ABSTRAK
Latar Belakang : Open Reduction Internal Fixation (ORIF) merupakan suatu tindakan
pembedahan untuk memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah atau kembali ke letak
asalnya. Internal fiksasi melibatkan penggunaan plat, skup, paku maupun suatu intramedullary (IM)
dalam posisisnya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. Penanganan pasca ORIF klavikula
hari ke-2 terdapat luka jahit yang harus mendapatkan tindakan dengan prinsip steril, bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Prinsip utama dalam
manajemen perawatan luka pasca ORIF adalah pengendalian infeksi, karena menghambat proses
penyembuhan luka yang menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah besar. Tujuan :
Menggambarkan penerapan pemberian perawatan luka pada Ny. T yang mengalami risiko infeksi
dengan diagnosa medis pasca ORIF. Metode : Karya ilmiah ini mengunakan metode studi kasus.
Partisipan Ny. T, berusia 26 tahun, dengan diagnosa medis Fraktur klavikula masuk rumah sakit.
Hasil : Implementasi dilakukan untuk mengatasi masalah risiko infeksi memonitor tanda dan gejala
infeksi, menginspeksi kondisi insisi bedah, memberikan perawatan luka dan ganti balutan dengan
mempertahankan teknik steril dan memberikan terapi Ceftriaxone 10 mg. Simpulan : Menunjukkan
adanya perubahan skala nyeri yang semula skala 5, pasien terlihat meringis menahan nyeri, sedikit
gelisah menjadi skala nyeri 3, pasien menjadi tenang dan tampak rileks.
ABSTRACT
0,17 %. Pasien Ny. T mendapatkan infus RL perawatan luka steril untuk mengatasi risiko
20 tpm, injeksi Ketorolac 1 amp, Ceftriaxone infeksi pada Ny. T yang menderita pasca
1 amp. ORIF, karena manfaat dari perawatan luka
Diagnosa keperawatan yang dapat steril yaitu untuk mencegah terjadinya risiko
diambil dari Ny. T setelah dilakukan infeksi.
pengkajian dapat dirumuskan bahwa diagnosa Alasan penulis memberikan tindakan
keperawatan adalah risiko infeksi perawatan luka steril pada Ny. T yaitu karena
berhubungan dengan insisi pembedahan. Ny. T mengalami risiko infeksi akibat pasca
Implementasi keperawatan pada ORIF Klavikula yang diderita. ORIF
tanggal 8 November 20118 pukul 09:30 WIB merupakan suatu tindakan pembedahan untuk
yang dilakukan untuk mengatasi masalah memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang
risiko infeksi berhubungan dengan insisi patah atau kembali ke letak asalnya. Internal
pembedahan antara lain: memonitor tanda dan fiksasi melibatkan penggunaan plat, skup,
gejala infeksi, menginspeksi kondisi insisi paku maupun suatu intramedullary (IM)
bedah, memberikan perawatan luka dan ganti dalam posisisnya sampai penyembuhan tulang
balutan dengan mempertahankan teknik steril, yang solid terjadi (Smeltzer, 2012). Dari
respon Ny. T pada saat luka dibersihkan tindakan pembedahan itu terdapat luka jahit
pasien menunjukkan meringis kesakitan dan yang harus diberi tindakan perawatan luka
memberikan terapi Ceftriaxone 10 mg dan ganti balutan dengan steril agar tidak
terjadi infeksi. Perawatan luka dan ganti
Pembahasan balutan steril bertujuan agar mencegah infeksi
Luka adalah terganggunya integritas dan penyembuhan luka menjadi optimal.
normal dari kulit dan jaringan dibawahnya
yang terjadi secara tiba-tiba atau sengaja, Simpulan
tertutup atau terbuka, bersih atau kontaminasi, Keadaan Ny. T sebelum dilakukan
supefisial atau dalam. Luka merupakan perawatan luka steril adalah balutan kotor.
rusaknya integritas jaringan tubuh, saat terjadi Dengan data subjektif Ny. T mengatakan
luka tubuh akan memberi respon melalui 3 balutan kotor, data objektifnya Ny. T balutan
fase proses penyembuhan luka yaitu fase terlihat kotor dan tidak melekat dengan benar.
inflamasi, fase rekontruksi, fase maturasi. Tindakan yang di lakukan adalah perawatan
Perawatan luka merupakan tindakan untuk luka steril yang sangat berguna bagi penderita
merawat luka dengan tujuan meningkatkan risiko infeksi karena perawatan luka dengan
proses penyembuhan jaringan dan mencegah menggunakan prinsip steril akan mencegah
infeksi (Sjamsuhidayat, 2017). Perawatan terjadinya infeksi dan penyembuhan luka
luka yang diberikan pada Ny. T adalah menjadi optimal.
18
Brunner & Suddarth, 2005. Buku Ajar Smeltzer. S. C, 2013. Keperawatan Medikal
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Bedah Brunner and Suddarth. Edisi
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 12. Edisi 12. Jakarta. Kedokteran .
EGC
Dewi Kartika, 2014. Ilmu Keperawatan
Dasar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sugeng, jitowiyono & Weni Kristiyanasari.
2012. Asuhan Keperawatan Post
Doengoes, M. E, 2000. Rencana Asuhan Operasi. Yogyakarta :Nuha Medika
Keperawatan : Padoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta : EGC