Metabolisme Energi, Protein, Lemak, Vitamin Dan Air Pada Kucing
Metabolisme Energi, Protein, Lemak, Vitamin Dan Air Pada Kucing
DIETETIK VETERINER
Disusun Oleh :
KELOMPOK I
Khaidir Kafil
Amelia Ramadhani Anshar
Aminul Rahman
Nurfaizah
Muh. Reza Basri
Ani Wulandari
Agus Harianda
Nurul Sulfi Andini
Marhayani
Umikalsum Yakub
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, nikmat, dan hidayah-Nyalah sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya.
Penyusun
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
Bab I PENDAHULUAN..........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
PENDAHULUAN
Pakan merupakan hal yang sangat penting untuk tubuh berbagai jenis
hewan. pakan adalah segala sesuatu yang kita berikan kepada hewan untuk
dimakan. Nutrisi adalah apa yang terkandung dalam pakan tersebut. Kebutuhan
pakan dari tiap-tiap hewan berbeda-beda sesuai dengan jenis, umur, bobot
badan, keadaan lingkungan dan kondisi fisiologis hewan. Pakan harus
mengandung semua nutrien yang dibutuhkan oleh tubuh hewan, namun tetap
dalam jumlah yang seimbang.
1.3. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Energi diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kerja metabolik, yang mana
termasuk memelihara dan mempersatukan jaringan tubuh, terlibat dalam kerja
fisik, dan regulasi temperature normal tubuh. Energi selalu menjadi kebutuhan
utama yang harus dipenuhi oleh diet hewan (Case et al. 2011).
Hewan mampu meregulasi energi yang mereka terima untuk secara akurat
memenuhi kebutuhan kalori harian mereka. Ketika perbolehkan akses bebas untuk
keseimbangan, palatabilitas diet, kebanyakan anjing dan kucing akan
mengkonsumsi cukup makanan untuk memenuhi, tapi tidak melebihi, kebutuhan
energi harian mereka (Case et al. 2011).
- Taurin
Taurin merupakan asam amino β yang mengandung sulfur yang tidak
Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini
segera diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi
terutama terjadi dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang
membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi
darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino
digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke
sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat
memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino
sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan
dalam feses. Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel
yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.
b) Katabolisme protein
c) Anabolisme protein
Sintesis protein
Transaminasi
Transaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam
amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis
lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino (NH 2) dari
sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu asam
amino dan satu asam keto baru.
Kebutuhan diet lemak pada anjing dan kuding bergantung pada kebutuhan
hewan untuk energi (kalori) dan untuk asam lemak esensial (EFAs). Diet lemak
kontribusi lebi dari dua kali jumlah dari energi termetabolisme (ME) per unit berat
badan daripada protein atau karbohidrat dan juga nutrien dapat dicerna yang tinggi
(Case et al. 2011).
- Vitamin
Vitamin A
Vitamin B
Vitamin C
Vitamin D
Vitamin K
- Air
Kebutuhan air dari kucing mencerminkan status awal mereka sebagai hewan
padang pasir dan perkembangan mereka sebagai karnivora keras yang
memperoleh sebagian besar kebutuhan air mereka dari konsumsi mangsa. Kucing
mempunyai respon sensitive yang kurang untuk haus dan dehidrasi daripada
anjing dan omnivore lainnya, dan mereka mengatur masukan air mereka untuk
kandungan bahan kering dari diet mereka daripada kandungan lembab (Anderson,
1982). Hal ini berarti bahwa kucing yang sedang memakan pakan kering komersil
akan menghabiskan kira-kira setengah jumlah air (dalam diet mereka dan melalui
minuman), dibandingkan dengan kucing yang sedang memakan pakan kalengan
(Kirk, 2000). Memakan makanan kaleng meningkatkan asupan air dan volume
urin; namun, hal ini akan menurunkan konsentrasi dari mineral pembentuk urolit
dalam urin. Pada kucing umur tua yang cenderung menghasilkan urin dengan
konsentrasi lebih rendah, meningkatkan jumlah konsumsi air menjadi bahkan
lebih penting untuk menghindari dehidrasi dan perkembangan dari azotemia
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kucing mempunyai respon sensitive yang kurang untuk haus dan dehidrasi
daripada anjing dan omnivore lainnya, dan mereka mengatur masukan air
mereka untuk kandungan bahan kering dari diet mereka daripada
kandungan lembab (Anderson, 1982). Hal ini berarti bahwa kucing yang
sedang memakan pakan kering komersil akan menghabiskan kira-kira
setengah jumlah air (dalam diet mereka dan melalui minuman),
dibandingkan dengan kucing yang sedang memakan pakan kalengan (Kirk,
2000). Memakan makanan kaleng meningkatkan asupan air dan volume
urin; namun, hal ini akan menurunkan konsentrasi dari mineral pembentuk
urolit dalam urin. Pada kucing umur tua yang cenderung menghasilkan urin
DAFTAR PUSTAKA
Anderson RS. Water Balance in The Dog and Cat. J Small Anim Pract
1982;23:588-598.
Kirk, CA, Debraekeleer J, Armstrong PJ. Normal Cats. In: Hand MS,
Thatcher CD, Remillard RL, et al, eds. Small Animal Clinical Nutrition 4 th Ed.
Philadephia: WB Saunders Co, 2000;291-351.
Morris JG, Roger QR, Kim SW, et al. Dietary Requirement of Taurine of
Cats id Determined by Microbial Degradation of Taurine in The Gut. Adv Exp
Med Biol 1994;359:59-70.
Morris JG, Roger QR, Winterrowd DL, et al. The Utilization of Ornhitine
dan Citrulline by The Growing Kitten. J Nutr 1979:109:724-729.
Morris JG, Roger QR. Ammonia Intoxication in The Near Adult Cat as a
Result of a Dietary Deficiency of Arginine. Science 1978:199:431-432.