Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

Berdasarkan anamnesis yang telah dilakukan dengan pasien didapatkan

bahwa pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSIA Malang dengan keluhan

gatal. Gatal sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu setelah masuk pondokan.

Awalnya gatal disertai bintil kemudian digaruk sehingga semakin menyebar

dan menjadi bernanah, seperti borok, dan terasa pedih. Gatal yang dirasakan

penderita lebih hebat pada malam hari sehingga membuat penderita sulit tidur.

Sudah diberi obat minum dan salep farmiko, tidak membaik. 1 orang teman

penderita yang tinggal pada satu tempat juga megalami hal yang sama. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa skabies dapat ditegakkan melalui 4 tanda cardinal,

yaitu : Pruritus nocturna, pada orang berkelompok, adanya Terowongan

(Kunikulus) dan adanya Sarcoptes Scabei. Pada pasien ini ada 3 dari 4 tanda

cardinal Skabies.

Pada pemeriksaan fisik pasien ini juga ditemukan pada regio kruris

dextra ad sinistra terdapat makula eritematosa disertai papul eritematosa,

pustula, krusta merah kehitaman, dan ekskoriasi. Pada regio manus dextra ad

sinistra terdapat makula eritematosa disertai papul eritematosa, pustula, krusta

merah kehitaman, dan ekskoriasi. Pada regio abdomen terdapat gambaran

terowongan makula hiperpigmentasi 1cm, papul eritematosa dan ekskoriasi.

Pada regio glutea makula eritematosa disertai papul eritematosa, pustula, erosi,

dan ekskoriasi. Hal ini sesuai dengan teori penyakit skabies, bahwa pada

23
penyakit skabies dapat ditemukan erupsi berupa papul, vesikel, dan pustul di

tempat predileksi, disebut lesi yang khas, terowongan-terowongan pada

predileksi. Diagnosis pasti hanya dapat ditemukannya tungau atau telurnya pada

pemeriksaan mikroskopis. Ada 3 cara : Tes tinta pada terowongan (Burrow ink

test), Uji Tetrasiklin, Kerokan Kulit.

Penatalaksanaan pasien ini sudah sesuai dengan teori, yaitu penggunaan

permethrin 5% 30g krim, aplikasi hanya sekali, dioleskan pada malam hari

seluruh tubuh dari leher hingga ujung kaki dan dicuci setelah 8 – 10 jam. Bila

pada pengolesan pertama belum sembuh maka dapat diulangi lagi 1 minggu

kemudian. Terapi simtomatik yaitu antihistamin berupa cetirizin 10mg tab. 1x1.

Selain farmakologi, terapi non farmakologi untuk membatasi penularan dan

mencegah rekurensi juga harus dilakukan. Prognosis pasien ini baik selama

pasien melakukan pengobatan dengan baik dan mengikuti petunjuk pemakaian

obat yang benar

24

Anda mungkin juga menyukai