Anda di halaman 1dari 3

Nama : iiSuci iiAfrimardhani

Program : iiReguler ii
Kelas : iiFilsafat iiHukum i
Tugas iiRangkuman ii9

Marxist iTheory iof iLaw iand iState

Marxism iatau imarxisme idikenal isebagai isebuah ipaham iyang ibermula idari
ipandangan iKarl iMarx idimana iia ilahir isebagai ibentuk iprotes iterhadap ikapitalisme iyang
iterjadi ipada isaat iitu. iKapitalisme ipada isaat iitu itumbuh ikarena iadanya ikepemilikan
ipribadi idan ipenguasaan iatas isumber idaya iyang ididominasi ioleh iorang-orang ikaya.
iMunculnya ikapitalisme itersebut ikemudian imenindas ikaum iproletar idalam ikesengsaraan.
iKapitalisme itersebut itidak ihanya iterwujudkan idalam isuatu isistem iekonomi isaja inamun
imerambah ike isistem isosial idan ipolitik idi imasyarakat. iOrang-orang ikaya ipada isaat iitu
ijuga imendominasi itatanan isosial idan ipolitik idi imasyarakat, isampai idapat idikatakan
imengambil ialih inegara. iNegara ipada isaat iitu idikatakan isebagai imanifestasi idari
ikekuasaan ikaum ikapitalis iyang iberusaha imelanggengkan iposisi imereka isebagai
ipenguasa idengan imengatur ikaum iproletar idan imembaginya ike ikelas-kelas. iUntuk
imenghancurkan ihegemoni ikekuasaan ikapitalis iyang isudah itermanifestasikan idalam
inegara ipada isaat iitu imaka idikehendakinya isuatu irevolusi iuntuk imenghancurkan inegara
idan imengubah itatanan iyang itelah iada.

Teorinya tentang hukum dan negara mungkin saja dijelaskan secara kasar sebagai teori
ekonomi hukum dan negara. Kedua, inilah mengapa pemikiran Marxis terbukti sangat menarik
bagi para kritikus sistem sosial, dia melihat masyarakat sebagai sistem yang secara inheren
tidak stabil. Selanjutnya, ia mencari penyebab perubahan sosial di internal kontradiksi dan
konflik dalam sistem sosial.

Dari isegi iteori ihukumnya, imarixsm imembayangkan isuatu itransisi imenuju iapa
iyang idisebut idengan ikomunisme isebagai ikeadilan ikolektif iyang idijunjung ipada isaat
iitu, ibukan isebagai itransisi ipada ibentuk ihukum ibaru inamun ilebih isebagai ipelenyapan
ibentuk ihukum isecara iumum. iHal itersebut isebagai ipertanda ibebasnya inegara idari
iwarisan ipara ikapitalis. iKondisi idasar iuntuk ikeberadaan ibentuk ihukum idikemukakan
idalam ibentuk ihukum idikemukakan idalam iekonomi iyang imenjelaskan ipengeluaran
itenaga ikerja iyang isesuai idengan iprinsip ipertukaran iyang isetara. iDalam ihal iini imaka
imasyarakat iterdorong iuntuk imempertahankan ipertukaran iyang isetara iantara ipengeluaran
itenaga ikerja idan ikompensasi.

Premis dasar yang mendasari konsep Marxian tentang sejarah adalah bahwa "sifat
individu bergantung pada kondisi material yang menentukan produksi mereka". Pribadi-
pribadi mana yang "sama dengan apa yang mereka hasilkan, baik dengan apa yang mereka
hasilkan". Oleh karena itu, untuk memahami manusia dan sejarahnya, kita perlu memahami
kegiatannya yang produktif.

Marx melihat prinsip yang mengatur semua hubungan manusia dapat ditemukan pada
akhir dimana semua orang mengejar produksi sebagai sarana untuk mendukung kehidupan dan
pertukaran hal yang dihasilkan. Ada dua faktor dalam produksi: "daya produktif", instrumen
produksi termasuk tenaga kerja dan alat, serta pengetahuan dan keterampilan dari mereka yang
menghasilkan dan "hubungan produktif" antara manusia.

Keduanya berhubungan sehingga sebagai salah satu perubahan begitu juga yang lain.
Hubungan yang sebenarnya di antara keduanya belum sepenuhnya jelas. Marx berbicara
tentang "tekad" organisasi buruh sebagai sarana produksi. Ia juga mengatakan bahwa hubungan
sosial atau ekonomi "sama" dengan kekuatan-kekuatan yang produktif.

Ketika kapitalis berkuasa, masa lalu revolusioner hukum kodrat mulai


menyusahkannya, dan secepat mungkin teori-teori yang berkuasa dengan tergesa-gesa
memindahkan masa lalu ke arisp sejarah. Dalam hal ini dapat dikatakan hukum kodrat2
memberikan gambaran realitas yang sama sekali tidak memadai. Keingintahuan yang muncul
bahwa teori yuridis negara mengubah kenyataan hingga derajat tertentu, berproses dari negara
sebagai kekuatan independen yang berbeda dari masyarakat. Oleh karena itu, meskipun
aktivitas organisasi negara terjadi dalam bentuk perintah dan keputusan yang diambil oleh
individu, teori yuridis mengandalkan bahwa negara, bukan orang, memberi suatu perintah. Dan
bahwa perintahnya tersebut adalah bawahan utnuk norma-norma hukum umum yang juga
mengekspresikan kehendak negara.
Referensi:

Marx, K.: “Preface to Contribution to Critique of Political Economy”;

Marx, K.: “Capital”;

Lenin, V.: “State and Revolution”;

Pashukanis, E: “Law and Marxism”.

Anda mungkin juga menyukai