Anda di halaman 1dari 5

PERANCANGAN VIDEO ANIMASI 2 DIMENSI TENTANG

BAHAYA PERNIKAHAN DINI UNTUK REMAJA USIA 15 - 17


TAHUN

Proposal Skripsi

Disusun oleh :
Christian Adicandra
19021264084

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM S1 DESAIN KOMUNUNIKASI VISUAL
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Proposal Skripsi ini
berisi tentang pembahasan oleh penulis berjudul Perancangan Video Animasi 2 Dimensi Tentang
Bahaya Pernikahan Dini Untuk Remaja Usia 15-17 Tahun.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Marsudi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan, Bapak
Tri Cahyo Kusumandyoko, S.Sn., M.Ds. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal
skripsi dan juga kepada Muhamad Ro’is Abidin, S.Pd., M.Pd. selaku DPA yang sudah
membimbing selama delapan semester perkuliahan dan kepada Orang tua saya yang telah
membantu dan menemani selama delapan semester perkuliahan.

Penulis menyadari proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, saran dan kritik
yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga proposal skripsi ini
menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 13 Februari 2023


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja ialah masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak menjadi masa
kehidupan orang remaja yang ditandai dengan perkembangan biologis yaitu
berkembangnya hormon dan pola piker secara psikologis yaitu dengan keinginan serta
emosi yang tidak menentu Menurut World Health Organization (WHO) batasan umur
anak remaja merupakan 10-19 tahun, sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 2005 Tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah (Kemenkes RI, 2014).

Masa remaja menjadikan hal yang baru bagi anak yang sedang tumbuh ke ranah
anak-anak menuju ke dewasa, perubahan sifat, psikologis, dan emosional pun sangat
drastis. Kenakalan remaja meliputi perlakuan yang menyimpang kerap dilakukan dan
melanggar norma-norma hukum pidana misalnya seperti pernikahan dini. Pernikahan dini
didefinisikan sebagai pernikahan yang terjadi sebelum anak dinyatakan sudah secara
medis untuk menikah maupun mempunyai anak, pernikahan dini hampir terjadi di seluruh
wilayah Indonesia seperti di Jawa Timur, kasus pernikahan dini kerap terjadi di kalangan
anak SMP dan SMA yang dikarenakan ketidak pahaman seorang anak akan edukasi seks
dan bahaya pernikahan dini yang menyebabkan seorang anak berfikir bahwasannya
menikah itu hanyalah hal sepele dan hanya untuk menyenangkan hasrat mereka.

Sebanyak 67,56 %, perempuan usia subur (15-49) berstatus kawin pada tahun 2014.
Angka ini lebih sedikit dari proporsi laki-laki yang kawin di rentang umur yang sama.
Persentase perempuan yang berstatus kawin di usia muda lebih banyak dari persentasi
laki-laki. Persentase perempuan usia 15-19 tahun yang berstatus kawin sebanyak 5,52%
perempuan dan 1,61% laki-laki. Jumlah perempuan di usia 15—19 tahun sebesar 13.240
orang, berarti di antaranya yang berstatus kawin sebanyak 730 orang (KPPA RI 2014).
Hal ini membuat kasus pernikahan dini semakin meningkat pada tahun 2023, ketidak
pahaman akan materi tentang pernikahan membuat para remaja yang masih ranah pubertas
sering kali tidak berfikir apa yang akan terjadi bila melakukan pernikahan dini, yang
mereka tau hanyalah hasrat untuk mencintai satu sama lain dan tidak lebih, mereka
cenderung melakukan hal ini sendiri tanpa meminta nasehat dari orang tua maupun guru
mereka.

Dengan kurangnya edukasi seks di sekolah maupun orang tua dan penggunaan
gadget yang selalu menjadi alat pencari informasi inilah yang menyebabkan banyaknya
anak remaja pada saat ini cenderung tidak mengambil informasi yang berguna.
Penggunaan media sosial juga menjadi salah satu faktor dari permasalahan ini,
dikarenakan media sosial saat ini berisi tentang konten yang tidak senonoh untuk
dikonsumsi oleh anak remaja seperti mereka. Dan anak remaja juga sering menjadikan
konten-konten tersebut menjadi contoh bagi mereka untuk melakukan sesuai dengan apa
yang lihat dan ksumsi setiap harinya.

Berdasarkan fenomena tersebut, diperlukan suatu kegiatan yang dapat membantu


anak remaja dalam mengetahui bahaya pernikahan dini dan edukasi seks yang bertujuan
untuk membantu anak remaja dalam memahami lebih lanjut tentang pernikahan dini dan
kapan waktu yang tepat untuk menikah. Dalam perancangan ini penulis membuat video
animasi 2 dimensi bertemekan edukasi tentang bahaya pernikahan dini, dengan tujuan
agar anak-anak remaja dapat memahami dan mengubah pola pikir mereka tentang
pernikahan dini. Dan diharapkan dengan adanya video animasi ini dapat mengurangi dan
memberikan gambaran penuh terhadap remaja usia 15-17 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dalam melakukan pengkajian terhadap
permasalahan yang dibahas lebih lanjut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:

1. Bagaimana perancangan video animasi sebagai sosialisasi tentang bahaya pernikahan


dini?
2. Apakah video animasi sebagai media pencegahan pernikahan dini efektif?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam permasalahan
yang akan di teliti adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui rerata pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan media


video animasi tentang bahaya pernikahan dini.
2. Untuk mengetahui efektifitas video animasi tentang bahaya pernikahan dini sebagai
upaya sosialisasi kepada remaja.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat atau berguna baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis


Penulisan secara teoritis diharapkan dapat menambah pandangan dan pemahaman
lebih lanjut mengenai nikah muda yang sering terjadi di Indonesia, khususnya ditinjau
berdasarkan aspek hukum dalam UU Perkawinan maupun UU Perlindungan anak.
2. Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi remaja, masyarakat, maupun mahasiswa sebab
dengan adanya penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman lebih lanjut
dalam sistem perundang-undangan yang ada saat ini, yang khususnya berkaitan dengan
pencegahan pernikahan dini. Dihaparkan dengan adanya penelitian ini semakin
meningkatkan kewaspadaan dan pola piker terhadap pernikahan dini dan dapat
mengurangi angka pernikahan dini.

1.5 Batasan Masalah

Anda mungkin juga menyukai