Anda di halaman 1dari 4

Anomali Pasar (Market Anomaly)

Anomali pasar merupakan suatu penyimpangan yang terjadi di dalam pasar modal. Jones
(1996) mendefinisikan anomali pasar sebagai bentuk strategi atau teknik dikarenakan hasil yang
ditimbulkan oleh anomali pasar ini memungkinkan para investor untuk mendapatkan kesempatan
memperoleh keuntungan abnormal dengan mengandalkan berbagai peristiwa (event) window
yang terjadi di pasar modal. Jones (2004) juga mendefiniskan anomali pasar (market anomaly)
sebagai teknik dan strategi yang tampaknya berlawanan dengan konsep pasar efisien. Yang mana
anomali pasar ini selalu dikaitkan dengan konsep atau teori pasar modal yang efisien. Sedangkan
menurut Alteza (2007) anomali pasar merupakan “an expection of rule or model”, maksudnya
adalah anomali merupakan penyimpangan terhadap model atau konsep pasar efisien.

Adanya anomali (ketidakteraturan) pasar kemudian membentuk salah satu fenomena


yang mengusik teori hipotesis pasar modal efisien. Saraswati dkk (2015) menyatakan bahwa
pasar tidak dapat benar-benar dikatakan efisien, karena adanya anomali (ketidakteraturan) pasar
yang selalu dikaitkan sebagai salah satu bentuk dari fenomena yang menganggu teori hipotesis
pasar modal efisien. Adanya anomali dalam suatu pasar modal bisa disebabkan oleh 3 hal, yaitu :

1. Ketidak sempurnaan pada struktur pasar, dimana tidak ada pasar yang sungguh-sungguh bisa
disebut sempurna pada kenyataannya.

2. Adanya kekuatan cukup besardari penyimpangan tingkah laku oleh para investor yang
melakukan perdagangan.

3. Acuan teori pasar modal yang dipakai oleh para investor dalam melakukan strategi investasi
kurang tepat sehingga bisa menyebabkan terjadinya kesalahan atau penyimpangan dalam
penelitian pasar modal.

Dalam penelitian Roselina dan Khairunnisa (2015) menyebutkan ada empat jenis anomali
pasar yang dikenal dalam literatur keuangan yaitu :

1. Anomali Peristiwa (event anomalies),

Peristiwa yang menghadirkan peluang untuk mendapatkan abnormal return, misalnya


perusahaan akan mengumumkan pengangkatan CEO, dan CEO tersebut adalah seseorang yang
memiliki kredibilitas yang baik di mata publik. Hal ini dapat menyebabkan harga saham
perusahaan tersebut melonjak sementara, sehingga pemegang saham dapat menjual sebagian
saham pada harga yang sedang tinggi untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dari yang
diharapkan investor saat membeli saham perusahaan tersebut. Adapun jenis khusus dari anomali
peristiwa adalah:

1) Analysts' Recommendation

Semakin banyak analis merekomendasikan untuk membeli suatu saham semakin tinggi pula
peluang harga akan turun.

2) Insider Trading

Semakin banyak saham yang dibeli oleh insiders, semakin tinggi kemungkinan harga akan naik.

3) Listings

Harga sekuritas cenderung naik setelah perusahaan mengumumkan akan melakukan pencatatan
saham dibursa.

4) Value Line Rating Changes

Harga sekuritas akan terus naik setelah value line menempatkan rating perusahaan pada urutan
tertinggi.

2. Anomali Perusahaan (Firm Anomalies)

- Size adalah return pada perusahaan kecil cenderung lebih besar meskipun telah disesuaikan
dengan risiko.

- Closed-end mutual funds yaitu return pada close-end funds yang dijual dengan potongan
cenderung lebih tinggi.

- Neglect yaitu perusahaan yang tidak diikuti oleh banyak analis cenderung menghasilkan return
yang lebih tinggi.

- Reversal Effect, yaitu efek pembalikan dari rata-rata return yang merupakan nama lain dari
anomali winner-loser.
- Institutional Holding, yaitu perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi cenderung memiliki
return yang lebih tinggi.

3. Anomali Musiman (Seasonal Anomalies)

Anomali musiman adalah adanya pola-pola yang konsisten yang terjadi pada suatu
interval waktu secara teratur atau pada waktu spesifik pada tanggal-tanggal tertentu. Anomali
musiman menunjukkan bahwa harga dari suatu saham dapat naik atau turun berdasarkan efek
musiman.

Kelompok Khusus Anomali Musiman yaitu :

1) Bulan Januari (Januari Effect), adalah kecenderungan naiknya harga saham pada minggu
pertama bulan Januari.

2) Holiday Effect, merupakan ditemukannya return positif pada hari terakhir sebelum liburan.

3) Akhir Pekan (Week-end Effect), yaitu harga sekuritas cenderung naik pada hari jumat dan
turun pada hari senin.

4) Time of Day, yaitu harga sekuritas cenderung naik di 45 menit pertama dan 15 menit terakhir
perdagangan.

5) The End Of Month, yaitu harga sekuritas cenderung di hari-hari akhir tiap bulan.

6) Musiman (Seasonal Effect), yaitu saham perusahaan dengan penjualan musiman tinggi
cenderung naik selama musim ramai.

4. Anomali Akuntansi (Accounting Anomalies)

• P/E (Price to Earning) yaitu saham dengan P/E rendah cenderung memiliki return yang lebih
tinggi.

• Earnings Surprise, yaitu saham dengan pencapaian lebih tinggi dari yang diperkirakan pada
saat diumumkan, cenderung terus mengalami kenaikan harga.

• Price/Sales, yaitu jika harga terhadap risiko penjualan rendah, saham perusahaan cenderung
berkinerja lebih baik.
• Price/Book, yaitu jika price to booknya rendah, maka saham perusahaan cenderung berkinerja
lebih baik.

• Dividend Yield, yaitu jika dividend yield tinggi, saham perusahaan cenderung berkinerja lebih
baik. Earning Momentum yaitu saham perusahaan yang tingkat pertumbuhan earning/labanya
meningkat cenderung berkinerja lebih baik.

Sedangkan dalam buku milik Munir dan Kok (2017) kategori utama anomali yang
diidentifikasi dari literatur meliputi antara lain:

1. Autokorelasi dalam pengembalian saham,

2. anomali kalender atau anomali musiman,

3. pembalikan pengembalian,

4. momentum dalam pengembalian saham,

5. prediksi pengembalian cross-sectional dan variabel peramalan lainnya.

Pasar akan mengalami anomali apabila adanya suatu perubahan yang terjadi secara
berulang atau mengalami perubahan yang dapat diprediksi. Dengan adanya anomali ini, para
investor yang sebelumnya tidak mengetahui adanya perubahan atau terjadi secara random,
akhirnya membuat investor dapat membuat pendugaan atau prediksi dari satuan waktu/periode
sehingga tidak lagi terjadi secara random. Adanya anomali pasar menepis hipotesis konsep
efisiensi pasar modal yang menyatakan bahwa investor tidak bisa menduga harga dan tingkat
pengembalian berdasarkan harga saham di masa lalu yang disebabkan adanya return yang
random, namun dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender atau periode tertentu.

Anda mungkin juga menyukai