BAB I
PENDAHULUAN
merupakan suatu kekuatan yang sangat besar dalam usaha perlawanan terhadap
1
2
tentang pendidikan Islam, ordonasi guru, dan lain sebagainya. Hal ini
sebagai ajaran agama dan Islam sebagai ajaran politik harus dibedakan. Selama
umat Islam berpegang kepada Islam sebagai agama, mereka harus diberi
dengan jalan asosiasi. Dengan jalan asosiasi inilah persoalan mengenai Islam
akan dapat dipecahkan, dan pemahaman dalam aspek politik dan sosial yang
sedikit di antara mereka yang beranggapan bahwa agama Islam itu kolot, Islam
Pada masa yang bergelora seperti itulah K.H. Mas Mansur dilahirkan
dan tumbuh besar, dan dengan latar belakang keluarganya yang berasal dari
para ulama, Mas Mansur kecil tidaklah kesulitan untuk menuntut ilmu dalam
menjadikannya seorang tokoh besar. Mas Mansur adalah seorang tokoh Islam
depan. Sebagai seorang ulama dan politikus yang hidup dalam masa
penjajahan, baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang yang penuh
Kondisi Hindia Belanda yang tidak menentu pada masa penjajahan dan
diskriminasi yang begitu kental membuat Mas Mansur berfikir dan mengambil
Islam pada khususnya, hal ini terbukti dari aktifitas yang ia lakukan baik di
lain Sarekat Islam (SI), Muhammadiyah, Muktamar Alam al-Islam far‟u al-
Makalah ini akan mencoba untuk menyingkap sejarah hidup K.H. Mas
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana peran K.H. Mas Mansur dalam organisasi politik pada masa
C. Tujuan Penulisan
2. Memberikan sebuah wacana peran K.H. Mas Mansur dan perjuangan para
BAB II
K.H. Mas Mansur dilahirkan pada hari Kamis malam tanggal 25 Juni
bernama gang Kalimas Udik III.2 Ibunya bernama Raulah, seorang wanita kaya
Ayah Mas Mansur bernama K.H. Mas Ahmad Marzuki4, seorang pionir
Islam, ahli agama yang terkenal di Jawa Timur, ia berasal dari keturunan
K.H. Mas Ahmad Marzuki ayah Mas Mansur mempunyai lima orang
istri dengan istri pertama Raulah, ia dikaruniai 16 anak termasuk Mas Mansur. 6
Munir, Abdul Lathif, Muthi’ah, Mansur, Hamid, dan Syafi’i. Istri kedua
bernama Rahmah dikaruniai seorang anak bernama Maryam, istri yang ketiga
Ghalib, Mi’an, Anwar, Abdul Muaz, Muzannah, Manshuf, dan Munayyah, istri
6
7
kelima bernama Baniyah, dikaruniai tiga orang anak yakni Imluk Suflah, Ajib
dan Mujibah.
Surabaya pada 10 Januari 1930. Dari silsilahnya bisa dilacak bahwa ia berasal
Astatinggi.7 Jadi kalau diurut dari Mas Mansur, maka catatan silsilah tersebut
lengkapnya tersusun sebagai berikut, Mansur bin Ahmad Marzuki bin Abdul
Hamid bin Hasan bin Abdulah Mansur. Abdulah Mansur adalah putra Kiai
Dilihat dari garis keturunan ibu Mas Mansur berasal dari keturunan
bangsawan dan ulama, sedangkan kalau dilihat dari pihak ayah, Mas Mansur
berasal dari kalangan ulama yang terhormat dan terpandang. Keduanya berasal
dari keluarga muslim yang taat, sehingga tidak mustahil apabila Mas Mansur
menjadi ulama yang mempunyai ilmu yang luas dan berpandangan moderat.
wanita yang bernama Siti Zakiyah, puteri Haji Arief yang bertempat tinggal
tidak jauh dari tempat tinggal Mas Mansur. Dari pernikahannya itu, mereka
Siti Zakiyah, Mas Mansur juga menikah dengan seorang perempuan yang
hanya berumur dua tahun karena pada tahun 1939 Halimah meninggal dunia.12
8
Dahm, maka Mas Mansur termasuk tokoh dari generasi yang lahir pada fase
lahir pada akhir abad ke-19.13 Pada umumnya generasi fase ini pernah
Pendidikan pertama yang diterima Mas Mansur tentu saja dari ayahnya
di Pesantren Sawahan, tapi ada pula yang mengatakan bahwa dia dulunya juga
sudah pernah belajar di pesantren Sidoresmo, di sini Mas Mansur belajar ilmu
Nahwu (tata bahasa Arab), dan Sharaf (perubahan bentuk dan makna dari
bahasa Arab). Setelah memperoleh dasar-dasar ilmu agama dari ayahnya dan
dari Kiai Mas Thoha sebagai pengasuh pondok Sidoresmo, maka pada tahun
Madura.14 Pesantren ini dipimpin oleh Kiai Haji Kholil, seorang kiai yang
masyhur di seluruh Jawa dan Madura pada akhir abad 19 dan awal abad ke-20.
Meskipun Kiai ini tak memimpin sebuah tarekat, di Jawa ia dikenal sebagai
seorang wali yang piawai di bidang Nahwu dan Sastra Arab, Fiqh, serta
Pada tahun 1908, Mas Mansur pergi belajar ke Mekkah bersama dengan
K.H. Muhammad dan K.H. Hasbullah, dari sini tidak diperoleh keterangan
yang jelas kepada siapa dan di mana saja Mas Mansur belajar selama di
Mekkah. Namun saat itu di Mekkah ada seorang yang terkenal yang bernama
9
Syeikh Ahmad Khatib, ada kemungkinan Mas Mansur pernah berguru pada
Syeikh ini.15
dengan maksud agar orang-orang asing tidak ikut terlibat dalam sengketa
politik tersebut, maka penguasa Mekkah saat itu, Syarif Husein memerintahkan
kepada segenap orang asing untuk segera menyingkir atau meninggalkan kota
suci itu. Mas Mansur yang baru dua tahun mengecap pendidikan di Mekkah
terpaksa dihadapkan pada dua pilihan yakni: terus menuntut ilmu atau kembali
ke tanah air. Mas Mansur akhirnya memilih untuk terus menuntut ilmu.
mengetahui dan melihat secara langsung perguruan tinggi yang didirikan oleh
Dinasti Fatimiyah pada abad ke-10 Masehi dan yang termasyhur sebagai pusat
tinggal bersama para siswa lainnya yang berasal dari Melayu di ruang Ruaq Al-
Malayu, asrama mahasiswa Melayu.16 Selama jadi mahasiswa ini pula Mas
Mansur pernah bertemu dengan Syeikh Rasyid Ridha, seorang murid Syeikh
Muhammad Abduh.
10
Pada awal Agustus 1914 tatkala PD I pecah. Mas Mansur masih berada
dinyatakan sebagai protektorat Inggris raja Mesir saat itu Khedive Abbas Hilmi
II digantikan oleh Husein Kamil dengan gelar sultan oleh pemerintah Inggris.
terutama bagi rakyat jelata. Situasi demikian bukan mustahil bisa mengganggu
ketenangan belajar dan bahkan bisa pula mengancam keselamatan diri Mas
Mansur jika ia masih bertahan di Mesir. Karena alasan itu, kemudian pada
tahun 1915 ia meninggalkan Kairo menuju Mekkah dengan harapan bisa terus
melanjutkan pelajarannya, namun situasi di kota suci ini pun tidak jauh berbeda
dengan Kairo. Oleh karena merasa tidak betah lagi dengan situasi dan kondisi
yang serba kacau., maka Mas Mansur segera meninggalkan Tanah Hijaz dan
Bagaimana sosok, pribadi dan kepribadian Mas Mansur bisa diikuti dari
Hadikusuma melukiskan bahwa Mas Mansur berwajah hitam manis, mata bulat
cemerlang, kedua bibirnya tipis dan fasih berbicara. Perawakannya gemuk dan
keahlian silat yang amat cermat. Tak banyak orang mengetahui bahwa Mas
Satu hal yang paling mengesankan dari pribadi Mas Mansur adalah
11
sepanjang hayatnya dihabiskan untuk itu. Dari pagi sampai malam ia hanya
Hadikusuma.18
sarung pelikat berwarna gelap, baju jas tutup putih, sabuk berkantong dan peci.
Tidak seperti peci pada umumnya yang bersudut dua, peci milik Mas Mansur
bersudut tiga yang khusus dipesannya kepada seorang tukang peci di Surabaya,
Cara berpakaian Mas Mansur yang termasuk unik itu pernah juga
Cara berjalannya pelan dan mantap. Meski agak kecil, kepalanya berisi
benak yang besar penuh dengan ilmu. Ia ahli ilmu tafsir, tasawuf, kalam,
tidak cukup. Mas Mansur sendiri mengajukan A.R. Sutan Mansur sebagai
orang yang lebih pantas diajukan sebagai calon ketua Umum Muhammadiyah
karena Mas Mansur menganggap A.R. Sutan Mansur sebagai orang kuat,
bergaul. Tidak saja bersilaturahmi kepada keluarga dan para sahabatnya, tetapi
juga dengan berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak sependirian dan
itu, Mas Mansur memiliki rasa setia kawan tinggi, humoris, dan menyukai nasi
rawon dan nasi kebuli ala Donggala, serta nasi samin dan krengsengan. Ia pun
bersahabat baik dengan dr. Soetomo, tokoh Budi Utomo, meski secara teologis
mereka berbeda pendapat, kedua tokoh itu kerapkali terlibat diskusi mengenai
tinggi. Ia selalu hadir dalam sidang tepat pada waktunya. Meskipun jumlah
yang hadir hanya sedikit dari semestinya, ia tetap akan memulai persidangan
13
dan nilai organisasi. Buat apa dibangun kantor kalau ternyata orang lebih suka
Satu hal yang paling mengesankan dari pribadi Mas Mansur adalah
sepanjang hayatnya dihabiskan untuk itu. Dari pagi sampai malam ia hanya
BAB III
Hijaz dan Mesir, K.H. Mas Mansur menjumpai kota kelahirannya, Surabaya
revolusioner. Bung Karno yang sempat indekos beberapa lama di rumah HOS
sebagai kota pelabuhan yang sibuk dan ribut, lebih menyerupai kota New
(CSI) yang terkenal dengan aksiaksi radikalnya. Dalam suasana kota yang
marak seperti itulah K.H. Mas Mansur memilih CSI sebagai lahan
Surabaya bersama beberapa kiai muda, seperti K.H. Abdul Wahab Hasbullah
dan K.H. Ahmad Dahlan Ahyat. Kelompok diskusi ini bertujuan ingin
14
15
Pada tahun 1920, bersama Fakih Hasyim dan Haji Ali yang sepaham,
K.H. Mas Mansur membentuk Ihya ussunnah. Kelompok diskusi agama dan
dakwah yang dikoordinir sendiri oleh HOS Cokroaminoto. 11 Melalui forum ini
pergerakan yang menghadiri forum pengajian itu. Di sinilah Bung Karno dan
Surabaya.13 Dalam kesempatan itu K.H. Mas Mansur terpilih sebagai ketua
Pada tahun 1924 K.H. Mas Mansur bertemu lagi dengan K.H. Abdul
kelompok studi yang didirikan oleh Dr. Sutomo. Kelompok studi ini bertujuan
politik. Kagum akan kekompakan yang ada dalam kelompok studi ini, kedua
kiai muda yang pernah berselisih pendapat itu bersepakat untuk mengadakan
umat Islam.17 Namun hasil pertemuan itu bertolak belakang dengan rencana
semula. Hanya karena masalah khilafiyah, para pendukung kedua kiai muda itu
melancarkan politik “Rust en Orde” (aman dan tertib) yang begitu menekan
Muhammadiyah yang sempat menyebar ke luar Jawa. K.H. Mas Mansur yang
1927 ini kemudian menjadi proses seleksi bagi anggota dan pengurus
bertahan dalam pertemuan itu hingga larut malam itu ternyata tinggal 20 orang
17
daerah Jawa Timur dengan masa tugas selama tiga tahun. Penetapan ini
pembaharuan dalam gerakan yang selama ini phobia terhadap apa yang disebut
tersebut. Sebagian mengkritik partisipasi aktif K.H. Mas Mansur dan beberapa
tokoh lainnya dalam politik yang telah berada di luar garis dan bisa merusak
organisasi. K.H. Mas Mansur berusaha membela diri dari gelombang kritik dan
Muhammadiyah di dalam PII adalah atas nama pilihan pribadi mereka sendiri
18
pendidikan politik kepada umat yang enggan tahu tentang dunia politik.
bahwa tidak seorang pun pimpinan Muhammadiyah bisa ambil bagian aktif
Mas Mansur dalam politik, gelombang itu muncul lagi dari waktu ke waktu,
namun, bagai anjing menggonggong kafilah berlalu, K.H. Mas Mansur terus
saja aktif berjuang di bidang politik. 38 Bung Karno yang saat itu dalam
K.H. Mas Mansur selain aktif dalam berbagai organisasi politik, ia juga
aktif dalam dalam masyarakat dan peduli terhadap nasib umat Islam di
Taswirul Afkar dan Madrasah Nahdlatul Wathan. Dalam lembaga yang disebut
19
kalangan kaum muda Islam serta anak didiknya yang kelak akan meneruskan
kuatnya semangat cinta tanah air dan kebangsaan kaum santri itu. K.H. Mas
lagu dan merupakan lagu wajib bagi para murid sebelum memulai kegiatan
Hingga tahun 1940-an para santri pesantren Tebu Ireng Jombang, masih sering
beberapa kali dengan K.H. Ahmad Dahlan memberikan pengaruh yang besar
dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya. Metode yang dianjurkan K.H. Ahmad
menggunakan otak dan mata hati hingga tersingkap rahasia alam yang memang
20
dunia, maka dari itu kita harus tahu pula akan apa-apa yang terjadi di sekeliling
tempat kita hidup itu”, kata K.H. Ahmad Dahlan. 59 Pengaruh dari pemikiran
K.H. Ahmad Dahlan ini yang kemudian semakin mempertebal keyakinan dan
(1921)60, serta Jurnal Etude dan prietair, semua majalah itu membawakan suara
dengan perbaikan nasib umat dan bangsa. Bahasanya yang singkat padat dan
jurnalistik. Ia sempat menjadi redaktur dalam majalah Kawan Kita Yang Tulus
aktif pula menulis di berbagai media lain, seperti Hindia Timur, dan menjadi
BAB IV
awan-kawannya di Yogyakarta: “nah kini telah kita pegang sapu kawat dari
Jawa Timur”. Ungkapan itu memberi suatu pengertian bahwa K.H. Mas
Mansur adalah seorang tokoh yang selalu sukses dalam usaha pemurnian ajaran
Islam.4
dengan mantap. Hal ini terlihat dari jenjang yang dilewatinya yakni setelah
22
23
ketika K.H. Mas Mansur menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah pada
tahun 1937-1943.
Gubernemen.7
selanjutnya K.H. Mas Mansur selalu terpilih menjadi Ketua Pengurus Besar
Muhammadiyah sampai pada tahun 1943, ketika Mas Mansur menjadi salah
K.H. Mas Mansur sebagai orang yang terpilih menjadi Ketua Pengurus
sebagai direktur sekaligus sebagai ketua asrama. K.H. Mas Mansur juga
suatu pengorbanan yang sangat besar. Pengorbanan yang muncul dari orang
tinggal dan mendapatkan nafkah dari mana. Semuanya itu bukan menjadi
pada tahun 1927.14 Alasan yang ia kemukakan adalah keberadaan ulama dalam
kemapanan.25
berjalan dengan langkah yang benar dan pasti. Sebagai ketua Pengurus Besar
pedoman yang berisi 12 butir, sehingga kemudian terkenal dengan sebutan “12
langkah Muhammadiyah”.29
pengajian yang disampaikan oleh K.H. Mas Mansur kepada pengurus dan
Fatwa yang diberikan K.H. Mas Mansur saat itu kemudian dibahas dan
Kongres ke 27 di Malang. Dalam Kongres itu fatwa K.H. Mas Mansur yang
itu adalah:
Iman menurut bahasa Arab berarti percaya atau yakin. 32 Iman juga
berasal dari akar kata yang sama dengan perkataan “aman” yang berarti
27
dan dapat dipercaya. Secara istilah iman adalah keyakinan penuh yang
dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lisan dan diwujudkan dalam amal
perbuatan.
Jika hati sudah disinari oleh cahaya keimanan, maka terbebaslah ia dari
godaan. Mahmud Syaltut berpendapat bahwa Islam itu terdiri dari dua dahan
utama, yaitu aqidah dan syariah. Aqidah dalam al Quran diistilahkan dengan
iman dan syariah sebagai amal saleh. Aqidah mempunyai kedudukan yang
masa Rasulullah tidak dikenal begitu pula dengan eutanasia dan KB. Semua
itu merupakan contoh dari hasil ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pihak
agama, agama pasti akan menjadi ditinggalkan, karena tidak mampu untuk
menjawab segala tantangan yang ada tanpa batas ruang dan waktu. Manusia
pun sudah dibekali akal pikiran agar selalu dikembangkan untuk memahami
kemudahan.
addin (agama), ad-dunya (dunia), ibadah, sabilillah dan qiyas, yang sering
disebut dengan masalah lima, maka orang itu benar-benar telah memahami
kesatuan, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya karena antara
Budi pekerti sering disebut akhlak yang berasal dari bahasa Arab
khuluqun menjadi akhlaqun yang berarti budi pekerti, perangai atau tabiat. 38
sendiri. Mereka selalu berada dalam perjuangan dan tarikan antara kebaikan
cacat sendiri merupakan usaha yang sangat mulia dan dianjurkan oleh agam
untuk menjadikan diri menjadi makhluk yang sempurna. Usaha ini tidak
dirinya, akan tetapi mencari kelemahan orang lain itu merupakan pekerjaan
yang mudah.
kesucian diri hendaklah dimulai dari hati agar tidak membuat rencana untuk
30
perbuatan.40
cela-cela dan kesalahan orang lain, karena hal itu termasuk perbuatan
tercela.
5. Menguatkan Persatuan
Quran. Ukhuwah secara formal tidak akan terwujud, karena salah satu ciri
Oleh karena itu hendaklah seseorang menerima kemajemukan yang ada dan
itu sendiri. Salah satu contoh sikap sehat itu adalah menggunakan kelebihan
sedikit ada dua hal yang harus dihindari. Pertama, jangan memperolok-olok
31
orang lain, karena siapa tahu yang dicemooh itu justru lebih baik dari kita.
6. Menegakkan Keadilan
jujur.44
7. Melakukan Kebijaksanaan
kekuatan di dalam ilmu, amal atau ucapan atau didalam ketiganya. 46 Hikmah
luhur, karena hikmah adalah suatu anugerah Allah yang berupa kebaikan
yang sangat bernilai dan berharga. Allah telah menyatakan bahwa orang
yang telah diberi hikmah sebenarnya orang itu telah mendapat kebaikan
yang banyak.
agar rahasia yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran dan ayat-ayat kauniyah
32
1939 dengan nama Majelis Tanwir dan pada masa sekarang terkenal dengan
permasalahan yang timbul baik yang berasal dari luar dan dalam
akibat perubahan zaman. Oleh karena itu sidang tanwir harus lebih
c. Wakil Wilayah
sosial dengan rumah sakitnya, panti asuhan, bidang agama dengan bangunan
abad XXI ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat.
menghadapi kemajuan jaman. Oleh karena itu perlu adanya strategi bagi
Muhammadiyah untuk:
berfikir secara kritis dan dialogis sangat dibutuhkan untuk menggali ruh
dua orang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran untuksuatu urusan agar
disamping itu tingkat kecerdasan manusia berbeda dan mereka juga tidak
mengetahui kebenaran secara mutlak oleh karena itu agar kesalahan dapat
Ada tiga babakan waktu yang selalu ditempuh oleh suatu gerakan
yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, dengan
pedoman yang kuat. Masa sekarang adalah masa yang sedang kita hadapai
mawas diri, menjadikan masa lalu sebagai cermin untuk melangkah menuju
Saleh Said, K.H. Mas Mansur; Membuka dan Menutup Sejarahnya, aktifnya
dan bangsa, Islam untuk semua manusia. Oleh karena itu Islam tidak hanya
menjaga persamaan untuk beberapa masalah yakni dalam hal akidah. Islam
hal yang sangat penting adalah berbeda pendapat hendaknya jangan sampai
dan bangsa, Islam untuk semua manusia. Oleh karena itu Islam tidak hanya
36
menjaga persamaan untuk beberapa masalah yakni dalam hal akidah. Islam
hal yang sangat penting adalah berbeda pendapat hendaknya jangan sampai
garis kebijakan yang harus dilalui oleh setiap gerak dan amal usaha
merealisasikan dakwahnya.
37
BAB V
KESIMPULAN
K.H. Mas Mansur dilahirkan pada penghujung abad ke XIX dalam suasana
Cirebon. Selain adanya hubungan darah para bangsawan dalam darah Mas Mansur
juga mengalir darah santri yang cukup disegani di Surabaya dan sekitarnya.
K.H. Mas Mansur adalah anak bangsa yang mampu tampil mengibarkan
bendera Islam dan Indonesia dari kemelut kekolotan dan keterbelakangan akibat
penjajahan dan tradisi yang melekat pada rakyat Indonesia. Sejak kecil ia
menempa dirinya dengan belajar ke Pesantren dan ke luar negeri (Mekkah dan
Mesir). Usahanya pun tidak sia-sia, dalam usia yang relatif muda yakni 19 tahun
ia pulang dari luar negeri dengan membawa bekal ilmu yang luas dan dalam.
dalam bidang sosial keagamaan maupun politik. Dalam bidang keagamaan, Mas
Dalam dunia politik, Mas Mansur ikut membidani lahirnya Majelis Islam
A’la Indonesia (MIAI). Mas Mansur juga aktif menghimpun massa dengan
dan turut serta menjadi anggota MIAI. MIAI kemudian melebur dalam GAPI pada
37
38
tahun 1939. Selain MIAI Mas Mansur juga aktif pula dalam PII, sebuah organisasi
yang coraknya lebih berpolitik daripada MIAI, masuknya Mas Mansur dalam
dunia politik ini sebagai langkah pembaharu ulama yang sebelumnya seakan-akan
Bekal ilmu dari pesantren dan luar negeri ditambah dengan pengalaman
Kekaguman Mas Mansur pada Ahmad Dahlan atas keluhuran budi bahasanya,
keuletan dan kesabarannya dalam menafsirkan ayat Al Quran dengan melihat isi
teks yang ada dalam Al Quran kemudian dihadapkan pada realitas sosial yang ada
menggugah hatinya untuk aktif dalam Muhammadiyah. Karir Mas Mansur dalam
Salah satu pemikiran Mas Mansur yang masih relevan dengan masa
saat menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah. Hal ini dilakukan
sebagai jawaban dan antisipasi terhadap kondisi Muhammadiyah dan juga bangsa
DAFTAR PUSTAKA
39
Baru, 1970.
1952.
Amir Hamzah Wiryosukarto, ed, Kyai Haji Mas Mansur Kumpulan Karangan
A. Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di Indonesia dan Modern Islamic
Benda, Harry J, “The Crescent and the Rising Sun, Indonesian Islam under the
1999.
1994.92
1996.
2010.
Persatuan, 1986.
_______, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah, Jakarta: Mega Book Store, 1984.
1984.
Tama, 1971.
Saifudin Zuhri, Kyai Haji Abdul Wahab Hasbullah: Bapak dan Pendiri NU,
Saleh Said, Kiyai Mas Mansur, Membuka dan Menutup Sejarahnya, Surabaya:
Budi, [t.t.]
LP3ES, 1982.
Soebagijo I.N., K.H. Mas Mansur Pembaharu Islam di Indonesia, Jakarta: Gunung
Agung, 1982.
43
Abdul Salam, “Sejarah dan Dinamika Sosial Fiqih Reformis dan Fiqih
Husain Haikal, “Meniti Jejantas Nasionalis Islam dan Nasionalis Sekular (Sekilas