Disusun oleh:
Kelompok 3 (XI MIPA 1)
1. Alam Nurrochim (01)
2. Ammar Bagus Dermawan (03)
3. Retno Kusumaningtyas (24)
4. Rizki Rahmadani (27)
5. Silviana Ninda Dahusman (31)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tokoh pemimpin Indonesia yang
berjudul "K.H. MAS MANSYUR" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang salah satu tokoh pemimpin Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Widodo selaku guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dan kepada semua pihak
yang sudah membantu dalam penulisan makalah ini dari awal hingga selesai. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Kami juga mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan baik yang disengaja maupun tidak. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan pendidikan Islam di Jawa ini tentu saja tidak luput dari
peran para tokoh dan pembaharu gerakan Islam di Indonseia seperti, KH. Ahmad
Dahlan, dan KH. Hasyim Asy’ari. Didukung pula dengan adanya perkumpulan-
perkumpulan beberapa organisasi Islam yang berkembang pada saat itu seperti,
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama’, Persatuan Umat Islam dan perkumpulan-
perkumpulan keagamaan lainnya.
K.H. Mas Mansyur adalah salah satu tokoh pembaharu Islam di Indonesia,
yang mana ia ingin sekali mencetak kader-kader generasi muda bangsa. Ketika ia
menempuh pendidikan di Mesir, keadaan negaranya sedang dijajah oleh Inggris dan
Turki, disinilah jiwa mudanya mulai bergetar karena menyaksikan dari dekat dan
kemudian timbullah nasionalisme Mesir. Ia sering mendengarkan tokoh-tokoh ulama
dari Mesir tiap kali menggembleng semangat bangsanya ataupun membaca buah
pikiran mereka yang dicantumkan dalam berbagai surat kabar dan majalah.
Timbullah dalam Pikirannya untuk membanding-bandingkan keadaan negara Mesir
dengan Tanah Airnya sendiri yang memang mempunyai nasib yang sama, masing-
masing merupakan tanah jajahan.
4
BAB II
BIOGRAFI
Lahir : 25 Juni 1896
Soerabaja, Hindia Belanda
Meninggal : 25 April 1946 (umur 49)
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Makam : Gipu, Surabaya
Kebangsaan : Indonesia
Suami/istri : Siti Zakijah Halimah
Orang tua : K. H. Mas Achmad Marzoeqi (Ayah) Raudhah (Ibu)
Alma mater : Universitas Al-Azhar
Penghargaan sipil : Pahlawan Nasional Indonesia
PENDIDIKAN
Nyantri pada Kyai Kholil Bangkalan
Pada tahun 1906, ketika Mas Mansur berusia sepuluh tahun, dia dikirim
oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan, Madura. Di sana,
dia mengkaji Al-Qur'an dan mendalami kitab Alfiyah ibnu Malik kepada Kiai
Khalil. Belum lama dia belajar di sana kurang lebih dua tahun, Kiai Khalil
meninggal dunia, sehingga Mas Mansur meninggalkan pesantren.
3
BAB III
AKSI TOKOH
Peran dalam kemerdekaan Indonesia
K.H Mas Mansyur selain aktif dalam berbagai organisasi politik, juga
aktif dalam masyarakat dan peduli terhadap hasib umat Islam di Nusantara.
Ranah perjuangannya kemudian bisa dibagi dalam tiga (cakupan, yakni
perjuangan dalam membangkitkan rasa kebangsaan. perubahan sosial
keagamaan dan dalam ranah Jurnalistik.
4
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
K.H. Mas Mansur dilahirkan pada penghujung abad ke XIX dalam
suasana
politik kolonial yang lebih persuasif. Secara genealogis ia masih
mempunyaihubungan darah dengan keluarga-keluarga keraton Sumenep,
Madura, dan Cirebon. Selain adanya hubungan darah para bangsawan
dalam darah Mas Mansur juga mengalir darah santri yang cukup disegani di
Surabaya dan sekitarnya.K.H. Mas Mansur adalah anak bangsa yang
mampu tampil mengibarkan bendera Islam dan Indonesia dari kemelut
kekolotan dan keterbelakangan akibat penjajahan dan tradisi yang melekat
pada rakyat Indonesia. Sejak kecil ia menempa dirinya dengan belajar ke
Pesantren dan ke luar negeri (Mekkah dan Mesir). Usahanya pun tidak sia-
sia, dalam usia yang relatif muda yakni 19 tahun ia pulang dari luar negeri
dengan membawa bekal ilmu yang luas dan dalam.