NIM : 837610096
Program studi : S1 PG-PAUD
Fokus Penelitian : Pengembangan Pembelajaran Mengenal Warna
Melalui Media Pasak Geometri Di TPA Nungky Day
Care Kelurahan Mojopanggung Kecamatan Giri
Kabupaten Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022
ii
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
iii
8. Semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu yang turut
membantu kelancaran proses penelitian anlisis pengembangan ini.
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Fokus Penelitian............................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4.Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1
kehidupannya, Preschool atau PAUD mengajarkan anak untuk mengikuti pola
kegiatan dan peraturan lain di luar rumah. Kelompok bermain anak usia dini,
ini sendiri ditujukan untuk anak usia 2-6 tahun. Memiliki tujuan untuk
membantu tumbuh kembang jasmani dan rohani anak sehingga lebih siap
memasuki pendidikan dasar. Hal ini juga didukung dengan pernyataan
UNESCO yang mengharuskan anak mengecap pendidikan pra-sekolah semata
bertujuan agar anak siap memasuki lingkungan sekolah.Lingkungan Kelompok
bermain anak usia dini sendiri tentu berbeda dengan lingkungan keluarga dan
lingkungan rumah. Misalnya saat berada di rumah, anak hanya bermain dan
berhadapan dengan kakak atau adiknya. Sedangkan di Kelompok bermain anak
usia dini, anak akan berhadapan dengan teman-teman dan orang lain yang
karakternya lebih beragam. Bahkan dalam sebuah penelitian membuktikan
bahwa anak-anak yang memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar,
akan lebih mudah beradaptasi. Sang anak pun bisa terhindar dari stres karena
harus menghadapi lingkungan sekolah, di mana nantinya dia akan bertemu
dengan banyak karakter baru.
Dengan mengikuti kegiatan pendidikan anak usia dini, ia akan melihat
dan berpikir bahwa ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan peraturan
baru. Pengalaman pernah mendapat pendidikan di PAUD akan membantu anak
lebih siap dalam menerima pelajaran formal di bangku pendidikan selanjutnya
atau Sekolah Dasar (SD). Hal ini yang menjadi salah satu penyebab UNESCO
merekomendasikan setiap anak mendapatkan pendidikan anak usia dini pada
usia pra sekolah. Anak yang sebelumnya mendapat pendidikan PAUD sering
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berkomunikasi saat di sekolah.
Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk belajar, bermain, hingga makan
bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya dengannya.
Usia Play Group berkisar antara usia 2-4 tahun. Pendidikan ini akan
dibatasi pada anak play group besar yang berusia 3-4 tahun. Pada usia ini, anak
memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda dengan orang dewasa. Usia
dini merupakan usia yang unik dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Masa
ini merupakan saat yang potensial untuk terus diberikan stimulasi, karena pada
2
masa ini tergolong pada masa golden age. Pada saat memasuki usia 3 tahun,
biasanya seorang anak akan semakin mandiri dan mulai mendekatkan diri pada
teman-teman sebayanya. Pada tahapan usia ini anak mulai menyadari tentang
apa yang dirasakan dan apa yang telah mampu dilakukan dan yang belum
usia 4 tahun, anak berada pada tahapan bermain asosiatif, dimana terjadi
interaksi dalam kelompok bermain walaupun masih sering terjadi konflik
menuju tahapan bermain kooperatif. Anak dapat mendengarkan dan merespon
terhadap anak lain dan sebagian besar dari mereka mulai mampu bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas kelompok.
Berhubungan dengan pengembangan program kelas berpusat pada anak,
Coughlin, dkk (2000: 26) menjelaskan ciri-ciri umum anak dalam rentang usia
3-4 tahun, diantaranya: (1) anak-anak pada usia tersebut menunjukkan perilaku
yang bersemangat, menawan dan sekaligus tampak kasar pada saat-saat
tertentu; (2) anak mulai berusaha memahami dunia disekeliling mereka,
walaupun mereka masih sulit untuk membedakan Antara khayalan dan
kenyataan; (3) pada suatu situasi tertentu anak tampak sangat menawan dan
dapat bekerja sama dengan teman dan orang lain, tetapi pada saat yang lain
mereka menjadi anak yang pengatur dan penuntut; (4) anak mampu
mengembangkan kemampuan berbahasa dengan cepat, mereka seringkali
terlihat berbicara sendiri dengan suara keras ketika mereka memecahkan
masalah atau menyelesaikan suatu kegiatan; (5) secara fisik, anakmemiliki
tenaga yang besar tetapi rentang konsentrasinya pendek sehingga cenderung
berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
3
Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perubahan sosial-budaya masyarakat yang semakin cepat, maka tuntutan
profesionalisme di dalam pelkasanaan tugas juga semakin menjadi tuntutan. Bagi
guru PAUD, profesionalisme utamanya dapat diukur dari sejauh mana
kemampuan mengaktualisasi kompetensi yang dipersyaratkan. Empat kompetensi
inti guru yang dijabarkan dalam kompetensi guru PAUD bermuara pada
pengaktualisasian profesionalisme. Dalam ruang lingkup tugasnya, guru dituntut
untuk memiliki sejumlah ketrampilan terkait dengan tugas yang dilaksanakan.
Implikasi bagi guru dimana guru harus memiliki ketrampilan-ketrampilan yang
cukup untuk mampu memilih topik, aktivitas, dan cara kerja dari berbagai
kemungkinan yang ada. Guru-guru juga harus mengembangkan strategi
pembelajaran yang tidak hanya menyamaikan informasi, melainkan juga
mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang
ditentukan sebagai anggota kelompok. Mereka juga harus menemukan
keseimbangan yang tepat antara tradisi dan modernitas, dan antar berbagai
gagasan dan sikap yang dibawa oleh anak kesekolah dan isi kurikulum. Jadi
dengan berkurangnya kelakuan pemisahan ruang kelas dengan dunia luar, maka
para guru juga perlu berusaha membaw aproses belajar keluar ruang kelas.
Pentingnya PAUD menuntut pendidik atau guru untuk menjadi
profesional. Slamet Suyanto mengatakan bahwa profesional berarti bekerja sesuai
prosedur, mengikuti etika profesi dan ilmu PAUD, serta tidak mengikuti
kesalahan (2005:11). Keharusan pendidik PAUD untuk masuk dalam golongan
pekerjaan yang profesional telah dicanangkan dalam UU no. 20 Tahun 2003.
Dalam UU tersebut disebutkan bahwa pendidik anak usia dini adalah profesional
yang bertugas merencanakan melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil
pembelajaran, serta melakukan pembimbingan pengasuhan dan perlindungan
kepada anak didik (Direktorat PAUD, TT:14). Pendidik anak usia dini selayaknya
masuk dalam standar yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kualifikasi
akademik guru yaitu memiliki ijazah D-II PGTK dari perguruan tinggi yang
terakreditasi atau ijazah minimal sekolah menengah atas sederajat dan memiliki
sertifikat/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditasi.
4
Guru profesinal dituntut untuk mampu menjadi figur yang digugu dan ditiru
oleh anak didiknya, karena itu ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi
sehingga seseorang dapat dikatakan sebagai guru yang profesional antara lain
adalah: belajar terus-menerus, mampu memahami karekteristik anak didiknya dari
berbagai segi, tanggung jawab, rendah hati, sabar, dan menguasai ketrampilan
dasar mengajar seperti: ketrampilan membuka dan menutup pembelajaran,
ketrampilan bertanya, ketrampilan memimpin diskusi, ketrampilan mengelola
kelas dan berbagai ketrampilan lainnya. Menjadi Guru pendidikan anak usia dini
(PAUD) tidaklah mudah, melainkan membutuhkan ketrampilan mendidik
khususnya untuk anak usia dini. Tidak hanya ketrampilan mengajar yang dituntut
dalam mendidik anak usia dini, melainkan seoarang pendidik PAUD harus
mampu memahami karakteristik dari setiap anak yang didiknya, kemampuan
memahami perkembangan setiap anak merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam memberikan pendidikan pada anak sejak usia dini. Kerena itu orang yang
dikatakan guru profesional dalam mendidik anak usia dini adalah, seseorang yang
mampu menguasai ketrampilan dasar mengajar dan memahami tingkat
perkembangan masing-masing anak yang dihadapinya.
Pendidik yang berkualitas akan menghasilkan sosok pendidik yang
memiliki kekuatan empat kompetensi dasar, yakni kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi pedagogis berkaitan dengan
penguasaan materi, kompetensi kepribadian menuntut seorang pendidik
mempunyai kepribadian yang baik, kompetensi profesional berhubungan dengan
penyelesaian tugas-tugas keguruan, dan kompetensi sosial berkaitan dengan
kemampuan pendidik dapat berinteraksi dengan baik dengan peserta didik.
Dengan keempat kompetensi diatas , diharapkan seorang guru PAUD mampu
menjalankan tugasnya secara profesional. Profesional guru sangat terkait dengan
mengaktualisasi kompetensi yang dipersyaratkan bagi setiap guru. Kompetensi
adalah spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh
seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, kompetensi yang dimiliki guru
akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan
terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan maupun profesional
dalam menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu Standar Kompetensi Guru dapat
5
diartikan sebagai suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, disepakati
dan ditetapkan bersama dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan sikap bagi
seoarang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten.
Kualitas sumber daya manusia yang kian hari samakin berkembang dan
menjadi fator utama dalam mengukur serta menggambarkan kemajuan sutau
bangsa oleh karena itu, setiap negara menempatkan pembangunan sumber daya
manusia sebagai isu, program dan strategi pembangunan utama. Berbagai
penelitian anak usia dini menunjukkan bahwa penyiapan sumber daya manusia
berkualitas harus diawali sejak usia dini, bahkan sejak masa konsepsi dalam
kandungan. Pemenuhan kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan anak secara
holistic integrative sangat menentukan kualitas kesehatan, kecerdasan, dan
kematangan sosial di tahap berikutnya. Layanan stimulasi holistik mencakup
layanan pendidikan, kesehatan, perawatan, pengasuhan, perlindungan, dan
kesejahteraan menjadi kebijakan pengembangan anak usia dini dengan melibatkan
pihak terkait baik pemerintah, organisasi kemasyarkatan, organisasi profesi, tokoh
masyarakat, dan orang tua.
Dalam layanan holiktic integrative salah satunya bertujuan untuk
memberikan layanan pendidikan anak usia dini yang mencakup 6 aspek
perkembangan PAUD, antara lain Perkembangan Bahasa, dalam pengembangan
bahasa anak usia dini harus menyatukan unsur-unsur seperti mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Kedua perkembangan kognitif, yaitu
berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual
yang lebih sederhana. Ketiga perkembangan fisik-motorik yaitu sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Keempat
perkembangan sosial-emosional mampu menjadi dasar pengenalan berbagai jenis
emosi dan cara menanggapinya. Kelima perkembangan seni yaitu, perkembangan
yang meningkatkan kemampuan kecerdasan visual parsial. Keenam
perkembangan nilai agama dan moral merupakan pondasi yang kokoh dan sangat
penting keberadaannya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di KB BUDI LUHUR
KALIGODO, maka peneliti berfokus pada Analisis Kompetensi dan
6
Profesionalisme Guru PAUD dalam Pengembangan anak usia 3-4 Tahun di
sekolah tersebut.
7
2. Bagi Anak
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan memotivasi anak untuk
belajar
b. Anak mendapatkan pengalaman belajar yang bervariasi, serta anak
lebih aktif dalam pembelajaran sehingga memudahkan anak untuk
memahami pembelajaran.
3. Bagi peneliti
a. Dapat mengetahui Kompetensi dan Profesionalisme Guru PAUD
dalam Pengembangan Anak Usia 3-4 Tahun di KB Budi Luhur
KALIGONDO Tahun Pembelajaran 2018/2019
4. Bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.
b. Meningkatkan citra dan mutu sekolah tersebut
c. Sebagai referensi mutu dan kualitas sekolah
d. Bahan pertimbangan atau rujukan untuk lembaga dalam merekrut
calon pendidik.
5. Bagi Orang Tua
a. Kepercayan orang tua lebih meningkat karena guru yang lebih
berkompeten serta profesional.
b. Mendapatkan hasil dari anak, yaitu berupa peningkatan berpikir
kreatif dalam perkembangan usianya.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
28 bagian ke satu dinyatkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sehat jasamani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Starndar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi
tersebut. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Mengacu
pada peraturan menteri pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 standar
kompetensi guru mencakup kompetensi inti dan dikembangkan menjadi
kompetensi guru pada masing-masing satuan pendidikan.
Jadi kompetensi apa yang harus dimiliki guru agar guru itu harus
profesional ? Dalam pasal 35 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia nomor
20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa standar
nasional Pendidikan yang terdiri dari standar isi, standar proses, standar
komptensi lulusan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala. Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mengisyaratkan bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Profesionalisme dalam pendidikan perlu dimaknai bahwa
guru haruslah orang yang memiliki insting sebagai pendidik, mengerti dan
memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara mendalam minimal satu
bidang keilmuan. Guru harus memiliki sikap integritas profesional. Kedudukan
guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru antara lain
sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi
inspirasi belajar bagi peserta didik. Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
10
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat
kompetensi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemhaman terhadap anak usia dini dan pengelolaan pembelajaran yang partisipatif
dan menyenangkan. Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi
pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasi berbagai
potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan guru itu
sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam
perilaku sehari-hari. Fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memeberikan
bimbingan dan suri tauladan, secara bersama-sama mengembangkan kreatifitas
dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik.
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik anak usia dini
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan anak usia dini, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali anak
usia dini, dan masyarakat sekitar (Standar kompetensi:173).
11
performance seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya.
Orang yang profesional biasanya melakukan pekerjaan secara otonom dan
mengabdikan dirinya pada kepuasan pengguna jasa dengan disertai rasa tanggung
jawab atas kemampuan profesionalnya itu. Sedangkan menurut Surya dalam
kunandar (2007:47) guru yang profesional akan tercermin dalam melaksanakan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan kehlian baik dalam materi maupun
metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam
melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru profesional hendaknya mampu
memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepeda peserta didik,
orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional
mempunyai tangung jawab pribadi , sosial, intelektual, moral, dan spiritual.
Tanggung jawab yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola
dirinya, mengendalikan dirinya, menghargai serta mengembangkan dirinya.
Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami
dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial serta
kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan
melalui penguasaan sebagai perangkat pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral
diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk yang beragama yang
perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral.
Menurut Hamzah B. Uno (2007:17) seorang guru sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar yang dapat yang dapat ditunjukkan oleh peserta didiknya.
Untuk itu, apabila seorang ingin menjadi guru yang profesional maka sudah
seharusnya ia dapat selalu meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan
praktis melalui jalur pendidikan berjenjang ataupun upgrading dan pelatihan.
Berpengaruhnya guru terhadap hasil yang didapatkan oleh peserta didik
menjadikan peran guru sangat dominan dalam proses pembelajaran. Peran yang
dominan ini seharusnya harus diikuti oleh kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Menurut Slameto (2003:97) dalam proses belajar dan mengajar, guru mempunyai
tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
12
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah salah satu dari berbagai kegiatan
kegiatan dalam sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses
perkembangan siswa. Dalam proses belajar-mengajar guru tidak terbatas sebagai
penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan
keseluruhan perkembangan kepribadian siswa, ia harus mampu menciptakan
proses belajar uang sedemekian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk
belajar secra aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan
tujuan.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan subtansi isi materi kurikulum/menu pembelajaran, dan subtansi
keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan
keilmuan sebagai PTK-PNF. Profesionalisme guru sangat terkait dengan
kemampuan mewujudkan atau mengaktualisasikan kompetensi yang
dipersyaratkan bagi setiap guru. Istilah profesional sendiri berasal dari kata
profession (pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan
(Ibid:105). Ia disebut profesional, jika ia mampu menguasai keahlian dan
ketrampilan teoritik dan praktis proses pembelajaran serta mengaplikasikannya
secara nyata (Kompetensi guru:99). Konsep, kriteria maupun standar dari suatu
pekerjaan atau jabatan profesioanl saatini menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Perkembangan ini terutama disebabkan karena semakin besarnya persaingan
dalam mendapatkan layanan yang lebih baik dalam upaya menuju terwujudnya
kemmapuan melaksanakan tugas secara profesional bagi setiap pendidik menjadi
faktor yang sangat menentukan untuk tercapainya kualitas pendidikan yang
dilaksankan. Terlebih lagi jika dicermati dari berbagai penelitian yang
menemukan bahawa performance dan karakteristik guru secara nyata
memberikan konstribusi yang signifikan bagi keberhasilan belajar siswa.
Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan masyarakat, termasuk
kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
kapabilitas untuk mampu bersaing baik dalam forum regional, nasional maupun
13
internasional. Pekerjaan guru adalah salah satu biadang pekerjaan yang terkait
langsung dengan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu bilamana masyarakat
semakin kritis mengamati dan menilai keberhasilan dan kegagalan tugas guru
adalah sesuatu yang lumrah. Secara rinci kemampuan profesional guru dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang sesuai
dan mendukung bidang keahlian/bidang studi yang diampu.
b. Memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi (TIK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang diampu.
c. Menguasai filosofi, metodologi, teknis dan fraksis penelitian dan
pengembangan ilmu yang sesuai dan mendukung bidang keahlian.
d. Mengembangkan diri dan kinerja profesioanlitasnya dengan melakukan
tindakan reflektif dan penggunaan TIK.
e. Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan pengabdian
kepada masyarakat.
14
murid untuk menguasai dan mengembangkan materi itu dengan
menggunakan kreativitasnya.
2. Tugas yang berhubungan dengan membantu murid mengatasi
masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang
kana berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya.
3. Guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa peranan
guru didalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta
mekanisme pengelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya
sebagai guru.
Secara konseptual dan umum, ruang lingkup kerja guru itu
mencakup aspek-aspek:
1. Kemampuan profesional
a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan
yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasarkeilmuan dari bahan
yang diajarkannya.
b. Peguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan.
c. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan, dan
pembelajaran.
2. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk meneyesuaikan diri
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru.
3. Kemampuan pribadi
a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya
sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta
unsur-unsurnya.
b. Pemahaman penghayatan dan penampilan nila-nilai seyogyanya
dianut oleh seorang guru.
15
1. Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus dikerjakan
sebagai guru.
2. Memahami mengapa ia harus melakukan pekerjaan itu.
3. Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenangan
profesinya dan menghormati profesi lain.
4. Mewujudkan pemahaman dan penghayatan itu dalam perbuatan
mendidik, mengajar dan melatih.
16
f. Menggunakan micro teachig unit dalam program pengalaman
lapangan
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan
6. Mengelola interkasi belajar mengajar
7. Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran
8. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling
a. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan konseling
b. Menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah
9. Menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pedidikan guna keperluan pengajara
Dengan menguasai materi yang disajikan tadi maka anda memiliki
pemahaman tentang ruang lingkup profesi keguruan yang merupakan kompetensi-
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
17
1. Kegiatan Pengembangan Kognitif
Perkembangan kognitif mengacu pada perkembangan anak dalam
berpikir dan kemampuan untuk memberikan alasan. Secara umum pengertian
pengembangan kognitif adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan dan
bahasa anak. Proses perkembanagan kognitif membuat anak mampu
mengingat, membayangkan bagaimana cara memecahkan soal, menyusun
strategi kreatif atau menghubungkan kalimat menjadi pembicaraan yang
bermakna. Bidang pengembangan kognitif pada Standar PAUD dibagi
menjadi sejumlah kompetensi dasar bagi anak sesuai rentang usia. Kognitif
adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada
waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara
bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada
di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam
menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget. Jean Piaget, yang
hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah seorang ahli biologi dan
psikologi berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang
merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif.
Teori ini dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut
pandang aliran struktural (structuralism) dan aliran konstruktif
(constructivism). Aliran struktural yang mewarnai teori Piaget dapat dilihat
dari pandangannya tentang inteligensi yang berkembang melalui serangkaian
tahap perkembangan yang ditandai oleh perkembangan kualitas struktur
kognitif. Aliran konstruktif terlihat dari pandangan Piaget yang menyatakan
bahwa,anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan
dunia di sekitarnya. Dalam hal ini, Piaget menyamakan anak dengan peneliti
yang selalu sibuk membangun teori-teorinya tentang dunia di sekitarnya,
melalui interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya. Hasil dari interaksi ini
adalah terbentuknya struktur kognitil, atau skemata (dalam bentuk tunggal
disebut skema) yang dimulai dari terbentuknya struktur berpikir secara logis,
18
kemudian berkembang menjadisuatu generalisasi kesimpulan umum).
19
anak akan memberikan dampak yang besar dalam pembentukan dirinya
sendiri. Usaha guru atau pendidik yaitu menumbuhkan serta mengembangkan
moral dan nilai-nilai agama kepada anak agar anak memiliki kecerdasan
moral dan spiritual.(Colles,2003) menyatakan jika anak mempunyai
kecerdasan moral maka anak akan menjadi baik, lembut hati, selalu
memikirkan oranglain, bijaksana, sopan, dan murah hati. Sedangkan jika
seorang anak memiliki kecerdasan spiritual anak akan berperilaku sesuai
ajaran agama, welas asih, tidak bersikap ego terhadap sesama, dapat
memeriksa diri sendiri dan juga mengkritik orang lain, selalu berempati, dan
lain sebagainya.
Berikut ini adalah menu pembelajaran Moral dan nilai agama yang
harus ada dalam proses pembelajaran pada anak, antara lain :
a. Membiasakan anak untuk mendengar lagu keagamaan (lagu anak yang
islami)
b. Membiasakan anak selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan. Misalnya makan
c. Mengajarkan kepada anak tata cara beribadah atau sholat dan kemudian
anak menirukan nya
d. Menceritakan kisah-kisah keagamaan di dalam ruangan
e. Mengajarkan kepada anak untuk selalu menyayangi kedua orang tua,
keluarga dan sesama
f. Mengenalkan nama tuhan, malaikat dan rosul
g. Membiasakan anak selalu mengucap salam, terimakasih dan mencium
tangan kedua orangtua
20
sosial. Hurlock mengungkapkan bahwa perkembangan sosial merupakan
kemampuan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial dan menjadi individu
yang mampu bermasyarakat. Untuk menjalani kehidupan bermasyarakat.
Untuk menjalani kehidupan bermasyarakat diperlukan 3 proses yaitu:
1. Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima di dalam
masyarakat
2. Belajar bagaimana memainkan peran sosial dalam bermasyarakat
3. Mengembangkan sikapa dan tingkah laku terhadap individu lain dan
aktivitas sosial bermasyrakat
Perkembangan sosial anak diperoleh dari kematangan dan kesempatan
belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak. Perkembangan sosial
yang optimal diperoleh dari respon sosial yang sehat dan kesempatan yang
diberikan kepada anak untuk mengembangkan konsep diri yang positif.
Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan minat dan sikapnya
terhadapa orang lain dan sebaliknya aktivitas yang terlalu banyak didominasi
oleh guru akan menghambat perkembangan sosial emosional anak.
21
Usia Kemampuan Motorik Kasar Kemampuan Motorik Halus
3-4 1. Naik turun tangga 1. Menggunakan crayon
tahun 2. Meloncat dengan 2 kaki 2. Menggunakan alat atau benda
3. Melempar bola 3. Menirukan bentuk atau gaya
orang lain
22
2. Pembiasaan makan-makanan sehat dan seimbang atau pemberian
makanan tambahan ssecara berkala (disesuaikan dengan kemampuan
lembaga)
3. Pembiasaan mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan
4. Pengenalan makan gizi seimbang dengan melibatkan orang tua dalam
menyiapkan bekal untuk anak sehari-hari
5. Memantau asupan makanan yang dibawa anak setiap harinya
termasuk jajanan yang dikomsumsi anak selama ada dalam Satuan
PAUD
6. Penyediaan alat P3K untuk penanganan pertama pada anak yang
mengalami luka
7. Mengotrol kondisi fisik anak secara sederhana
b. Memberi fasilitas kepada tenaga medis untuk melakukan deteksi dini
tumbuh kembang (DDTK)/ stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK), perbaikan gizi, seperti pemberian vitamin A,
pemberian imunisasi, pemeriksaan kesehatanmata, telinga, dan mulut
anak
c. berkoordinasi atau meminta bantuan kepada penilik/himpaudi/igtki/tokoh
masyrakat apabila memerlukan bantuan untuk peluasan jaringan
kemitraan, termasuk apabila memerlukan narasumber atau fasilitas
lainnya
2.1.3 Layanan Pengasuhan
Pengasuhan pada satuan PAUD dilakukan bekerjasama dengan orang tua
melalui program parenting. Program parenting diisi dengan kegiatan :
a. KPO (Kelompok Pertemuan Orangtua) seperti penyuluhan, diskusi,
simulasi, seminar tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,
pengenalan makanan lokal yang sehat, pembiasaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), penanggulangan kecacingan, penggunaan
garam beryodium, pencegahan penyakit menular, dan lain-lain
b. Konsultasi antara guru dan orang tua berkaitan dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak
23
c. Keterlibatan orangtua di dalam kelas misalnya membnatu menata
lingkungan main, membuat media pembelajaran, menjadi model
profesi sesuia dengan tema pembelajaran
d. Keterlibatan orang tua dalam menyediakan program makan bersama
secara bergilir sesuai rekomendasi ahli gizi tentang penyediaan menu
makanan dengan pemenuhan gizi
e. Keterlibatan orang tua diluar kelas misalnya menjadi panitia
kegiatan lapangan dan menyediakan PMT
f. Kegiatan bersama keluarga, kesepakatan antara pihak satuan dengan
orang tua untuk dapat dilakukan pada saat awal masuk satuan PAUD
yang dikuatkan dengan menandatangani surat pernyataan
kesanggupan melaksanakan pengasuhan bersama
Satuan PAUD memfasilitasi komunikasi dengan orang tua melalui buku
penghubung dan atau laporan. Buku penghubung merupakan alat
komunikasi antara guru dan orang tua tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak serta informasi lain berhubungan dengan kegiatan anak
dirumah dan disatuan, yang disampaikan setiap saat baik oleh guru maupun
orang tua jika ada peristiwa atau informasi. Sedangkan buku laporan
perkembangan anak merupakan hasil catatan perkembangan anak setelah
mengikuti kegiatan di satuan PAUD dalam kurun waktu tertentu, yang dapat
disampaikan setiap triwulan atau semester.
24
d. Mengenalkan kepada anak untuk dapat menolong dirinya apabila
mendapat perlakuan tidak nyaman
e. Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh disentuh dan
tidak boleh disentuh
f. Semua area di satuan PAUD berada dalam jangkauan pengawasan
guru
g. Semua anak mendapat perhatian yang sama sesuai dengan kebutuhan
dan kondisinya
h. Memastikan semua guru terbiasa ramah, menghormati, menyayangi,
serta peduli kepada semua anakdenganntidak mencap atau melabelkan
sesuatu kepada anak
i. Menumbuhkan situasi di area satuan PAUD penuh keramahan, santun,
dan saling menyayangi
j. Memastikan saat anak pulang sekolah dalam possi aman
k. Menangani dengan segera ketika anak mengalami kecelakaan yang
terjadi di lembaga PAUD
25
dan kemandirian anak
e. Membiasakan untuk memberi penghargaan kepada anak atas usaha yang
telah dilakukannya
Jika guru benar-benar kompeten, maka mutu pendidikan perlahan namun
pasti akan meningkat dan menuju kualitas yang diharapkan. Dalam arti mutu
lulusan pendidikan berkualitas dan mampu bersaing ditingkat regional maupun
internasional. Mutu lulusan, faktor terpenting ditentukan oleh mutu gurunya.
Selain guru harus berkompeten guru juga harus menjamin pemenuhan hak tumbuh
kembang anak usia dini, diperlukan upaya peningkatan kesehatan, gizi, perawatan,
pengasuhan, perlindungan, kesejahteraan, dan rangsangan pedidikan yang
dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan
berkesinambungan, satuan PAUD memiliki peranan yang sangat strategis dalam
upaya pemenuhan kebutuhan anak tersebut melalui kerjasama lintas sektor dengan
sektor-sektor terkait.
Pada PAUD mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan
secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap penegembangan
kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. PAUD
mengembangkan potensi anak secara komprehensif. Usia Play Group berkisar
antara usia 2-4 tahun. Pendidikan ini akan dibatasi pada anak play group besar
yang berusia 3-4 tahun. Pada usia ini, anak memiliki karakteristik perkembangan
yang berbeda dengan orang dewasa. Usia ini merupakan usia yang unik dan
memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Masa ini merupakan saat yang potensial untuk terus diberikan stimulasi,
karena pada masa ini tergolong pada masa golden age. Pada saat memasuki usia 3
tahun, biasanya seorang anak akan semakin mandiri dan mulai mendekatkan diri
pada teman-teman sebayanya. Pada tahapan usia ini anak mulai menyadari tentang
apa yang dirasakan dan apa yang telah mampu dilakukan dan yang belum mampu
dilakukan (Sujiono dalam Yuliani, 2009: 158). Selanjutnya di akhir usia 4 tahun,
anak berada pada tahapan bermain asosiatif, dimana terjadi interaksi dalam
kelompok bermain walaupun masih sering terjadi konflik menuju tahapan
bermain kooperatif. Anak dapat mendengarkan dan merespon terhadap anak lain
dan sebagian besar mereka mulai mampu bekerja sama dalam menyelesaikan
26
tugas kelompok. Berhubungan dengan pengembangan program kelas berpusat
padaanak, Coughlin, dkk (2000: 26) menjelaskan ciri-ciri umum anak dalam
rentang usia 3-4 tahun, diantaranya: (1) anak-anak pada usia tersebut
menunjukkan perilaku yang bersemangat, menawan dan sekaligus tampak kasar
pada saat-saat tertentu; (2) anak mulai berusaha memahami dunia disekeliling
mereka, walaupun mereka masih sulit untuk membedakan antara khayalan dan
kenyataan; (3) pada suatu situasi tertentu anak tampak sangat menawan dan dapat
bekerja sama dengan teman dan orang lain, tetapi pada saat yang lain mereka
menjadi anak yang pengatur dan penuntut; (4) anak mampu mengembangkan
kemampuan berbahasa dengan cepat, mereka seringkali terlihat berbicara sendiri
dengan suara keras ketika mereka memecahkan masalah atau menyelesaikan suatu
kegiatan; (5) secara fisik, anak memiliki tenaga yang besar tetapi rentang
konsentrasinya pendek sehingga cenderung berpindah dari satu kegiatan ke
kegiatan lain
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1
Data guru KB Budi Luhur KALIGONDO
No NAMA JENIS JABATAN
KELAMIN
1 Aan Noer Setiawan,S.Pdi L Kepala KB
Banyuwangi, 18-03-1984
2 Satiyah P Guru A4
Banyuwangi, 22-12-1966
3 Umi Khomidah P Guru A3
Banyuwangi, 08-05-1970
4 Herlina Eko Erani P Guru A2
Banyuwangi, 28-06-1980
5 Dini Wahyu Kartika P Guru A1
Banyuwangi, 03-05-1995
28
Jumlah keseluruhan anak dalam kelompok ini adalah 10 anak yang terdiri dari 3
anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Pada saat penelitian berlangsung,
pembelajaran menggunakan tema Binatang.
Tabel 3.2
Data Peserta Didik Kelompok A2 KB Budi Luhur Kaligondo
No Nama Lengkap Nama Jenis Usia
Panggilan Kelamin (Th)
(L/P)
1 Made Trisna Adi Made L 4 th
2 Muhammad Yusron Yusron L 3,5 th
3 Nihayatul Nafisa Nafisa P 4 th
4 Melisa Aulia Melisa P 4 th
5 Jelita Novi Ananda Jelita P 4 th
6 Fitroh Rizky Nur Fadhila Fitroh L 4 th
7 Asa Kurnia Husna Asa P 4 th
8 Nevin Meila Putri Nevin P 3,4 th
9 Queena Nur Asyru Putri Queena P 3,8 th
10 Tiara Putri Bilqis Tiara P 3,6 th
29
Tema : Binatang
Sub Tema : Ikan
JADWAL PENELITIAN
No Tanggal Kegiatan Penelitian Instrumen
Jenis Langkah Kegiatan Penelitian Yang
Kegiatan Digunakan
05-11-2018 Menguasai materi,
Membuat Format struktur, konsep
Observasi dan pola pikir
keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang
diampu
(kompetensi 12)
Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar
setiap bidang
pengembangan
06-11-2018 Observasi Melaksanakan (kompetensi 13)
Observasi Mengembangkan
materi
1. pembelajaran yang
diampu secara
kreatif (kompetensi
14)
Mengembangkan
keprofesionalan
secara
berkelanjuatan
dengan melakukan
tindakan reflektif
(kompetensi 15)
Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk
berkomunikasi dan
mengembangkan
30
diri (kompetensi
05-11-2018 Membuat format
wawancara guru dan
kepala sekolah
Wawancara Format wawancara
2. 06-11-2018 Melaksanakan dengan guru dan
wawancara dengan kepala sekolah
dengan guru
Melaksanakan
wawancara dengan
guru
31
- Kegiatan penelitian dan persiapan mengajar
- Instrumen penelitian yang diperlukan
- Waktu penelitian
3.4.2 Wawancara
32
Menurut Lexy J. Moleong pengertian wawancara adalah suatu percakapan
dengan tujuan-tujuan tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden
berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan
dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan
penelitian.
Berdasarkan teori diatas, wawancara merupakan percakapan antara dua
orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan
dari wawancara sendiri adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari
narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian
sejumlah pertanyaan dari pewawancar kepada narasumber.
Dilihat dari sisi pelaksanaannya, wawancara dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis. Berikut ini adalah jenis-jenis wawancara:
1. Wawancara Terpimpin
Ini adalah jenis wawancara dimana pewawancara sudah memiliki daftar
pertanyaan yang lengkap dan terinci untuk diajukan kepada narasumber.
2. Wawancara Bebas Terpimpin
Ini adalah jenis wawancara dimana pewawancara melakukan kombinasi
antara wawancara terpimpin dengan wawancara bebas, dimana pelaksanaannya
sesuai dengan pedoman mengenai topik yang dibahas.
3. Wawancara Bebas
Wawancara bebas adalah jenis wawancara dimana pewawancara bebas
memberikan pertanyaan kepada responden, namun harus tetap memperhatikan
kaitan antara pertanyaan dengan data yang diperlukan. Pada wawancara bebasa
terkadang pertanyaan menjadi tak terkendali jika tidak berhati-hati.
Pada kegiatan ini peneliti menggunakan wawancara bebas terpimpin
kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan kompetensi profesionalisme guru dalam pengembangan anak
usia dini secara langsung maupun tidak langsung. Adapun format untuk hasil
wawancara terlampir.
3.4.3 Dokumentasi
33
Menurut Nurhadi Magetsari dkk, pengertian dokumentasi adalah bahan
yang termasuk dalam jenis, bentuk, dan sifat apapun tempat informasi direkam,
rekaman yang ditulis atau dipahat, yang menyampaikan informasi berupa fakta.
Jika ditulur menurut teori diatas, dokumentasi adalah kumpulan dari
dokumen-dokumen yang dapat memberikan bukti atau keterangan yang
berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara
sistematis serta menyebarluaskan kepada pemakai informasi tersebut.
Dokumentasi yang digunakan sebagai bukti-bukti penelitian antara lain :
daftar nama peserta didik, daftar nama pendidik, video kegiatan pembelajaran,
foto kegiatan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Dokumen ini digunakan untuk melengkapi informasi dari penggunan metode
observasi dan wawancara. Untuk hasil-hasil dokumen terlampir.
34
BAB IV
ANALISIS DATA
Tabel 4.1
Tabulasi Data Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini
Wawancara dengan Wawancara
Observasi pendidik dengan kepala KB Dokumentasi
Pada saat kegiatan Dalam kegiatan yang Kebijakan saya
pembelajaran telah dilakukan pada hari sebagai kepala Foto kegiatan
dilakukan ini, dapat dilihat hasil sekolah tentang hasil (terlampir)
observasi. Setelah perkembangan anak belajar anak hari ini
kegiatan pada lembar penilaian sudah dapat RPPH
berlangsung pada hari ini yang meliputi berkembang dengan
(trelampir)
hasil format 6 aspek baik dan adapun yang
penilaian harian perkembangan, yaitu belum berkembang
secara keseluruhan, berkembang sesuai sesuai harapan kita Format
pada dengan harapan akan memperbaiki penilaian anak
pengembangan nilai pembelajaran (terlampir)
agama dan moral selanjutnya.
anak sudah
berkembang sesuai
harapan yaitu 78%.
Pada
pengembangan seni
69%. Pada
pengembangan
aspek bahasa 62%.
Pada
35
pengembangan
aspek fisik motorik
70%. Pada
pengembangan
aspek kognitif 78%.
Pada
pengembangan
aspek sosial
emosional 74%.
Guru menjelaskan Saya menggunakan Sesuai dengan Kegiatan inti,
dengan metode demonstasi, metode guru
menggunakan karena dengan pengembangan menjelaskan
metode metode tersebut perilaku dan tentang media
demonstrasi yaitu adalah cara kemampuan dasar pembelajaran
tentang kegiatan penyajian bahan anak usia dini, dan bagaimna
yang akan pelajaran dengan metode demonstrasi cara
dilaksanakan pada memperagakan atau sangat sesuai. penggunaanya,
hari itu, mempertujukkan Selain itu, memang mulai dari
menunjukkan kepada anak-anak banyak kelebihan membagikan
caranya, alat dan bagaimana proses, dalam penggunaan koran bekas,
bahan situasi, atau benda metode lalu
tertentu yang sedang demonstrasi. Saya melipatnya
dipelajari, baik menyarankan menjadi 2
sebenarnya maupun kepada pendidik di bagian dan
tiruan. Sering lembaga kami meremas koran
disertai dengan untuk lebih sering bekas tersebut
penjelasan lisan. menggunakan hingga
Selain itu dengan metode ini karena membentuknya
mneggunakan dengan menyerupai
metode demonstrasi menggunakan bentuk pada
sangat sesuai pada metode ini anak kue donat.
kegiatan pembeljaran lebih banyak belajar
yang saya lakukan menirukan dan
yaitu kegiatan cepat memahami
membuat bentuk,
salah satu kelebihan Foto kegiatan
dari metode anak
demonstrasi adalah (terlampir)
membantu anak-anak
untuk memahami
dengan jelas suatu RPPH
proses atau kinerja (terlampir)
suatu benda atau
peristiwa
36
menginstruksikan
langkah demi
langkah yang
anantinya
mengahasilkan suatu
perubahan
setelahanya anak
mencoba sendiri
Guru memberikan Anak pada dasarnya Kedekatan tema Guru
kegiatan kepada belajar dengan memnag sangat melanjutkan
anak untuk lingkungan mempengaruhi kegiatan
membuat bentuk terdekatnya terlebih minat belajar pada berikutnya
donat dahulu, untuk itu anak, semakin tema dengan
menggunakan saya membawakan itu dekat kehidupan membagikan
koran bekas media yang dekat anak, maka anak koran bekas
dengan anak akan semakin pada anak-
mengajak anak untuk tertarik dengan anak untuk
mengikuti arahan kegiatan dibentuk
yang saya berikan. pembelajaran atau donat, anak-
sebaliknya anak
Kegiatan membuat mengikuti
bentuk memang Oleh karena itu, arahan demi
jarang saya gunakan selaku pimpinan di arahan yang
pada kegiatan beljar lembaga ini saya diberikan oleh
anak, sehingga anak mengharapkan guru dan anak-
begitu antusias pendidik untuk anak terlihat
dalam mengikuti memilih dan begitu antusias
kegiatan mempergunakan pada kegiatan
pembelajaran, karena media yang dekat membuat
hal ini masih terlalu dengan kehidupan donat
awam untuk mereka anak-anak
Foto kegiatan
(terlampir)
RPPH
(terlampir)
Guru Saya selalu berusaha Penggunaan bahasa Kegiatan inti,
mempergunakan agar anak dapat Indonesia kami guru
bahasa ibu untuk memahami maksud fokuskan dalam menggunakan
meningkatkan dan tujuan dari kegiatan belajar bahasa jawa
pemahaman pada kegiatan yang mengajar pada dan bahasa
anak terhadap dilakukan. lembaga kami Indonesia saat
cara sebab bahasa mengajar
menggunakan Oleh karena itu saya Indonesia
media yang masih sering merupakana bahasa Foto kegiatan
disediakan menggunakan bahasa persatuan (terlampir)
ibu yang keseharian
di lingkungan anak- Namun bahasa ibu RPPH
37
anak menggunakan tetap kami gunakan (terlampir)
bahasa tersebut agar memudahkan
sebagai alat anak dalam
komunikasi memahami tujuan
kegitan yang
pendidik berikan,
karena bahasa ibu
merupakan bahasa
keseharian anak
dalam lingkungan
rumah
4.2 Tabulasi Data Kompetensi Profesionalisme
Tabel 4.2
Tabulasi Data Kemampuan Guru Mengembangkan Kompetensi Profesioanalisme
38
sains pada kegiatan RPPH gambar pelangi
hari ini 2. Dalam mengembangkan
3 Pada kegiatan hari ini konsep dasar sains
saya menanyakan kabar kebijakan saya dalam
pada anak-anak, kemudian pengembangan sains yaitu
anak-anak merespon dengan sekolah
jawaban saya dan saya memfasilitasi semua
menanyakan kegiatan apa kegiatan yang sesuai
saja yang sudah dilakukan dengan STTPA yang kita
sampai berangkat ke kembangkan melalui
sekolah merupakan aspek RPPH, untuk
pengembangan bahasa, pengembangan sains
anak-anak dapat maju contohnya dalam aspek
kedepan kelas sesuai dengan bahasa anak mengamati
arahan guru merupakan perubahan cuaca dan
pengembangan sosial- bertanya kepada guru
emosional, kemudian pada tentang perubahan cuaca
pengembangan seni anak saat itu
dapat menyanyikan lagu 3.Dalam mengembangkan
sesuai dengan arahan dari konsep dasar bahasa
saya, pada pengembangan kebijakan yang saya
kognitif anak dapat lakukan terhadap
menjawab pertanyaan sesuai pengembangan bahasa
dengan yang pertanyaan menstimulus setiap anak,
yang saya ajukan dengan karena masing-masing
menjawab warna dari ikan anak mengalami
serta tempat tinggal dari perkembangan bahasa
ikan, saat istirahat saya yang berbeda sesuai
mengajak anak-anak untuk dengan pengalaman
mencuci tangan kegiatan itu maupun tingkat
merupakan pengembangan kematangan biologis anak
agar anak terbiasa hidup 4.Dalam pengembangan
sehat yang merupakan konsep dasar pengetahuan
bagian dari pengembangan sosial kebijakan saya
fisik-motorik, pada mengenalkan anak pada
pengembangan nilai agama lingkungan sosialnya,
dan moral adalah ketika dirinya. Dengan cara
saya menunjukkan media memahami diri dan
yang berupa ikan dan saya lingkungan serta
menanyakan dari mana menempatkan diri sesuai
makanan tersebut berasal dengan situasi dan kondisi
serta siapa yang yang anak-anak hadapi
menciptakannya. 5. Dalam mengembangkan
konsep dasar agama
4. Kegiatan pengembangan kebijakan tentang konsep
sosial-emosional pada agama kami tanamkan
hari ini saya melihat anak melalui pembiasaan-
didik saya yang dapat pembiasaan disekolah
meminjamkan alat tulis dengan cara berdo’a
pada temannya serta mau sebelum dan sesudah
berbagi makanan pada melakukan kegiatan, saling
temannya, pada aspek menegur sapa ketika
pengembangan bahasa bertemu guru maupun
anak-anak terlihat teman, dan praktek
antusias ketika mejawab beriabadah setiap hari
pertanyaan dari saya, jum’at.
ketika akan istirahat saya 6. Dalam mengembangkan
39
mengajak anak-anak konsep dasar seni
untuk berdo’a sebelum kebijakan kami dalam
makan bersama-sama konsep seni adalah dengan
merupakan merancang kegiatan-
pengembangan nilai kegiatan seni yang bersifat
agama dan moral, bermain dengan meniru
kegiatan circle time para pendidik, seperti
sebelum masuk kelas membuat bentuk
dengan diikuti gerakan- menggunakan bahan alam
gerakan motorik kasar 7. Dalam pengembangan
merupakan konsep dasar pendidikan
pengembangan fisik- jasmani pada anak didik
motorik karena melatih kebijakan mengenai
anak untuk tertib dan taat konsep pendidikan jasmani
pada aturan sekolah, kami kembangkan dalam
anak-anak mewarnai kegiatan harian pendidik
gambar ikan merupakan memimpin senam di pagi
pengembangan dari aspek hari sebelum memulai
seni karena melatih anak- kegiatan, serta pada hari
anak untuk sabar, pada sabtu untuk melakukan
pengembangan kognitif kegiatan seperti jalan
saya memerintahkan sehat, bekerja bakti
anak-anak untuk duduk 8. Dalam mengembangkan
dimasing-masing bangku konsep dasar kesehatan
yang sudah dipilih oleh dan gizi pada anak didik
anak pada awal kegiatan. kebijakan konsep
kesehatan dan gizi pada
5. pada pengembangan- sekolah kami yaitu dengan
pengembangan yang tadi mengecek tumbuh
sudah saya paparkan kembang anak didik kami
tentang kegiatan anak setiap 6 bulan sekali,
berdo’a, itu merupakan melakukan makan sehat 1
pengembangan nilai bulan sekali, serta
agama dan moral serta imunisasi dan pemeberian
pembiasaan, pada vitamin dengan pihak
pengembangan kognitif terkait melalui puskesmas
menanyakan tentang asal, diterukan ke lembaga
warna serta siapa pencipta kami.
dari ikan sebagai sumber 9. Dalam penggunaan
media yang saya bawa, berbagai alat permainan
pada pengembangan dalam mengembangkan
sosial-emosional anak beberapa aspek
dapat berbagi , anak dapat
pengembangan kebijakan
mengerti 2-3 perintah
yang saya arahkan seperti kami dalam penggunaan
berdo’a dulu lalu cuci alat permainan yang
tangan di luar kelas bersifat edukatif guna
merupakan merangsang dan
pengembangan bahasa, menstimulasi kecerdasan
pada lagu pengantar anak
sebelum pembelajaran 10. Anak didik kami
dimulai terdapat lagu senang memainkan alat
adikku sayang merupakan permainan yang berada
pengembangan seni, pada diluar kelas karena mereka
pengembangan fisik- dapat mengekplorasi serta
motorik anak dapat dapat menggerakkan
berdo’a dengan sikap motorik mereka
yang baik dan benar. 6.
40
Dalam pengembangan
konsep dasar seni saya
mengajak saya
membentuk lingkaran
menggunakan jari jemari
merupakan
pengembangan kognitif,
anak bertanya tentang
makanan yang saya bawa
merupakan
pengembangan bahasa,
kemudian melatih anak-
anak untuk teliti dan sabar
ketika mewarnai gambar
donat merupakan
pengembangan sosial-
emosional, menggerakkan
tangan ketika mewarnai
dan menulis untuk melatih
motorik halus anak
merupakan
pengembangan fisik-
motorik, bernyanyi rukun
islam merupakan
pengembangan nilai
agama dan moral
7. Pada prinsipnya
pembelajaran pada anak
usia dini adalah bermain
sambil belajar dapat
41
dilaksnakan dengan
gembira dan santai, pada
kegiatan-kegiatan yang
sudah saya jelaskan tadi
dan anda lihat sendiri
kondisinya saya
mengembangkan motorik
halus anak pada kegiatan
kognitif, seni, bahasa,
nilai agama dan moral
serta sosial-emosional,
pada kegiatan fisik
motorik berbaris, karena
menggerakkan sebagian
besar otot-otot pada
pergerakan motorik kasar.
42
membutuhkan kerja keras
dalam menyusunnya
menjadi sebuah bangunan
yang diinginkan.
43
menempel serta
melakukan gerakan-
gerakan seperti
mengangkat kedua
tangan, menggoyangkan
tangan merupakan
pengembangan motorik
kasar dan halus.
3. Tujuan dari setiap bidng
pengembangan yang saya
kembangkan pada hari ini
untuk aspek nilai agama
dan moral jelas untuk
melatih pembiasaan pada
anak sedini mungkin
untuk bersikap religius
serta meengenal pencipta,
pada pengembangan
sosial-emosional untuk
hari ini untuk melatih
anak bersabar dalam
menunggu giliran dalam
berbaris, pada kegiatan
fisik-motorik melatih
keseimbangan koordinasi
antara mata dan tangan
serta melatih motorik
halus anak, pada
pengembangan kognitif
adalah melatih
matematika anak dalam
berhitung untuk
perkembangan
kecerdasan logika anak,
pada pengembangan
bahasa saya melatih
anak-anak untuk menulis
dan pada pengembangan
seni adalah anak
menyanyi.
44
perkembangan maka nanti kami, sedangkan
Berdasarkan akan mempengaruhi media dalam proses
hasil perkembangan anak pembelajaran dapat
pengumpulan tersebut dikemudian hari mempertinggi proses
data kompetensi 2. Teknik saya dalam belajar siswa dalam
14 Bu Ita hanya mengolah materi pembelajaran yang
terpenuhi pembelajaran adalah pada gilirannya
sebagian dengan dengan melakukan diharapkan dapat
persentase 75% kegiatan yang beragam memepertinggi hasil
dengan menyiapkan media atau belajar yang dicapai
perolehan skor 3 sumber belajar yang oleh anak
menarik bagi anak, 2. Kami memepersiapkan
mengajak anak untuk pendidik untuk
berperan aktif dalam memberikan
pembelajaran, mengajak pengalaman belajar
anak untuk bersosialisasi yang beragam dengan
dengan teman-temannya. menggunakan media
atau sumber belajar
yang menarik bagi
anak, sehingga anak
dapat berperan aktif
dan keadaan kelas
kondusif dalam
kegiatan belajar
mengajar
Mengembangkan 1. Guru belum pernah 1. Memang refeleksi itu Format
keprofesional melakukan refleksi sangat penting bagi pengumpulan data
secara 2. Guru belum pernah perkembangan anak, kompetensi
berkelanjutan membuat PTK tertulis, namun sampai saat ini di profesional 15
dengan tapi kalau melakukan lembaga saya belum ada (terlampir)
melakukan perbaikan pembelajaran yang melakukan refleksi
tindakan ketika tujuan 2. Tidak pernah melakukan Format wawancara
reflektif. perkembangan belum Tindakan Penelitian (terlampir)
tercapai, saya lakukan Kelas
Berdasarkan perbaikan pembelajaran 3. Dalam lembaga kami,
hasil 3. Menurut saya belajar saya tidak membatasi
pengumpulan sepanjang jaman adalah pada para pendidik
data kompetensi belajar itu tidak hanya saat untuk belajar kepada
15 Bu Lina tidak kita berada dalam bangku siapapun, dengan apapun
terpenuhi dengan sekolah saja, tidak hanya dan dengan cara
persentase 25% saat kita mengenyam bagaimanapun. Karena
dengan pendidikan formal saja, melalui belajar ilmu
perolehan skor 2 namun setelah luluspun akan bertambah dengan
tetap harus belajar karena bertambahnya ilmu
pengetahuan dapat maka wawasan akan
diperoleh dari mana saja semakin luas sehingga
selama kita mau belajar memudahkan pendidik
memperolehnya. Karena dalam mengembangkan
dengan belajar secara kegiatan dalam setiap
terus menerus tidak akan aspek pengembangan
ketinggalan zaman, serta anak didik
akan tetap dapat mengejar
ketertinggalan dengan
belajar dan dapat
memperbarui pengetahuan
melalui sumber-sumber
bacaan sebagai referensi
45
Memanfaatkan 1. Menurut saya teknologi 1. Teknologi informasi Format
teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi, tentu pengumpulan data
informasi dan sangat penting bagi sangat penting apalagi kompetensi
komunikasi keperluan komunikasi dalam perkembangan profesional 16
untuk apalagi dizaman yang jaman seperti saat ini (terlampir)
berkomunikasi serba instant serta modern pengetahuan sudah
dan seperti saat ini, kita selalu banyak yang Format wawancara
mengembangkan dituntut untuk lebih cepat bersumber dari (terlampir)
diri dalam menerima informasi teknologi. Saya sangat
serta mempermudah dan menyarankan pendidik
Berdasarkan memperluas akses pada TK ini untuk
hasil pembelajaran. terus belajar tentang
pengumpulan 2. Pentingnya teknologi teknologi
data kompetensi informasi dan komunikasi 2. Untuk pengembangan
16 Bu Lina untuk pengembangan diri diri Teknologi pada
terpenuhi apalagi sekarang kan saat ini memang sangat
seluruhnya setiap guru wajib memiliki berperan dalam
dengan email untuk dicantumkan kehidupan sehari-hari
persentase 100% pada data pokok PAUD, karena sebagian besar
dengan serta untuk informasi yang kita
perolehan skor 4 berkomunikasi, karena peroleh melalui media
semua pesan pun sekarang teknologi yang
tidak perlu repot menulis semakin hari semakin
dalam surat cukup berkembang
mengetik lewat internet
maupun aplikasi yang
terpasang pada handphone
andoid sudah dapat
terkirim dan terbaca
secara cepat dan akurat
46
Elizabeth Hagen (1961) menjelaskan bahwa evaluasi berhubungan dengan
pengukuran. Dalam beberapa hal evaluasi lebih luas, karena evaluasi juga
termasuk penilaian formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik.
Evaluasi juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang
diharapkan. Dengan demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang
kokoh untuk melakukan penilaian. Sedangkan menurut Arikunto (1990) penilaian
lebih menekankan kepada proses pembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran
baik-buruk yang bersifat kuantitatif. Sedangkan pengukuran menekankan proses
penetuan kualitas sesuatu yang dibandingkan dengan ukuran satuan tertentu.
Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan
belajar anak, pada PAUD penilaian kegiatan belajar dilakukan dengan
menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian otentik sendiri merupakan
penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan fakta yang
sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan,
menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai
oleh anak selama kurun waktu tertentu. Penilaian pada PAUD menjadi bagian
yang sangat penting, karena dalam penilaian dilakukan untuk melihat capaian
hasil belajar anak yang berdampak pada kemajuan perkembangannya.
Kemampuan mengobservasi perilaku anak saat melakukan kegiatan bermain yang
bermakna dan penguasaan tahap perkembangan anak harusnya menjadi
kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru PAUD. Pengamatan yang seksama
saat anak bermain memberikan banyak informasi untuk kegiatan penilaian.
Penilaian dan pelaporan pada anak usia dini merupakan bagian penting
dalam rangkaian pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang utamanya berpusat
pada bagaimana memahami dan mengetahui perkembangan yang dicapai anak
setelah mendapatkan rangsangan pembelajaran. Penilaian pada pendidikan anak
usia dini bersifat proses sehingga tidak hanya dilaksanakan satu atau dua kali pada
waktu tertentu saja tetapi secara berkesinambungan dan terus-menerus. Penilaian
perkembangan dalam pendidikan anak usia dini bukan hal yang sederhana karena
banyak faktor yang perlu diperhatikan pada saat pengumpulan fakta,
analisaterhadap perilaku anak sat bermain, dan analisa hasil karya anak.
47
Berdasarkan kajian teori dan paparan hasil observasi serta wawancara
yang peneliti lakukan pada tanggal 6 Oktober 2018 di KB Budi Luhur Kaligondo
dapat dilihat melalui pengembangan nilai agama dan moral dengan anak dapat
melakukan berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan sangat baik
dengan prosentase 78%, memberi salam dan menjawab salam, melafalkan surat-
surat pendek seperti surat al-ikhlas, surat an-nas, dan ayat kursi serta do’a harian.
Di awal pembelajaran guru membuka pembelajaran guru melakukan
proses tanya jawab seputar tema dan kegiatan yang akan dilakukan juga
berkembang sesuai harapan pada pengembangan bahasa dilakukan dengan
mengenal lambang huruf dengan tuntuan guru berkembang sesuai harapan dengan
perolehan prosentase 62%, dilanjutkan dengan guru mengajak anak-anak untuk
membilang angka 1-10 bersama-sama dengan diiringi nyanyian angka merupakan
pengembangan kognitif dan seni.
Kemudian mewarnai gambar ikan merupakan pengembangan fisik
motorikdan seni sudah berkembang sesuai dengan harapan dengan perolehan
prosentase 70%, pada saat mewarnai terlihat beberapa anak yang tidak membawa
pewarna kemudian guru memerintah anak untuk meminjamkan pewarnanya pada
temannya merupakan pengembangan sosial emosional sudah berkembang sesuai
dengan harapan dengan perolehan prosentase 74% . Sebelum masuk di dalam
kelas anak-anak melakukan kegiatan circle time dengan menyanyi lagu-lagu
angka merupakan pengembangan seni dengan perolehan prosentase 69%.
Berdasarkan uraian di atas, Hasil analisa kritis tentang hasil belajar anak
yang mengembangkan enam aspek perkembangan yang meliputi nilai agama dan
moral, kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motorik, dan seni secara
keseluruhan sudah berkembang sesuai harapan yaitu 69%. Adapun hasil belajar
anak dapat dilihat pada format penilaian harian anak yang terlampir.
48
mencapai tujuan pembelajaran. Yaitu suatu cara yang dipilih oleh pendidik untuk
mengoptimalkan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pebelajaran yang diharapkan.
Metode merupakan hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran karena
metode menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Di samping itu juga
metode merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran agar dapat tercapai.
Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran yang dapat digunakan di Kelompok Bermain
antara lain yaitu metode bercerita, metode bercakap-cakap, metode tanya jawab,
metode unjuk kerja, metode karyawisata, metode demonstrasi, metode
sosiodrama, dan pemberian tugas.
Berdasarkan hasil penelitian guru menggunakan metode tanya jawab,
demonstrasi, unjuk kerja dan pemberian tugas. Adapun pengertian dari metode
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: (1). Metode tanya jawab:
Moedjiono dan Dimyati (1991/1992:41) mengungkapkan bahwa metode tanya
jawab dapat pula diartikan sebagai format interaksi antara guru-siswa melalui
kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan dari
siswa, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan guru pada diri siswa. (2).
Metode Demonstrasi: menurut Darajat (1995: 296) metode demonstrasi adalah
metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak
didik. (3) Metode unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu, menurut Puskur
(2002) penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang didasarkan hasil
pengamatan terhadap kegiatan siswa, penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja,
perilaku atau interaksi siswa .(4) Metode pemberian tugas: Menurut Zakiah
Daradjat, metode pemberian tugas/ penugasan/ resitasi, adalah cara dalam proses
pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya,
kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
Berdasarkan uraian di atas mengenai beberapa metode pembelajaran dapat
peneliti lihat di awal kegiatan guru menyampaikan materi pada anak-anak
mengenai tema dan kegiatan yang akan dilakukan dengan mengunakan metode
49
tanya jawab, kemudian pada kegiatan inti guru menjelaskan mekanisme
penggunaan media dengan cara mendemonstrasikan bagaimana cara mengunakan
median pewarna yang baik dan benar sesuai dengan arahan guru melalui metode
demonstrasi, dengan metode ini anak-anak dapat dengan jelas mengerti perintah
guru karena guru juga menunjukkan bagaimana cara membuatnya dan anak-anak
mengikuti langkah-langkah yang diberikan oleh guru. Kemudian saat anak-anak
menyanyi merupakan penggunaan metode unjuk kerja. Pada kegiatan berikutnya
saat mewarnai gambar ikan guru menggunakan metode pemberian tugas.
Berdasarkan kajian teori, paparan hasil observasi serta wawancara, metode
yang digunakan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan perkembangan
anak, metode yang digunakan juga dapat difahami oleh anak-anak. Guru dapat
menyampaikan materi dengan baik, dan metode sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
50
kemudian guru mengembalikan perhatian anak dengan mengajak mereka tepuk
Hu. Di kegiatan inti anak-anak terlihat begitu antusias dalam melakukan kegiatan
mewarnai gambar ikan, sehingga banyak yang memperhatikan media yang dibawa
oleh guru.
Berdasarkan kajian teori, paparan hasil observasi serta wawancara dapat
diuraikan bahwa minat belajar siswa pada kegiatan pembelajaran sudah
berkembang sesuai dengan harapan, adapun format penilaian harian anak
terlampir.
51
perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya pada pasal 4, dikemukakan bahwa
kedudukan guru sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 2, berfungsi
meningkatkan martabatdan peran guru, sebagai agen pembelajaran berfungsi
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Menurut Surya dalam Kunandar (2007:47) guru yang profesional akan
tercermin dalam melaksakan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru
profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab
sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan
agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial,
intelektual, moral, dan spritual. Tanggung jawab yang mandiri yang mampu
memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, menghargai serta
mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi
guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung
jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan sebagai perangkat pengertahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung
jawab spritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai mahluk
yang beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma
agama dan moral.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 16 Tahun 2007 standar kompetensi guru PAUD/TK/RA menyebutkan
tentang kompetensi profesional sebagai berikut yakni: (1) Menguasai materi,
struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu, (2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (3) Mengembangakan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) Mengembangakan keprfesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan (5) Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan
diri.
52
Berdasarkan kajian teori diatas, paparan hasil observasi serta hasil
wawancara hasil penelitian kompetensi profesionalisme Bu Herlina Eko Erani
dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Analisa kritis tentang kompetensi 12
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
53
Menurut Hamalik (2004) guru adalah jabatan profesional yang memerlukan
berbagai keahlian khusus. Sementara Uno (2008) berpendapat bahwa guru
merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai seorang guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di
luar bidang pendidikan.
Jika dilihat dari kajian teori tersebut dan berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh ibu Lina, sesuai dengan hasil format kompetensi 13, sudah bisa
dikatakan terpenuhi seluruhnya. Terbukti dengan perolehan skor 83% yaitu
dengan perolehan skor 4, Guru menjelaskan perkembangan anak untuk setiap
bidang pengembangan.
Namun adapula indikator yang masih terpenuhi sebagian yaitu, guru
menjelaskan standart tingkat perkembangan anak dalam setiap bidang
pengembangan, Guru menjelaskan tujuan dari setiap kegiatan pengembangan .
Adapun format penilaian kompetensi 13 terlampir.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh ibu Lina, sesuai dengan
hasil format kompetensi 15, belum terpenuhi terbukti dengan perolehan nilai 25%
dengan perolehan skor 1. Adapun indikator yang sudah terpenuhi adalah Guru
menjelaskan tentang belajar sepanjang zaman melalui berbagai sumber. Kemudian
54
indikator yang tidak terpenuhi adalah Guru menjelaskan apakah melakukan
refleksi untuk setiap pembelajaran, Guru menjelaskan pemanfaatan hasil refleksi,
Guru menjelaskan apakah pernah melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun
format penilaian kompetensi 15 terlampir.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan pada tanggal 6
Nopember 2018 dapat disimpulkan bahwa Penguasaan Kompetensi Profesional
Guru Paud Dalam Pengembangan Anak Usia 3-4 Tahun di KB Budi Luhur
Kaligondo Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi Tahun Pelajaran
2018-2019 dapat dikatakan terpenuhi sebagian.
Penggunaan berbagai metode dalam mengembangkan beberapa aspek
perkembangan anak usia dini sangat diperlukan mengingat masa-masa pada anak
usia dini merupakan masa yang peka terhadap segala sesuatu, selain itu
penggunaan media yang beragam mempengaruhi minat belajar pada anak. Materi-
materi yang dikembangkan pada anak usia dini harus dikemukakan menggunakan
bahasa yang lembut agar anak mudah memahami, sehingga hasil pembelajaran
yang dihasilkan dapat sesuai dengan tujuan yang pendidik inginkan.
Guru KB Budi Luhur harus terus mengembangkan materi yang diajarkan,
konsep bidang keilmuan yang mendukung profesionalitas mereka, terus
mempelajari kebutuhan serta tahapan perkembangan peserta didik.
Mengembangkan dan memperkaya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan anak usia
dini yang mengembangkan enam aspek perkembangan seperti nilai agama dan
moral, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik, serta seni.
56
Dari hasil keseluruhan observasi pengumpulan data kompetensi
profesionalisme guru menunjukkan pengembangan yang dilakukan oleh guru KB
Budi Luhur Kaligondo dapat terpenuhi sebagian sesuai dengan harapan terbukti
dari beberapa pengembangan sudah terpenuhi sesuai dengna pengumpulan data
kompetensi profesional, dalam hal ini guru perlu mengembangkan kemampuan
yang sudah dicapai agara kemampuannya dapat ditingkatkan dan sesuai dengan
harapan. Pada pengembangan Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sudah bisa
dikatakan sesuai harapan. Terbukti dengan perolehan skor yang cukup baik 65%
yaitu dengan nilai 3.
Sesuai dengan hasil format kompetensi 13 Menguasai standar kompetensi
dan kompetensi dasar setiap bidang pengembangan., sudah bisa dikatakan
terpenuhi seluruhnya. Terbukti dengan perolehan skor 83% yaitu dengan
perolehan skor 4, Guru menjelaskan perkembangan anak untuk setiap bidang
pengembangan.
pada pengumpulan data kompetensi 14 Mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif terbukti dengan perolehan 75% yaitu dengan nilai 3
terpenuhi sebagian, serta pengumpulan data kompetensi profesional 15
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif dengan perolehan nilai 25% dengan perolehan skor 1.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh ibu Ita sesuai dengan hasil
format kompetensi 16 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri., terpenuhi sebagian dengan
perolehan nilai 75% dengan skor 3.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada KB Budi Luhur, maka
saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Pendidik
a. Agar selalu melatih dan membimbing anak dengan cara melakukan
pengembangan pada setiap aspek perkembangan yang harus dikuasai oleh
tenaga pendidik yang profesional.
57
b. Menjelaskan setiap aspek perkembangan dengan menggunakan bahasa
serta strategi yang beragam
c. Menjelaskan konsep dasar sains sejak dini pada anak didik agar anak didik
dapat menikmati berbagai fakta dan eksperimen untuk menggambarkan
dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam
d. Seharusnya guru memiliki beberapa standar sebagai acuan dalam
pelaksanaan pendidikan antara lain, Standar Isi untuk mengukur ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi anak, Standar Proses untuk
mengukur pelaksanaan pembelajaran di sekolah, Standar Penilai untuk
mengukur proses dan hasil kegiatan belajar anak, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan untuk mengukur kualitas akademik, kompetensi,
dan kondisi kesehatan para pengajar, Standar Sarana dan Prasarana untuk
mengadakan sarana dan prasarana sesuai persyaratan.
2. Untuk Pembaca
a. Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam memilih metode
pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan seluruh aspek
perkembangan anak usia dini
b. Dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan pengembangan anak
3. Bagi Kepala KB, hendaknya mampu membina dan membimbing guru
dalam meningkatkan profesionalitasnya agar dapat mendidik dan
mengembangkan kemampuan anak, serta menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan guru dalam melaksanakan bidang
pengembangan yang sesuai dengan tujuan
4. Bagi peneliti
58
c. Dapat memberikan motivasi untuk belajar dan belajar lagi demi
tercapainya tujuan pendidikan anak usia dini
5.3 PENUTUP
Kemampuan muwujudkan profesioanlisme guru PAUD merupakan respon
terhadap semakin derasnya tuntutan lingkungan sosial masyarakat yang
menghendaki adanya peningkatan kualitas layanan pendidikan, termasuk bagi
anak-anak usia dini. Adanya rumusan empat kompetensi guru PAUD dapat
diajadikan indikator untuk menilai sejauhmana guru-guru PAUD memiliki
kemampuan memahami dan mangaktualisasi dimensi-dimensi kemampuannya.
Pengaktualisasian kompetensi ini akan dapat dijadikan standar utama untuk
menilai seberapa luas dan mendalamnya profesionalisme guru PAUD.
59
DAFTAR PUSTAKA
60
Publishing Co
Gaffar, F.G. 1998. Menghargai Pengabdian Para Guru. Dalam Mimbar
Pendidikan, Jurnal Pendidikan (3, XVII)
Goodlad, J.I. 1990. Teacher for Internation’s Schools. SanFransisco: Jossey Bass
Publishing Co
Janawi. 2012. Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta
Kunandar. 2007. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembeljaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Masitoh dkk. 2005. Pendekatan Belajar Aktif Di Taman Kanak-kanak
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Diknas
Masithoh. DKK. 2011. Strategi Pembelejaran TK. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Morris, Rt Hon E. 2001. Professionalism and Trust-the Future of Teachers and
Teaching. SME Departemen for Educationa and Skill
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan
Reece, I dan Walkeer, S. 1997. Teaching Training and Learning A Pratical Guide
( Third Edition). Great Britain: Buisiness Education Publisher Limited
Satori, Djam’an. DKK. 2014. Profesi Keguruan. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Sa’ud, Udin S. 2000. Standarisasi Lulusan dan Program Pendidikan Prajabatan
Guru Profesional Sebuah Harapan. Dalam Mimbar Pendidikan, Jurnal
Pendidikan (3, XIX 2000)
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
61
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sujiono, Y.N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Suyanto, S. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat
Suryana, Dadan, dan Nenny Mahyudin, 2013. Dasar-dasar Pendidikan TK.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Uno, H., B. 2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Yuhetty, H., dkk. 2009. Kajian Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jakarta: Bidang Mutu Pendidikan Mendiknas
Yufiarti, dan Titi Chandrawati. 2016. Profesionalitas Guru PAUD. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
https://paud-anakbeermainbelajar.blogspot.com/2012/12/komunikasi-dalam-
pengasuhan-anak.html
https://www.paud.id
https://lakajudule.blogspot.com
https://www.paud.kemendikbud.go.id
62