ABORTUS INKOMPLIT
Oleh :
dr. Adnexa Miftah Firdausy
Pembimbing :
dr. Yulianto Basuki, Sp. OG
Pendamping:
dr. Tutut Marianto
Contents
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
LAPORAN KASUS................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
A. Definisi......................................................................................................4
B. Etiologi......................................................................................................7
C. Patogenesis.............................................................................................14
D. Gambaran Klinis...................................................................................15
E. Diagnosis.................................................................................................15
F. Diagnosis banding.................................................................................18
G. Penatalaksanaan....................................................................................18
H. Komplikasi.............................................................................................22
LAPORAN KASUS
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
sepenuhnya dan dapat hidup di luar kandungan dan sebagai ukuran digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.1,3,4,5
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu menurut terjadinya abortus dan
yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja dan tanpa
therapeutica dan abortus kriminalis. Pada abortus medisinalis, abortus yang terjadi
adalah karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan
adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil
imminens
b) Abortus insipiens
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi
d) Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar
e) Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal
genital.5
h) Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat
peritonium.5
B. Etiologi
a) Faktor genetik
Ada banyak sebab genetik yang berhubungan dengan abortus. Sebagian besar
kelainan sitogenetik yang berupa aneuploidi yang bisa disebabkan oleh kejadian
nondisjuction meiosis atau poliploidi dari fertilas abnormal dan separuh dari
autosom.3
Triplodi ditemukan pada 16% kejadian abortus di mana terjadi fertilisasi ovum
Sindroma Down atau trisomi 21 yang sepertiganya bisa bertahan sehingga lahir. 3
Selain kelainan sitogenetik, kelainan lain seperti fertilisasi abnormal iaitu dalam
Kelainan dari struktur kromosom juga adalah salah satu penyebab kelainan
sitogenetik yang berakibat aborsi dan kelainan ini sering diturunkan oleh ibu
konsentrasi sperma, infertelitas dan faktor lainnya yang bisa mengurangi peluang
kehamilan.3
Selain itu, gen yang abnormal akibat mutasi gen bisa mengganggu proses
b) Faktor anatomi
uterus pada 27% pasien.3 Penyebab terbanyak abortus kerana kelainan anatomik
uterus adalah septum uterus akibat daripada kelainan duktus Mulleri (40-80%),
dan uterus bicornis atau uterus unicornis (10-30%). 3 Mioma uteri juga bisa
mengakibatkan abortus berulang dan infertilitas akibat dari gangguan passage dan
endometrium dapat juga berpengaruh.3 Selain itu, kelainan yang didapat misalnya
Selain kelainan yang disebut di atas, serviks inkompeten juga telah terbukti
dapat meyebabkan abortus terutama pada kasus abortus spontan.1 Pada kelainan
ini, dilatasi serviks yang “silent” dapat terjadi antara minggu gestasi 16-28
minggu.1 Wanita dengan serviks inkompeten selalu memiliki dilatasi serviks yang
signifikan yaitu 2cm atau lebih dengan memperlihatkan gejala yang minimal. 1
Apabila dilatasi mencapai 4 cm atau lebih, maka kontraksi uterus yang aktif dan
Sebelum kehamilan atau pada kehamilan trimester pertama, tidak ada metoda
yang bisa digunakan untuk mengetahui bila serviks akan inkompeten namun,
setelah 14-16 minggu, USG baru dapat digunakan untuk menilai anatomi segmen
uterus bahagian bawah dan serviks untuk melihat pendataran dan pemendekan
c) Faktor endokrin
sistem pengaturan hormonal martenal yang baik. Perhatian langsung pada sistem
humoral secara keseluruhan, fase luteal, dan gambaran hormon setelah konsepsi
Pada diabetes mellitus, perempuan dengan kadar HbA1c yang tinggi pada
trimester yang pertama akan berisiko untuk mengalami abortus dan malformasi
janin. IDDM dengan kontrol yang tidak adekuat berisiko 2-3 kali lipat untuk
abortus.3
kejadian defek luteal iaitu kurangnya progesteron pada fase luteal. Namum pada
saat ini, masih blum ada metode yang bisa terpercaya untuk mendiagnosa kelainan
ini.3
implantasi, proses migrasi trofoblas, dan mencegah invasi yang berlebihan pada
jaringan ibu.3 Di sini interaksi antara trofoblas ekstravillus dan infiltrasi leukosit
pada mukosa uterus berperan penting di mana sebahagian besar leukosit adalah
large granular cell, dan makrofag dengan sedikit sel T dan sel B.3 Sel NK dijumpai
sel NK untuk membunuh sel target dengan sedikit atau tiada ekspresi HLA.3
Trofoblast ekstravillous tidak bisa dihancurkan oleh sel NK kerana sifatnya yang
yang optimal oleh trofoblas extravillous.3 Maka, gangguan pada sistem ini akan
d) Faktor infeksi
Ada berbagai teori untuk menjelaskan keterkaitan infeksi dengan kejadian
sitokin yang berdampak langsung pada janin dan unit fetoplasenta. 3 Infeksi janin
yang bisa berakibat kematian janin dan cacat berat sehingga janin sulit untuk
bertahan hidup.3
bawah yang bisa mengganggu proses implantasi. Amnionitis oleh kuman gram
positif dan gram negatif juga bisa mengakibatkan abortus. 3 Infeki virus pada
misalnya pada infeksi rubela, parvovirus, CMV, HSV, koksakie virus, dan
varisella zoster.3
Di sini adalah beberapa jenis organisme yang bisa berdampak pada kejadian
abortus
e) Faktor imunologi
spesifik yang ditemukan pada ibu yang menderita SLE.3 Peluang terjadinya
pengakhiran kehamilan pada trimester 2 dan 3 pada SLE adalah 75%. 3 Menurut
penelitian, sebagian besar abortus berhubungan dengan adanya aPA yang
merupakan antibodi yang akan berikatan dengan sisi negatif dari phosfolipid. 3
- trombosis vaskular (satu atau lebih episode trombosis arteri, venosa atau
- komplikasi kehamilan (3 atau lebih abortus dengan sebab yang tidak jelas,
tanpa kelainan anatomik, genetik atau hurmonal/ satu atau lebih kematian
janin di mana gambaran sonografi normal/ satu atau lebih persalinan prematur
- kriteria laboratorium (IgG dan atau IgM dengan kadar yang sedang atau
tinggi pada 2 kali atau lebih dengan pemeriksaan jarak lebih dari 1 atau sama
dengan 6 minggu)3
aPA ditemukan 20% pada perempuan yang mengalami abortus dan lebih dari
33% pada perempuan yang mengalami SLE. Pada kejadian abotus berulang,
ditemukan infark plasenta yang luas akibat adanya atherosis dan oklusi vaskular.3
f) Faktor trauma
Diperkirakan 1-10% malformasi janin adalah akibat dari paparan obat, bahan
kimia atau radiasi yang umumnya akan berakhir dengan abortus.6 faktor-faktor
wanita yang merokok lebih dari 14 batang per hari, risiko abortus adalah 2 kali
lipat dari risiko pada wanita yang tidak merokok.1 Rokok mengandung ratusan
unsur toksik antara lain nikotin yang mempunyai sifat vasoaktif sehingga
oksigen ibu dan janin dan dapat mamacu neurotoksin.6 Meminum alkohol pada 8
anomali fetus.1 Kadar abortus meningkat 2 kali lipat pada wanita yang
mengkonsumsi alkohol 2 kali seminggu dan 3 kali lipat pada konsumsi tiap-tiap
satu hari dapat sedikit menambah risiko abortus dan pada mereka yang meminum
lebih dari ini, risikonya meningkat secara linier dengan tiap jumlah tambahan
gelas kopi.1 Pada penelitian lain, wanita hamil yang mempunyai level paraxantine
(metabolit kafine), risiko abortus spontan adalah 2 kali lipat daripada kontrol.1
signifikan.1
C. Patogenesis
Abortus dimulai dari perdarahan ke dalam decidua basalis yang diikuti dengan
nekrosis jaringan disekitar perdarahan.1 Jika terjadi lebih awal, maka ovum akan
tertinggal dan mengakibatkan kontraksi uterin yang akan berakir dengan ekpulsi
karena dianggap sebagai benda asing oleh tubuh.1 Apabila kandung gestasi dibuka,
biasanya ditemukan fetus maserasi yang kecil atau tidak adanya fetus sama sekali
Pada abortus yang terjadi lama, beberapa kemungkinan boleh terjadi. Jika fetus
yang tertinggal mengalami maserasi, yang mana tulang kranial kolaps, abdomen
dipenuhi dengan cairan yang mengandung darah, dan degenarasi organ internal.1
Kulit akan tertanggal di dalam uterus atau dengan sentuhan yang sangat minimal. 1
Bisa juga apabila cairan amniotik diserap, fetus akan dikompress dan mengalami
juga menjadi sangat kering dan dikompres sehingga menyerupai kertas yang
karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada
kehamilan 8-14 minggu, vili korialis telah masuk agak dalam, sehingga sebagian
keluar dan sebagian lagi akan tertinggal. 6 Perdarahan yang banyak terjadi karena
hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi
miometrium.6
D. Gambaran Klinis
positif;
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat
d. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis disertai nyeri pinggang
e. Pemeriksaan ginekologis:
Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, serta ada/tidak cairan atau
Colok vagina: porsio masih tebuka atau sudah tertutup serta teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, dan kavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
E. Diagnosis
Gejala utama (postabortion triad) pada abortus adalah nyeri di perut bagian
dan perineum, perdarahan pervaginam dan demam yang tidak tinggi. 7 Gejala ini
terutamanya khas pada abortus dengan hasil konsepsi yang masih tertingal di
dalam rahim.Selain itu, ditanyakan adanya amenore pada masa reproduksi kurang
20 minggu dari HPHT.6 Perdarahan pervaginam dapat tanpa atau disertai jaringan
hasil konsepsi. Bentuk jaringan yang keluar juga ditanya apakah berupa jaringan
yang lengkap seperti janin atau tidak atau seperti anggur. Rasa sakit atau keram
tinggi yang tidak terkontrol, trauma, merokok, mengambil alkohol dan riwayat
malaria dan pengambilan narkoba malalui jarum suntik dan seks bebas dapat
b) Pemeriksaan Fisik
Bercak darah diperhatikan banyak, sedang atau sedikit.4 Palpasi abdomen dapat
bimanual. Yang dinilai adalah uterus membesar sesuai usia gestasi, dan
keadaan serviks dapat dinilai samaada terbuka atau tertutup , ditemukan atau tidak
sisa hasil konsepsi di dalam uterus yang dapat menonjol keluar, atau didapatkan di
liang vagina.4
Pemeriksaan fisik pada kehamilan muda dapat dilihat dari table di bawah ini:4
Perdarahan Serviks Uterus Gejala dan Diagnosis
tanda
Bercak Tertutup Sesuai Kram perut Abortus
sedikit dengan usia bawah, uterus immines
hingga gestasi lunak
sedang Tertutup/terbuka Lebih kecil Sedikit/tanpa Abortus
dari usia nyeri perut komplit
gestasi bawah,riwayat
ekspulsi hasil
konsepsi
Sedang Terbuka Sesuai Kram atau Abortus
sehingga dengan usia nyeri perut insipient
masif kehamilan bawah, belum
terjadi ekspulsi
hasil konsepsi
Kram atau Abortus
nyeri perut incomplit
bawah,
ekspulsi
sebahagian
hasil konsepsi
Terbuka Lunak dan Mual/muntah, Abortus
lebih besar kram perut mola
dari usia bawah,
gestasi sindroma mirip
PEB, tidak ada
janin, keluar
jaringan seperti
anggur
c) Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
- Darah Lengkap
- Tes Kehamilan
- Terjadi penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG secara
2) Ultrasonografi
minggu;
- Detik jantung janin terlihat pada kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia
kehamilan 5 - 6 minggu);
atau non-viabel.
F. Diagnosis banding
- polip endoserviks
- karsinoma serviks
G. Penatalaksanaan
a) Abortus imminens
- Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang
mekanik berkurang.
- Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah
mati.
minggu.
b) Abortus insipiens
- Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.
dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai
c) Abortus inkomplit
- Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis
uterus.
d) Abortus komplit
transfusi darah.
e) Missed abortion
dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan
- Penanggulangan infeksi:
Cephalosporin 3 x 1.
- Pada abortus septik diberikan antibiotik dalam dosis yang lebih tinggi
- Pada kasus tetanus perlu diberikan ATS, irigasi dengan H2O2, dan
g) Abortus habitualis
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi, dan
syok.
a. Perdarahan
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan
tergantung dari luar dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau
histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
mungkin juga terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus
infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan