Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI REMAJA PENDERITA PEER PRESURE MELALUI

PENDEKATAN SECARA LANGSUNG

PENULIS:
 FIKRI RAHMAN HARAHAP
 IVANNA AZZAHRA
 SILVI AYYU LESTARI

GURU PEMBIMBING:
NANA NURJANNATI s.pd

MAN 1 PEKANBARU
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat allah swt, karena tanpa rahmat
dan ridhonya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada ibu Nana nurjannati s.Pd
selaku guru mata pelajaran riset yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan dan memaparkan point point di makalah ini, sesuai dengan pengetahuan yang kami
peroleh, baik jurnal maupun sumber sumber yang lain. Semoga semuanya memberikan manfaat
bagi kita.

Pekanbaru , 12 Januari 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah sosial adalah gejala atau fenomena yang terwujud dalam realitas kehidupan sosial.
Dalam menentukan masalah Masyarakat yang berbeda - beda, memiliki struktur sosial yang
berbeda pula. Masalah sosial pada dasarnya adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia.Ada banyak masalah sosial yang terjadi di zaman sekarang, contohnya pada
anak remaja. Ada banyak sekali permasalahan yang sering dialami oleh remaja, salah satunya
adalah peer pressure yang membuat remaja merasa tertekan terhadap perilaku teman sebaya.
Kasus peer pressure itu umumnya terjadi pada saat remaja sedang berkumpul (nongkrong)
jika salah satu dari teman mereka yang tidak bisa ikut mereka akan menganggap kalau mereka
itu ' tidak asik . Ketika mereka dianggap tidak asik, remaja tersebut akan merasa tidak ada yang
bersimpati terhadap dirinya.
Peer pressure adalah suatu bentuk perasaan yang dipengaruhi oleh dorongan atau tekanan
dari teman sebaya untuk melakukan suatu aktivitas yang tidak diinginkan atau diharapkan. Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan diri bersama kelompok sosial di mana mereka
ingin diterima. Banyaknya remaja yang mendapatkan tekanan dari teman sebaya sehingga dapat
mengganggu sisi emosional seseorang dan secara langsung ataupun tidak akan memengaruhi diri
dalam mengambil keputusan.
Remaja terus terlibat dalam interaksi sosial dengan orang lain dan lingkungan lain sebagai
manusia yang tumbuh dan berkembang. Remaja menjadi diakui sebagai anggota kelompok sosial
baru di lingkungannya melalui proses adaptasi. Remaja juga bersedia mengikuti adat istiadat
yang berlaku di antara teman sebayanya.
Remaja memiliki keinginan yang kuat untuk diterima dan disukai oleh teman sebayanya.
Akibatnya, ketika mereka diterima, mereka akan merasa senang, dan ketika mereka ditolak dan
diolok-olok oleh teman sebayanya, mereka akan merasa tertekan dan cemas. Pendapat teman
sebaya mereka sangat penting bagi sebagian besar remaja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengatasi penderita peer pressure?
2. Bagaimana pola peer pressure?
C. BATASAN MASALAH
Penelitian ini hanya membahas tentang kondisi psikologis korban peer pressure pada remaja
berusia 14 - 18 tahun di 3 kelas yang ada di MAN 1 Pekanbaru.

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi penderita peer pressure
2. Untuk mengetahui pola pikir penderita peer pressure

E. MANFAAT PENELITIAN
Sisi penulis :
Penelitian ini diantisipasi untuk memajukan ilmu psikologi, khususnya psikologi
perkembangan, dan untuk meningkatkan temuan studi sebelumnya. Hal ini dicapai dengan
menawarkan lebih banyak informasi empiris tentang hubungan antara tekanan teman sebaya
yang merugikan dan kesejahteraan subjektif remaja awal yang telah menjalani penelitian ilmiah.
Sisi pembaca :
Temuan dari penelitian ini diharapkan memberikanku gambaran umum tentang hubungan
antara tekanan teman sebaya negatif (negatif peer pressure) dan kesejahteraan subjektif
(subjective well-being) pada masa remaja awal, dengan mempertimbangkan pengaruh tekanan
teman sebaya negatif yang sering terwujud dalam remaja dan sumber tekanan teman sebaya ini
saja. Diharapkan remaja memahami pentingnya peer pressure dan meningkatkan interaksi positif
dengan teman sebayanya guna mendukung remaja dalam mengembangkan sense of self sebaik
mungkin.
BAB 2
STUDI PUSTAKA

A. Fase remaja
Fase remaja adalah fase peralihan dari fase anak-anak menuju masa
dewasa. Karakteristik yang bisa dilihat adalah adanya banyak perubahan
yang terjadi baik itu perubahan fisik maupun psikis.Pada fase ini
pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran semakin logis,
abstrak, dan idealistis
Kebutuhan lain dari remaja adalah teman sebaya, dimana teman sebaya
adalah sangat penting bagi remaja untuk mengenal dunia diluar keluarga.
Namun dalam interaksinya, remaja sering mengalami tekanan untuk
mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformitas (conformity) yang
sangat kuat. Konformitas ada yang positif dan negatif. Konformitas muncul
ketika individu meniru sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada
tekanan nyata maupun yang tidak nyata. Perilaku remaja yang menyimpang
seperti berbuat onar, mencuri dan lain lain perlu mendapat perhatian
khusus bagi orangtua, guru dan pemerhati pendidikan. Pertentangan dan
pemberontakan adalah bagian alamiah dari kebutuhan para remaja untuk
menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara emosional. fase remaja
didahului oleh timbulnya harga diri yang kuat, ekspresi kegirangan,
keberanian yang berlebihan. Karena itu mereka yang berada pada fase ini
cenderung membuat keributan, kegaduhan yang sering mengganggu.
Tendens untuk berada dalam suasana ribut dan berlebihan yang bersifat
fisik, lebih banyak terdapat pada anak laki-laki. Pada anak perempuan
tendens yang serupa manifest dalam ekspresi judes, mudah marah dan
merajuk.
Bagi beberapa remaja dalam pergaulan, pengalaman ditolak atau diabaikan
dapat membuat mereka merasa kesepian dan menimbulkan sikap
bermusuhan. Dibutuhkan kemampuan baru dalam menyesuaikan diri yang
dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar. Tekanan
untuk mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformitas (conformity)
pada masa remaja sangat kuat. Konformitas muncul ketika individu meniru
sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata maupun
yang dibayangkan oleh mereka.Konformitas dengan tekanan teman-teman
sebaya pada masa remaja dapat bersifat positif maupun negatif. Umumnya
remaja terlibat dalam semua bentuk perilaku konformitas yang negatif,
seperti menggunakan bahasa yang kasar, mencuri, merusak, dan mengolok-
olok orangtua dan guru. Hal negatif ini yang dapat menjadi pemicu terjadi
nya peer pressure itu.
B. Peer pressure
pressure adalah suatu bentuk perasaan yang dipengaruhi oleh dorongan
atau tekanan dari teman sebaya untuk melakukan suatu aktivitas yang tidak
diinginkan atau diharapkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
menyesuaikan diri bersama kelompok sosial di mana mereka ingin diterima.

Anda mungkin juga menyukai