Anda di halaman 1dari 17

KETERAMPILAN KLINIS

Dr. dr. Rita Vivera Pane, Sp.KFR-K., FIPP

Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
RS Haji Surabaya
OUTLINE

Penilaian Postur, Habitus & Gerakan Tubuh

Pemeriksaan Inspeksi Gait

Pemeriksaan Fungsi Koordinasi

26/02/2023
1. PENILAIAN POSTUR, HABITUS & GERAKAN TUBUH

LEARNING OBJECTIVE:  Habitus atau postur tubuh seseorang


merupakan faktor predisposisi timbulnya
Mahasiswa dapat memahami teori, prinsip,
suatu penyakit.
indikasi dan penilaian postur dan habitus.
 Posisi pasien ketika diperiksa dapat
ALAT DAN BAHAN:
menunjukkan kemungkinan penyakit
1. Satu set meja dan kursi tertentu dan juga riwayat pasien dengan
2. Alat tulis untuk mencatat mengambil posisi tertentu agar terbebas
dari rasa sakit merupakan hal penting dari
diagnostik.

26/02/2023
 Perhatikan habitus dan bentuk tubuh pasien, kemudian catatlah pada
lembar yang disediakan.
PENILAIAN HABITUS  Lakukan penilaian secara sistematis, mulai dari kelainan di kepala, wajah,
ekstremitas dan tulang belakang.

Postur seseorang dapat dibagi menjadi tiga menurut


Kretsschemer:
1. Habitus Astenikus: Bentuk tubuh yang tinggi,
kurus, dada rata/ cekung. Angulus costae atau
tulang tampak kecil dan otot-otot tidak tumbuh
dengan baik.
2. Habitus Atletikus: Bentuk tubuh olahragawan,
kepala dan dagu terangkat ke atas, dada penuh,
perut rata, lengkung tulang belakang dalam batas
normal.
3. Piknikus: Bentuk tubuh cendrung bulat, penuh
dengan penimbunan jaringan lemak subkutan.

26/02/2023
PENILAIAN POSTUR TUBUH

 Hal ini dapat menunjukkan/memberikan informasi  Posisi pasien ketika diperiksa dapat menunjukkan
yang signifikan. kemungkinan penyakit tertentu.
 Gagal jantung kongestif: lebih nyaman posisi duduk  Riwayat pasien dengan mengambil posisi tertentu
sepanjang malam. agar terbebas dari rasa sakit adalah merupakan
hal penting dari diagnostik.
 Pasien dengan kanker pada caput/cauda pankreas
mengambil sikap agak duduk untuk mengurangi
nyeri perut.

26/02/2023
PENILAIAN GERAKAN TUBUH

 Diklasifikasikan menjadi gerakan volunter dan


involunter.
 Gerakan volunter berhubungan dengan aktifitas
rutin tubuh normal.
 Gerakan involunter biasanya abnormal dan
mungkin terdapat pada pasien yang sadar atau
dalam keadaan koma.
 Gerakan konvulsif/ kejang merupakan suatu seri
dari kontraksi otot involunter yang kasar baik yang
berciri klonik ataupun tonik.

26/02/2023
2. PEMERIKSAAN INSPEKSI GAIT  Pemeriksaan gait diawali dengan inspeksi
saat berdiri kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan cara jalan (gait) pasien.
LEARNING OBJEKTIF:
1. Mahasiswa dapat memahami teori,
 Inspeksi Postur saat pasien berdiri
prinsip, indikasi, cara melakukan, dan
penilaian pemeriksaan gait 1. Anterior : simetris tidaknya bahu. Bila
didapatkan beda ketinggian, dilanjutkan
ALAT DAN BAHAN:
pengukuran panjang tungkai bawah.
1. Alat tulis untuk mencatat
2. Lateral : postur tulang belakang.
3. Posterior: skoliosis.

26/02/2023
 Pasien Berjalan:
Pola berjalan normal terdiri dari 2 fase yaitu
stance phase (kaki menempel di tanah) dan
swing phase (kaki melayang).
1. Stance phase memiliki porsi 60% dari total
siklus (heel strike – foot flat – mid stance –
push off – toe off)
2. Swing phase memiliki 40% dari total siklus
(acceleration – midswing - deceleration)

Step:
• Meminta pasien untuk berjalan, kemudian
lihat cara berjalan pasien dari samping,
depan, dan belakang.
• Nilai panjang langkah pasien dan cara
berdiri menggunakan masing masing kaki.
26/02/2023
2. PEMERIKSAAN INSPEKSI GAIT 4. Sensory Ataxia

PENILAIAN GAYA BERJALAN


1. Spastic Hemiparesi
5. Parkinsonian Gait

2. Parese spastis bilateral


6. Antalgic gait 7. Cerebellar Ataxia
8. Gait of Older Age
9. Spastic/ scissor gait
3. Steppage Gait 10. Quadriceps gait
11. Wadling gait
12. Trendelenburg gait

26/02/2023
3. PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI

LEARNING OBJEKTIF: 1. Pemeriksaan tandem gait


1. Mahasiswa dapat memahami teori, 2. Tes Romberg dan Romberg dipertajam
prinsip, indikasi, cara melakukan, dan
3. Tes Telunjuk-Hidung
penilaian fungsi koordinasi
4. Tes Tumit-Lutut
ALAT DAN BAHAN:
5. Pemeriksaan Disdiadokokinesis
1. Alat tulis untuk mencatat

26/02/2023
3. PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI
1. Pemeriksaan tandem gait: 2. Tes Romberg dan Romberg dipertajam:
a) Minta pasien untuk berjalan dalam satu garis a) Minta pasien berdiri dengn kedua kaki dirapatkan.
lurus dengan cara ujung tumit menyentuh ujung
b) Pemeriksa berdiri di belakang pasien dengan posisi
jempol kaki dibelakangnya. Bila dibutuhkan,
tangan pemeriksa berada di sisi pasien tanpa
berikan contoh kepada pasien.
menyentuhnya.
b) Amati cara berjalan pasien. Perhatikan bilamana
c) Minta pasien untuk merentangkan kedua tangannya ke
pasien terlihat kehilangan keseimbangan.
depan sejajar bahu dengan posisi supinasi.
d) Instruksikan kepada pasien untuk mempertahankan
posisi kedua tangannya.
e) Bila pasien tidak terjatuh saat dilakukan pemeriksaan
dengan mata terbuka, minta pasien untuk menutup
kedua matanya.
f) Amati bila pasien kehilangan keseimbangan atau
terjatuh. Nilai arah jatuh atau ayunan pasien
26/02/2023
3. PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI
3. Tes Telunjuk-Hidung: 4. Tes Tumit-Lutut:
a) Minta pasien menutup mata dan tentangkan a) Minta pasien untuk menutup kedua matanya,
tangan kanan jauh ke samping. kemudian menempatkan tumit kanan di atas
lutut kiri.
b) Minta pasien menyentuh hidungnya dengan jari
telunjuk kanan, ulangi beberapa kali. b) Minta pasien untuk menurunkan tumitnya
menyusuri tungkai bawah kaki kiri kebawah.
c) Lakukan prodedur yang sama terhadap tangan
kiri. c) Lakukan rosedur bergantian dengan kaki kiri.
d) Nilai tandatanda hipermetria atau d) Nilai bila pasien menunjukkan tanda-tanda
kecenderungan tremor saat pasien melakukan hipermetria atau ataksia, yaitu bila tumit berkali-
prosedur diatas. kali terjatuh dari jalurnya pada tungkai bawah.
e) Bila pemeriksa menemukan tanda hipermetria e) Bila pemeriksa menemukan tanda hipermetria
atau tremor, minta pasien melakukan prosedur atau ataksia, minta pasien melakukan prosedur
pemeriksaan dengan mata terbuka. pemeriksaan dengan mata terbuka.
f) Nilai apakah dengan mata terbuka pasien lebih f) Bandingkan kanan dan kiri.
mudah melakukan prosedur pemeriksaan.
Bandingkan kanan dan kiri.
26/02/2023
3. PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI
5. Pemeriksaan Disdiadokokinesis:
a) Minta pasien melakukan perubahan
gerakan misalnya gerakan tangan pronasi
dan supinasi. Tangan kanan dimulai dari
pronasi, tangan kiri dimulai dari supinasi,
lakukan gerakan ini secepat mungkin.
b) Bila diperlukan pemeriksa boleh
memberikan contoh pemeriksaan
terhadap pasien.
c) Bandingkan kanan dan kiri.

26/02/2023
TERIMA KASIH

26/02/2023

Anda mungkin juga menyukai