Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jum’at; Keutamaan Membangun Masjid

‫ َو َخ َذ َل َمنْ َشا َء ِمنْ َخ ْل ِق ِه ِبمَشِ ْيَئ ِت ِه‬،ِ‫اَ ْل َحمْ ُد هّٰلِل ِ الَّ ِذيْ َو َّف َق َمنْ َشا َء ِمنْ َخ ْل ِق ِه ِب َفضْ لِ ِه َو َك َر ِمه‬
ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُده‬،ُ‫ك َله‬َ ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنْ اَّل ِإ ٰل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.ِ‫َو َع ْدلِه‬
ِ ‫ْن َع ْب ِد‬
،‫هللا‬ ِ ‫ࣙ ب‬  ‫اركْ َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ِد‬ َ ‫ اَل ٰلّ ُه َّم‬.ُ‫ص ِف ُّي ُه َو َح ِب ْي ُبه‬
ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ َم َو َب‬ َ ‫ َو‬،ُ‫َو َرس ُْولُه‬
‫ َواَل َح ْو َل َواَل قُوَّ َة‬،ِ‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ْال ِق َيا َمة‬ ٍ ‫ َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬،ُ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َوااَل ه‬ َ ‫َو َع َلى ٰالِ ِه َو‬
ِ ‫ِإاَّل ِبا‬
‫هلل‬

ِ ‫ َفِإ ِّني ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬،‫َأمَّا َبعْ ُد‬:


ِ ‫هللا ْال َعلِيِّ ْال َعظِ ي ِْم ْال َق‬
‫اِئل ِفيْ مُحْ َك ِم ِك َت ِاب ِه‬
  ‫ش ِإاَّل‬ َّ ‫اج َد هللاِ َم ْن آ َم َن بِاهللِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر َوَأقَا َم ال‬
َ ‫صاَل ةَ َوآتَى ال َّز َكاةَ َولَ ْم يَ ْخ‬ ِ ‫ِإنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َس‬
َ ‫ هللاَ فَ َع َسى ُأولَِئ‬ 
َ ‫ك َأ ْن يَ ُكونُوا ِم َن ْال ُم ْهتَ ِد‬
‫ين‬

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at rahimakumullah,


Masjid adalah salah satu simbol kebesaran agama Islam ‫ر‬ُ ‫ال َّش َعائ‬. Tercatat di dalam banyak ayat
suci Al-Qur’an dan hadits keterangan yang menyebutkan kemuliaannya. Di antaranya ayat:
ْ ‫ َو َم ْن َأ‬ 
  ‫ظلَ ُم ِم َّم ْن َمنَ َع َم َسا ِج َد هللاِ َأ ْن ي ُْذ َك َر فِيهَا ا ْس ُمهُ َو َس َعى فِي َخ َرابِهَا‬
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah
dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya?” (QS Al-Baqarah: 114).  

Kalimat dalam firman Allah SWT tersebut disampaikan dengan memakai kalimat istifham
(bertanya), tapi tidak dikehendaki sebagai arti istifham yang sesungguhnya (bertanya karena tidak
paham), melainkan berfaedah nafi (meniadakan). Dalam ayat tersebut, Allah tidak bermaksud
bertanya tentang siapa orang yang paling zalim, tapi hendak menegaskan bahwa tidak ada yang
lebih berbuat aniaya melebihi orang yang menghalangi penyebutan nama-Nya di masjid-masjid dan
berusaha merobohkannya.  

Dalam ayat lain disebutkan:


 ‫ش‬ َّ ‫اج َد هللاِ َم ْن آ َم َن بِاهللِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر َوَأقَا َم ال‬
َ ‫صاَل ةَ َوآتَى ال َّز َكاةَ َولَ ْم يَ ْخ‬ ِ ‫ِإنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َس‬
َ ‫ك َأ ْن يَ ُكونُوا ِم َن ْال ُم ْهتَ ِد‬
‫ين‬ َ ‫ ِإاَّل هللاَ فَ َع َسى ُأولَِئ‬ 
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk” (QS Al-Taubah: 18).  

Dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan:


ْ َ‫ارسُونَهُ بَ ْينَهُ ْم ِإاَّل نَ َزل‬
 ‫ت‬ َ ‫اب هللاِ َويَتَ َد‬ َ َ‫ون ِكت‬ َ ُ‫ت هللاِ يَ ْتل‬ ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ ٍ ‫َو َما اجْ تَ َم َع قَ ْو ٌم فِي بَ ْي‬
ُ‫ َعلَ ْي ِه ِم ال َّس ِكينَةُ َو َغ ِشيَ ْتهُ ُم الرَّحْ َمةُ َو َحفَّ ْتهُ ُم ْال َماَل ِئ َكةُ َو َذ َك َرهُ ُم هللاُ فِي َم ْن ِع ْن َده‬ 
“Dan tidaklah suatu kaum berkumpul dalam satu dari beberapa masjid rumah turunnya rahmat
Allah, seraya membaca dan bertadarus kitab-Nya di antara mereka, kecuali turun kepada mereka
ketenangan dan dipenuhi rahmat dan dikelilingi para malaikat, serta Allah menyebut mereka di
antara orang yang dekat di sisiNya” (HR Muslim).  
Dalam hadits riwayat al-Dailami, Nabi bersabda:
َ ‫ْج ٍد َوِإ َذا َأ ْب َغ‬
  ‫ضهُ َج َعلَهُ قَيِّ َم َح َم ٍام‬ ِ ‫ِإ َذا َأ َحبَّ هللاُ َع ْبدًا َج َعلَهُ قَيِّ َم َمس‬.  
“Jika Allah senang terhadap hamba-Nya maka Ia menjadikannya pengurus masjid. Dan jika Allah
membenci hamba-Nya maka Ia menjadikannya petugas kolam renang (tempat hiburan yang
melanggar syariat)” (HR al-Dailami).  

Oleh karena besarnya kemuliaan masjid, besar pula keutamaan orang yang membangunnya.
Disebutkan dalam hadits riwayat Imam al-Bazzar:
ِ َّ‫ْجدًا بَنَى هللاُ لَهُ بَ ْيتًا فِي ْال َجن‬
 ‫ة‬ ِ ‫ َو َم ْن بَنَى هلِل ِ َمس‬ 
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah maka Allah akan membangunkan untuknya istana
di surga” (HRal-Bazzar).  

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at rahimakumullah,


Riwayat senada juga disampaikan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahih-nya, al-Thabrani dalam al-
Mu’jam al-Ausath, al-Darimi, Ibnu Majah, al-Baihaqi dan al-Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya.  
Keutamaan membangun masjid bahkan tidak hanya berlaku untuk masjid yang besar dan megah,
tapi juga mencakup masjid kecil yang sederhana.

Disebutkan dalam riwayat Imam al-Tirmidzi:


  ‫ان َأ ْو َكبِيرًا بَنَى هللاُ لَهُ بَ ْيتًا فِي ال َجنَّ ِة‬
َ ‫ص ِغيرًا َك‬ ِ ‫ َم ْن بَنَى هلِل ِ َمس‬ 
َ ‫ْجدًا‬
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, kecil atau besar, maka Allah membangun baginya
rumah di surga”. (HR al-Tirmidzi).  

Dalam riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Abi Syaibah memakai redaksi:
‫ بَنَى هللاُ لَهُ بَ ْيتًا فِي ْال َجنَّ ِة‬،‫ْضهَا‬ ِ ‫ْجدًا َولَ ْو َك َم ْف َح‬
ِ ‫ص قَطَا ٍة لِبَي‬ ِ ‫ َم ْن بَنَى هلِل ِ َمس‬ 
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, meski seukuran lubang tempat burung qatha
bertelur, maka Allah membangun untuknya rumah di surga” (HR Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah).  
Pahala besar

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at rahimakumullah,


Membangun masjid tidak hanya untuk satu orang yang membangun yang menyokong pendanaan
secara total, tapi mencakup pembangunan masjid secara kolektif atau iuran. Itu artinya siapa pun
yang berkontribusi atas kokohnya bangunan masjid, ia mendapat keutamaan dibangunkan rumah di
surga. Syekh Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur menerangkan:
َ َ‫ْت فِي ْال َجنَّ ِة َك َما لَ ْو َأ ْعت‬
  ٌ‫ق َج َما َعة‬ ِ ‫ك َج َما َعةٌ فِي بِنَا ِء َمس‬
ٌ ‫ْج ٍد بُنِ َي لِ ُكلٍّ ِم ْنهُ ْم بَي‬ َ ‫لَ ِوا ْشتَ َر‬
ُ ِ‫ َعبْداً فَِإ َّن كاُل ًّ يَ ْعت‬.  
ِ َّ‫ق ِم َن الن‬
‫ار‬
“Jika ada sekelompok orang berserikat dalam membangun masjid, maka kelak masing-masing dari
mereka mendapatkan istana di surga sebagaimana sebuah komunitas bekerja sama memerdekakan
hamba, maka masing-masing terbebas dari neraka” (Habib Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi
al-Masyhur, Bughyah al-Mustarsyidin Hamisy Hasyiyah al-Syathiri ‘ala al-Bughyah, cetakan Dar
al-Minhaj, juz 1, hal. 482).
Dalam hadis dari Anas bin Malik Rodhiallohu ‘anhu, Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ َم ْن َعلَّ َم ِع ْل ًما َأ ْو َأجْ َرى نَ ْهرًا َأ ْو‬: ‫َس ْب ٌع يَجْ ِريْ لِ ْل َع ْب ِد َأجْ ُرهُ َّن ِم ْن بَ ْع ِد َم ْوتِ ِه َوهُ َو فِي قَب ِْر ِه‬
َ ‫ث ُمصْ َحفًا َأ ْو تَ َر‬
‫ك َولَدًا يَ ْستَ ْغفِ ُر لَهُ بَ ْع َد‬ َ ‫ْجدًا َأ ْو َو َر‬
ِ ‫س نَ ْخاًل َأ ْو بَنَى َمس‬ َ ‫َحفَ َر بِْئرًا َأ َو َغ َر‬
‫َم ْوتِ ِه‬
“Tujuh (amalan) yang mengalir pahalanya bagi seorang hamba padahal ia sudah meninggal dunia,
(yaitu) : 1) mengajarkan ilmu, 2) mengalirkan sungai, 3) menggali sumur, 4) menanam kurma, 5)
membangun masjid, 6) mewariskan mushaf al Qur’an, dan 7) meninggalkan anak yang senantiasa
memohonkan ampunan untuknya setelah dia meninggal dunia.”

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at rahimakumullah,


Melihat keutamaan-keutaamaan yang Allah SWT dan Rosulullah SAW sampaiakan tentang
keutamaan orang yang membangun masjid, maka tak ada alasan bagi kita semua untuk berdiam diri
tidak menginfakkan harta kita atau tenaga kita ketika ada masjid disekitar kita sedang dibangun atau
sedang diperbaiki. Jangan sampai kesempatan itu berlalu sia-sia tanpa ada andil kita didalamnya.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at rahimakumullah,
Meski memiliki keutamaan dan pahala yang besar, hendaknya membangun masjid didasari atas niat
yang baik, semata-mata mencari ridha Allah, membesarkan syiar agama Islam, menghidupi
kegiatan kegamaan, dan sebagainya. Hal ini sebagaimana ditunjukan oleh redaksi hadits di atas
yang menyertakan kata “lillah” (membangun karena Allah).   Sangat disayangkan bila motivasi
membangun masjid motivasi mengurus masjid karena tujuan-tujuan yang menyimpang seperti
mencari popularitas, megah-megahan, memburu kekuasaan, dan lain-lain. Sebab tujuan-tujuan yang
salah dapat menghilangkan pahala ibadah sebagaimana dijelaskan oleh para ulama dalam pasal riya
(pamer).
Rasulullah SAW bersabda:
‫ َك ْم‬،‫اآلخ َرة‬
ِ ‫ال‬ ِ ‫ْن النِيَّة ِمن َأ ْع َم‬ ِ َ‫مال ال ّد ْنيا َ َوي‬
ِ ‫ص ْي ُر بِ ُحس‬ ِ ‫ص َّو ُر بِص ُْو َرة أ ْع‬
َ َ‫َك ْم ِم ْن َع َم ٍل يَت‬
ِ ‫صيْر ِمن َأ ْع َم‬
‫ال ال ُّد ْنيَا بِس ُْو ِء النِيَّة‬ ِ َ‫مال األخرة ثُ َّم ي‬ِ ‫ص َّو ُر بِص ُْو َرة أ ْع‬ َ َ‫ِم ْن َع َم ٍل يَت‬
Artinya: ”Banyak sekali amal perbuatan yang tergolong amal keduniaan, tapi karena didasari niat
yang baik maka tergolong menjadi amal akhirat. Dan banyak sekali amal perbuatan tergolong amal
akhirat, tapi ternyata ia tergolong amal dunia karena didasari niat yang buruk.”

،‫ ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬£‫ت َوال‬


ِ ‫ا‬££َ‫ ِه ِم َن اَأْلي‬£‫ا فِ ْي‬££‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َم‬،‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِ ْي ْالقُرْ َأ ِن ْال َك ِري ِْم‬
َ ‫بَا َر‬
ِ ‫ر‬£ ‫و ُر ال‬£ْ £ُ‫و ْال َغف‬£
‫َّح ْي ُم‬ ْ ‫ َو‬،‫ ِم ْي ُع ْال َعلِي ِْم‬£ ‫الس‬
َ £ُ‫تَ ْغفِر ُْوهُ ِإنَّهُ ه‬£ ‫اس‬ َّ ‫ َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ ِإنَّهُ هُ َو‬.

Anda mungkin juga menyukai