Ya secara gitu, dia ngerespon gue banget Ngel! Setiap hari kita SMSan. Kita juga
sering teleponan. Saat gue curhat, dia selalu kasih solusi yang menurut gue pas
banget. Pokoknya Kak Bobby selalu bisa buat gue nyaman.. Karina bercerita
dengan semangat. Senyumnya ke luar satu-persatu di setiap kata. Angel
menyimak setengah malas. Angel merasa sedikit bosan dengan obrolan ini.
Setiap hari yang dibahas Bobby, Bobby, Bobby terus. Angel bahkan tidak pernah
punya kesempatan untuk membicarakan hal lain.
Selama ini siapa yang SMS duluan? tanya Angel ogah-ogahan.
Gue.
Yang telepon duluan?
Gue juga.
Yang suka curhat? Angel meniup-niup mienya agar dingin.
Gue lagi! Tapi kan dia yang nyuruh!
Gue rasa lo tertalu pede! Coba deh lo jangan SMS dia duluan, kalau dia naksir
sama lo dia pasti merasa kehilangan. Akhirnya dia yang SMS lo duluan!
Beberapa hari Karina tidak menghubungi Bobby, mengikuti saran Angel. Tapi
sampai hari ketiga nama Bobby sama sekali tidak muncul layar HP Karina. Rasa
kangen mengalahkan segalanya. Akhirnya Karina menghubungi Bobby lagi.
Seperti biasa, saat jam istirahat mereka pergi ke kantin. Memesan mie rasa baso
dan jus alpukat. Lalu duduk di pojokan. Hal itu sudah semacam ritual khusus
mereka saat jam Istirahat. Kemarin gue SMS-an lagi sama Kak Bobby. Karina
bercerita panjang lebar tentang saran Angel tempo hari. Angel tertawa
mendengarnya. Tuh kan gue bilang juga apa, pede lo ketinggian. ejek Angel.
Jadi menurut lo Kak Bobby nggak suka sama gue?
Ya, belum tentu juga sih.
Jadi Kak Bobby naksir gue? Karina berharap cemas.
Mana gue tahu! Gue bukan peramal. jawab Angel acuh.
Karina memajukan bibirnya mendengar ejekan Angel. Melihat sahabat
tercintanya bermuka melas, Angel mencoba menghibur. Oh ya, entar ikut ke
rumah yuk!
Ngapain? Karina menyantap mienya yang masih panas. lo pengen ketemu
Kak Bobby nggak? Kayaknya hari ini dia main ke rumah loh! bujuk Angel.
Mata Karina berbinar-binar. Dia mengangguk dengan penuh semangat. Kuah
mienya muncrat ke mana-mana. Benar kata Angel. Bobby datang bersama
abangnya dan seorang cowok lain yang punya wajah cute, chubby mirip artis
thailand. Karina menyapa Bobby malu-malu genit. Bobby tersenyum melihat
Karina. Mata mereka bertemu. Saat itu juga ada petir menyambar jantungnya.
Karina terjatuh dari tempat duduknya.
Tuh kan Ngel! Kak Bobby ngelihatin gue mesra banget. Itu tandanya dia naksir
sama gue! Kata Karina.
Akh, masa sih? sahut Angel menggoda, Terus kapan pacarannya?
Iya nih, kok Kak Bobby nggak nembak-nembak ya? Karina menggaruk
kepalanya. Dan lagi-lagi Angel hanya tertawa.
Sudah sebulan Karina dan Bobby berhubungan. Tapi tidak ada kejelasan akan
dibawa ke mana hubungan itu. Lama-lama Karina merasa cape kalau harus
menunggu. Apalagi selama ini Karina yang selalu SMS atau telepon duluan.
Sebagai cewek, Karina juga masih punya harga diri. Bobby juga tidak pernah
mengajaknya ketemuan. Atau setidaknya hangout bareng. Kalau ingin ketemu,
Karina harus nunggu Bobby main ke rumah Angel. Itu pun tidak bisa setiap hari.
Karina galau. Setiap malam dia tidak bisa tidur. Makan pun tidak pernah
dihabiskan. Pekerjaan sekolahnya menumpuk. Kalau kepepet, Angel yang
membantu mengerjakannya.
Kesel gue di-PHP-in terus sama Kak Bobby! keluh Karina.
Kebetulan mereka lagi hangout di cafe depan perpustakaan kota. Secangkir
mocachinno menemani perbincangan mereka saat itu. Sebenernya dia suka
nggak sih sama gue? Karina semakin kesal. Gue juga bingung! Angel
menyeruput mocachinnonya. Ya, lo tanyain ke abang lo dong, Kak Bobby tuh
sebenernya suka nggak sih sama gue? Kok setiap hari mau bales SMS gue?
Jawab telepon gue? Mau ngedengerin curhatan gue?
Mana abang gue tahu soal begituan, orangnya cuek kayak gitu!
Karina makin manyun.
Jangan-jangan Kak Bobby udah punya cewek? Atau dia cuma mau mainin
gue?! tebak Karina. Angel menggeleng. Kalau cewek kayaknya nggak deh,
soalnya Kak Bobby nggak pernah bawa ceweknya ke rumah. Kalau masalah
mainin lo, gue nggak tahu lagi.. Kata Angel berpendapat, Tapi kalau sampai iya
Kak Bobby mainin lo awas aja! ancam Angel geram.
Terus gue harus ngapain? Gue terlanjur jatuh cinta sama Kak Bobby. balas
Karina sambil meletakkan kepalanya di meja. Secara tidak sengaja mata Angel
mengarah ke ujung lain cafe. Dia melihat Bobby duduk berduaan dengan
seorang cowok chubby berwajah cute yang pernah diajak main ke rumahnya.
Angel segera memberitahu Karina. Karina menoleh, memperhatikan Bobby dan
temannya itu. Perasaan Karina semakin kacau. Percaya tidak percaya, dia
akhirnya tahu jawaban dari penantiannya selama ini.
Sekarang gue tahu kenapa Kak Bobby nggak pernah nembak gue! kata Karina
sedih. Bobby berpegangan tangan mesra dengan cowok itu. Seakan-akan tidak
peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang mungkin membicarakan mereka.
Tatapan mata Bobby sangat lembut, dan senyumannya terlihat begitu sempurna.
Kelihatannya mereka adalah pasangan g*y yang bahagia.
Sabar ya, Rin! Gue juga nggak tahu kalau Kak Bobby ternyata g*y! Maafin gue.
hibur Angel. Di sisi lain dia juga merasa bersalah. Kalau gue tahu, gue nggak
akan ngebiarin lo jatuh cinta sama Kak Bobby.
Mungkin dia bukan jodoh gue. jawab Karina pasrah. Malam harinya Karina
memutuskan untuk tidak menghubungi Bobby lagi. Dia juga mengganti nomor
Hp-nya. Walaupun Karina belum sepenuhnya percaya dengan apa yang terjadi,
dia mencoba melupakan Bobby. Mungkin Bobby lebih bahagia dengan cowok lain
dan bukannya cewek lain atau dirinya.
The End
Cerpen Karangan: Eri Kasandra
Blog: ersanpunyacerita.blogspot.com
gugurnya tetesan air dari atap kelas yang bocor. Menambah kesan misteri di
kelas ini bukan?
Semoga dia cepat pergi. Doaku dalam hati mengingat suaraku yang tercekat.
Aku saling bergandengan tangan dengan Wiwik yang duduk di sebelah kananku
di meja yang lain sambil terus membaca ayat kursi. Sorot mata dan mimik
mukanya juga tak kalah takutnya dibanding aku. Teman-teman lain yang melihat
kami komat-kamit pun heran dengan apa yang kami lakukan seakan-akan
menurut mereka itu berlebihan, tapi tidak untuk kami.
Memang, itu karena mereka tidak mendengar suara tangisan ganjil yang sudah 5
kali ini ku dengar. Tapi kali ini perbedaan yang membuat rasa takutku double
adalah: Untuk pertama kali suara tangis-nya diiringi cuilan tisu kecil-kecil yang
berjatuhan tepat di atas mejaku. Aku mendongakkan kepala, yang ku temukan
hanyalah atap yang menggantungkan kipas angin kecil yang tengah berputar
pelan.
Apakah benar dia sedang menangis di sampingku? Apakah dia sedang
mengusap air matanya dengan tisu ini lalu membuangnya ke arahku? Kenapa
harus ke arahku? Memangnya aku tempat sampah? Harusnya buanglah sampah
pada tempatnya. Loh, kok malah nyeramahin hantunya sih! Selain itu, ini adalah
rekor tangisan terlama yang pernah ku dengar, mungkin lebih dari 5 menit.
Suasana kelas saat itu, ya sekitar jam 12 siang jadi terasa gerah walau di luar
hujan angin.
Sekolah berbentuk L ini termasuk baru, jadi lampu yang berperan sebagai
penerang pun belum terpasang sepenuhnya. Ruang kelasku ini terletak di pojok
sekolah lantai 2 yang diapit kelas lain di samping kiri dan di depannya, jadi
terlihat gelap walau pagi hari. Ditambah lagi awan hitam yang muncul.
Besoknya pas istirahat pertama di Cafeteria.
Balik ke kelas yuk! Ajak Izza, teman sebangku Wiwik setelah kami semua
selesai makan.
Ehh entar dulu! Aku menarik lengan Wiwik dan Izza masing-masing dengan
satu tangan, memaksa mereka duduk kembali.
Ada apa lagi sih La? Mau pesen makan lagi? Gerutu Izza kesal.
Bukan. Ke kelas nanti aja kalau udah bel.
Kenapa? Suara tangisan itu lagi?! Izza mencibir. Dia yang mengaku tidak
pernah mendengar suara tanpa pemilik itu memang tidak terlalu percaya
dengan hal-hal mistis yang jadi trending topik di sekolah minggu ini.
Mala, aku kasih tahu ya. Kemarin ada tisu jatuh itu bukan dari hantu!
Terus? Tanyaku cepat setengah menjerit bersamaan dengan Wiwik yang sejak
tadi hanya diam. Aku dan Wiwik melotot ke arah Izza meminta jawaban yang
menggantung pada kalimatnya.
Adi.
Aku langsung melangkahkan kakiku lebar-lebar menuju kelas begitu Izza
memberikan sebuah jawaban yang membuatku kesal sekaligus merasa konyol.
Berani-beraninya dia mengerjaiku! Semalaman Aku tidak bisa tidur, hari ini
bahkan aku dihukum karena terlambat ke sekolah. Belum lagi karena omelan
Ibuku karena mengqodho salat subuh. Dan itu semua gara-gara dia! ADI! Lihat
saja nanti. Aku akan melabrakmu!
Tapi di sisi lain, aku juga sedang menertawakan diriku sendiri, menyadari betapa
bodohnya aku. Kenapa aku tidak menyadari kalau ini hanya lelucon yang dibuat
oleh teman-temanku yang jahil? Benar kata Izza, mana mungkin ada hantu yang
mengusap air matanya dengan tisu. Benar-benar tak make sense. Begitu sampai
di kelas aku mencari-cari pria bertubuh jangkung itu. Bagus. Dia ada di sana.
Langsung ku hampiri bangkunya di pojok belakang sebelah kiri.
Adi! Kemarin itu kamu-kan yang melempar tisu ke arahku?! Tanyaku menuduh.
Aku tidak bisa lagi menyembunyikan kekesalanku padanya. Marah tapi sambil
tertawa.
Iya. Dengan santainya dia menjawab sambil tersenyum evil. Dia sepertinya
sangat puas telah mengerjaiku. Kurang ajar. Dan sekarang Siswa bad boy itu
masih saja tertawa-tawa saat aku mengumpat-umpat padanya.
Jadi gitu pengalaman pribadiku. Sebenarnya entah Kelas itu Berhantu atau
tidak, aku sendiri juga tidak tahu. Yang pasti, suara tangisan itu aku bener-bener
denger sendiri.
Cerpen Karangan: Nur Rosyidah
kamu tidak bisa melihat, tapi jangan khawatir.. biar ku usir dia. kata si Joko
semprul dan selalu mengulangi perbuatan anehnya.
Anti.. buka saja mata batinnya. ucap Aura Anti.
jangan kasihan. papar Anti.
sudah lakukan saja! perintah aura Anti lagi. Anti pun diam-diam membuka
mata batin si Joko gadungan itu saat si Joko sok sibuk pura-pura sedang
mengusir hantu.
beres.. hantunya sudah pergi. tukas Joko dan ketika membalikkan badannya. Si
Joko tak bisa berkata-kata, tanpa disadarinya si Joko buang air kecil di celana.
Saat melihat banyak hantu di belakang Anti.
H-H-HAN-TUU..UUU!!! teriak Joko penuh ketakutan dan ia pun lari terbirit-birit.
Anti hanya selalu berkata kasihan, saat seseorang dikerjain balik oleh aura
pelindungnya.
Keesokan harinya di sekolah. Waktu istirahat tiba, muncul cowok aneh lagi yang
mengaku-ngaku sang dokter cinta namanya Anthony. Memang tampan dan keren
sih.. rayuan puitisnya dan setangkai bunga mawar yang selalu di banggakannya,
membuat hati cewek tergoda termasuk Anti. Anthony pun mendekati Anti. Hai
Anti. sapa Anthony menghampiri Anti yang sedang berjalan-jalan sendirian di
taman sekolah.
oh.. sungguh jiwa yang rapuh. gombal Anthony sembari membungkuk dan
mencium tangan Anti.
Anthony membuat rencana kencan hangat dengan mengajak Anti nonton film
bioskop horor nanti malam.
Apa Anti punya acara malam ini? tanyanya.
Saat malam tepat pukul 19.00. Anthony dan Anti pergi ke bioskop. Dalam hatinya
Anthony berkata.. sebentar lagi dia pasti memelukku. Namun adegan demi
adegan Anti tetap biasa-biasa saja asyik menonton film horor itu. Justru Anthony
malah sebaliknya. 15 menit kemudian Anthony semakin ketakutan, ia meringkuk
gemetaran sampai merosot ke bawah bangkunya.
kamu kenapa? Tanya Anti.
Hp-ku jatuh. jawab Anthony salah tingkah.
Setelah 2 jam berlalu.. Mereka pun ke luar. Anthony memasang tampang kusut
sedangkan Anti hanya senyum-senyum sendiri.
ku antar pulang yaa? Tanya Anthony kembali pada sikap manisnya.
boleh.. memang rute pulangku agak sepi. balas Anti senang.
sepi? hmm.. apa aku mendengar undangan? pikir Anthony dalam hatinya
sambil tertawa kecil.
Namun ketika melewati TPU, Anthony meringkuk ketakutan. Dan dia pun benarbenar menyerah kali ini.
Pagi menjelang.. Anti pun sudah siap akan berangkat sekolah. Tiba-tiba di pinggir
jalan saat menunggu angkutan umum.
TOLOOONG. Teriak seorang perempuan.
ada apa nona? Tanya seseorang cowok.
itu! tunjuk si perempuan ke atas pohon, ternyata kucingnya berada di atas
pohon besar dan tidak bisa turun.
tolonglah dia. mohon si perempuan sambil menangis.
kamu bisa? Tanya Anti pada auranya.
tunggu!!! di sini banyak orang. ucap Anti lagi cepat saat auranya ingin
bergerak.
buat pengalih perhatian. usul Anti. Auranya pun mencari akal. Sementara Anti
mengarahkan orang-orang menuju pusat perhatian.
sekarang lakukanlah! perintah Anti dan segera mungkin Aura Anti menurunkan
kucing dari pohon itu.
loh.. manis kamu sudah turun? ujar si perempuan tadi pada kucingnya.
good job! ucap Anti pada auranya. Namun tiba-tiba lagi..
TOLOOONG!!! Tolong anjingku tiba-tiba terbang sendiri.
Lalu Anti langsung menatap tajam ke auranya dengan kesal.
katamu pengalih perhatian!? kata si aura sambil tertawa.
Hari minggu.. Anti bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan pagi dibantu
oleh auranya. Namun Anti tidak menyadari kehadiran Paman John saat Anti
sedang menata piring dan gelas di meja. Anti. sapa Paman John mengagetkan
Anti dan Auranya, piring dan gelas yang mereka pegang pun berjatuhan. apa
kamu merasakan hal-hal aneh di rumah ini? Tanya Paman John sambil
mengelus-elus dagunya.
mmm.. H-Hal aneh seperti apa paman? jawab Anti bertanya balik.
sepertiii Ah..maaf mengganggu kerjamu, tidak usah dipikirkan. lanjut Paman
John lagi dengan tersenyum sambil melangkah mundur. namun tiba-tiba..
AWAS PAMAN!!! Teriak Anti memberitahu saat Paman John tak sengaja
menubruk lemari yang ada di belakangnya. Buku tebal yang berada di atas
lemari hampir menimpanya, untung aura pelindung Anti cepat-cepat
menolongnya. Tapi..
loh.. seharusnya buku ini menimpaku. papar Paman John sambil memegang
bukunya.
jadi apakah benar aku iniiii.. tunggu! Aku akan melakukan berbagai percobaan.
pikir Paman John lagi.
Tak terbayangkan Anti sebelumnya. Paman John melakukan terjun bebas dari
atap rumah dan berjalan di atas api. Paman John mengira dirinya memiliki
kekuatan, tapi sebenarnya aura Antilah yang melindunginya. jangan bilang
siapa-siapa, ternyata aku superhero. ucap Paman John sambil memperlihatkan
bajunya bertuliskan huruf J. (John)
oh tidak. kata Anti kebingungan.
Anti pun menghilangkan ingatan paman John tentang kejadian itu. Sorenya.. Anti
dan Paman John bermain catur di teras rumah.
Anti bisa main catur? Tanya paman John sambil melangkah pertama.
sedikit-sedikit. jawab Anti memainkan gilirannya.
ah.. Anti ternyata pandai main catur.. tidak bisa dianggap enteng. puji Paman
John.
ah.. Paman John terlalu memuji. Aura Anti pun ikut-ikutan bermain.
eh..J-Ja-Jangan. bisik Anti saat auranya asal melangkahkan salah satu pion
catur punya Anti. Pada saat Paman John sedang minum kopi. Namun terlambat,
Paman John berhasil melangkahi pion catur Anti, si Anti langsung menatap ke
arah auranya dengan tajam.
hehe.. sorry salah langkah. ujar auranya sambil tertawa geli.
kamu gak usah ikut-ikutan, tonton nih langkahku!
Tapi Anti semakin terdesak, ia malah lagi-lagi kalah. hihihi.. payah. sembur
auranya tertawa lepas.
Anti tampak bete memasang ekspresi cemberut. Anti dan auranya pun jadi
berebutan pion catur.
lepasin bidaknya! Yang main tuh aku!!! komentar Anti terus memperebutkan.
Paman John yang melihat tingkah aneh Anti hanya garuk-garuk kepala karena
paman John tidak bisa melihat aura Anti.
Saat malam tiba.. Anti tampak sulit mengerjakan PR matematikanya.
aduuuhh PR matematikanya susah bangeeett. suaranya terdengar lesu sambil
membaringkan kepalanya di meja.
Aura Anti yang melihatnya merasa kasihan dan mencari bantuan. Anti kesulitan
bikin PR-nya? jelas si aura saat menemui teman-teman hantunya di
pemakaman.
kami siap membantu! seru para hantu sesampainya di kamar Anti. Lalu Anti
menunjukkan PR-nya pada teman-teman hantuya. Namun tak ada yang
mengerti.
maaf.. adakah di antara kalian yang pernah bersekolah? Tanya Anti.
aku! Aku! Dulu aku sempat lulus kuliah. jawab salah satu di antara para hantu.
hmm. si cowok hantu itu pun berpikir ketika Anti memberikan bukunya.
PR-mu.
Saat-saatnya menunggu dengan senang hati. Ternyata..
susah! lanjut si cowok hantu itu.
apakah PR-nya sesulit itukah? emangnya dulu kuliah apa? Tanya Anti
penasaran.
sastra jawa! balasnya sambil tersenyum lebar. Anti pun dan lainnya langsung
membelalakkan matanya, rasanya api membara telah berada di ubun-ubun
kepalanya.
Ketika akan tidur.. Anti mengeluarkan jam weker berbentuk boneka beruang
pemberian paman John dari Australia.
pasang alarmnya ah. seru Anti senang.
Besok paginya. Anti bangun saat alarm berbunyi.
Hoamm.. selamat pagi. ucap Anti. Namun ketika ia melihat jam. Anti terkejut
karena jam menunjukkan pukul 07.00 pagi.
aneh, tidak biasanya aku bangun kesiangan.
kamu harus membantuku! perintah Anti pada auranya.
siap bosss!!!
Si aura pun menyiapkan roti dan segelas susu untuk sarapan Anti dan
menyetrika seragam Anti dengan cepat.
towong wawikan buw (tolong carikan bus)! perintah Anti lagi sembari makan
roti.
TOLOOONG! BUS-NYA JALAN SENDIRIII!!! Teriak si sopir dan keneknya sambil
berpelukan ketakutan. Si aura yang menyetir tak peduli.
Namun ketika sesampainya di sekolah, sekolah masih sepi tak ada orang dan pak
satpam pun juga baru ke luar dengan mata yang masih mengantuk. Ternyata
jam weker Anti masih dalam waktu Australia, bukan waktu Indonesia (terpaut 2
jam).
Selesai
Pak Saroni tak segera berkata, seolah sejenak berpikir dan mencari celah
masalah.
saya tak mengerti. Anak sebesar Luthfi bisa menghilang dan kabur ke luar
sekolah pada jam pelajaran saya akan berlangsung dan bahkan teman-temannya
sendiri tak ada yang tahu. Untuk mendapat jawaban rasa penasaran saya,
perlukah kita buka isi tas Luthfi? suara Pak Saroni seolah menunjukkan celah
misteri. Tak banyak tanggap, Ibu Luthfi hanya mengangguk. Sekejap dilihat rupa
tasnya, kemudian tas itu dibuka.
Dengan penasaran, Pak Saroni setengah melongok ke dalam tas dan
memperhatikan baik isi tas Luthfi. Tak ada yang aneh. Seolah tak percaya,
mengeluarkan apa pun yang ada di dalam tas itu. Buku, kemudian buku, buku
lagi, buku berpetak Hafizt, Tempat makan Tupperware yang isinya mungkin telah
ditelan si empunya. Tak ada yang aneh. Semakin membingungkan saja.
Apa ini?! Pekik Pak Saroni, di tangannya ada sebuah kantung plastik. Ibu Luthfi
menggeleng tanda tak tahu.
Karena penasaran, langsung saja Pak Saroni melongok isinya, hati-hati Pak
Saroni membukanya, takut-takut isinya petasan atau bom. Tapi ternyata saat Pak
Saroni membukanya, Haa, makanan ringan semua.. Pak Saroni menggelengkan
kepala, tak mengerti. Sepertinya, Luthfi telah mendekam dalam misteri.
Kembalilah Pak Saroni ke kelas untuk memantau keadaan kelas yang barusan ia
tinggalkan. Sedangkan Ibu Luthfi menunggu di ruang BK sambil mengobrol
dengan guru konseling mengenai perilaku anaknya belakangan ini. Saat
memasuki kelas betapa kagetnya Pak Saroni. Air mukanya yang sebelum cemas
berubah tak percaya. Ia terpaku menatap siswa berbadan gempal yang tengah
duduk di bangku urutan ketiga di barisan tengah.
Pak Saroni setengah menahan emosi, dan lelah karena dipusingkan dengan
kasus siswa hilang yang kurang dari 24 jam. Karena hanya setengah amarahnya
yang ditahan, maka tak luput setengahnya lagi ia muntahkan. Luthfi! tegas
nama itu diucapkan Pak Saroni pada siswa hilang itu. Luthfi diliputi kebingungan,
salahkah ia duduk di tempatnya dengan rapi? Dan mengapa tasnya berada di
tangan Pak Saroni?
Mengapa kamu ke luar sekolah tanpa izin dengan ketua kelas, tanpa izin dari
guru piket, dan tanpa izin dari Pak Satpam? tanya Pak Saroni geram.
Sejenak Luthfi terdiam dan sejurus kemudian dia angkat bicara. Dijelaskanlah
semuanya oleh Luthfi, ia izin ke luar sebentar untuk membeli peralatan tulis,
seperti pensil, pulpen, dan penghapus. Itu penting. Karena pada hari ini
pelajaran jam ketiga ada ulangan Bahasa Indonesia. Jika ia tidak punya alat
tulisnya sendiri, bisa jadi Pak Saroni mengusirnya. Kalau saya tidak punya alat
tulis nanti Bapak pasti meminta saya menutup pintu kelas dari luar seperti
tempo hari. Tiba-tiba gelak tawa pecah di kelas itu.
Pak Saroni terkekeh, mengingat minggu lalu ia pernah menyuruh Luthfi menutup
pintu kelas dari luar karena tidak membawa alat tulis saat ujian mata
pelajarannya. Soal dirinya yang tak izin dengan guru piket, Luthfi hanya menjawa
santai, Yaaa Habisnya, guru piketnya gak ada di meja piket, saya langsung aja
izin sama Pak Satpam, terus diizinin, ya saya langsung cuus beli pensil Luthfi
mengakhiri penejelasannya. Tapi.. tunggu, kenapa kamu tidak suka isi tasmu
dilihat orang lain? satu kebingungan Pak Saroni yang belum terjawab.
Sebelum menjawab, Luthfi malah ketawa-ketawa sendiri, Saya malu Pak, kalau
ada yang tahu saya suka bawa makanan banyak, takut pada minta. Luthfi
menjawabnya dengan suara yang ditipiskan di akhir kalimat. Namun, karena satu
kelas masih bisa mendengarnya, maka tiba-tiba sorakan jengkel terlontar
padanya. Huuuuuu Luthfi pelit Hahaha,
Harusnya kalian berterimakasih padaku, hari ini kita tidak jadi ulangan Bahasa
Indonesia. Luthfi berusaha meredam sorakan yang tertuju padanya.
Betul kan pak? Luthfi mengerlingkan matanya ke arah Pak Saroni.
Luthfi, tolong tutup pintunya! pinta Pak Saroni. Luthfi bangkit dan melangkah
ke arah pintu yang terbuka, namun sesampainya di ambang pintu, ia terkejut
saat Pak Saroni berkata, Tutup Pintunya dari luar, Luthfi!
Cerpen Karangan: Elmira Fay
Blog: elmirafairuz26.blogdetik.com
Ceritanya menarik? Baca juga cerpen karya Elmira Fay yang lain, Percayalah
dan Di Senja Ufuk Penghabisan Itu