga asal Kabupaten

Katingan, 2 orang merupakan warga asal Kabupaten Pulang Pisau, 3 orang merupakan warga

asal Kabupaten Kapuas dan 3 orang lainnya merupakan warga asal Kabupaten Gunung Mas.

Hingga saat ini total kasus positif yang dilaporkan telah mencapai 493 kasus positif

yakni 202 orang sudah dinyatakan sembuh, 26 orang meninggal dunia dan sisanya sebanyak

265 pasien positif yang masih menjalani perawatan di sejumlah RS rujukan Covid-19 di

Kalteng. Tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 di Kalteng hingga saat ini

berada di angka 5,3 persen. Dalam 24 jam terakhir, dilaporkan tidak terjadi peningkatan

maupun penambahan pada jumlah kasus meninggal dunia akibat Covid-19 yakni tetap

sebanyak 26 orang saat ini.


Agent memberatkan keseimbangan sehingga batang pengungkit miring ke arah Agent.

Pemberatan Agent terhadap keseimbangan diartikan sebagai agent/penyebab penyakit yaitu

virus corona yang mendapat kemudahan menimbulkan penyakit pada host yaitu populasi

atau organisme yang memiliki resiko untuk sakit.

Anda mungkin juga menyukai