Aku memiliki seorang sahabat yang begitu baik denganku, bahkan keluargaku keluarga
dia sangat dekat. Alvano adalah laki-laki yang paling dekat denganku sewaktu aku masih duduk
di kelas 2 sekolah dasar.
Kring…Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran di mulai.
“hay… Pagi semuanya” sapa Bella
“Pagiii juga bella”balas anak murid lainnya
“Bel tugas Matematika kamu udah belum?”. Tanya Rika
“Iya udah dong masa aku belum ngerjain sih, kenapa emangnya?”
“hmmm… aku boleh liat gak?” tanya Rika
Bella ragu untuk memperlihatkan tugasnya kepada Rika.
“jangan bel” terdengar suara laki laki dengan suara keras dan lantang, yaps ternyata
suara itu berasal dari Alvano sahabat Bella
“jangan bel kamu udah capek -capek buat pr, ehh… Rikanya malah tinggal nyontek
aja” tegur vano
“maaf… Yah Rika, aku gak bisa lihatin ke kamu” dengan perasaan sedih Bella
terpaksa tidak melihatkan pr nya
“yaudah bel gak papa ko sans aja lah”ujar Rika pada bella.
Tiba tiba vano menarik pergelangan tangan bella ke tempat duduk mereka.
“bel… Aku mau bicara satu hal sama kamu”
“apa itu van”. Tanya vano dengan rasa penasaran.
“tapi gak disini ntar pulang sekolah kita ke danau biasa tempat kita ketemu” jelas
Vano
“oke” jawab bella.
Jam sekolah pun berakhir aku dan vano pergi ke tempat yang dimana biasanya kita
ketemu dan bermain disana.
Sekarang kami sedang duduk di rerumputan ditepi danau sambil menikmati
hembusan angin.
“Bel… Besok aku akan pergi dari sini dan aku bakalan pindah rumah, aku gak bisa nemenin
kamu lagi”
dengan perasaan sedih dan sangat kecewa atas keputusan orang tua vano dia terpaksa
ikut dengan orang tuanya ke Amerika karena ayahnya ditugaskan disana.
“apa?! Pindah rumah?” dengan perasaan kaget dan campur aduk Bella menangis karena
dia sangat kecewa dengan hal ini.
“Bel… Aku janji suatu saat aku akan mencari kamu dan akan menemukan kamu setelah
aku tamat sekolah disana. Mungkin sekitar umurku 19 tahun aku akan kembali ke Indonesia”
vano memegang tangan bella dengan erat karena hari ini terakhir mereka untuk
bertemu.
“jangan nangis, aku jadi ikutan sedih karena liat kamu nangis” Vano bicara dengan suara
lirih.
“aku gak mau kamu pergi, aku hanya ingin kamu, aku ingin kita sama-sama melihat
indahnya bintang dan pelangi” jawab Bella dengan air mata yang membasahi pipinya.
“jangan nangis, jika kamu menangis kamu tidak akan bisa melihat betapa indahnya
bintang dan pelangi” jawab vano dengan menghapus air mata Bella dengan tangan
kecilnya.
“aku tidak ingin melihat indahnya bintang dan pelangi karena kamu tidak ada di sisiku, aku
tidak ingin melihatnya sendirian, semua itu tidak akan indah lagi jika tanpa kamu”jawab
Bella sambil menangis.
“aku janji aku akan kembali, jika kamu sedih cobalah untuk pergi kesini karena disinikamu
bisa melimpahkan rasa sedih dan bahagia kamu, percayalah padaku, asalkan percaya
semua impian akan jadi kenyataan” jelas vano dengan kata-katanya yang penuh janji..
Vano memberikan gelang yang bewarna hitam, kepada bella dimana terdapat dua
cincin yang menyatu di gelang itu. Dan masing-masing mereka memiliki gelang itu.
“yah… Aku percaya sama kamu” jawab Vano sambil memegang gelang pemberian vano .
Aku benar-benar tidak percaya akan kehilangan dia, entah kapan dan dimana aku akan
bertemu dengannya.
End