Anda di halaman 1dari 1

Rakyat Sultra

8 Bahasa, Sastra, dan Budaya KERJA SAMA KANTOR BAHASA PROVINSI SULAWESI TENGGARA DAN HARIAN RAKYAT SULTRA Senin, 5 Desember 2022

PUISI ARTIKEL
- Muh. Nasrul Evendi - Generasi Muda dan
Sajak Bawang Pemertahanan Bahasa Indonesia
Jika kau tanyakan padaku
tentang bagaimana sebuah rindu Indonesia menggunakan bahasa Berdasarkan riset yang dilakukan oleh bahasa Indonesia. Badan Bahasa juga
maka sebelum bohlam dimatikan
ada serdadu dongeng eyang asing dalam kehidupan sehari-hari. Alvara Research Center, generasi Z jeli melihat potensi generasi muda di
ketika bawang merah dan putih Misalnya, fenomena code-switch anak mendominasi penggunaan internet di bidang kebahasaan dan kesastraan.
mulai diceritakan Jaksel. Mereka mencampuradukkan Indonesia. Mereka menghabiskan 7-- Salah satu program bergengsi Badan
Oleh : penggunaan bahasa Indonesia dan 10 jam untuk berselancar di internet. Bahasa yang melibatkan generasi muda
jika kau tanyakan kepadaku Febriyani Rahayu
tentang bagaimana sebuah rindu bahasa Inggris. Ada juga yang Survei ini secara tidak langsung adalah duta bahasa. Duta bahasa adalah
maka sebelum kotek ayam Duta Bahasa Sulawesi Tenggara tahun 2019 menggunakan bahasa asing, padahal menggambarkan interaksi sosial perpanjangan tangan unit pelaksana
ibu datang menyediakan nasi goreng dan bakwan

B
berisikan bawang-bawang kosakata asing tersebut memiliki generasi Z yang banyak dilakukan di teknis Badan Bahasa di daerah. Setiap
ahasa Indonesia adalah padanan atau serapan dalam bahasa dunia maya. Saat ini orang dengan provinsi memiliki ikatan alumni
jika kau tanyakan padaku Indonesia. Mereka merasa lebih bangga mudah menyebarluaskan informasi duta bahasa yang terus berkarya dan
tentang bagaimana sebuah rindu bahasa pemersatu bangsa.
maka sebelum baju dikeringkan Saat ini, tercatat ada 718 dan lebih pintar jika menggunakan melalui aplikasi Whatsapp, Instagram, membantu balai/kantor bahasa. Duta
ada kebun-kebun ayah bahasa daerah yang tersebar bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Youtube, Tiktok, dan lain-lain. bahasa adalah pemuda-pemudi yang
berisi pupuk bibit bombai Seringnya penggunaan bahasa asing Bahkan, tanpa harus bersemuka, memiliki rasa peduli yang tinggi
dan kenangan sedia panen di seluruh Indonesia. Bahasa Indonesia
menjadi bahasa pemersatu yang ini menyebabkan perlahan-lahan sebuah pertemuan dapat dihadiri dan terhadap kemajuan bahasa dan sastra
jika kau tanyakan padaku menyatukan berbagai bahasa, suku, dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai disaksikan oleh ratusan orang secara Indonesia. Tidak hanya itu, seorang
tentang bagaimana sebuah rindu bahasa resmi dan bahasa pemersatu daring. Teknologi yang makin maju dan duta bahasa harus memiliki kecerdasan
maka sebelum jam-jam terakhir matahari budaya yang ada di Indonesia. Orang
adik bermain jejepangan sehabis nonton anime Jawa dapat berkomunikasi dengan orang tergeserkan. Bahasa adalah jati diri meluas dapat mengubah generasi muda dan inovasi terhadap kebahasaan
anak-anak itu bilang, bocah bau bawang Ambon dengan menggunakan bahasa bangsa. Begitu pula bahasa Indonesia. dalam penggunaan bahasa. Penerimaan dan kesastraan. Di Provinsi Sulawesi
Indonesia. Pada Kongres Pemuda II, Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai dan penyebarluasan informasi yang Tenggara, IKA duta bahasa telah
jika kau tanyakan padaku
tentang bagaimana sebuah rindu tepatnya pada 28 Oktober 1928, para alat komunikasi, tetapi identitas cepat melalui internet bisa mengubah melakukan berbagai kerja sama dengan
maka di atas debu kost yang beterbangan pemuda dari berbagai suku bangsa di bangsa Indonesia. Kemunduran bahasa sikap berbahasa mereka. Hal ini Kantor Bahasa provinsi Sulawesi
bawang sedang mengering di dapur Indonesia memproyeksikan krisis bisa saja berdampak positif maupun Tenggara. Anggota IKA Dubas Sultra
Indonesia mengikrarkan sumpah untuk
2022 menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Jika kedudukan bahasa negatif. Pengutamaan bahasa Indonesia adalah pemuda yang kontributif
bahasa pemersatu. Sumpah tersebut Indonesia tergeserkan oleh bahasa di kalangan generasi muda dapat terhadap pengutamaan bahasa

Setelah Kita bukan sekadar sumpah, melainkan cikal


bakal semangat kebangkitan bangsa
asing, tentu saja perlu dilakukan upaya
untuk mempertahankan kedudukan
dilakukan jika mereka menyadari
pentingnya pengutamaan bahasa
Indonesia. Beberapa hal yang mereka
lakukan, di antaranya, membuat konten
Berhenti ke Sekolah Indonesia hingga akhirnya mencapai bahasa Indonesia.
Jika kita mencermati keadaan yang
Indonesia. Langkah awal yang dapat
dilakukan adalah bijak bermedia sosial
kebahasaan, menciptakan produk
kreatif kebahasaan, dan mengajarkan
sebuah kemerdekan. Bahasa Indonesia
Di sini dulu mengadu terjadi saat ini, generasi muda sangat dengan menggunakan bahasa Indonesia literasi di daerah-daerah terpencil.
Tentang jadi tentara, tentang jadi sastrawan. pun menjadi bahasa resmi dan pada
Ingin segalanya tahu tahap perkembangannya akan menjadi berperan penting dalam pengutamaan yang baik dan benar. Hal ini akan “Utamakan bahasa Indonesia,
Tentang pantai dan kepiting bahasa internasional. Sejak diikrarkan bahasa Indonesia. Bukti sejarah berdampak besar bagi keberlangsungan Lestarikan bahasa daerah, kuasai
Tentang apel dan katapel menyatakan bahwa pemudalah yang hidup bahasa Indonesia. bahasa asing!”
Tentang ustaz dan peminum sebagai bahasa pemersatu, bahasa
Tentang pacarku Indonesia terus berkembang secara mencetuskan bahasa Indonesia sebagai Generasi muda adalah kalangan Itulah trigatra bangun bahasa
Bahkan, tentang rumahku. dinamis. bahasa pemersatu. Selain itu, masa strategis untuk mengampanyekan yang selalu dijunjung tinggi oleh duta
Arus teknologi merupakan salah depan bangsa juga berada di tangan pengutamaan bahasa Indonesia. bahasa. Pengutamaan bahasa Indonesia
Tapi, mereka hanya punya satu buku
Untuk tiga tahun yang lalu satu faktor yang memengaruhi para pemuda. Kelak, pemimpin bangsa Meskipun demikian, pengutamaan untuk menjaga identitas dan jati diri
Memang kata ibuku, tak perlu tongkat Nabi perkembangan bahasa Indonesia. saat ini akan digantikan oleh para bahasa Indonesia adalah tanggung bangsa adalah amanah besar yang
Musa, pemuda. Generasi muda seringkali jawab bersama. Pemerintah telah harus dilakukan oleh generasi muda.
atau mantra Pesulap Merah. Kecepatan mengakses informasi
Kau hanya perlu jatuh cinta melalui internet membuat bahasa disebut sebagai pilar bangsa. Kemajuan melakukan beberapa upaya dalam Dengan kerja sama seluruh pihak, tidak
Pada kata gurumu. terus berkembang. Bahasa asing dan kemunduran bangsa Indonesia pengutamaan bahasa Indonesia. menutup kemungkinan, di masa yang
yang diserap dan dipadankan juga ditentukan oleh kontribusi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, akan datang, trigatra bangun bahasa
Lalu, aku panggil pacar ke sebuah taman
sebelahnya bunga dan belalang menari makin bertambah. Namun, saat pemikiran generasi muda. Riset, dan Teknologi melalui Badan tidak hanya digaungkan oleh duta
sedang kita saling menelaah ini penggunaan bahasa Indonesia Tidak dapat dimungkiri, generasi Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bahasa, tetapi seluruh generasi muda di
sebelum sebentar ujian muda saat ini banyak menghabiskan telah melaksanakan berbagai program Indonesia.
atau setelah pulang sekolah tidak diutamakan lagi. Masyarakat
bergandengan dengannya waktu dengan bermedia sosial. untuk mendukung pengutamaan Salam Literasi!
menuliskan puisi romansa

C E R P EN
agar di depan Pak Rama.
Kita dapat nilai sembilan
Namun, nyanyian ini rindu
Purnabakti
pada pandangan pertama Oleh: Teni Ganjar Badruzzaman
takada lagi membaca buku

S
kecuali dari ibu.
Kini anak-anak telah mengejek aat pertama kali Fatimah “Saya ingin Bapak bisa berbicara malam hari?” mual di ulu hati yang selalu mendera
karena ditinggal mengajakku menemui psikiater dengan bebas.” Dia lalu melempar “Betul.” hilang begitu saja. Malam hari tidurku
takada lagi tugas-tugas yang menumpuk
bahkan, untuk semalam suntuk. itu, seketika amarah meletup senyum. Matanya begitu cerlang. “Bapak pernah bermimpi buruk?” pulas. Di pagi harinya badanku terasa
di dadaku. Tentu saja, itu amat Wajahnya keibuan, padahal kutaksir “Ya.” segar dan bugar. Aku mulai memiliki
Kali ini pacar marah, dilamar tanahnya menyinggung perasaanku. Martabatku umurnya tak akan jauh dengan Fatimah. “Sering?” keinginan untuk keluar rumah meski
dirombak, warnanya dikafani terusik, aku merasa terhina. Bukankah Entah kenapa, aku lalu menurut saja. “Tidak juga.” hanya di teras dan bertegur sapa dengan
oleh hujan kemarin rabu
tinggal menemukan kerangka mayatnya yang mendatangi psikiater itu hanya Kubuka masker perlahan. “Kalau mimpi yang menyenangkan, orang. Nafsu makanku meningkat.
karena belaian api mahkamah orang-orang yang konon jiwanya “Terima kasih,” ucapnya lagi. Aku apa pernah, Pak?” Berat badanku terus bertambah.
persis hatiku terganggu? Sementara itu, sungguh hanya mengangguk. “Tentu saja!” Suaraku agak Semua makanan kulahap tanpa beban.
sirine itu berjalan ke tubuh sedikit pun tidak ada yang salah dengan Setelah itu, dia menanyakan meninggi. Sungguh itu pertanyaan Padahal sebelumnya, aku hanya berani
mengangkut mayatnya ke panjang tidur diriku. Aku merasa baik-baik saja. keluhanku. Tapi, aku masih saja diam konyol. Batinku kembali menggerutu. makan nasi dan lauk yang dikukus
aku takbisa lagi membaca buku “Fatimah pasti sudah seribu bahasa. Lidahku kelu. Suaraku “Kalau boleh saya tahu, mimpi apa atau direbus. Semua makanan pedas
atau melihat ilmu, isi dalam pacarku mempertimbangkan semuanya. Dia tercekat di tenggorokan. Untungnya itu, Pak?” Psikiater itu malah kembali dan goreng-gorengan aku jauhi. Aku
aku hanya berkata,
“Setengah mati” hanya ingin yang terbaik untukmu,” psikiater itu tak memaksakan melemparkan senyumannya. selalu khawatir makanan-makanan itu
bisik istriku yang ternyata menangkap kehendaknya. Dia kemudian beralih “Ya ... seperti berkumpul di tempat akan menyebabkan sakit di lambungku
raut amarah di wajahku. Ya, tanya kepada Fatimah. Dengan lancar kerja, jalan-jalan bersama teman kerja semakin parah.
Muasal begitulah. Marah dan kesalku hanya dan gamblang, anak sulungku itu seperti dulu. Pergi mancing bareng saat Anak dan istriku menangis haru
sebatas membias di wajah keriputku menjelaskan semuanya. Tentang hari libur. Pergi olahraga bersama ...,” melihat semua perubahan yang kualami
di gelanggang paruh adam ditiupkan kasih
sayang saja dan hanya istriku yang bisa keadaanku selama setahun ke belakang, sambil pandanganku menengadah ke itu. Mereka yang sebelumnya telah
aku memetiknya separuh sejak pertama menerjemahkannya. tentang aku yang sudah mendatangi langit-langit ruangan itu yang berwarna tampak kehilangan harapan melihatku
dilahirkan Saat itu, pada akhirnya aku hanya tujuh orang dokter spesialis dalam, dan putih. Seolah, di sana, aku bisa yang sepanjang hari hanya bisa
pada sebuah elegi maha dahsyat
dan aku lebih dulu mati bisa pasrah. Kubiarkan semuanya terjadi tentang keluhan di bagian lambungku menemukan keberadaan teman-teman terbaring lemah di tempat tidur, kini tak
dijinakkannya pada satu-satunya nama begitu saja. Kau tahu? Selepas hari itu yang tak pernah reda meski bermacam sejawatku, sesama ASN di salah satu henti-henti mengucap syukur.
hidupku berubah. Aku tak bisa berbuat obat telah kucoba sampai harus bolak- kantor pemerintahan. Namun, semua itu tentu harus
lidah dan ludahku selalu mendidih apa-apa ketika sampai detik ini, 356 hari balik menginap di rumah sakit segala. Psikiater itu mangut-mangut sambil ditebus mahal. Setiap bulan aku wajib
atas nama doa, atas nama dia
atas dua nama yang bergantian di pundakku, setelah pertemuan pertamaku dengan Tidak hanya itu, Fatimah juga menggerakkan bolpoinnya di atas berkunjung ke tempat praktik psikiater
selain hawa itu ibu — psikiater itu, hidupku dikendalikan oleh mengatakan kalau semenjak sakit, aku selembar kartu berwarna merah muda. itu, memeriksakan diri dan tentu
tetaplah kadang kala 1 butir tablet kecil dan 1 buah kapsul banyak berubah. Seperti orang yang “Apa Bapak sudah purnabakti?” menebus obat untuk 1 bulan ke depan
yang sedang hidup ke muara bakal yang harus kutenggak setiap hari. kehilangan rasa percaya diri dan gairah Sekarang giliran Fatimah yang kembali yang harganya jutaan. Dia bilang,
Itu kuduga namamu
Waktu itu, aku dan Fatimah hidup. Aku menarik diri dari dunia luar. ditanya psikiater itu. sedikit demi sedikit dosisnya akan
2021 memasuki ruangan yang didominasi Katanya, aku menjauhi hal-hal yang “Sudah, Dok. Sekitar 1,5 tahun diturunkan. Begitu terus sampai nanti
warna putih. Seperti ruang praktik dulu amat kugemari, seperti bercocok lalu,” jawab Fatimah. Psikiater itu aku benar-benar dinyatakan sembuh.
dokter pada umumnya, ada sebuah tanam, memancing, dan bahkan aku kembali mengangguk. Dari apa? Entah. Hingga kini, aku pun
tempat tidur pasien berbalut seprai putih kehilangan gairah untuk menghisap Beberapa hal ditanyakannya lagi tak pernah diberi tahu sakitku apa. Baik
di sudut ruangan itu. Lalu, sofa kecil rokok. Padahal semua orang juga tahu, kepadaku, sebelum akhirnya pertemuan psikiater itu ataupun keluargaku hanya
berbentuk setengah lingkaran, berbahan dulunya bibirku ini tak pernah berhenti itu berakhir. Psikiater itu lalu bilang: agar bisa kembali sehat dan
oscar warna cokelat menghiasi bagian menjepit lintingan tembakau itu. mengatakan akan memberikan resep beraktivitas normal seperti dulu, aku
tengahnya. Satu hal yang tak pernah Ya , ya, ya …. Semua yang dikatakan obat untukku yang harus ditebus di takboleh bolong sekali pun meminum
aku lupakan, ruangan itu begitu wangi. Fatimah itu memang benar adanya dan apotek sebelah ruang praktiknya. Jika di obat-obat itu. Sampai kapan? Entahlah.
Aromanya mengingatkanku pada sedikit pun aku takbisa mengelak. Satu dokter lain, biasanya resep diserahkan Semoga saja tidak sampai akhir hayatku
aroma yang menguar di sekitar Ka’bah hal saja yang sama sekali tak pernah kepadaku terlebih dahulu. Tapi, di situ, kelak. (*)
yang kucium ketika umrah beberapa terduga olehku saat itu, ternyata selama resep langsung diserahkan oleh asisten
tahun lalu. ini diam-diam Fatimah memperhatikan psikiater itu ke bagian apotek. Baik aku
Muh. Nasrul Evendi lahir di Kolaka, 7 Oktober Tak lama seseorang masuk lewat semua perubahan yang terjadi pada atau pun Fatimah takboleh membaca
2003. Kini, ia tinggal di Kendari, Wua-wua,
Sulawesi Tenggara. Ia mulai mengembangkan pintu samping ruangan itu. Aku hanya diriku. resep itu.
puisinya semenjak duduk di perguruan tinggi. diam membisu ketika wanita yang Selesai mendengar penjelasan Keluar dari ruangan, aku masih
Saat ini, ia tercatat sebagai mahasiswa Program mengenakan jas putih itu duduk di Fatimah yang merepet tanpa jeda, takmengerti pemeriksaan apa yang
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hadapanku. “Beliau psikiaternya, Pak,” psikiater itu kembali menatapku dan sebenarnya baru saja kujalani. Selain
FKIP, Universitas Halu Oleo.
bisik Fatimah yang duduk persis di tersenyum. Mulailah dia melayangkan memberi pertanyaan-pertanyaan,
Redaksi menerima naskah esai, cerpen dan puisi sebelahku. Psikiater? Kata itu begitu banyak pertanyaan kepadaku. Dan psikiater itu sama sekali tidak
yang belum pernah dipublikasikan. tabu di pendengaranku. Tak pernah entah mantra apa yang digunakannya melakukan pemeriksaan apa pun
Naskah dikirimkan ke sedikit pun aku bermimpi harus bertemu sehingga dengan sukarela mulutku terhadapku seperti yang biasanya
bastra.kbsultra@gmail.com
dengannya. Bagiku, sungguh itu adalah terbuka dan menjawab semua dilakukan dokter kebanyakan. Meski
Tim Redaksi aib yang telah mencoreng lembaran pertanyaannya itu. begitu, sesampainya di rumah, aku tetap
Penanggung Jawab : Kepala Kantor Bahasa kain putih yang membalut kehidupanku “Apa Bapak suka tiba-tiba merasa meminum obat yang diresepkannya itu.
Provinsi Sulawesi selama ini. Batinku terus merutuk. Di nelangsa, sedih, atau tiba-tiba ingin Dua kali dalam sehari, pagi dan malam Teni Ganjar Badruzzaman, seorang
Tenggara, balik masker, gerahamku bergemeletuk. menangis begitu saja?” hari, aku menenggak sebutir tablet anak ibu rumah tangga yang gemar
Uniawati, S.Pd., M.Hum.
Pemimpin Redaksi : Cahyo W.P. Antomo “Bisa turunkan maskernya, “Ya, kadang-kadang.” kecil berwarna putih dan sebuah kapsul menulis dan membaca cerita. Ia lahir
Redaktur : Untung Kustoro (cerpen) Pak?” kata psikiater itu dengan suara “Bapak tahu penyebabnya apa?” berwarna merah. di Ciamis, 1988. Cerpen dan cerita
Syaifuddin Gani (puisi)
Cahyo W.P. Antomo (esai) yang lembut selepas berbasa-basi “Tidak.” Ajaibnya, seminggu setelah rutin anaknya pernah dimuat di beberapa
Sekretaris Redaksi : Hilda Yuliana menanyakan nama dan alamatku. “Bapak mengalami susah tidur di mengonsumsi obat-obat itu, rasa antologi bersama dan media massa.

Anda mungkin juga menyukai