Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 1

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kelas VIII.3
DISUSUN OLEH :
IBRAHIM ABDU AZIZ MALIK
MEYCHA CAHAYA .F
NINA AI NURAENI
NABIL MUGNI

1
Daftar Isi

2
1. Peta Provinsi Kalimantan Selatan

A. Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di pulau
Kalimantan. Ibu kota provinsi Kalimantan Selatan adalah kota Banjarbaru sejak 2022 menggantikan
kota Banjarmasin.

B. Bahasa

Bahasa Banjar dituturkan oleh sebagian besar masyarakat di wilayah Kalimantan Selatan. Selain itu,
bahasa Banjar juga dituturkan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah, Riau, Kepulauan Riau, dan
Jambi.

C. Lambang Provinsi

3
Lambang daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah “PARISAI” dengan warna dasar merah dan
hijau, bergaris sisi dengan warna kuning. Parisai (Perisai), adalah alat penangkis dan bertahan yang
melambangkan kewaspadaan mempertahankan diri dari kkonsekuen

D. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan Selatan

Kerajaan Di Kalimantan Selatan: Kerajaan Negara Daha, Kerajaan Pagatan, Kesultanan Banjar,
Wilayah Kesultanan Banjar, Kerajaan Bangkalaan.

E. Wilayah

Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 13 wilayah, yang terdiri dari 11 (sebelas) kabupaten dan 2
(dua) kota. Pembagian wilayah Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari: Kabupaten Tanah Laut.
Kabupaten Kotabaru.

2. Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan

4
Dr.(HC). H. Sahbirin Noor, S.Sos., M.H. (lahir 12 November 1967) adalah Gubernur Kalimantan
Selatan dua periode yakni 2016–2021 dan 2021–2024.

3. Sejarah Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan (disingkat Kalsel) adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak
di pulau Kalimantan. Ibu kota provinsi Kalimantan Selatan adalah kota Banjarbaru sejak 2022
menggantikan kota Banjarmasin. Provinsi ini merupakan rumah etnis Banjar dan memiliki luas
38.744,00 km² dengan populasi ditahun 2020 berjumlah 4.087.894 jiwa, dan wilayah administrasi
terbagi menjadi 11 kabupaten dan 2 kota.

A. Awal Kalimantan Selatan

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah
secara berturut-turut memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Dipa, diteruskan oleh
Kerajaan Negara Daha dan diteruskan oleh Kesultanan Banjar. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan gubernur pertama Gubernur Ir. Pangeran
Muhammad Noor yang menjabat sampai dibuatnya Perjanjian Linggarjati.

Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi


Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan
kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian
Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin
ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui
suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949
yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya
pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan
tengah). Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan
Banjar oleh Belanda”

B. Pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan

Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintahan di daerah


juga mengalamai penataan. Provinsi Kalimantan pada masa itu terdiri atas 3 (tiga) karesidenan yaitu
Karesidenan Kalimantan Barat, Karesidenan Kalimantan Selatan dan Karesidenan Kalimantan Timur.
Provinsi Kalimantan, kemudian dipecah menjadi 3 provinsi, masing-masing Kalimantan Barat, Timur
dan Selatan yang dituangkan dalam UU No. 25 Tahun 1956. Berdasarkan UU No. 21 Tahun 1957,
sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi
Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No. 27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah
Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur.
Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti

5
adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan
Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No. 10 Tahun 1957 dan UU No. 27 Tahun 1959 dan
terakhir UU No. 8 Tahun 2022.

4. Baju Adat
A. Baamar Galung Pancar Matahari Dari Suku Banjar

Memiliki makna bersinar seperti matahari, busana adat ini sering dikenakan pada prosesi
pernikahan oleh masyarakat Banjar. Pengantin wanita memakai baju poko yang berlengan pendek
dengan hiasan manik manik dibentuk rumbai. Terdapat juga kida yang berfungsi sebagai penutup
dada dengan bentuk segi 5. Sementara pengantin pria menggunakan kemeja yang berlengan
panjang dan ada kerenda di bagian dadanya. Kadang pengantin pria juga mengenakan jas tanpa
kancing. Sebagai bawahan dipakai celana panjang, yang dibalut kain motif halilipan pada bagian
pinggang. Model baju banjar baamur galung pancaran matahari mendapat pengaruh budaya Jawa
dan Hindu. Pengaruh Jawa berupa hiasan bunga mawar dan melati pada aksesoris sebagai pelengkap
busana. Sementara sentuhan budaya Hindu tampak pada dekorasi mahkota serta kainnya yang
bermotif naga dan kelabang.

B. Kain Sasirangan

Kalimantan Selatan juga memiliki kain tradisional kebanggaan yang bernama kain sasirangan.
Konon kain ini awal mulanya bernama kain pamintan yang diyakini berasal dari permintaan
seseorang yang sakit-sakitan. Seseorang yang sakit-sakitan tersebut diarahkan oleh seorang tabib
untuk datang ke pengrajin kain. Lalu, akan dibuatkan sebuah kain untuk pengobatan penyakit yang
tidak kunjung sembuh. Pada masa sekarang, kain pamintan lebih dikenal dengan nama kain
sasirangan. Nama ini merujuk dari kata sirang (nyirang) yang berarti diikat atau dijahit dengan
tangan dan ditarik benangnya atau dijelujur. Seperti kain pada umumnya, kain sasirangan memiliki
banyak motif, seperti:

6
 Sarigading
 Ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang)
 Hiris pudak (irisan daun pudak)
 Bayam raja (daun bayam)
 Kambang kacang (bunga kacang panjang)
 Naga balimbur (ular naga)

Di masa sekarang, kain ini dipakai pula sebagai pakaian adat, yang dikenakan semua kalangan saat
mengikuti upacara-upacara adat.

7
5. Rumah Adat

Rumah Bubungan Tinggi atau Rumah Cacak Burung adalah salah satu jenis rumah Baanjung yaitu
rumah tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan dan bisa dibilang merupakan ikonnya Rumah
Banjar karena jenis rumah inilah yang paling terkenal karena menjadi maskot rumah adat khas
provinsi Kalimantan Selatan. Di dalam kompleks keraton Banjar dahulu kala bangunan rumah
Bubungan Tinggi merupakan pusat atau sentral dari keraton yang menjadi istana kediaman raja
(bahasa Jawa: kedhaton) yang disebut Dalam Sirap (bahasa Jawa: ndalem) yang dahulu tepat di
depan rumah tersebut dibangun sebuah Balai Seba pada tahaun 1780 pada masa pemerintahan
Panembahan Batuah.

Rumah Adat Bubungan Tinggi merupakan lambang mikrokosmos dalam makrokosmos yang besar.
Penghuni seakan-akan tinggal di dunia tengah yang diapit oleh dunia atas yang dilambangkan
dengan atap / bubungan dan dunia bawah yang dilambangkan dengan bentuk rumah panggung /
barumahan, dimana mereka hidup dalam keluarga yang besar sedang kesatuan dari dunia atas dan
dunia bawah melambangkan Mahatala dan Jatha.

Rumah Banjar Bubungan Tinggi melambangkan persatuan dan harmoni dunia atas dan dunia bawah
dalam Dwitunggal Semesta seperti halnya kepercayaan suku-suku dayak. Pada peradaban agraris,
rumah dianggap sakral/keramat karena dianggap sebagai tempat bersemayam secara gaib oleh para
Dewata seperti pada Rumah Balai Suku Dayak Meratus (Banjar arkhais) yang berfungsi sebagai
rumah ritual. Pada masa kerajaan Nagara Dipa, sosok nenek moyang diwujudkan dalam bentuk
patung pria dan wanita yang dipuja dan ditempatkan dalam istana.

Pemujaan arwan nenek moyang yang berwujud pemujaan Maharaja Suryanata dan Putri Junjung
Buih merupakan simbol persatuan alam atas dan alam bawah dalam kepercayaan Kaharingan-Hindu.
Suryanata sebagai manifestasi Dewa Matahari (Dewa Surya) dalam unsur Hindu. Matahari yang
selalu dinanti terbitnya dari ufuk timur sebagai sumber kehidupan. Sedang Putri Junjung Buih
merupakan lambang air, sekaligus lambang kesuburan dan tanah dalam unsur Kaharingan Banjar.

Pada arsitektur Rumah Bubungan Tinggi pengaruh unsur-unsur itu masih dapat ditemukan. Bentuk
ukiran burung enggang dan naga yang disamarkan (didestilir) juga merupakan simbol perpaduan
alam atas dan alam bawah.

8
6. Senjata Khas
A. Mandau

Mandau adalah senjata tradisional Kalimantan Selatan yang telah menjadi identitas dari masyarakat
suku Dayak. Jurnal berjudul Mandau Senjata Tradisional Sebagai Pelestari Rupa Lingkungan Dayak
(2016) oleh Hery Santosa dan Tapip Bahtiar menyebutkan jika mandau berfungsi sebagai:

 Senjata dengan kekuatan gaib akibat masyarakat Dayak yang memiliki kebiasaan untuk
melakukan upacara persembahan kepada leluhur dan nenek moyang.
 Alat kebutuhan sehari-hari yang digunakan untuk berburu, berladang, dan membuka hutan.
 Alat pelengkap tari-tarian bertema peperangan seperti Tari Prisai Kambit dan Tari Kancet
Papatau.

B. Parang Kemudi Singkir

Parang kemudi singkir berdasarkan buku Mengenal Koleksi Museum Negeri Propinsi Kalimantan
Selatan Lambung Mangkurat (1990) milik Syarifuddin dan M. Saperi Kadir adalah senjata tradisional
Kalimantan Selatan yang digunakan baik untuk mempertahankan diri dari musuh maupun untuk
menyerang musuh.

Tak hanya itu, senjata parang ini secara bersamaan juga berungsi sebagai benda pusaka. Bentuk
dari parang kemudi singkir mirip seperti mandau dengan dihiasi lukisan huruf, angka, binatang,
bintang, bulan dan sebagainya di bagian bidang kiri dan kanan. Senjata ini terbuat dari besi baja

9
berwarna kehitam-hitaman dengan hulu yang terbuat dari kayu dan diukir dengan bentuk kepala
ular.

7. Lagu Daerah

Lagu Paris Barantai ini menceritakan tentang rasa rindu terhadap orang yang kita sayangi dan sudah
lama tidak bertemu. Lirik dalam lagu ini mengungkapkan, bagaimana rasa sayang yang mendalam
dan tidak ingin lagi terpisahkan.

10
Itu tergambar dalam lirik suasana kota baru. Seperti diketahui, Kota Baru diduga menjadi tempat
pertemuan sepasang kekasih yang saling jatuh cinta tepatnya di paris barantai, salah satu tempat di
kota baru.

8. Tokoh Seni

Mukhlis Maman adalah seniman Banjar yang juga dikenal dengan nama panggung Julak Larau. Ia
lahir di Banua Kupang, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pada 3 Juli 1962. Warga Jl Ramin I
Banjar Indah Permai Banjarmasin ini alumnus FKIP Unlam 1987, sekarang menjabat Pamong Budaya
Madya Kalimantan Selatan. Pengalamannya di bidang seni budaya, sejak tahun 1983 hingga
sekarang.

Julak juga menulis buku di antaranya Wayang Gung Kalimantan Selatan, Gamelan Banjar, Topeng
Banjar di Barikin dan Japin Banjar, Modul Kebudayaan Banjar, Modul Ekologi Pariwisata. Julak Larau
juga masih aktif pada seni tari dan musik daerah sebagai penari, penata tari, pemusik dan penata
musik baik pada tingkat kota, provinsi dan nasional. Aktif menjadi juri audisi Duta Wisata di Kota
Banjarmasin, di Kabupaten Banjar dan di Barito Kuala.

Hal menarik, Julak merupakan pelopor pelestarian Kuriding sebagai alat musik Kalimantan Selatan
dari kepunahan terutama dikalangan generasi muda. Penghargaan bidang seni budaya yang ia
terima antara lain Astaprana Budaya dari Lembaga Kesultanan Banjar, Empu Kuriding dari NSA
project movement, Maestro Kuriding dari Mataya art nasional.

11
9. Kuliner

Patin baubar merupakan potongan ikan patin segar yang dipepes lalu dibakar.Masakan ini
dibumbui dengan berbagai macam rempah. Kemudian ikan patin tersebut dimasak diatas tungku
dari bara api yang berasal dari tempurung kelapa. Hal inilah yang menjadikan Patin Baubar memiliki
citarasa dan aroma yang khas. Melalui cara inilah yang membuat patin baubar menjadi lebih lezat.
Patin Baubar sangat cocok dinikmati bersama nasi hangat dan sambal acan atau sambal terasi. Di
sungai-sungai Kalimantan Selatan sangat mudah menemukan ikan patin. Orang Kalimantan Selatan
biasanya mengolah ikan patin ini dengan cara dibakar maupun dipepes.

Ikan patin segar dipotong menjadi beberapa bagian sesuai selera. Sebelum dibakar, ikan ini dibaluri
dengan aneka macam bumbu rempah-rempah khusus terlebih dahulu. Setelah dibaluri, ikan ini
mulai dibakar diatas tungku agar rasa dan aromanya lebih sedap. Begitu hidangan ini disantap,
bumbu yang membaluri ikan ini akan meresap hingga kedalam ikan patin. Biasanya ikan patin baubar
disajikan dengan nasi putih hangat dan ditemani dengan minuman hangat ataupun dingin sesuai
selera.

12
13
10. Tempat Wisata

Banjarmasin yang dijuluki sebagai kota Seribu Sungai memang menawarkan pengalaman yang
berbeda dengan kota lainnya. Di sini, Sobat Pesona dengan mudah menemukan pemandangan yang
unik karena banyaknya aliran sungai yang melintasi kota. Salah satu tempat yang Sobat bisa kunjungi
kala berkunjung ke Banjarmasin adalah Kawasan Wisata Siring.

Di tempat ini Sobat Pesona bisa menikmati Banjarmasin dalam perspektif yang berbeda. Saat
mengunjungi Kota Banjarmasin pada tanggal 2 September 2021 lalu, Mas Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menuturkan akan mendorong travel pattern di
Banjarmasin menggunakan perahu-perahu. Hal ini dimaksudkan agar memberi kenangan dan
pengalaman yang membekas bagi wisatawan, karena itulah pariwisata masa depan.

Setelah menikmati pemandangan kota Banjarmasin dari lantai atas Menara Pandang, Kalian juga
bisa mengunjungi Pasar Terapung Menara Pandang yang jaraknya relatif dekat, yakni sekitar 300
meter dari Menara Pandang.

Di Pasar Terapung Menara Pandang, Sobat Pesona bisa melihat para acil jukung (penjual di atas
perahu) menjajakan barang dagangannya, mulai dari berbagai macam kuliner khas Banjarmasin
seperti lapat, soto, laksa, puracit, sayur mayur, buah-buahan, hingga hasil kerajinan tangan. Selamat
berbelanja!

14

Anda mungkin juga menyukai