ARTIKEL PENELITIAN
Pengaruh Stigma Dokter Gigi Terhadap Penanganan Orang Dengan HIV/AIDS
Micola Cipta Pamboedi
Fakultas Kedokteran Gigi/Program Studi Kedokteran Gigi, micolafkg2020@std.unissula.ac.id,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Meilan Arsanti
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
meilanarsanti@unissula.ac.id, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Abstrak
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi leukosit yang
akhirnya membuat menurunnya sistem imun pada tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala yang terjadi akibat menurunnya sistem imun oleh HIV.
HIV merupakan penyakit yang menular, hal ini menyebabkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
mendapatkan stigma negatif dan cenderung dihindari. Stigma yang dilakukan oleh petugas
Kesehatan menyebabkan penanganan terhadap ODHA menjadi tidak maksimal, terutama jika stigma
dilakukan oleh dokter gigi. Dokter gigi memiliki peran dalam deteksi pasien suspect HIV maupun
perawatan lesi rongga mulut pada pasien HIV.
Abstract
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects leukocytes which in turn causes a decrease in
the immune system in the human body. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a collection of
symptoms that occur due to a decrease in the immune system by HIV. HIV is a communicable disease, this
causes people with HIV/AIDS (PLWHA) to get a negative stigma and tend to be avoided. The stigma that
is carried out by health workers causes the handling of PLWHA to be not optimal, especially if the stigm a
is carried out by dentists. Dentists have a role in the detection of patients suspected of HIV and the
treatment of oral lesions in HIV patients.
PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi leukosit yang
akhirnya membuat menurunnya sistem imun pada tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala yang terjadi akibat menurunnya sistem imun oleh
HIV. Penyakit ini ditemukan untuk pertama kalinya pada sekitar tahun 1980 dan mendapatkan
berbagai respon publik. HIV akan menyerang sel T dan sel yang mengekpresikan CD4. Semakin
rendah jumlah limfosit T CD4 dalam darah, maka sistem imun seseorang akan semakin menurun
dan menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap infeksi. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
merupakan sebutan bagi pasien penderita HIV/AIDS.
METODE
Desain yang digunakan dalam penulisan ini adalah survei analitik dengan menggunakan
pendekatan systematic literature review. Penelitian systematic literature review merupakan
suatu jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data secara
mendalam melalui berbagai literature seperti artikel, jurnal, atau textbook dengan topik yang
relevan, Pencarian artikel, jurnal, atau textbook menggunakan kata kunci “stigma dokter gigi
terhadap ODHA”.
Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dinyatakan bahwa kesehatan merupakan salah satu hak
MAJALAH KEDOKTERAN ANDALAS
Ruang ICT, Gedung EF, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Jalan Perintis Kemerdekaan No. 94 Padang, Sumatera Barat
Web: http://jurnalmka.fk.unand.ac.id; Email: mka.fk.unand@gmail.com
asasi manusia dan juga merupakan bentuk kesejahteraan masyarakat yang sudah seharusnya
diwujudkan oleh negara. HIV/AIDS sendiri merupakan ancaman untuk Indonesia, karena
HIV/AIDS memiliki sifat khusus yang unik. Selain dari kasusnya yang terus bertambah setiap
tahunnya, stigma juga menjadi permasalahan dalam usaha Indonesia menanggulangi HIV/AIDS.
Stigma berdasarkan KBBI Daring (2022) diartikan sebagai sebuah ciri negatif yang
melekat pada seorang individu akibat pengaruh lingkungannya. Stigma negatif sudah sangat
melekat pada ODHA, kebanyakan masyarakat berpikiran bahwa ODHA layak mendapatkan
penderitaan akibat dari perbuatannya. Pandangan yang salah ini akhirnya memunculkan stigma
negatif dan sikap diskriminatif terhadap ODHA. Stigma negatif terhadap ODHA dapat
menyebabkan penanganan terhadap ODHA menjadi tidak maksimal, terutama jika stigma dan
diskriminasi dilakukan oleh tenaga kesehatann.
Dokter gigi merupakan salah satu tenaga medis yang dalam praktiknya berkontak langsung
dengan berbagai latar belakang dan status pasien, termasuk pasien penderita HIV/AIDS. Hal
tersebut menjadikan dokter gigi sebagai profesi yang memiliki risiko tinggi untuk terjadi
kontaminasi silang. Meski demikian, dokter gigi juga memiliki tanggung jawab etik dan profesi
untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap semua pasien termasuk ODHA, seperti yang
telah tercantum dalam KODEKGI pasal 16. Menurut berbagai penelitian, 70-90% penderita
HIV/AIDS memiliki manifestasi lesi di rongga mulut yang muncul pada berbagai tingkat penyakit
MAJALAH KEDOKTERAN ANDALAS
Ruang ICT, Gedung EF, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Jalan Perintis Kemerdekaan No. 94 Padang, Sumatera Barat
Web: http://jurnalmka.fk.unand.ac.id; Email: mka.fk.unand@gmail.com
tersebut. Terkait dengan hal tersebut, dokter gigi dapat berperan dalam deteksi pasien suspect HIV
maupun perawatan lesi rongga mulut tersebut.
SIMPULAN
Stigma yang dilakukan oleh dokter gigi memiliki pengaruh terhadap penanganan yang
dilakukan untuk ODHA, secara garis besar menyebabkan penanganan pasien HIV/AIDS tidak
maksimal, hal ini tidak sesuai dengan hak asasi manusia dimana manusia memiliki hak atas
kesehatannya. kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan juga merupakan bentuk
kesejahteraan masyarakat yang sudah seharusnya diwujudkan oleh negara.
DAFTAR PUSTAKA