Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TOKOH PEMIMPIN INDONESIA

“K.H. MAS MANSYUR”

Disusun oleh:
Kelompok 3 (XI MIPA 1)
1. Alam Nurrochim (01)
2. Ammar Bagus Dermawan (03)
3. Retno Kusumaningtyas (24)
4. Rizki Rahmadani (27)
5. Silviana Ninda Dahusman (31)

SMA NEGERI 2 KEBUMEN


Tahun Pelajaran 2022/2023
Jalan Cinci Kota nomor 8 Kebumen, Kode Pos 54351, Telepon 0827-381820
Email: smanda.kbm@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tokoh pemimpin Indonesia yang
berjudul "K.H. MAS MANSYUR" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang salah satu tokoh pemimpin Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Widodo selaku guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dan kepada semua pihak
yang sudah membantu dalam penulisan makalah ini dari awal hingga selesai. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Kami juga mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan baik yang disengaja maupun tidak. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah.

Kebumen, 15 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 4
BAB II BIOGRAFI..................................................................................................... 5
BAB III AKSI TOKOH............................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP.................................................................................................... 9

3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Dalam perkembangan pendidikan Islam di Jawa ini tentu saja tidak luput dari
peran para tokoh dan pembaharu gerakan Islam di Indonseia seperti, KH. Ahmad
Dahlan, dan KH. Hasyim Asy’ari. Didukung pula dengan adanya perkumpulan-
perkumpulan beberapa organisasi Islam yang berkembang pada saat itu seperti,
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama’, Persatuan Umat Islam dan perkumpulan-
perkumpulan keagamaan lainnya.

Seperti yang sudah dipaparkan diatas, bahwasanya perkembangan


pendidikan Islam di Indonesia tidak luput dari peran para tokoh pembaharu KH.
Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari. Tentunya KH. Ahmad Dahlan mempunyai
beberapa murid yang berguru kepadanya, salah satu murid yang mempunyai
semangat juang yang tinggi untuk memajukan umat Islam di Indonesia kala itu, ialah
KH. Mas Mansyur.

K.H. Mas Mansyur adalah salah satu tokoh pembaharu Islam di Indonesia,
yang mana ia ingin sekali mencetak kader-kader generasi muda bangsa. Ketika ia
menempuh pendidikan di Mesir, keadaan negaranya sedang dijajah oleh Inggris dan
Turki, disinilah jiwa mudanya mulai bergetar karena menyaksikan dari dekat dan
kemudian timbullah nasionalisme Mesir. Ia sering mendengarkan tokoh-tokoh ulama
dari Mesir tiap kali menggembleng semangat bangsanya ataupun membaca buah
pikiran mereka yang dicantumkan dalam berbagai surat kabar dan majalah.
Timbullah dalam Pikirannya untuk membanding-bandingkan keadaan negara Mesir
dengan Tanah Airnya sendiri yang memang mempunyai nasib yang sama, masing-
masing merupakan tanah jajahan.

Setibanya di Tanah Air, tahun 1916 ia terjun ke bidang dakwah. Ia juga


berniat untuk mencetek kader-kader bangsa. Salah satu pendidikan kader adalah
sekolahan atau madrasah. Maka dari itu ia pun bersama-sama dengan beberapa
Kiyai mulai mendirikan perkumpulan serta perkuruan Nadhatul Wathon (Kebangkitan
Tanah Air), dan organisasi Taswirul Afkar (Bertukar Pikiran). Selain daripada itu, Mas
Masnyur bersama KH. Wahab Hasbullah mendirikan pula organisasi dengan nama
“Jam’iyah Nadlatul Wathon” dan mendapat pengesahan dari pemerintah Belanda
pada tahun 1916 M. Pada tahun 1920, Mas Mansyur memutuskan untuk masuk ke
ormas Muhammadiyah. Ia memulai karirnya di Muhammadiyah dari cabang terus
menjadi perhatian kalangan elit organisasi itu.

4
BAB II
BIOGRAFI
Lahir : 25 Juni 1896
Soerabaja, Hindia Belanda
Meninggal : 25 April 1946 (umur 49)
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Makam : Gipu, Surabaya
Kebangsaan : Indonesia
Suami/istri : Siti Zakijah Halimah
Orang tua : K. H. Mas Achmad Marzoeqi (Ayah) Raudhah (Ibu)
Alma mater : Universitas Al-Azhar
Penghargaan sipil : Pahlawan Nasional Indonesia

PENDIDIKAN
Nyantri pada Kyai Kholil Bangkalan
Pada tahun 1906, ketika Mas Mansur berusia sepuluh tahun, dia dikirim
oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan, Madura. Di sana,
dia mengkaji Al-Qur'an dan mendalami kitab Alfiyah ibnu Malik kepada Kiai
Khalil. Belum lama dia belajar di sana kurang lebih dua tahun, Kiai Khalil
meninggal dunia, sehingga Mas Mansur meninggalkan pesantren.

Belajar di Mekkah dan Mesir


Sepulang dari Pondok Pesantren Demangan pada tahun 1908, oleh orang
tuanya disarankan untuk menunaikan ibadah haji dan belajar di Makkah pada
Kiai Mahfudz yang berasal dari Pondok Pesantren Termas Pacitan Jawa Timur.
Setelah kurang lebih empat tahun belajar di sana, situasi politik di Saudi
memaksanya pindah ke Mesir. Penguasa Arab Saudi, Syarif Hussen,
mengeluarkan instruksi bahwa orang asing harus meninggalkan Makkah
supaya tidak terlibat sengketa itu. Pada mulanya ayah Mas Mansoer tidak
mengizinkannya ke Mesir, karena citra Mesir (Kairo) saat itu kurang baik di
mata ayahnya, yaitu sebagai tempat bersenang-senang dan maksiat. Meskipun
demikian, Mas Mansoer tetap melaksanakan keinginannya tanpa izin orang
tuanya.Di Mesir, dia belajar di Perguruan Tinggi Al-Azhar pada Syaikh Ahmad
Maskawih.Banyak tokoh memupuk semangat rakyat Mesir, baik melalui media
massa maupun pidato. Mas Mansoer juga memanfaatkan kondisi ini dengan
membaca tulisan-tulisan yang tersebar di media massa dan mendengarkan
pidato-pidatonya. Ia berada di Mesir selama kurang lebih dua tahun. Sebelum
pulang ke tanah air, terlebih dulu dia singgah dulu di Makkah selama satu tahun
dan pada tahun 1915 dia pulang ke Indonesia.

3
BAB III
AKSI TOKOH
Peran dalam kemerdekaan Indonesia

K.H Mas Mansyur selain aktif dalam berbagai organisasi politik, juga
aktif dalam masyarakat dan peduli terhadap hasib umat Islam di Nusantara.
Ranah perjuangannya kemudian bisa dibagi dalam tiga (cakupan, yakni
perjuangan dalam membangkitkan rasa kebangsaan. perubahan sosial
keagamaan dan dalam ranah Jurnalistik.

K.H Mas Mansur banyak berperan dalam menebarkan benih-benih


nasionalisme di kalangan kaum muda Islam serta anak didiknya yang kelak
akan meneruskan perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan.

K.H Mas Mansur mengajarkan kita untuk rela berkorban demi


kepentingan negara. Beliau terus berupaya dalan memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Kita sebagai penerus bangsa, harus meneruskan
kerja keras beliau dengan menuntut ilmu dengan baik dan menjaga keutuhan
NKR

4
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
K.H. Mas Mansur dilahirkan pada penghujung abad ke XIX dalam
suasana
politik kolonial yang lebih persuasif. Secara genealogis ia masih
mempunyaihubungan darah dengan keluarga-keluarga keraton Sumenep,
Madura, dan Cirebon. Selain adanya hubungan darah para bangsawan
dalam darah Mas Mansur juga mengalir darah santri yang cukup disegani di
Surabaya dan sekitarnya.K.H. Mas Mansur adalah anak bangsa yang
mampu tampil mengibarkan bendera Islam dan Indonesia dari kemelut
kekolotan dan keterbelakangan akibat penjajahan dan tradisi yang melekat
pada rakyat Indonesia. Sejak kecil ia menempa dirinya dengan belajar ke
Pesantren dan ke luar negeri (Mekkah dan Mesir). Usahanya pun tidak sia-
sia, dalam usia yang relatif muda yakni 19 tahun ia pulang dari luar negeri
dengan membawa bekal ilmu yang luas dan dalam.

Setelah tiba di tanah air, ia menerjunkan diri di berbagai organisasi,


baik
dalam bidang sosial keagamaan maupun politik. Dalam bidan
keagamaan,Mas Mansur merupakan tokoh penting dalam perkembangan
umat Islam di Surabaya.Mas Mansur bersama Wahab Chasbullah dan
H.O.S. Tjokroaminoto sering membuat kelompok diskusi yang membahas
tentang kehidupan sosial beragama.Dalam dunia politik, Mas Mansur ikut
membidani lahirnya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). Mas Mansur juga
aktif menghimpun massa dengan mengajak orang-orang yang sebelumnya
tidak mengenal MIAI menjadi tertarik dan turut serta menjadi anggota MIAI.
MIAI kemudian melebur dalam GAPI pada tahun 1939. Selain MIAI Mas
Mansur juga aktif pula dalam PII, sebuah organisasi yang coraknya lebih
berpolitik daripada MIAI, masuknya Mas Mansur dalam dunia politik ini
sebagai langkah pembaharu ulama yang sebelumnya seakan-akan tabu
untuk masuk dunia politik.Bekal ilmu dari pesantren dan luar negeri ditambah
dengan pengalaman berorganisasi, ia dapat memimpin Muhammadiyah
dengan pemikiran yang segar dan kreatif.Awal pertemuannya dengan K.H.
Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah menghantarkan Mas Mansur ikut
serta dalam Muhammadiyah.Kekaguman Mas Mansur pada Ahmad Dahlan
atas keluhuran budi bahasanya,keuletan dan kesabarannya dalam
menafsirkan ayat Al Quran dengan melihat isi teks yang ada dalam Al Quran
kemudian dihadapkan pada realitas sosial yang ada menggugah hatinya
untuk aktif dalam Muhammadiyah. Karir Mas Mansur dalam Muhammadiyah
berjalan seperti tanpa hambatan, bermula dari Ketua Cabang
Muhammadiyah Surabaya, Konsul Wilayah Jawa Timur dan puncaknya
adalah sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.Salah satu pemikiran
Mas Mansur yang masih relevan dengan masa sekarang adalah 12 langkah
Muhammadiyah. Langkah ini dicetuskan Mas Mansur saat menjabat sebagai
5
Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah. Hal ini dilakukan sebagai jawaban
dan antisipasi terhadap kondisi Muhammadiyah dan juga bangsa Indonesia
yang masih berada dalam keterbelakangan.

Anda mungkin juga menyukai