Anda di halaman 1dari 18

| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |1

CASE 7
KISTA GANGLION

Editor:

Estu Adil Prasetyo 1710211044

Penulis:

1. Balqis Okta Putri 1710211074


2. Mega Apriyanti 1710211040
3. Diana Khoirun Nida 1710211085
4. Shabrina Amalia 1710211084
5. Arty Griyaning Rahayu 1710211030

I. OVERVIEW CASE
II. INTERPRETASI KASUS
III. BASIC SCIENCE
IV. CLINICAL SCIENCE (KISTA GANGLION)
V. TATA LAKSANA
VI. PATOFISIOLOGI
VII. DIAGNOSIS BANDING
VIII. PENYAKIT SKDI LAINNYA
IX. REFERENSI
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |2

OVERVIEWCASE
Ny. S (30 tahun)

KU: Nyeri dan kebas pada ibu jari dan telunjuk tangan kanan

RPD: RPK: RPSos:


RPS:
Jatuh dan menumpu di - -
Benjolan di
pergelangan tangan kanan
punggung
tangan Sudah kedokter, Foto
kanan Rontgen tidak ada fraktur
dan cedera sendi

Hipotesis:
1. Kista Ganglion
2. Lipoma
3. Neuroma

PxFisik: PxPenunjang:

TV : Stabil Rontgen manus:


- General Survey : dbn Tidak ditemukan
kelainan
- Allen Test : (-)

Regio manus dextra :


1. Look :deformitas dorsum
manus, tidak ada inflamasi
2. Feel : Nyeri tekan (+), Benjolan
2x2x1 cm, Kistik, terfiksasi
dengan jaringan dasar, sulit di
gerakkan, deficit sensorik (-)
3. Move :lingkup gerak sendi wrist
penuh
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |3

Diagnosis:
Kista Ganglion regio dorsum manusdextra

TATA LAKSANA

Farmakologi: Non-Farmakologi:

1. Kontrol Nyeri: NSAID, 1. Eksisi kista ganglion


Natrium 2. Splinting selama 7 hari
diklofenak 50mg 2x/hari 3. Latihan lingkup gerak sendi
atau Meloxicam 7,5 mg pergelangan tangan dan jari-jari
2x/hari selama 5
hari
2. Neurotropik
:metycobalamin 500 mg
2x/hari selama 7 hari
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |4

II. INTERPRETASI KASUS


Ny.S 30 tahun

Keluhan Utama
Pasien dating ke klinik dengan keluhan nyeri dan kebas pada ibu
jari dan telunjuk kanan. Nyeri ditimbulkan akibat massa kista
menekan saraf pada pergelangan tangan (Nervus Medianus)
sehingga reseptor nyeri aktif. Kebas terjadi karena deficit sensorik
berupa hipestesia (sensitivitas berkurang) sehingga mengalami
kebas atau mati rasa pada ibu jari dan telunjuk yang dipersarafi
oleh Nervus Medianus yang tertekan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan benjolan di punggung tangan kanan

Riwayat Penyakit Dahulu


Beberapa bulan lalu pasien pernah jatuh dan menumpu dengan pergelangan tangan kanan. Sudah
pergi ke dokter sebelumnya dan hasil rontgen dikatakan tidak ada patah tulang atau pun cedera
sendi.

Hipotesis
Berdasarkan hasil anamnesis dapat diambil hipotesa bahwa pasien diduga terkena
1. Kista ganglion (berdasarkan predileksi dan gejala klinis (adanya tonjolan,rasa nyeri)
2. Lipoma (berdasarkan gejala klinis yaitu benjolan)
3. Neuroma (berdasarkan predileksi, rasa nyeri dan kebas)
Pemeriksaan Fisik :
 Vital Signs : Pemeriksaan Tanda Vital pasien adalahnormal karena tidak ada
gejala sistemik
 General Survey : dbn
 Allen Test : (-) Allen Test untuk mengkaji keadekuatan sirkulasi kolateral pada arteri
ulnaris. Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis terobstruksi
atau sebaliknya. Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan pada
kedua denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan
pasien sampai denyutannya hilang. Tangan menjadi pucat karena
kurangnya sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris.
 Regio Wrist Dextra :
Jika tangan kembali normal dengan cepat (tangan akan kemerahan
Look : deformitas dorsum manus, tidak ada inflamasi dikarenakan tidak ada infeksi yang
dalam 5-10 detik), hasil test dinyatakan negatif yang berarti sirkulasi
terjadi dan deformitas akibat jatuh sebelumnya
normal.
Feel :
1. Nyeri tekan (+)
2. Benjolan 2x2x1 cm (singkirkan neuroma karena pada neuroma jarang terjadi
penonjolan)
3. Kistik (bentuk kista, ruangan berdinding yang berisi cairan)
4. Terfiksasi dengan jaringan dasar (ciri kista ganglion, singkirkan lipoma karena lipoma
dapat digerakkan dari dasarnya)
5. Sulit digerakkan dikarenakan massa abnormal tersebut diselubungi jaringan ikat dengan
kata lain berkapsul/ tumor jinak sehingga immobilisasi (pada lipoma mobile)
6. Defisit sensorik (+) menandakan adanya gangguan saraf sensorik yang berupa sensitivitas
menurun/hipestesia sehingga mengalami kebas

Move : Lingkup Gerak Sendi wrist penuh

ROM Wrist
Full Dorsum Flexi : 0o-75o
Full Palmar Flexi : 0o-75o
Full Ulnar Deviasi : 0o-35o
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |5

Full Radial Deviasi: 0o-20o

Pemeriksaan Penunjang:
Rontgen Manus: Tidak ada kelainan

*jika ingin lebih memastikan tonjolan bisa ditambah dengan CT SCAN/MRI

Diagnosis :
Anamnesis
Benjolan yang tidak bergejala. Pasien pernah jatuh dan menumpu dengan pergelangan tangan
kanan.
Px Fisik
Ditemukan benjolan kenyal dan nyeri.Benjolan kenyal dikarenakan benjolan/kista berisi cairan
synovial yang bocor dari kapsul sendi yang kaya akan protein dan sedikit air sehingga
konsistensi mirip dengan jelly/ kenyal. Juga terdapat benjolanyang sulit digerakkan karena
terfisksasi dengan jaringan dasarnya, dengan ukuran 2x2x1 cm (gejala klinis) dan letak berada di
pergelangan tangan kanan (predileksi)
Px Penunjang
Tidak ada kelainan seperti fraktur dan cedera sendi
Maka, berdasarkan gejala klinis dan predileksi pada pasien. Pasien di diagnosis kista ganglion di
punggung pergelangan tangan kanan.
Tata Laksana:
Farmakologi :
 Kontrol Nyeri :
NSAID yaitu Natrium Diklofenak 50mg 2x/hariatau Meloxicam 7,5 mg 2x/hari selama 5
hari. Obat yang menghambat COX-2 yang memproduksi prostaglandin sehingga dapat
meredakan rasa nyeri.
 Neurotopik :
Metycobalamin 500 mg 2x/hari selama 7hari. Metycobalamin merupakan golongan vit. B12
yang berperan dalam perbaikan kerusakan sel saraf dan meningkatkan pembentuk sel saraf
baru.

Non-Farmakologi :
 Biopsi eksisi dengan anastetik local
Dilakukan tindakan pembedahan local untuk mengangkat kista dengan cara eksisi
(pengambilan seluruh benjolan)
 Splinting selama7 hari untuk imobilisasi agar terhindar dari pergesekan yang memperparah
kerusakan.
 Latihan lingkup gerak sendi pergelangan tangan dan jari-jari.
Tindakan rehabilitasi yang dilakukan dengan gerakan terapi yang dilakukan pada sendi
pergelangan tangan.
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |6

III. CLINICAL SCIENCE

KISTA GANGLION
Definisi
Kista ganglion adalah suatu benjolan berupa degenerasi kistik jaringan periartikuler (jaringan di
sekitar sendi, ligament, tendo, dll), kapsul sendi, atau pembungkus ligament yang sering terjadi
pada daerah pergelangan tangan.
Kista ganglion timbul dari kebocoran cairan sinovial dari selubung sendi atau tendon dan
mengandung cairan yang kental. Biasanya terbentuk pada bagian dorsal ligament schapolunate.

Etiologi
1. Idiopatik (tidak diketahui)
2. Trauma pada jaringan peri-artikuler atau pun pada ligament dan tendo
3. Degenerasi jaringan ikat yang disebabkan oleh iritasi dan kerusakan kronis yang
menyebabkan sel mesenkim atau fibroblast mensekresikan musin
Epidemiologi
 Wanita > Pria dengan perbandingan 3:1
 Sering pada usia dewasa muda dan pada orang tua biasanya disertai osteoarthritis.
 Sangat jarang terjadi pada anak-anak

Gejala Klinis
1. Timbul benjolan berupa suatu massa kistik berukuran 1-2 cm. Mengalami pembesaran
seiring melakukan aktivitas pada bagian gejala.
2. Konsistensi kenyal seperti bola karet karena berisi cairan sinovial yang kental
3. Kista akan melekat kesendi sinovial terdekat
4. Umumnya asimtomatik
5. Tidak teraba hangat
6. Tidak timbul eritema
7. Umumnya tidak terasa nyeri, tapi terkadang bisa juga timbul rasa nyeri
8. Predileksi : wrist (gelang tangan), dorsum manus, jari, dan kaki
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |7

Diagnosis
 Anamnesis
 Terdapat benjolan tanpa gejala, namun kadang disertai rasa nyeri
 Aktivitas alat gerak yang berlebihan
 Kemungkinan terjadinya trauma

 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan tanda vital : dbn
 Pemeriksaan lokalis
-Look : tanda-tanda deformitas
-Feel : Nyeri tekan (+ jika sudah cukup besar dan menekan saraf),
konsistensi benjolan (kenyal – keras), rangsangan terhadap saraf
(- bila saraf sudah tertekan kista)
-Move : Mobilitas baik jika belum terlalu besar.

 Transillumination test
Pemeriksaan menggunakan sinar yang dipancarkan ke kista ganglion tersebut.
Tujuan : mengetahui jenis benjolan tersebut. (isi cairan atau padatan)

Pada kista ganglion, berkas cahaya akan menembus benjolan tersebut karena
komposisi pada kista ganglion adalah cairan jernih, lain halnya pada tumor yang
cahayanya tidak dapat menembus benjolannya.
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |8

 Allen test
Tujuan : memeriksa suplai darah (kolateral), pada arteri radialis dan ulnaris yang
dicurigai adanya penekanan oleh kista.
 Minta pasien mengepalkan tangan
 Tekan bagian arteri radialis dan ulnaris sampai pucat lalu lepaskan tekanan
arteri ulnaris
 Perhatikan perubahan warnanya
Jika warna kembali seperti semula dalam 5-10 detik→ normal (kista tidak sampai
menekan pembuluh darah) hasil pemeriksaan (-)
Jika warna kembali seperti semula lebih dari 10 detik→tidak normal (berarti kista
menekan pembuluh darah) (+)

 Pemeriksaan Penunjang
 Rontgen
Melihat ada tidaknya kelainan/deformitas pada tulang sekitar
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |9

RONTGEN USG/MRI/CT-SCAN

 USG/MRI/CT-Scan
Melihat jaringan lunak sekitar dan terutama kista itu sendiri

Diagnosis Banding

Lipoma Fibroma Morton Neuroma

 Tumor jinak jaringan  Tumor jinak yang  Merupakan pembesaran


adiposa berasal dari jaringan jaringan saraf
 Umumnya tidak terasa ikat fibrosa  Biasanya disebabkan oleh
nyeri  Dapat disebabkan oleh pemakaian high heels pada
 Mudah digerakan trauma pada jaringan wanita, dan olahraga berat
 Dapat terjadi di bagian ikat fibrosa, infeksi, pada pria
tubuh manapun yang dan inflamasi kronik  Terutama ditemukan di
mengandung jaringan  Konsistensi nodul antara jari ke 3 dan 4 pada
adiposa bervariasi, bisa padat metatarsal
 Benjolan berkonsistensi (fibroma durum) atau  Terasa nyeri, terbakar, atau
lunak dan isinya berwarna pun lunak (fibroma bahkan mati rasa
keruh mole)  Terasa seperti menginjak
 Pada illumination test,  Saat dilakukan kerikil ketika berjalan
berkas cahaya tidak dapat illumination test,
menembus benjolan berkas cahaya tidak
tersebut dapat menembus nodul

Komplikasi
 Keterbatasan gerak pada sendi yang terdapat kista ganglion (akibat kista yang membesar
disertai nyeri)
 Kekakuan pergelangan tangan postoperative
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |10

 Cedera neurologis (Carpal Tunnel Syndrome/CTS yaitu kumpulan gejala akibat trauma
saraf medianus yaitu nyeri, kebas, dan kesemutan).
 Infeksi (jika kista muncul lesi sekunder)
 Ketidakstabilan ligament pada eksisi terbuka
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |11

IV. PATOFISIOLOGI
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |12

V. TATA LAKSANA
FARMAKOLOGI
1. Kontrol nyeri :NSAID ( Non Steroid Anti Inflamasi Drugs)
a. Natrium Diklofenak 50 mg 2x/hari selama 5 hari
Natrium diklofenak merupakan golongan anti inflamasi non steroid (AINS) derivate
asam fenil asetat.
 Indikasi : dipakai untuk mengobati penyakit inflamasi sendi seperti
rheumatoid artritis, osteoarthritis, spondylitis ankilosa, dan penyakit pirai
dengan kemampuan menekan tanda-tanda dan gejala-gejala inflamasi
 Kontraindikasi :Wanita hamil dan menyusui, pasien dengan tukak lambung
dan riwayat pendarahan pencernaan.
 Mekanisme : Cara kerjanya menghambat enzim siklooksigenase 2 (COX 2)
sehingga produksi prostaglandin,tromboksan dan prostasiklin yang merupakan
mediator inflamasi akan terhambat.
 Efek : Anti inflamasi, analgetik (mengatasi nyeri), antipiretik (mengatasi
demam)
 Efek samping obat : distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal yang
terselubung, dan timbulnya ulserasi lambung. Salah satu alternative untuk
mengatasi masalah tersebut adalah bentuk sediaan dengan rute pemberian
topical.
b. Meloxicam 7,5 mg 2x/hari selama 5 hari
Meloxicam merupakan Penghambat selektif COX-2
 Indikasi : dipakai untuk mengobati penyakit inflamasi sendi seperti
rheumatoid artritis, osteoarthritis, spondylitis ankilosa, dan penyakit pirai
dengan kemampuan menekan tanda-tanda dan gejala-gejala inflamasi.

 Kontraindikasi : pasien yang alergi dengan meloxicam atau NSAID lainnya ,


pasien dengan gagal ginjal , wanita hamil dan menyusui , pasien dengan tukak
lambung dan riwayat pendarahan pencernaan.

 Mekanisme : menghambat sintesis prostaglandin yang diinduksi oleh isozim


COX-2 di tempat peradangan juga menghambat produksi tromboksan A2

 Efek : analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi, efek serupa dengan NSAID


non-selektif) tapi diperkiraan dapat mengurangi separuh efek samping
gastrointestinal juga sebagai inhibitor tromboksan A2
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |13

 Efeksamping :distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal yang


terselubung, dan timbulnya ulserasi lambung,mual, muntah, nyerikepala.

2. Neuropatik : Metylcobalamin 500mg 2x/hari selama 7 hari


Methylcobalamin merupakan jenis vitamin B12 yang banyak digunakan untuk terapi
penyakit-penyakit neurologis, antara lain polineuropati, kelainan medulla spinalis, dan
gangguan kognitif.
 Indikasi: penderita kekurangan vitamin B12, neuropati perifer (gangguan
saraf tepi dengan gejala kesemutan atau keram), dan anemia pernisiosa
(penurunan kadar sel darah merah akibat gangguan penyerapan vitamin B12).
 Kontra indikasi :penderita alergi komponen obat Methycobal. Penderita
penyakit jantung, paru – paru.
 Mekanisme : memperbaiki gangguan metabolism asam nukleat dan protein di
dalam jaringan saraf serta memperbaiki gangguan saraf sensoris dan motoris.
Secara biokimia, Metilkobalamin adalah kofaktor enzim methyonine synthase
yang berfungsi dalam reaksi transfer metal untuk regenerasi metionin dari
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |14

homosistein. Proses metalasi homosistein menjadi metionin akan membentuk


timin, suatu komponen penting pada struktur DNA. Selanjutnya akan berperan
pada proses pembentukan protein yang berguna dalam mempertahankan zat-
zat kimia pada otak dan saraf
 Efek samping : ruam kulit, anafilaksis, mual, muntah, penurunan nafsu
makan, dandiare.

A. NON FARMAKOLOGI
Terdapat beberapa pilihan untuk melakukan penatalaksanaan pada pasien penderita kista
ganglion. Karena pada dasarnya kista ganglion merupakan penyakit asimptomatik, penyakit
ini tidak menimbulkan gejala yang serius terkadang pasien tidak mengeluh nyeri sehingga
pasien tidak perlu melakukan pengobatan karena penyakit ini dapat sembuh dengan
sendirinya. Namun untuk pasien yang massa kistanya sudah membesar dan menimbulkan
nyeri yang berat sehingga dapat menggangu fungsi organ tersebut, pasien dapat melakukan
terapi bedah seperti aspirasi atau eksisi.
1. Aspirasi
Tindakan memasukkan jarum ke dalam kista lalu menyedot cairan yang ada di
dalamnya, ini dapat dilakukan bila konsistensi kista ganglion tidak terlalu padat.
Setelah disedot masukkan steroid untuk mencegah inflamasi, dan kemudian sedi aka
di fiksasi tidak boleh di gerakkan untuk 5-7 hari. 74% kasus yang dilakukan metoda
ini berhasil tanpa ada kejadian tumbuh lagi, sementara 26%-nya terjadi ganglion
baru. Bila tumbuh lagi, dapat dilakukan metoda yang kembali kista di lapisan tendon
pada bagian fleksor tangan memiliki keberhasilan yang tinggi. Meskipun 70% kista
retinakular volar berhasil diobati dengan aspirasi, ganglia pergelangan tangan voli
radial berhubungan dekat dengan arteri radial dan karena itu dikontraindikasikan
untuk aspirasi.

2. Eksisi Kista Ganglion


Tindakan eksisi ini dilakukan untuk mengangkat kista ganglion, terkhusus pada kondisi ketika
ukuran kista membesar dan terasa nyeri, mengganggu fungsi (khususnya ketika yang terkena
adalah tangan yang dominan), atau menyebabkan perestesi (rasa baal atau kesemutan pada
tangan atau jari). Dengan metode eksisi seluruh bagian dari ganglion termasuk kapsul
(bungkusnya) dapat diangkat. Tindakan ini dianggap paling efektif karena memiliki tingkat
kekambuhan yang sangat rendah. Ada 2 metodaoperasi :

a. Arthroscopy. Operasi dengan metoda minimal invasive dengan sayatan kecil dan
menggunakan kamera mini.
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |15

b. Operasi klasik. Operasi dengan metoda klasik, dengan bius lokal, menggunakan
sayatan yang lebih besar.

Setelah operasi, sendi difiksasi dan tidak boleh digerakkan sampai 10 hari. Dengan metoda
operasi, kemungkinan ganglion untuk tumbuh lagi lebih kecil daripada metoda aspirasi.

VI. Diagnosa Banding Kista Ganglion

Lipoma
Definisi:
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan otot.
Lipoma bisa bergerak atau bergeser jika
ditekan dengan jari secara perlahan dan
terasa lunak. Ketika ditekan, lipoma
biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.
Kondisi ini lebih sering dialami oleh
orang-orang paruh baya.

Epidemiologi:
terjadi pada 1% populasi. Lipoma
dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun)
namun juga dapat dijumpai pada anak-
anak. Lipoma lebih sering ditemukan
padawanita. Hal ini disebabkan karena
wanita memiliki massa lemak yang lebih
banyakdari pria
predileksi:permukaan kulit (superficial)

Etiologi :
Genetika atau keturunan.
 Umur. Walau lipoma bisa menimpa orang pada segala usia, kondisi ini lebih sering
terjadi pada orang-orang yang berusia antara 40-60 tahun, dan jarang menimpa anak-
anak.
 Menderita kondisi tertentu, misalnya menderita sindrom Cowden, sindrom Gardner,
atau adiposis dolorosa.
Diagnose:
-Lipoma bisa didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel jaringan untuk
diteliti di laboratorium (biopsi). Untuk membedakan antara benjolan lipoma dan benjolan kista,
dokter kemungkinan akan menyarankan pemeriksaan ultrasound.
-Jika lipoma yang timbul memiliki bentuk yang tidak biasa, berukuran besar, dan terlihat lebih
dalam dari jaringan lemak, pemeriksaan melalui CT atau MRI scan kemungkinan akan dilakukan
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
-Jika lipoma tumbuh dengan cepat, terasa sakit dan tidak bergerak di bawah kulit, ada
kemungkinan bahwa itu adalah liposarcoma atau tumor ganas yang tumbuh di jaringan lemak.

Tatalaksana:
Operasi pengangkatan lipoma.
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |16
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |17

Fibroma
Fibroma adalah pertumbuhan tumor jinak yang sebagian besar terdiri dari jaringan fibrosa atau
ikat.

Epidemiologi
 Segala usia dan jenis kelamin,
 Orang dewasa lebih sering.

Jenis Fibroma
 Angiofibroma, oaling umum (papula kecil di hidung dan pipi yang mengandung jaringan
fibrosa),
 Dermatofibroma (pertumbuhan kulit jinak),
 Fibroma oral, dan
 Fibroma plantar (di lengkungan kaki, terutama pada anak-anak).

Gejala Klinis
Tonjolan, batas tegas, tekstur kenyal, tidak dapat digerakan, umumnya tidak nyeri, namun bisa
terdapat nyeri. Mirip dengan Ganglion namun beda pada pemeriksaan transiluminasi

Neuroma
Definisi.
Neuroma adalah pertumbuhan atau tumor pada
jaringan saraf. Neuroma cenderung jinak.

Predileksi.
 Berbagai jenis jaringan saraf, termasuk
serabut saraf dan selubung mielin mereka,
seperti pada kasus neoplasma
(pertumbuhan) asli seperti ganglioneuroma
(di ganglion saraf) dan neurinoma.
 Interdigital
 Tungkai bawah (pedis, tibialis posterior), disebut Neuroma Morton

Istilah ini juga digunakan untuk merujuk pada pembengkakan saraf, bahkan jika tidak ada
pertumbuhan sel abnormal. Secara khusus, neuroma traumatis diakibatkan oleh trauma pada
saraf, seringkali selama prosedur pembedahan. Neuroma Morton mempengaruhi kaki. Neuroma
dapat menyakitkan, atau kadang-kadang, seperti pada kasus neuromas akustik, dapat
menimbulkan gejala lain.

Etiologi.
Trauma pada saraf akibat beban aktivitas berlebihan.

Epidemiologi.
Wanita usia muda (Neuroma Morton)
Pekerja kasar (kuli,dll)

Gejala Klinis
Neuroma Morton.
Mengeluh sakit pada bagian telapak kaki, metatarsal
Perasaan seolah-olah berdiri di atas kerikil
Nyeri yang seperti terbakar pada kaki yang mungkin dapat menyebar ke jari kaki
Kesemutan
| S M A R T M O D U L E D M S 2 0 1 7 |18

Tonjolan keras, tidak dapat digerakan, disertai inflamasi (kemerahan)

Vestibular Schwanoma
Sensori : gangguan pendengaran, pin dan jarum, atau berkurangnya sensasi sentuhan
Seluruh tubuh : gangguan keseimbangan atau pusing
Umum : gerakan mata spontan cepat atau sensasi dering di telinga

Treatment.
Pengobatan Tergantung Kasus.
 Jika berbentuk tumor (tonjolan), mungkin bisa dengan radiasi atau operasi
pengangkatan.
 Perawatan suportif
 Prosedur medis
 Jika gejalanya parah atau berat,
Suntikan kortikosteroid: Obat steroid dapat mengurangi peradangan dan rasa sakit
disuntikkan ke area neuroma. Hanya sejumlah (sedikit) suntikan yang disarankan, karena
mungkin ada efek samping
Suntikan sklerosis alkohol: Penelitian telah menunjukkan bahwa suntikan alkohol
mengurangi ukuran neuromas Morton serta mengurangi rasa sakit. Suntikan biasanya
diberikan setiap 7 sampai 10 hari. Untuk bantuan maksimal, antara empat dan tujuh
suntikan biasanya dibutuhkan.

Check This Reference

Hunt & Marshall's Clinical Problems in Surgery


Apley-Solomon-s-system-of-orthopaedics-and-trauma
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2682407/
https://emedicine.medscape.com/article/1243454-overview#showall

Anda mungkin juga menyukai