Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMODELAN DATA KATEGORI

MODUL I

ANALISIS HUBUNGAN BENTUK SEGMEN ST DENGAN


TIPE KERUSAKAN PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER
MENGGUNAKAN UJI INDEPENDENSI

Oleh:
Chafidhotul Itsmi 2043201019
Nabilla Rizqina Efrianti 2043201078

Asisten Dosen
Safira Azizah

Dosen :
Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si
Iis Dewi Ratih, S.Si, M.Si

Program Studi Sarjana Terapan


Departemen Statistika Bisnis
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2022ABSTRAK
Salah satu penyakit kardiovaskular di Indonesia yang menempati
urutan pertama adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner
(PJK) adalah penyakit yang disebabkan adanya plak yang menumpuk di
dalam arteri koroner yang menyuplai oksigen ke otot jantung. Penyakit
jantung koroner merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pada penyakit jantung koroner,
identifikasi pola Segmen ST sangat penting diketahui untuk menentukan
strategi terapi dan penanganan yang tepat. Pada penelitian ini akan dianalisis
hubungan antara pola yang terbentuk dari Segmen ST dengan tipe kerusakan
penderita jantung koroner. Pada penelitian ini akan menganalisis pengaruh
pola yang terbentuk dari Segmen ST terhadap tipe kerusakan penderita
jantung koroner. Karakteristik datanya dapat diketahui dengan menggunakan
tabel kontingensi dua dimensi. Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder yang didapatkan dari website Kaggle.com. Metode yang digunakan
untuk menguji yaitu pengujian independensi. Berdasarkan hasil analisis
dapat diketahui bahwa mayoritas jumlah penderita jantung koroner memiliki
pola pada Segmen ST berbentuk downsloping dan tipe kerusakan fixed,
sedangkan yang hanya sedikit penderita jantung koroner yang memiliki pola
pada segmen ST berbentuk downsloping dan tipe kerusakan normal. Adapun
hasil uji independensi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola
yang terbentuk dari Segmen ST dengan tipe kerusakan pada penderita
penyakit jantung koroner.
Kata Kunci: Jantung Koroner, Segmen ST, Tabel Kontingensi, Tipe
Kerusakan, Uji Independensi

i
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
1.5 Batasan Masalah.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tabel Kontingensi....................................................................................4
2.2 Uji Independensi......................................................................................4
2.3 Jantung Koroner.......................................................................................5
2.4 Segmen ST...............................................................................................5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data.............................................................................................6
3.2 Variabel Penelitian....................................................................................6
3.3 Langkah Analisis......................................................................................6
3.4 Diagram Alir............................................................................................7
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Pola yang Terbentuk dari Segmen ST dan Tipe Kerusakan
pada Penderita Penyakit Jantung Koroner...............................................8
4.2 Uji Independensi pada Pola yang Terbentuk dari Segmen ST dan Tipe
Kerusakan pada Penderita Penyakit Jantung Koroner.............................9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................10
5.2 Saran .....................................................................................................10

i
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1 Variabel Penelitian.................................................................................6

Tabel 4.1 Tabel Kontingensi Pola yang Terbentuk dari Segmen ST dan Tipe…

Kerusakan pada Penderita Penyakit Jantung Koroner..........................6

Tabel 4.2 Statistik Uji Independensi......................................................................6

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Diagram Alir.....................................................................................7

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data................................................................................................12

v
Lampiran 2. Output Software 15BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit kardiovaskular di Indonesia yang terus menerus


menempati urutan pertama adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung
koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan adanya plak yang menumpuk di
dalam arteri koroner yang mensuplai oksigen ke otot jantung. Penyakit ini
termasuk bagian dari penyakit kardiovaskuler yang paling umum terjadi. Penyakit
kardiovaskuler merupakan gangguan dari jantung dan pembuluh darah termasuk
stroke, penyakit jantung rematik dan kondisi lainnya. Penyakit jantung koroner
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena morbiditas dan mortalitas yang
tinggi. Pada penyakit jantung koroner, identifikasi kemunculan PVC dan Segmen
ST sangat penting diketahui, untuk menentukan strategi terapi dan penanganan
yang tepat. Segmen ST ini sering kali tidak terdeteksi jika pemeriksaan dilakukan
secara manual dan sering kali muncul hanya beberapa saat isyarat
elektrokardiogram normal. Pada penelitian ini akan dianalisis hubungan antara
pola yang terbentuk dari Segmen ST dengan tipe kerusakan penderita jantung
koroner. Ada atau tidaknya pengaruh pola yang terbentuk dari Segmen ST
terhadap tipe kerusakan penderita jantung koroner dapat dianalisis menggunakan
tabel kontingensi dan pengujian independensi.
Tabel kontingensi merupakan tabel yang terdiri dari kolom dan baris di
mana kolom dan baris merupakan level-level variabel kategorik yang diamati dan
perpotongan antara baris dan kolom, yaitu sel merupakan frekuensi dari
kombinasi variabel yang diamati. Tabel kontingensi dengan ukuran r x c berarti
dalam tabel kontingensi ini melibatkan dua variabel yang diamati dengan level
variabel pertama sebanyak r dan level variabel kedua sebanyak. Setelah membuat
tabel kontingensi, maka juga dapat dilakukan uji independensi pada data yang
digunakan dalam penelitian. Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
interdependensi antara dua variabel.

1
Pada penelitian ini akan menganalisis pengaruh pola yang terbentuk dari
Segmen ST terhadap jenis kerusakan pada penderita jantung koroner. Metode
yang digunakan yaitu menggunakan tabel kontingensi dan melakukan pengujian
independensi kedua variabel. Dengan adanya laporan penelitian ini diharapkan
dapat membantu mengetahui pengaplikasian dari tabel kontingensi dan pengujian
independensi pada yang digunakan serta mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
pola yang terbentuk dari Segmen ST terhadap tipe kerusakan pada penderita
jantung koroner.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana karakteristik pola yang terbentuk dari Segmen ST dengan tipe
kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner?
2. Adakah hubungan antara pola yang terbentuk dari Segmen ST dengan tipe
kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui karakteristik pola yang terbentuk dari Segmen ST dengan tipe
kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner.
2. Mengetahui hubungan antara pola yang terbentuk dari Segmen ST dengan
tipe kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah mampu memahami konsep
analisis menggunakan tabel kontingensi dua dimensi, melakukan pengujian
independensi dari dua variabel, menambah kemampuan dalam menganalisis data,
dan mampu menyajikan suatu data menjadi informasi yang bermakna dan mudah
dipahami. Manfaat praktikum ini bagi pembaca adalah memperoleh informasi
mengenai ada tidaknya pengaruh pola yang terbentuk dari Segmen ST terhadap
tipe kerusakan pada penderita jantung koroner.

1.5 Batasan Masalah

2
Batasan masalah penelitian ini adalah data tipe kerusakan pada penderita
penyakit jantung koroner sebagai variabel respon dan pola yang terbentuk dari
Segmen ST pada EKG sebagai variabel prediktor dengan jumlah data sebanyak
297 data.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tabel Kontingensi


Tabel kontingensi atau yang sering disebut tabulasi silang (cross tabulation
atau cross classification) adalah tabel yang berisi data jumlah atau frekuensi atau
beberapa klasifikasi (kategori). Cross tabulation yaitu suatu metode statistik yang
menggambarkan dua atau lebih variabel secara simultan dan hasilnya ditampilkan
dalam bentuk tabel yang merefleksikan distribusi bersama dua atau lebih variabel
dengan jumlah kategori yang terbatas. Metode cross tabulation dapat menjawab
hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian tetapi bukan hubungan sebab
akibat. Semakin bertambah jumlah variabel yang ditabulasikan maka semakin
kompleks interpretasinya (Wulandari, Salamah, & Susilaningrum, 2009).
2.2 Uji Independensi
Uji independensi merupakan uji dua arah antara dua variabel, yaitu variabel
pertama dalam kolom dan variabel kedua dalam baris atau yang biasa dikenal
dengan tabel kontingensi (Suharyadi & Purwanto, 2009). Uji independensi
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Setiap level atau kelas
dari variabel-variabel tersebut harus memenuhi syarat.
Uji independensi memiliki hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan antara dua variabel yang diamati (independen)
H1 : Ada hubungan antara dua variabel yang diamati (dependen)
Taraf signifikan : α = 0,05
Daerah penolakan :
Tolak H0 jika χ2hitung > χ2α,df atau p-value < α
Statistik uji:

O  Eij 
2
n n
  
2 ij

Eij
i 1 j 1
(2.1)

Keterangan:

4
Oij = Nilai observasi/ pengamatan baris ke-i dan kolom ke-j
Eij = Nilai ekspektasi baris ke-I dan kolom ke-j

2.3 Jantung Koroner


Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan
oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke
otot jantung dan merupakan kelainan mikroardium yang disebabkan oleh
insufisiensi aliran darah koroner. Penyebab paling utama PJK adalah dislipidemia.
Dislipidemia merupakan faktor risiko yang utama penyakit jantung. Perubahan
gaya hidup masyarakat erat hubungannya dengan peningkatan kadar lipid
(Khotimah & dkk, 2022).
2.4 Segmen ST
Depresi Segmen ST adalah manifestasi dari iskemia miokard yang diinduksi
latihan. Depresi segmen ST yang terekam pada EKG mewakili besar dan arah
gradient listrik yang dihasilkan oleh vektor iskemik di seluruh endokardium dan
epikardium, serta lokasi elektroda yang merekam (Ardiana, 2022). Perubahan-
perubahan segmen ST merupakan kriteria yang diterima secara luas untuk iskemia
dan cedera miokard. Interpretasi segmen ST bisa dipengaruhi oleh konfigurasi
EKG saat istirahat (bundle branch blocks, hipertrofi ventrikel kiri, dll) dan zat-zat
farmokologis (contohnya, preparat digitalis) (Atmadja & Doewes, 2004).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data


Data yang digunakan dalam praktikum ini adalah data sekunder mengenai
penderita penyakit jantung koroner pada tahun 2020 dengan jumlah data sebanyak
297 yang diakses melalui website Kaggle.com. Data di akses pada hari Rabu, 7
September 2022 pukul 16.50 di Surabaya.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel penelitian yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Keterangan Skala Kategori
1: Normal
Y Tipe Kerusakan Penderita Jantung Koroner Nominal 2: Fixed
3: Reversible Defect
1: Unsloping
X Pola yang Terbentuk dari Segmen ST Nominal 2: Flat
3: Downsloping
3.1
3.2
3.1
3.2

3.3 Struktur Data


Struktur data yang digunakan dalam praktikum ini disajikan pada tabel 3.2
sebagai berikut.
Tabel 3.2 Struktur Data
Tipe Kerusakan
Pola yang Terbentuk Total
Normal Fixed Reversible Defect
Downsloping n11 n12 n13 n1.
Flat n21 n22 n23 n2.
Unsloping n31 n32 n33 n3.
Total n.1 n.2 n.3 n..
3.3 Langkah Analisis
Langkah analisis yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut.

6
1. Mengumpulkan data tipe kerusakan pada penderita penyakit jantung
koroner dan pola yang terbentuk dari Segmen ST memalui website Kaggle.
2. Mendeskripsikan karakteristik tipe kerusakan pada penderita penyakit
jantung koroner dan pola yang terbentuk dari Segmen ST menggunakan
tabel kontingensi 2 dimensi.
3. Melakukan uji independensi pada data tipe kerusakan pada penderita
penyakit jantung koroner dan pola yang terbentuk dari Segmen ST
menggunakan tabel kontingensi 2 dimensi menggunakan Chi-Square.
5. Menginterpretasikan hasil analisis.
6. Menarik kesimpulan dan saran

3.4 Diagram Alir


Berdasarkan hasil uraian tersebut, dapat disajikan diagram alir sebagai
berikut.
Mulai

Mengumpulkan Data

Karakteristik Data

Uji Independensi

Menginterpretasi Hasil Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir

7
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hubungan pola yang terbentuk dari Segmen ST
dan tipe kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner yang akan dibuat
karakteristik datanya dengan tabel kontingensi serta membuat analisis dengan uji
independensi. Berikut merupakan hasil analisis dari karakteristik data dan uji
independensi yang akan dijelaskan pada subbab sebagai berikut.

4.1 Karakteristik Pola yang Terbentuk dari Segmen ST dan Tipe


Kerusakan pada Penderita Penyakit Jantung Koroner
Hasil analisis karakteristik pola yang terbentuk dari Segmen ST meliputi
pola unsloping, flat, dan downsloping sedangkan tipe kerusakan pada penderita
penyakit jantung koroner meliputi kategori normal, fixed, dan reversible defect.
Hasil analisis karakteristik data akan dijelaskan pada tabel kontingensi 2 dimensi
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Tabel Kontingensi Pola yang Terbentuk dari Segmen ST dan Tipe Kerusakan pada
Penderita Penyakit Jantung Koroner
Pola yang Terbentuk Tipe Kerusakan Total
dari Segmen ST Normal Fixed Reversible Defect
Unsloping 3 8 10 21
Flat 13 56 68 137
Downsloping 2 100 37 139
Total 18 164 115 297
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah penderita jantung koroner yang
memiliki pola pada segmen ST berbentuk unsloping dan tipe kerusakan normal
sebanyak 3, jumlah penderita jantung koroner yang memiliki pola pada segmen
ST berbentuk unsloping dan tipe kerusakan fixed sebanyak 8, jumlah penderita
jantung koroner yang memiliki pola pada segmen ST berbentuk unsloping dan
tipe kerusakan reversible defect sebanyak 10, jumlah penderita jantung koroner
yang memiliki pola pada segmen ST berbentuk flat dan tipe kerusakan normal
sebanyak 13, jumlah penderita jantung koroner yang memiliki pola pada segmen
ST berbentuk flat dan tipe kerusakan fixed sebanyak 56, jumlah penderita jantung
koroner yang memiliki pola pada segmen ST berbentuk flat dan tipe kerusakan
reversible defect sebanyak 68, jumlah penderita jantung koroner yang memiliki
pola pada segmen ST berbentuk downsloping dan tipe kerusakan normal sebanyak

8
2, jumlah penderita jantung koroner yang memiliki pola pada segmen ST
berbentuk downsloping dan tipe kerusakan fixed sebanyak 100, dan jumlah
penderita jantung koroner yang memiliki pola pada segmen ST berbentuk
downsloping dan tipe kerusakan reversible defect sebanyak 37. Berdasarkan hasil
tabel kontingensi di atas yang memiliki jumlah paling besar yaitu jumlah
penderita jantung koroner yang memiliki pola pada segmen ST berbentuk
downsloping dan tipe kerusakan fixed, sedangkan yang memiliki jumlah paling
kecil yaitu jumlah penderita jantung koroner yang memiliki pola pada segmen ST
berbentuk downsloping dan tipe kerusakan normal
4.2 Uji Independensi pada Pola yang Terbentuk dari Segmen ST dan Tipe
Kerusakan pada Penderita Penyakit Jantung Koroner
Uji independensi pada pola yang terbentuk dari segmen ST dan tipe
kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner digunakan untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara dua variabel tersebut. Uji independensi
menggunakan uji Chi-Square dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis :
H0 : Tidak terdapat hubungan antara pola yang terbentuk dari segmen ST dengan
tipe kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner.
H1 : Terdapat hubungan antara pola yang terbentuk dari segmen ST dengan tipe
kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner.
Dalam praktikum ini ditetapkan taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka
diperoleh daerah penolakan, tolak H0 jika χ 2h itung lebih besar dari χ 2tabel = 9,487 dan
P-value kurang dari α sebesar 0,05. Hasil statistik uji ditunjukkan pada Tabel 4.2
sebagai berikut.
Tabel 4.2 Statistik Uji Independensi
χ2hitung χ2tabel P-Value
33,06 9,487 0,000
1
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari data pola yang terbentuk dari segmen ST
dengan tipe kerusakan pada penderita penyakit jantung koroner diperoleh nilai
χ2hitung sebesar 33,061 yang lebih besar dari nilai χ2tabel yaitu sebesar 9,487 dan
diperkuat dengan P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05
sehingga dapat diputuskan tolak H0 yang artinya terdapat hubungan antara pola

9
yang terbentuk dari segmen ST dengan tipe kerusakan pada penderita penyakit
jantung koroner.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa
hal, yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil tabel kontingensi yang memiliki jumlah paling besar yaitu
jumlah penderita jantung koroner yang memiliki pola pada segmen ST
berbentuk downsloping dan tipe kerusakan fixed, sedangkan yang memiliki
jumlah paling kecil yaitu jumlah penderita jantung koroner yang memiliki
pola pada segmen ST berbentuk downsloping dan tipe kerusakan normal
2. Hasil uji independensi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola
yang terbentuk dari segmen ST dengan tipe kerusakan pada penderita
penyakit jantung koroner.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
untuk pembaca yaitu

11
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, M. (2022). Buku Ajar Prevensi dan Rehabilitasi Jantung. Surabaya:


Penerbit Airlangga University Press.
Atmadja, D. S., & Doewes, D. (2004). ACSM: Panduan Uji Latihan Jasmani dan
Peresapannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Khotimah, & dkk. (2022). Penyakit Gangguan Sistem Tubuh. Medan: Yayasan
Kita Menulis.
Suharyadi, & Purwanto. (2009). STATISTIKA: Untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Wulandari, I. S., Salamah, I., & Susilaningrum, D. (2009). Analisa Data
Kualitatif. Surabaya: Jurusan Statistika FMIPA ITS.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data

12
No Slope Thal No Slope Thal
Downslopin
1 g Fixed 46 Flat Reversible defect
2 Flat Normal 47 Unsloping Normal
3 Flat Reversible defect 48 Flat Reversible defect
Downslopin
4 g Normal 49 Unsloping Normal
Downslopin
5 Unsloping Normal 50 g Normal
6 Unsloping Normal 51 Unsloping Normal
Downslopin
7 g Normal 52 Unsloping Reversible defect
8 Unsloping Normal 53 Unsloping Normal
9 Flat Reversible defect 54 Unsloping Normal
Downslopin
10 g Reversible defect 55 Unsloping Reversible defect
11 Flat Fixed 56 Flat Reversible defect
12 Flat Normal 57 Flat Reversible defect
13 Flat Fixed 58 Unsloping Reversible defect
Downslopin
14 Unsloping Reversible defect 59 g Normal
15 Unsloping Reversible defect 60 Unsloping Normal
16 Unsloping Normal 61 Flat Reversible defect
Downslopin Downslopin
17 g Reversible defect 62 g Normal
18 Unsloping Normal 63 Flat Reversible defect
19 Unsloping Normal 64 Unsloping Normal
20 Unsloping Normal 65 Flat Reversible defect
21 Flat Normal 66 Flat Reversible defect
22 Unsloping Normal 67 Flat Normal
23 Flat Normal 68 Unsloping Reversible defect
Downslopin
24 Unsloping Reversible defect 69 g Reversible defect
25 Flat Reversible defect 70 Flat Normal
26 Flat Normal 71 Unsloping Normal
27 Unsloping Normal 72 Flat Reversible defect
Downslopin
28 g Normal 73 Flat Reversible defect
29 Unsloping Normal 74 Unsloping Fixed
30 Flat Reversible defect 75 Unsloping Normal
31 Unsloping Normal 76 Unsloping Normal
32 Unsloping Reversible defect 77 Flat Reversible defect
33 Unsloping Normal 78 Unsloping Normal
34 Flat Reversible defect 79 Flat Normal
35 Unsloping Normal 80 Unsloping Reversible defect
36 Unsloping Normal 81 Flat Normal
37 Flat Reversible defect 82 Flat Normal
38 Flat Fixed 83 Unsloping Normal

13
39 Flat Reversible defect 84 Flat Reversible defect
40 Flat Normal 85 Unsloping Normal
41 Flat Reversible defect 86 Unsloping Normal
42 Unsloping Reversible defect 87 Unsloping Normal
43 Unsloping Normal 88 Unsloping Normal
44 Unsloping Normal 89 Unsloping Normal
45 Unsloping Normal 90 Flat Normal

Lampiran 1. Data (Lanjutan)


No slope Thal No Slope Thal
13
91 Downsloping Reversible defect 9 Flat Normal
14
92 Flat Reversible defect 0 Unsloping Normal
14
93 Flat Normal 1 Flat Reversible defect
14
94 Unsloping Normal 2 Unsloping Normal
14
95 Unsloping Reversible defect 3 Flat Reversible defect
14
96 Flat Reversible defect 4 Flat Reversible defect
14
97 Flat Reversible defect 5 Unsloping Normal
14
98 Unsloping Normal 6 Flat Reversible defect
14
99 Unsloping Normal 7 Unsloping Normal
10 14
0 Unsloping Normal 8 Unsloping Normal
10 14
1 Unsloping Normal 9 Unsloping Normal
10 15
2 Unsloping Normal 0 Flat Reversible defect
10 15
3 Unsloping Normal 1 Flat Normal
10 15
4 Flat Reversible defect 2 Flat Reversible defect
10 15
5 Unsloping Reversible defect 3 Flat Reversible defect
10 15
6 Unsloping Reversible defect 4 Downsloping Normal
10 15
7 Flat Reversible defect 5 Flat Normal
10 15
8 Flat Reversible defect 6 Unsloping Reversible defect
10 Flat Reversible defect 15 Unsloping Reversible defect

14
9 7
15
110 Flat Reversible defect 8 Flat Reversible defect
15
111 Flat Normal 9 Unsloping Reversible defect
16
112 Flat Fixed 0 Unsloping Reversible defect
16
113 Flat Reversible defect 1 Unsloping Normal
16
114 Flat Reversible defect 2 Flat Normal
16
115 Flat Fixed 3 Flat Normal
16
116 Unsloping Normal 4 Unsloping Normal
16
117 Unsloping Normal 5 Unsloping Reversible defect
16
118 Unsloping Reversible defect 6 Unsloping Normal
16
119 Flat Reversible defect 7 Unsloping Reversible defect
12 16
0 Unsloping Reversible defect 8 Flat Normal
12 16
1 Flat Reversible defect 9 Flat Reversible defect
12 17
2 Flat Normal 0 Unsloping Reversible defect
12 17
3 Downsloping Reversible defect 1 Flat Normal
12 17
4 Flat Normal 2 Flat Normal
12 17
5 Flat Normal 3 Flat Fixed
12 17
6 Downsloping Reversible defect 4 Flat Reversible defect
12 17
7 Flat Reversible defect 5 Unsloping Reversible defect
12 17
8 Unsloping Normal 6 Flat Fixed
12 17
9 Unsloping Normal 7 Unsloping Normal
13 17
0 Flat Reversible defect 8 Unsloping Normal
13 17
1 Unsloping Reversible defect 9 Flat Reversible defect
13 18
2 Unsloping Normal 0 Flat Reversible defect
13 Unsloping Normal 18 Unsloping Normal

15
3 1
13 18
4 Flat Normal 2 Downsloping Reversible defect
13 18
5 Flat Normal 3 Unsloping Normal
13 18
6 Downsloping Reversible defect 4 Unsloping Normal
13 18
7 Flat Reversible defect 5 Downsloping Reversible defect
13 18
8 Flat Reversible defect 6 Flat Fixed
Lampiran 1. Data (Lanjutan)
No Slope Thal No Slope Thal
18 23
7 Unsloping Reversible defect 5 Unsloping Reversible defect
18 23
8 Flat Reversible defect 6 Flat Normal
18 23
9 Unsloping Normal 7 Unsloping Normal
19 23
0 Flat Reversible defect 8 Unsloping Normal
19 23
1 Flat Normal 9 Unsloping Normal
19 24
2 Flat Normal 0 Unsloping Normal
19 24
3 Flat Normal 1 Flat Normal
19 24
4 Flat Normal 2 Unsloping Normal
19 24
5 Flat Normal 3 Flat Normal
19 24
6 Unsloping Normal 4 Unsloping Reversible defect
19 24
7 Unsloping Normal 5 Flat Normal
19 24
8 Unsloping Normal 6 Unsloping Reversible defect
19 24
9 Unsloping Normal 7 Unsloping Normal
20 24
0 Unsloping Reversible defect 8 Flat Fixed
20 24
1 Unsloping Reversible defect 9 Flat Reversible defect
20 25
2 Unsloping Reversible defect 0 Flat Reversible defect
20 25
3 Flat Reversible defect 1 Unsloping Normal
20 Flat Reversible defect 25 Flat Normal

16
4 2
20 25
5 Flat Reversible defect 3 Flat Normal
20 25
6 Unsloping Normal 4 Unsloping Normal
20 25
7 Flat Normal 5 Flat Normal
20 25
8 Unsloping Normal 6 Unsloping Normal
20 25
9 Flat Reversible defect 7 Unsloping Reversible defect
21 25
0 Flat Normal 8 Flat Normal
25
211 Flat Reversible defect 9 Unsloping Normal
21 26
2 Unsloping Normal 0 Unsloping Normal
21 26
3 Flat Reversible defect 1 Unsloping Normal
21 26
4 Unsloping Normal 2 Flat Normal
21 26
5 Flat Normal 3 Flat Fixed
21 26
6 Flat Normal 4 Flat Fixed
21 26
7 Unsloping Normal 5 Unsloping Reversible defect
21 26
8 Unsloping Normal 6 Unsloping Normal
21 26
9 Unsloping Normal 7 Unsloping Reversible defect
22 26
0 Unsloping Normal 8 Unsloping Fixed
22 26
1 Flat Reversible defect 9 Flat Reversible defect
22 27
2 Flat Normal 0 Flat Normal
22 27
3 Unsloping Normal 1 Unsloping Normal
22 27
4 Unsloping Normal 2 Flat Reversible defect
22 27
5 Unsloping Normal 3 Flat Normal
22 27
6 Flat Normal 4 Flat Normal
22 27
7 Unsloping Normal 5 Unsloping Normal
22 Flat Normal 27 Flat Normal

17
8 6
22 27
9 Flat Normal 7 Flat Reversible defect
23 27
0 Unsloping Normal 8 Unsloping Normal
23 27
1 Unsloping Normal 9 Flat Reversible defect
23 28
2 Unsloping Normal 0 Unsloping Normal
23 28
3 Flat Normal 1 Unsloping Reversible defect
23 28
4 Downsloping Reversible defect 2 Downsloping Fixed
Lampiran 1. Data (Lanjutan)
No Slope Thal No Slope Thal
283 Flat Fixed 291 Unsloping Normal
284 Unsloping Reversible defect 292 Flat Fixed
Downslopin
285 g Normal 293 Flat Reversible defect
286 Flat Reversible defect 294 Flat Reversible defect
287 Unsloping Normal 295 Flat Reversible defect
Downslopin
288 g Fixed 296 Flat Reversible defect
289 Unsloping Reversible defect 297 Flat Normal
290 Flat Normal

Lampiran 2. Output Software


Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

slope * thal 297 100.0% 0 0.0% 297 100.0%

Slope * thal Crosstabulation

thal

Reversible
Fixed Normal Defect Total

slope Downsloping Count 3 8 10 21

Expected Count 1.3 11.6 8.1 21.0

Flat Count 13 56 68 137

Expected Count 8.3 75.6 53.0 137.0

Unsloping Count 2 100 37 139

Expected Count 8.4 76.8 53.8 139.0

18
Total Count 18 164 115 297

Expected Count 18.0 164.0 115.0 297.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 33.061a 4 .000


Likelihood Ratio 34.515 4 .000
Linear-by-Linear Association 2.868 1 .090
N of Valid Cases 297

a. 1 cells (11.1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.27.
Lampiran 3. Dokumentasi

19

Anda mungkin juga menyukai