Anda di halaman 1dari 8

Action Research

- MOCHAMMAD GARIN NURHUDA (10050018026)


- SHAFIRA GHASSANI H (10050019024)
- M. AZMI FAUZAN (10050019026)
- M. GHANI DENFIANA (10050019120)
PENGERTIAN ACTION RESEARCH
MODEL
Action Research juga dapat diartikan sebagai suatu system penelitian dalam
pemecahan suatu masalah yang di mana terjadi interaksi antara peneliti dan client
dalam mencapai tujuan penelitian (Kurt Lewin,1973 disitasi Sulaksana,2004). Action
research dilaksanakan bersama-sama paling sedikit dua orang yaitu antara peneliti
dan partisipan atau klien yang berasal dari akademisi ataupun masyarakat. Oleh
karena itu, tujuan yang akan dicapai dari suatu penelitian tindakan (action research)
akan dicapai dan berakhir tidak hanya pada situasi organisatoris tertentu, melainkan
terus dikembangkan berupa aplikasi atau teori kemudian hasilnya akan
dipublikasikan ke masyarakat dengan tujuan riset (Madya,2006).
 Entry (Problem identification)
Tahap ini biasanya dimulai ketika seorang eksekutif kunci dalam organisasi atau seseorang yang
memiliki kekuasaan dan pengaruh merasakan bahwa organisasi tersebut memiliki satu atau lebih
masalah yang dapat diselesaikan dengan bantuan seorang praktisi OD. Kontak antara konsultan dan
klien adalah yang memulai fase masuk. Setelah kontak, konsultan dan klien memulai proses
mengeksplorasi satu sama lain kemungkinan hubungan kerja. Selama proses ini, konsultan menilai: 
a. Probabilitas berhubungan dengan klien 
b. Motivasi dan nilai-nilai klien 
c. Kesiapan klien untuk berubah 
d. Luasnya sumber daya yang tersedia
e. Potensi titik pengungkit perubahan
 Contracting (Consultation with a behavioral science expert)
Selama kontak awal, praktisi PO dan klien dengan hati-hati menilai satu sama lain. Praktisi
memiliki normatif, teori perkembangan atau kerangka acuannya sendiri dan harus sadar akan
asumsi dan nilai tersebut. Berbagi dengan klien sejak awal membangun suasana terbuka dan
kolaboratif.
Tidak seperti jenis kontrak lainnya, kontrak OD menyatakan tiga bidang penting: 
a. Apa yang diharapkan masing-masing dari hubungan tersebut 
b. Berapa banyak waktu yang akan diinvestasikan masing-masing, kapan, dan berapa biayanya 
c. Aturan dasar di mana para pihak akan beroperasi
 Diagnosis (Data gathering and preliminary diagnosis)
Langkah ini biasanya diselesaikan oleh praktisi OD, sering kali bersama dengan anggota
organisasi. Ini melibatkan pengumpulan informasi yang tepat dan menganalisisnya untuk
menentukan penyebab yang mendasari masalah organisasi.
 Feedback (Feedback to a key client or group)
Karena penelitian tindakan adalah aktivitas kolaboratif, data diagnostik diumpankan
kembali ke klien, biasanya dalam pertemuan kelompok atau tim kerja. Langkah umpan
balik, di mana anggota diberi informasi yang dikumpulkan oleh praktisi OD, membantu
mereka menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi atau departemen yang diteliti.
 Planning Change (Joint action planning)
Praktisi OD dan anggota klien bersama-sama menyepakati tindakan lebih lanjut yang akan
diambil. Ini adalah awal dari proses bergerak (dijelaskan dalam model perubahan Lewin).
Pada tahap ini, tindakan spesifik yang akan diambil tergantung pada budaya, teknologi,
dan lingkungan organisasi; diagnosis masalah; dan waktu dan biaya intervensi.
 Intervention (Action)
Tahap ini melibatkan perubahan aktual dari satu keadaan organisasi ke keadaan organisasi
lainnya. Ini mungkin termasuk menginstal metode dan prosedur baru, mengatur ulang
struktur dan desain kerja, dan memperkuat perilaku baru. Tindakan seperti itu biasanya
tidak dapat diimplementasikan dengan segera tetapi memerlukan periode transisi ketika
organisasi bergerak dari masa sekarang ke keadaan masa depan yang diinginkan.
 Evaluation (Data gathering after action)
Karena penelitian tindakan adalah proses siklus, data juga harus dikumpulkan setelah
tindakan diambil untuk mengukur dan menentukan efek tindakan dan untuk
memberikan hasilnya kembali ke organisasi. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan
diagnosis ulang dan tindakan baru.

Model Action Research


Secara ringkas, tahapan dalam action research terdiri atas siklus diagnosis (masalah),
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi tindakan. Keseluruhan
siklus ini dilakukan berdasarkan konteks dan tujuan dari penelitian tindakan yang
dilaksanakan.
CONTOH ACTION RESEARCH
MODEL
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun 2005, disebutkan bahwa dosen adalah pendidik profesional
dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Peran
ini semakin penting dengan adanya pergeseran paradigma pembangunan. Proses transisi perekonomian
dunia, berimplikasi pada pergeseran paradigma pembangunan : dari pembangunan yang berbasis sumber
daya alam menjadi pembangunan berbasis sumber daya pengetahuan masyarakat. Dalam kehidupan
ekonomi, berimplikasi pergeseran paradigm: dari perekonomian berbasis sumber daya alam menjadi
perekonomian yang berbasis pengetahuan - Knowledge Based Economy (Mustafid, 2009). Integrasi
kegiatan tridharma perguruan tinggi semakin disadari memberikan nilai lebih. Dengan penelitian dan
Pengabdian Masyarakat, maka pemahaman terhadap bidang ilmu dan kemampuan mengaplikasikannya
menjadi terasah, terdokumentasi dan terpublikasi sehingga dapat memperkaya bahan perkuliahan dan lebih
mendekatkan materi perkuliahan tersebut dengan kondisi aktual. Salah satu metode integrasi ini adalah
melalui action research. Pengembangan action research di perguruan tinggi tampak pula terakomodasi oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dengan diakomodasinya dalam kegiatan pengabdian
masyarakat berbasis penelitian. Ini lebih terlihat dari orientasi kegiatan yang kesemua pada penerapan
“ilmu pengetahuan”.

Anda mungkin juga menyukai