Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH FARMAKOLOGI

“VASODILATOR”

Dosen Pengampu :
Ganea Qori Aina, M.Farm

Anggota Kelompok :
1. Dhifa Putri Rahmadanti (P07224320080)
2. Mayank Sari (P07224320089)
3. Vadel Frisciliya Ekyan (P07224320109)

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


SARJANA TERAPAN KEBIDANAN & PROFESI BIDAN
2022/2023
Vasodilator adalah golongan obat yang digunakan untuk melebarkan
pembuluh darah, agar darah dapat mengalir dengan lebih lancar. Aliran darah yang
lancar akan membantu mengurangi beban kerja jantung dalam memompa darah.

Vasodilator bekerja dengan cara merelaksasi otot pembuluh darah. Golongan


obat ini sering digunakan pada hipertensi, preeklamsia, gagal jantung,
angina, kardiomiopati, perdarahan subarachnoid, sindrom Raynaud, atau nefropati
diabetik. Beberapa contoh obat yang masuk ke dalam golongan vasodilator adalah
antagonis kalsium, nitrat, dan ACE inhibitor.

Hidralazin dan minoksidil menghasilkan efek antihipertensi karena adanya


relaksasi langsung pada otot polos arteriolar, namun tidak menyebabkan
vasodilatasi ke pembuluh darah vena. Hidralazin dan minoksidil menyebabkan
pengaktifan refleks baroreseptor akibat menurunnya tekanan perfusi yang kuat.
Baroreseptor yang aktif dapat menyebabkan peningkatan aliran simpatetik, sehingga
terjadi curah jantung, denyut jantung, dan pelepasan renin (Depkes, 2006).

Penggunaan obat golongan vasodilator arteri langsung menyebabkan retensi


cairan dan takikardia, penggunaan obat ini harus dikombinasi dengan golongan lain
seperti diuretik, beta blocker, atau obat lainnya seperti klonidin, diltiazem, atau
verapamil yang dapat menyebabkan pengurangan denyut jantung (Barangger dkk,
2006).Penyebab kegagalan terapi hipertensi disebabkan oleh ketidakpatuhan
pasien, obat antihipertensi yang diberikan tidak adekuat, adanya komorbid penyakit
lain, dan masih adanya beberapa faktor resiko yang ada (Alkohol, merokok,
obesitas, dll).

A. Peringatan Sebelum Menggunakan Vasodilator

Vasodilator adalah obat resep yang hanya digunakan sesuai resep dokter. Sebelum
menggunakan vasodilator, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di
antaranya:

 Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vasodilator tidak
boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan atau mengonsumsi obat,
suplemen, atau produk herbal tertentu.
 Jangan melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti
mengemudi, selama menjalani pengobatan dengan vasodilator. Hal ini karena
obat ini bisa menyebabkan pusing.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita hipotensi. Hal ini
karena vasodilator memiliki efek menurunkan tekanan darah yang dapat
memperburuk kondisi hipotensi Anda.
 Lakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter selama
menjalani pengobatan dengan vasodilator.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.
B. Efek Samping dan Bahaya Vasodilator

Ada beberapa efek samping yang bisa timbul akibat penggunaan vasodilator, yaitu:

 Tekanan darah rendah (hipotensi)


 Retensi cairan yang bisa menyebabkan edema
 Detak jantung cepat (takikardia)
 Jantung berdebar (palpitasi)
 Mual
 Muntah
 Nyeri perut
 Muncul rasa panas dan kemerahan di kulit (flushing)
 Sakit kepala
 Pertumbuhan rambut yang berlebihan
 Batuk
 Nyeri sendi
 Nyeri dada

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul efek samping di atas. Anda juga harus
segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat setelah menggunakan vasodilator.

C. Jenis dan Merek Dagang Vasodilator

Berikut adalah jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan vasodilator,


dilengkapi dengan merek dagang, serta dosis yang disesuaikan dengan kondisi dan
usia pasien:

1. Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor)

Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim ACE, sehingga
mengurangi produksi zat kimia angiotensin yang dapat menyempitkan pembuluh
darah. Contoh obat ACE inhibitor adalah:

a. Captopril

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Acepress, Captopril, Dexacap, Etapril, Farmoten, Forten,
Otoryl, Prix, Tensicap, Tensobon, Vapril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat captopril.

b. Lisinopril

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Inhitril, Interpril, Lapril, Lisinopril Dihydrate, Noperten, Nopril,
Odace, Tensinop, Tensiphar, Zestril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat lisinopril.
c. Perindopril

Bentuk obat: tablet, tablet salut selaput


Merek dagang: Bioprexum, Coveram, Cadoril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat perindopril.

d. Ramipril

Bentuk obat: tablet, kaplet


Merek dagang: Tenapril, Prohytens, Vivace, Hyperil, Triatec, Ramipril,
Remixal, Cardace, Anexia, Decapril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat ramipril.

e. Enalapril

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Tenaten, Tenace

 Kondisi: Gagal jantung
Dewasa: 2,5 mg–40 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.
 Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 5 mg–40 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.
Anak-anak dengan berat 20–50 kg: 2,5 mg–20 mg, 1 kali sehari.

f. Trandolapril

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Tarka

 Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 0,5–4 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.
 Kondisi: Setelah serangan jantung
Dewasa: 0,5–4 mg 1 kali sehari, dimulai 3 hari setelah serangan.

2. Penghambat reseptor angiotensin II (angiotensin receptor blockers) atau ARB

Obat ini berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dengan cara menghambat
angiotensin agar tidak menempel pada otot pembuluh darah. Contoh
obat ARB adalah:

a. Candesartan

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Candefion, Candesartan Cilexetil, Quatan, Canderin, Blopress
Plus, Candapress, Unisia, Candotens, Canidix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat candesartan.
b. Irbesartan

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Tensira, Nortens, Irvell, Irvask, Irtan, Iretensa, Irbeten,
Irbesartan, Elzar, Aprovel
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat irbesartan.

c. Telmisartan

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Micardis
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat telmisartan.

d. Valsartan

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Diovan, Exforge, Valesco, Varten
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat valsartan.

e. Losartan

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Santesar, Lifezar, Insaar, Acetensa, Angioten
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat losartan.

f. Eprosartan

Bentuk obat: tablet salut selaput


Merek dagang: Teveten

 Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 400–800 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.

g. Olmesartan

Bentuk obat: tablet salut selaput


Merek dagang: Olmetec, Normetec

 Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 10–40 mg 1 kali sehari.
Anak-anak usia 6–16 tahun dengan berat <35 kg: 10 mg 1 kali sehari.
3. Antagonis kalsium (calcium channel blockers) atau CCB

Secara umum, kalsium digunakan oleh sel otot pembuluh arteri dalam proses
kontraksi otot. Obat ini berfungsi untuk menghambat kalsium masuk ke sel otot,
sehingga otot pembuluh darah akan menjadi lemas. Contoh obat CCB adalah:

a. Amlodipine

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Amovask, Quentin, Amlodipine Besilate, Amlodipine Besylate,
Concor AM, Normetec, Simvask, Zenovask, Comdipin, Norvask
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat amlodipine.

b. Diltiazem

Bentuk obat: tablet, kapsul, suntik


Merek dagang: Cordila SR, Dilmen, Diltiazem, Farmabes, Herbesser
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat diltiazem.

c. Nifedipine

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Nifedin, Farmalat, Calcianta, Adalat
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat nifedipine.

d. Nicardipine

Bentuk obat: suntik


Merek dagang: Tensilo, Nicardipine HCl, Verdif, Carsive, Blistra. Nicarfion,
Quadipine, Perdipine, Nicardipine Hydrochloride, Dipitenz, Nidaven, Nicafer.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat nicardipine.

e. Verapamil

Bentuk obat: tablet


Merek dagang: Verapamil, Tarka, Isoptin.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat verapamil.

f. Nimodipine

Bentuk obat: tablet salut selaput, infus


Merek dagang: Ceremax, Nimotop, dan Nimodipine G

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat nimodipine.
4. Nitrat

Nitrat akan diubah oleh tubuh menjadi nitrogen monoksida (NO), yaitu zat kimia
yang dapat mengaktivasi zat kimia lainnya untuk melebarkan pembuluh darah arteri
dan vena. Contoh nitrat adalah:

a. Glyceryl trinitrate (nitrogliserin)

Bentuk obat: tablet minum, tablet sublingual, suntik


Merek dagang: DBL Glyceryl Trinitrate Concentrate Injection, Glyceryl
Trinitrate, NTG, Nitral, Nitrokaf Retard.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat nitrogliserin.

b. Isosorbide mononitrate

Bentuk obat: tablet, tablet salut selaput


Merek dagang: Casdimo, Imocard SR, Imdur
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat isosorbide mononitrate.

c. Isosorbide dinitrate

Bentuk obat: tablet minum, tablet sublingual, dan suntikan


Merek dagang: Cedocard, Farsorbid 5, Isorbid, Isosorbide Dinitrate, Isonat,
Monecto 20, Nosorbid
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat isosorbide dinitrate.
DAFTAR PUSTAKA

pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi/231-
vasodilator

pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/kuliah-kardiovaskuler-2017.pdf

Anda mungkin juga menyukai