Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Video The Gospel of The Jhon Tim Mackie

Kelompok Ritapiret

Kesan pertama yang muncul ketika menyimak presentasi Tim Mackie tentang Injil Yohanes
adalah kesulitan untuk memahami isi video yang berbahasa inggris. Namun, kelompok berusaha dengan
keras untuk memahami isi video. Kedua, menarik bahwa meskipun mengalami kesulitan, pemaparan
materi yang diberikan dapat dimengerti dengan bantuan ilustrasi gambar yang ditampilkan pemater yakni
Lukisan karya Rembrant yang memberikan pembedaan antara Injil Sinoptik dan Injil Yohanes. Ketiga,
pemaparan materi tentang injil Yohanes ini memberikan sedikit bekal baru bagi para pembaca injil
Yohanes untuk memahami maksud penulisan injil Yohanes yang hemat kami sangat teologis dan
Kristosentris. Keempat, Video ini memuat informasi penting mengenai komentar para ekseget tentang
injil Yohanes yang meliputi dimensi teologis, historis dan tafsiran eksegetis yang memberi kekhasan bagi
Injil Yohanes. Salah satunya yakni pandangan Richard Hayes mengenai kekhasan cerita tentang mukjizat
atau tanda dalam injil Yohanes yang berbeda dengan injil sinoptik. Selain itu, perbedaan yang mencolok
antara injil sinoptik dan injil Yohanes adalah panjang narasi cerita yang berbeda yang diberi
pengembangan oleh Yohanes. Pada Injil Yohanes, narasi kisah dan percakapan-percakapan Yesus lebih
panjang dibandingkan dengan injil sinoptik. Secara khusus percakapan-percakapan Yesus dengan orang-
orang farisi yang kerapkali banyak diwarnai perbedaan pandangan dan konflik.Bersarkan penjelasan dari
Tim Mackie, kami melihat bahwa penekanan serta tujuan penulisan injil Yohanes adalah warta tentang
Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Teks injil Yohanes sangsat menekankan
kristologi yakni Yesus sebagai Mesias yang diramalkan pada Perjanjian Lama. Hampir semua kisah
dalam Yohanes terarah pada Yesus. Terdapat beberapa kesamaan dengan dengan Injil Matius dan terdapat
sekitar 15 teks pada Perjanjian Lama yang dikutip Yohanes untuk menegaskan identitas Yesus sebagai
Mesias. Tim Mackie mengilustrasikan perbedaan antara injl sinoptik dan Injil Yohanes dengan ilustrasi
novel dan lukisan Rembrant. Menurutnya penceritaan injil sinoptik mirip membaca novel dengan adegan-
adegan yang beruntun sedangkan membaca injil Yohanes ibarat melihat lukisan Rembrant. Pada lukisan
Rembrant, tokoh Yesus digambarkan dengan pencahayaan yang tinggi dan sisi lainnya nampak gelap. Hal
ini menegaskan bahwa pusat dari Injil Yohanes ialah Yesus Kristus sendiri. Ini merupakan tujuan utama
yang menjadi misi dari penulisan Injil Yohanes yakni mengajak orang-orang untuk percaya bahwa Yesus
adalah Mesias.

Injil yohanes ditulis berdasarkan tiga bagian pokok. Pertama, pengantar atau insturksi. Pada
bagian ini, penulis menghadirkan kata-kata kunci yang kemudian akan dibahas pada bab selanjutnya.
Bagian insturksi menampilkan pribadi Yesus dengan semua gelar dan penyebutan yang akan dipakai pada
pembahasan kisah selanjutnya. Injil Yohanes memberikan gambaran menyeluruh tentang pribadi Yesus
sebagai Anak Allah yang menyelamatkan dunia. Gambaran ini terus menerus dikisahkan berulang-
berulang dalam kisah-kisah lain. Kedua, transisi. Pada bagian ini penulis mulai masuk pada bagian yang
cukup menyulitkan pembaca. Pada bagian ini mulai ditampilkan karya-karya Yesus, tanda-tanda yang Ia
kerjakan dan relasi antara Dia dan Bapa. Bapa di dalam Dia dan Dia di dalam Bapa. Melihat Dia berarti
melihat Bapa, percaya kepada Yang Diutus berarti percaya pada Yang Mengutus, dan lain sebagainya.
Pada bagian ini nuansa teologis amat kentara. Stuktur penulisan injil Yohanes juga amat khas. Pada
bagian pertama, Yohanes mengisahkan kembali tentang peristiwa penciptaan secara lebih berbeda yang ia
kisahkan melalui asal Yesus melalui Sabda Allah atau firman. Tim Mickie menjelaskan bahwa
kebingungan yang terjadi saat membaca injil Yohanes akan diperjelas pada akhir kisah tentang
penyaliban dan kebangkitan Yesus. Karya-karya yang dilakukan Yesus tidak dikisahkan secara
kronologis. Kisah yang diurutkan secara krnologis dalam injil sinoptik ditukar dalam injil Yohanes. Hal
ini ditulis secara sengaja untuk memberi penekanan pada kisah-kisah yang bersifat simbolis dan penuh
dengan makna teologis.

Ketiga, epilog. Bagian terakhir ini menampilkan dua poin penting. Pertama, tersingkap bahwa apa
yang tertulis pada injil Yohanes belum sepenuhnya menyingkapkan pribadi Yesus. Yang tertulis
merupakan sarana supaya orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Kedua, bagian terakhir
Injil ini menampilkan sesuatu yang unik yakni tersingkapnya penulis Injil Yohanes, yaitu salah satu murid
Yesus yang ada bersama Dia yang menjadi murid kesayangan-Nya. Pada akhir bab keduapuluh, Yohanes
menggunakan epilog mengenai kisah makam kosong dan peristiwa kebangkitan. Disana Yohanes
mengisahkan bahwa dia sendiri terlibat dalam peristiwa kebangkitan itu karena dibagian akhir kisah
Yohanes menegaskan dirinya sebagai saksi peristiwa dan penulis injil tersebut sebagai murid yang
dikasihi Yesus.

Nama Kelompok

Yosefianus Gesing (20756967)

Yohanes Krisitan Barus (20756955)

Velisianus Rudi (20756935)

Petrus Kare Pata (20756903)

Venansius Vensinyo (20756936)

Olganius Djulius Djuharyono (20756885)

Yohanes Leonardus Jehanus (20756956)

Stefanus Diago Armando (20756928)

Paternus R. Pallem (20756896)

Siktus Holanoris Eutman (20756923)

Oskar Yohanes Widodo (20756888)

Anda mungkin juga menyukai