Anda di halaman 1dari 1

Abstrak

Peningkatan trayek angkutan umum dikhususkan pada node-node yang terletak jauh dari
Terminal Purabaya untuk mendukung trayek eksisting yang berpusat di Terminal Purabaya.
Sedangkan pengurangan waktu perjalanan dilakukan melalui pembatasan waktu transit dan
pembatasan jumlah titik transit yang disinggahi.
Pada wilayah Gresik-Surabaya, peningkatan aksesibilitas dapat dilakukan melalui peningkatan
trayek angkutan umum dan peningkatan frekuensi angkutan umum. Peningkatan trayek angkutan
umum dilakukan untuk memperluas wilayah jangkauan jaringan transportasi publik yang masih
terbatas sehingga sebagian besar perjalanan masih membutuhkan transfer. Sedangkan peningkatan
frekuensi angkutan umum dilakukan untuk mengurangi hambatan perjalan pada node-node yang
terletak jauh dari Kota Surabaya.

1. Pada wilayah Sidoarjo – Surabaya, rata-rata tingkat aksesibilitas degree of centrality


sebesar 32% yang menunjukkan bahwa 32% node pada wilayah ini dapat ditempuh
dengan perjalanan tanpa transit. Node dengan aksesibilitas degree of centrality paling
baik adalah SS_01 yang merupakan kawasan permukiman di sekitar Terminal
Purabaya.
2. Pada wilayah Gresik – Surabaya, rata-rata tingkat aksesibilitas degree of centrality
sebesar 35% yang menunjukkan bahwa 35% node pada wilayah ini dapat ditempuh
dengan perjalanan tanpa transit. Node dengan aksesibilitas degree of centrality paling
baik adalah GS_06 yang merupakan kawasan permukiman di perbatasan Gresik -
Surabaya.
3. Pada wilayah Sidoarjo – Surabaya, rata-rata tingkat aksesibilitas closeness centrality
sebesar 16 yang menunjukkan bahwa rata-rata perjalanan antar node menghadapi
hambatan perjalanan sebesar 16 poin. Node dengan aksesibilitas closeness centrality
paling buruk adalah SS_16 berupa kawasan permukiman yang terletak paling jauh dari
Kota Surabaya.
4. Pada wilayah Gresik – Surabaya, rata-rata tingkat aksesibilitas closeness centrality
sebesar 19 yang menunjukkan bahwa rata-rata perjalanan antar node menghadapi
hambatan perjalanan sebesar 19 poin. Node dengan aksesibilitas closeness centrality
paling buruk adalah GS_09 dan GS_09. GS_08 berupa kawasan permukiman yang
terletak paling jauh dari Kota Surabaya. Sedangkan GS_09 merupakan kawasan
permukiman di daerah perbatasan Gresik – Surabaya yang memiliki frekuensi angkutan
umum sangat rendah.
5. Pada wilayah Sidoarjo – Surabaya, rata-rata tingkat aksesibilitas composite
accessibility index sebesar 11. Node dengan aksesibilitas composite accessibility index
paling baik adalah SS_01 yang merupakan kawasan permukiman di sekitar Terminal
Purabaya.
Pada wilayah Gresik – Surabaya, rata-rata tingkat aksesibilitas composite accessibility index sebesar
9,1. Node dengan aksesibilitas composite accessibility index paling baik adalah GS_06 yang
merupakan kawasan permukiman di perbatasan Gresik - Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai