“VASODILATOR”
Dosen Pengampu :
Ganea Qori Aina, M.Farm
Anggota Kelompok :
1. Dhifa Putri Rahmadanti (P07224320080)
2. Mayank Sari (P07224320089)
3. Vadel Frisciliya Ekyan (P07224320109)
Vasodilator adalah obat resep yang hanya digunakan sesuai resep dokter. Sebelum
menggunakan vasodilator, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di
antaranya:
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vasodilator tidak
boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan atau mengonsumsi obat,
suplemen, atau produk herbal tertentu.
Jangan melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti
mengemudi, selama menjalani pengobatan dengan vasodilator. Hal ini karena
obat ini bisa menyebabkan pusing.
Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita hipotensi. Hal ini
karena vasodilator memiliki efek menurunkan tekanan darah yang dapat
memperburuk kondisi hipotensi Anda.
Lakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter selama
menjalani pengobatan dengan vasodilator.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan.
B. Efek Samping dan Bahaya Vasodilator
Ada beberapa efek samping yang bisa timbul akibat penggunaan vasodilator, yaitu:
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul efek samping di atas. Anda juga harus
segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat setelah menggunakan vasodilator.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim ACE, sehingga
mengurangi produksi zat kimia angiotensin yang dapat menyempitkan pembuluh
darah. Contoh obat ACE inhibitor adalah:
a. Captopril
b. Lisinopril
d. Ramipril
e. Enalapril
Kondisi: Gagal jantung
Dewasa: 2,5 mg–40 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 5 mg–40 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.
Anak-anak dengan berat 20–50 kg: 2,5 mg–20 mg, 1 kali sehari.
f. Trandolapril
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 0,5–4 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.
Kondisi: Setelah serangan jantung
Dewasa: 0,5–4 mg 1 kali sehari, dimulai 3 hari setelah serangan.
Obat ini berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dengan cara menghambat
angiotensin agar tidak menempel pada otot pembuluh darah. Contoh
obat ARB adalah:
a. Candesartan
c. Telmisartan
d. Valsartan
e. Losartan
f. Eprosartan
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 400–800 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari.
g. Olmesartan
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: 10–40 mg 1 kali sehari.
Anak-anak usia 6–16 tahun dengan berat <35 kg: 10 mg 1 kali sehari.
3. Antagonis kalsium (calcium channel blockers) atau CCB
Secara umum, kalsium digunakan oleh sel otot pembuluh arteri dalam proses
kontraksi otot. Obat ini berfungsi untuk menghambat kalsium masuk ke sel otot,
sehingga otot pembuluh darah akan menjadi lemas. Contoh obat CCB adalah:
a. Amlodipine
b. Diltiazem
c. Nifedipine
d. Nicardipine
e. Verapamil
f. Nimodipine
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat nimodipine.
4. Nitrat
Nitrat akan diubah oleh tubuh menjadi nitrogen monoksida (NO), yaitu zat kimia
yang dapat mengaktivasi zat kimia lainnya untuk melebarkan pembuluh darah arteri
dan vena. Contoh nitrat adalah:
a. Glyceryl trinitrate (nitrogliserin)
b. Isosorbide mononitrate
c. Isosorbide dinitrate
pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi/231-
vasodilator
pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/kuliah-kardiovaskuler-2017.pdf