1
Pertemuan I
Dosen :
1. Abdul Kudus, M.Si, Ph.D
2. Teti Sofia Yanti
3. Dwi Agustin S.
Mampu mengatur dan meringkas data hasil observasi dan penelitian psikologi agar
menjadi lebih sederhana serta mampu melihat, membaca dan mendeskripsikan
isyarat-isyarat tertentu yang terkandung dalam data penelitian itu.
Mampu menyajikan data hasil penelitian agar komunikatif dan informatif serta
mampu menangkap isyarat-isyarat dan mendeskripsikan fakta-fakta empirik
berdasarkan ukuran statistik hasil analisis data penelitian.
OUTLINE MATERI
ruang lingkup statistika, penyajian data melalui tabel dan grafik
UTS Ukuran penyebaran untuk data ordinal & tabel distribusi frekuensi
Histogram & Polygon
ukuran gejala pusat (rata-rata, median, modus)
ukuran letak (median, kuartil, desil, persentil)
ukuran penyebaran (rentang,standar deviasi, varians), box plot, & diagram batang daun
angka baku dan koefisien variasi, koefisien kemiringan
Membandingkan kelompok data numerik (kuantitatif) menggunakan ukuran statistic
UAS Membandingkan kelompok data numerik (kuantitatif) menggunakan boxplot & batang daun
variabel acak, Bentuk hipotesis dan prosedur pengujian hipotesis
Uji normalitas, Pengertian statistika parametrik dan nonparametric
Sampling
uji rata-rata & uji median
uji proporsi dikotomus & uji proporsi beberapa kategorik
INTRODUCTION -
1
Pendahuluan, data,
statistik dan statistika
❑Di dunia ini ada tiga macam kebohongan: bohong, bohong besar, dan statistik (Mark
Twain)
❑Dalam bukunya Berbohong dengan Statistik, Darrel Huff mengungkapkan bahwa
kebohongan itu terdiri atas 3 tingkatan: 1) kebohongan tanpa polesan, 2) penipuan, dan 3)
kebohongan dengan kebenaran statistik
❑Ilustrasi 1) kebohongan tanpa polesan: Jika seseorang akan menjual sebuah mobil, orang
bisa mengatakan bahwa mobilnya baru (padahal sebenarnya pada petunjuk kilometernya,
misalnya sudah mencapai 100.000 kilometer).
❑Ilustrasi 2) penipuan: ia mengatakan bahwa mobilnya baru dan kemudian ia melakukan
berbagai usaha, di antaranya menurunkan angka kilometer, body mobil dicat ulang, mesin
dibersihkan, bannya diganti baru. Karena di make-up seperti baru lagi, penjual itu
mengatakan mobilnya baru.
❑Ilustrasi 3) kebohongan dengan kebenaran statistik: penjual melakukan survei kepada
2.000 orang dengan mengajukan pertanyaan yang tidak objektif, misalnya; “Jika
dibandingkan dengan mobil yang telah mencapai kilometernya ke 200.000, apakah mobil
dengan kilometer 100.000 termasuk baru?”. Menjawab pertanyaan semacam itu
kemungkinan besar responden akan menjawab bahwa mobil dengan kilometer 100.000
tersebut termasuk baru. Kemudian jawaban responden dijadikan bukti ilmiah yang tidak
terbantahkan untuk mengatakan mobil dengan kilometer mencapai 100.000 adalah
tergolong baru
Menurut Darrel & Huff, beberapa jenis kebohongan dalam statistik adalah :
1. Menggunakan angka-angka yang tampak berhubungan dan pengukuran yang baik, padahal
sesungguhnya tidak, misalnya menghitung rata-rata tanpa menampilkan pencilan dalam data,
2. Dibangun berdasarkan sampel yang bias yaitu cara pengambilan sampel yang kurang tepat dan
kecilnya ukuran sampel,
3. Pemilihan objek dari penelitian. Siapa yang disurvey dan siapa respondennya.
4. Menampilkan nilai rata-rata tanpa menampilkan range (selisih nilai terbesar dan terkecil)
5. Mempermainkan angka-angka yang secara statistik sebenarnya tidak signifikan,
6. Kesimpulan akhir yang tidak tepat; (a) korelasi yang sesungguhnya kemungkinan acak, (b) variable
sebab akibat yang terbalik, (c) hubungan yang dimaksud bisa karena faktor ketiga, (d) data yang
diambil dari sumber yang baik, tetapi kesimpulannya tidak tepat,
7. Membuat prediksi diluar jangkauan data (melakukan prediksi yang terlalu jauh),
8. Tidak melakukan perbandingan. Sejumlah angka yang disebutkan dalam penelitian akan menjadi
tidak berarti jika tidak dibandingkan dengan penelitian lain/ terdahulu,
9. Menghilangkan sebagian angka untuk mengaburkan hasil, dan
10. Menyatakan apa yang dikatakan responden menjadi apa yang dilakukan oleh responden tersebut.
❖Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang
yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang
pendusta” (QS. An-Nahl [16]: 105
Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, maka baginya
adzab yang besar.” (QS. An-Nur [24] 11).
Perbuatan dusta adalah salah satu perbuatan yang dapat merusak
dan melenyapkan amal ibadah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah
SAW bersabda, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga walaupun
ia salat, puasa, walaupun ia mengira bahwa ia menjadi seorang
Muslim, yaitu berdusta saat berbicara, jika berjanji dia ingkar, dan
berhianat apabila diberi amanat (kepercayaan)”. Artinya,
“Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan
kebaikan itu akan menghantarkan kepada Surga. Seseorang yang
berbuat jujur oleh Allah SWT akan dicatat sebagai orang yang jujur.
Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kelaliman,
dan kelaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka. Seseorang
yang terus menerus berbuat bohong akan ditulis oleh Allah SWT
sebagai pembohong.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim )
10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Tinggi balok?
70 cm Rata-rata
10 20 30 40 50 60 70 80 9
10 20 30 40 50 60 70 80 90
70 cm Rata-rata
10 2 3 4 5 6
MODUS ?
Merah = 50 cm
MEDIAN ?
Hijau = 75 cm
VARIASI?
Biru =100 cm
1 2 3 4 5
MODUS ?
MEDIAN ?
VARIASI?
10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
dihitung/dicacah (Kuantitatif):
Contoh-
✔Suhu
✔Gaji
✔Tinggi badan
Variabel dan Konstanta
Variabel = sesuatu yang beragam 🡪 Karakteristik yang
diukur
Contoh variabel ?
Profesi Pengusaha
Politikus
Pendidik
orang
Tinggi & 165 cm & 53,5 kg
Berat 170 cm & 72,0 kg
Badan
KONSTANTA?
∴ statistik berfungsi utk menerangkan sifat kumpulan data dalam bentuk nilai
yang mudah dipahami,
170
cm
165
cm
150
cm
• Sekedar klasifikasi • Menunjukkan tingkat
PENGUKURAN (MEASUREMENT)
Pengukuran adalah proses kuantifikasi. Dalam hal ini kita berusaha mencantumkan
bilangan (nilai numerik) kepada suatu sistem materi, berdasarkan hukum (aturan)
tertentu, dengan tujuan menggambarkan sifat-sifat yang dimiliki sistem materi
tersebut
Ada dua isyarat utama yang bisa kita tangkap dari definisi itu, pertama, setelah
dilakukan pengukuran, akan terdapat bilangan yang menggambarkan sifat-sifat materi
yang diukur, kedua interpretasi terhadap bilangan yang tercantum pada materi itu
ditentukan oleh hukum (aturan) yang dipakai pada saat mencantumkan bilangan.
Berdasarkan aturan yang dipakai pada saat mencantumkan bilangan, maka timbulah
apa yang disebut Tingkat Pengukuran atau Skala Pengukuran (Level of Measurement
atau Scale of Measurement)
TINGKAT PENGUKURAN (SKALA
PENGUKURAN)
1. NOMIAL
Ciri-ciri :
1. Bisa berbentuk angka (numerals) fungsinya hanya sebagai lambang untuk membedakan
2. Tidak menunjukkan tingkatan
3. Tidak berlaku operasi matematik
4. Membedakan satu objek dengan objek yang lain atau peristiwa satu dengan peristiwa
yang lain.
5. Berbentuk kategori, yang diberi nama, angka atau lambang
Contoh :
gender : laki-laki (1), perempuan (2)
etnik : aceh (1), batak (2), dayak (3)
2. ORDINAL
Ciri-ciri :
1. Angka (numerals), fungsinya: sebagai lambang untuk membedakan
2. Mengurutkan peringkat (“rank”)
3. Tidak berlaku operasi matematik
Contoh:
kualitas : sangat baik (1), baik (2), cukup (3), kurang baik (4), buruk (5)
Makin kecil angka, makin tinggi peringkat.
kelas di sekolah dasar : kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6
Makin besar angka, makin tinggi peringkat.
3. INTERVAL
Ciri –Ciri :
1. Fungsi angka (numeral)
2. Sebagai lambang untuk membedakan
3. Mengurutkan peringkat (makin besar angka, makin tinggi
peringkat)
4. Mengisyaratkan jarak interval yang sama (“equi- interval
characteristics”)
5. Titik nol bukan titik mutlak
6. Perbedaan data yang satu dengan yang lain dapat diukur
Contoh:
🡪 Benda A suhunya 20 ° C
🡪 Benda B suhunya 40 °C
🡪 Benda C suhunya 30 °C
🡪 Benda D suhunya 70 °C
🡪 A dan B bedanya 20 °C
🡪 A dan D bedanya 60 °C
🡪 B dan D bedanya 30 °C, dst.
Titik nol tidak mutlak
🡪 Contoh Benda A mempunyai suhu 0° C, ini bukan berarti benda A tidak punya suhu.
Tidak bisa dilakukan perbandingan.
🡪 Contoh benda A 30 °C, benda B 60 °C. Ini bukan berarti jika terdapat 2 benda A, suhu
kedua benda itu akan sama dengan 1 benda B
4. RASIO
Ciri-ciri :
1. Fungsi angka (numerals)
2. Sebagai lambang untuk membedakan
3. Mengurutkan peringkat (makin besar angka, makin tinggi peringkat)
4. Mengisyaratkan jarak interval yang sama (“equi-interval
characteristics”)
5. Titik nol merupakan titik mutlak
6. Bisa dilakukan perbandingan
Contoh :
Pendapatan, tinggi badan
Titik nol mutlak.
🡪 Contoh: Berat Benda 0 kg, dengan tinggi 0 cm. Ini berarti benda A
tidak ada
✔Pangkat tentara
•Skala Interval – mempunyai makna selisih atau jarak (punya angka
nol yang tidak mutlak).
Numeri
✔Tinggi badan
✔Gaji
Klasifikasi Data