Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA DIARE
DIRUANG IGD RSI UNISMA KOTA MALANG TAHUN
2023

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Pendidikan Ners


Departemen Gadar dan kritis profesi ners

Diruang IGD RSI UNISMA Kota Malang

Disusun Oleh

NAMA : Intan permata Sasri

NIM :2209.14901.351

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


NERS STIKES WIDYAGAMA
HUSADA MALANG 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN GADAR DAN KRISTIS PROFESI
PADA DIAGNOSA DIARE
DI RUANG IGD PADA Nn K PADA TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :
NAMA : Intan Permata sasri
NIM : 2209.14901.351

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana Praktik

(ANGERNANI TRIAS W,S.Kep ,Ners ,M.kep) (Harliansyah wardhana, S.Kep. Ns)

KEPALA RUANG

( )
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi
masalah global yang melanda dunia. Virus HIV masih menjadi fenomena .gunung es di
Indonesia, kasus HIV yang ditemukan hanya sebagian sedangkan.Dasarnya lebih banyak
(Menkes, 2019). Fenomena dari HIV/AIDS berpengaruh pada nutrisi saat ini disebabkan
karena timbulnya infeksi oportunistik diantaranya terjadi.jamur pada mulut dan pengaruh dari
obat ARV yang dapat menyebabkan pasien HIV/AIDS mengalami disfagia dan anoreksia
pasien yang kurang pengetahuannya akan membiarkan tidak memenuhi asupan nutrisi
mereka dan dapat menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. HIV dan malnutrisi
dapat secara independen menyebabkan terjadinya kerusakan sistem kekebalan tubuh
secara progresif. Dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, morbiditas dan mortalitas
melalui infeksi oportunistik, demam, diare, kehilangan nafsu makan, malabsorbsi nutrisi dan
penurunan berat badan.
Pengetahuan pemenuhan asupan nutrisi pada pasien HIV/AIDS masih rendah, ketika
pemenuhan nutrisi tidak baik akan menimbulkan masalah penurunan kekebalan tubuh dan
membuat virus HIV berkembang semakin cepat (Duggal, et.al, 2012).Prevalensi kasus
HIV/AIDS menurut data WHO HIV terus menjadi masalah kesehatan global yang utama.
Sejauh ini telah merenggut lebih dari 32 juta jiwa, Ada sekitar 37,9 juta orang yang hidup
dengan HIV pada akhir 2018 dengan 1,7 juta orang menjadi baru terinfeksi pada 2018
secara global WHO, 2019). Di Asia sebagian besar angka prevalensi HIV masih rendah yaitu
Berikut adalah jumlah kasus HIV/AIDS yangbersumber dari Ditjen P encegahan dan
Penanggulangan Penyakit (P2P), data laporan tahun 2017 yang bersumber dari sistem
informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA). Dimana kasus HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2017
terdapat 48.300 kasus HIV dan 9.280 kasus AIDS. Jumlah kumulatif infeksi HIV yang
dilaporkan sampai dengan Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa (47% dari estimasi ODHA
jumlah orang dengan HIV/AIDS tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa) dan paling banyak
ditemukan di kelompok umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Adapun provinsi dengan jumlah
infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099), diikuti Jawa Timur (43.399) (Kemenkes RI,
2019). Data yang diperoleh dari rekam medis RSUD Dr. Harjono Ponorogo jumlah kunjungan
pasien HIV/AIDS pada tahun 2018 mulai dari bulan Januari sampai Desember yaitu di rawat
inap berjumlah 120 pasien di rawat jalan sebanyak 1710 pasien dan di IGD ada 98 pasien,
sedangkan pada tahun 2019 mulai bulan Januari sampai September yaitu ada 72 pasien di
rawat inap, 1441 pasien di rawat jalan dan 55 pasien di IGD (Rekam Medis RSUD
Harjono,2019). Acquired Immunodeficiency Syndroms (AIDS) yang disebabkan oleh infeksi
Humman Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu penyakit yang menyerang system
kekebalan baik humoral maupun seluler. Virus termasuk dalam kelompok retrovirus dan
termasuk virus RNA (Darmono, 2009).
Menurut Desmawati (2013) Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen
viral yang disebut HIV. Retrovirus ditularkan oleh darah melalui kontak intim dan mempunyai
afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus HIV dapat menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada
akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun. Tanda dan gejala pada pasien HIV/AIDS kebanyakan orang yang terinfeksi HIV
tidak menunjukan gejala pada awal masa infeksi HIV. Gejalanya adalah demam, sakit
kepala, kelelahan, dan pembengkakan limfa. Gejala tersebut bisanya menghilang dalam
waktu satu minggu sampai satu bulan. Sebelum sampai dalam AIDS terjadi gejala
pembengkakan limfa yang terjadi lebih dari 3 bulan dan di ikuti dengan gejala yang terjadi
beberapa bulan hingga tahun antara lain rasa kelemahan pada tubuh yang sangat, kondisi
kulit yang kering sehingga mudah terkelupas, berat badan yang menurun dan adanya infeksi
persisten oleh jamur (Desmawati, 2013)
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mengalami penurunan nafsu makan yang
disebabkan oleh pengaruh obat ARV dan adanya infeksi jamur kandidia pada mulut sehingga
pasien HIV/AIDS terjadi anoreksia dan disfagia. Asupan nutrisi yang kurang dapat
menyebabkan penderita HIV/AIDS mengalami nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pada
ODHA yang terganggu asupan nutrisinya dapat berdampak pada daya tahan tubuh penderita
untuk melawan virus HIV menjadi berkurang ,dan pada kondisi ini dimanfaatkan oleh virus
HIV untuk berkembang cepat sehingga memperpendek periode dari infeksi untuk
berkembang menjadi AIDS. Dampak dari kurangnya pengetahuan informasi tentang
pemenuhan nutrisi dapat mempengaruhi status gizi penderita HIV/AIDS (Nursalam dan
Ninuk, 2013).Untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi
pada pasien HIV/AIDS, bisa diberikan edukasi tentang nutrisi yang harus dipenuhi.Gangguan
nutrisi memainkan peran penting dalam patogenesis, kematian dan morbiditas orang dengan
HIV-AIDS. Terapi diet dan pengetahuan gizi memainkan peran penting dalam upaya untuk
menyembuhkan dan kekebalan. Oleh karena itu, kecukupannutrisi makro dan mikro sangat
penting bagi penderita HIV-AIDS. Pengetahuan dan sikap berhubungan elemen kognitif dan
afektif. Pengetahuan mengacu pada elemen kognitif yang terkait dengan tindakan mental
seperti persepsi, memori, pembelajarandan prediksi selama pemprosesan informasi. Sikap
mengacu pada tanggapan afektif terhadap suatu objek, yang bergantung pada kepercayaan,
nilai, pengalaman pribadidan proses sosialisasi (Larasati dkk, 2019).Sebagian besar para
ODHA mengalami nafsu makan yang menurun disebabkankarena pengaruh dari obat ARV
dan kesulitan dalam menelan akibat infeksi dari jamur pada mulut. Edukasi mereka dengan
memberikan konseling pemenuhan nutrisi antara lain cara memenuhi nutrisi sesuai kondisi,
memilih bahan makanan yang aman,dan pemberian makanan tambahan. Anjurkan ODHA
untuk memenuhi makanan yang inggi kaloritinggi protein, kaya vitamin dan mineral serta
cukup air. Batasi makanan yang menyebabkan mual/muntah mungkin kurang ditoleransi oleh
pasien karena luka pada mulut atau disfagia. Hindari menghidangkan cairan atau makanan
yang sangat panas. Sajikan makanan yang mudah ditelan. Jadwalkan obatobatan diantara
makan (jika memungkinkan) dan batasi pemasukan cairan dengan makanan, kecuali jika
cairan memiliki nilai gizi (Desmawati, 2013).

B. Pengertian
1. Masalah Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk
menerima bahan - bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan
berbagai aktivitas penting dalam tubuh nya sendiri.Nutrisi dapat didefinisikan sebagai
proses pengambilan zat-zat makanan penting dengan kata lain nutrient adalah apa yang
manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.ganguan nutrisi terjadi kalua
diet mengandung satu atau lebih nutrient dalam jumlah yang tidak tepat
(Santoso,2015).Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, untuk
mengatur proses - proses dalam tubuh,Sebagai sumber tenaga ,serta untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit.Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk
memberikan energi bagi aktifitas tubuh membentuk struktur jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh .Masalah nutrisi erat kaitannya dengan
intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor faktor yang mempengaruhinya.secara
umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme ,faktor ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi (dwipuji,2016).
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan
diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

Jenis-jenis Nutrisi:
1.Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan
oksigen.Karbohidrat dibagi atas :
a) Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal
yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa
disakarida(molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa
(glukosa+ Glukosa),Laktaso (glukosa +galaktosa)
b) Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak
molekul glukosa.
c) Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak
dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi
dapat meningkatkan volume feces.

2.Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas
gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Fungsi Lemak :
 Sebagai sumber energi merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan
memberikan 9 kal/gr.
 ikut serta membangun jaringan tubuh.
 Perlindungan.
 Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
 Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan
mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
 Vitamin larut dalam lemak.
3.Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini
berupastruktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein
akandihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam
amino yangkemudian akan diserap oleh usus.

Fungsi protein :
a) Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang
normal dan proses pengausan yang normal.
b) Protein menghasilkan jaringan baru.
c) Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan
fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
d) Protein sebagai sumber energi.

4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi
sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin :
a) Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K.
b) Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C (tidak disimpan dalam tubuh jadi harus
ada didalam diet setiap harinya).
5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat
penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan
konstituenesensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung
sebagian besar. mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan
lewat makanan.
Tiga fungsi mineral :
a) Konstituen tulang dan gigi
contoh : calsium, magnesium, fosfor.
b) Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan
contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
Bahan dasar enzim dan protein.
C.Etiologi
Faktor -faktor yang mempengaruhi:
a) Fisiologi Intake nutrisi
 Kemampuan mendafat dan mengelola makanan
 Pengetahuan
 Gangguan menelan
 Perasaan tidak nyaman saat makan
 Nutrisi dan lemak yang berlebih
 Anoreksi
b) Kebutuhan metabolisme
 Pertumbuhan
Stres
c) Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia sejak dini.

D. Manifestasi Klinik
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
 Gigi tidak lengkap dan ompong
 Nafsu makan menurun
 Lesuh dan lemas
 Tidak semangat
 BB kurang /lebih dari normal
 Perut terasa kembung
 Sukar menelan
 Mual muntah
Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa
manis,asin, asam,dan pahit
 Rasa lapar menurun ,asam asam lambung menurun .
 Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
 Penyerapan makanan di usus menurun.

F. Penilaian kebutuhan Nutrisi


1. Pengukuran Atropometri Penilaian Kebutuhan Nutrisi
 BeratBadan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%
 Lingkaran Pergelangan tangan
 Lingkaranlenganatas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
- Nilai normal wanita: 28.5 cm
- Nilai normal pria: 28,3 cm

 Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)


- Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
- Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
b. Pengukuran Biokimia
 Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
 Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
 Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%) d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)

G. Klasifikasi
1. KLASIFIKASI NUTRISI
Kurang dari Kebutuhan Nutrisi Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau
berisiko mengalami ketidak adekuatan asupan atau metabolisme nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme atau tanpa disertai penurunan berat badan. Asupan nutrisi tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan metabolic. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami
seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidak cukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme.
Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal
 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
.Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab :
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
 Disfagia karena adanya kelainan
 Nafsu makan menurun

Lebih dari Kebutuhan Nutrisi


Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat badan yang
berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik. Asupan nutrisi yang
melebihi kebutuhan metabolik. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan.
 Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Perubahan pola makan normal yang mengakibatkan perubahan berat
badan. Munculnya resiko perubahan pola makan normal yang mengakibatkan
peningkatan berat badan.
 Malnutrisi Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan
asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit,membrane mucosa
 Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
 Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
 Jantung Koroner Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.
 Anoreksia Nervosa Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

H. Patofisologi
Perjalanan klinis dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS,sejalan dengan penurunana
derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler dan menunjukan gambaran penyakit yang
kronis. Penurunan imunitas sering ikuti dengan peningkatan risiko dan derajat keparahan infeksi
oportunistik serta penyakit keganasan. Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian
berkembang menjadi AIDS pada tiga tahun pertama, 50% menjadi AIDS sesudah sepuluh tahun,
dan hampir 100% pasien HIV menunjukan gejala AIDS setelah 13 tahun. Dalam tubuh ODHA,
partikel virus akan bergabung dengan DNA sel pasien, sehingga orang yang terinfeksi HIV
seumur hidup akan tetap terinfeksi. Sebagian pasien memperlihatkan gejala tidak khas infeksi
seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare atau batuk
pada 3-6 minggu setelah infeksi. Kondisi ini dikenal dengan infeksi primer(Sudoyo, 2006 dalam
Desmawati, 2013)
Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu dimana HIV pertama kali masuk kedalam
tubuh. Pada fase awal proses infeksi(Imunokompeten) akan terjadi respon imun berupa
peningkatan aktifitas imun, yaitu pada tingkat seluler (HLA-DR; sel T; IL-2R) serum atau humoral
(beta-2mikroglobulin, neopterin, CD8, IL-R) dan antibody upregulation (gp 120, anti p24; IgA)
(Hoffmann, Rockstrochc, Kamps,2006 dalam Desmawati, 2013). Induksi sel T-helper dan sel-sel
lain12 diperlukan untuk mempertahankan fungsi sel-sel factor system imun agar tetap berfungsi
baik. Infeksi HIV akan menghancurkan sel-sel T, sehingga T-helper tidak dapat memberikan
induksi kepada sel-sel efektor sistem imun seperti TB sitotoksin, sel NK, monosit dan sel B tidak
dapat berfungsi secara baik. Daya tahan tubuh menurun sehingga pasien jatuh kedalam stadium
lebih lanjut. Saat ini, darah pasien menunjukan jumlah virus yang sangat tinggi yang berarti
banyak virus lain didalam darah.Orang dewasa yang baru terinfeksi sering menunjukan sindrom
retroviral
akut. Tanda dan gejala dari sindrom retroviral akut ini meliputi panas,nyeri otot, sakit kepala,
mual, muntah, diare, berkeringat dimalam hari,kehilangan BB, dan timbul ruam. Tanda dan
gejala biasanya terjadi 2-4 minggu setelah infeksi, kemudian hilang atau menurun setelah
beberapa
hari dan sering salah terdeteksi sebagai influenza atau infeksi mononucleosis atau penyakit-
penyakit lain dengan tanda gejala serupa(Desmawati, 2013).Selama infeksi primer jumlah
monisit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ pada
nodus limfa dan thymus selama waktu tersebut, yang membuat individu yang terinfeksi HIV akan
mungkin terkena infeksi oportunistik dan membatasi kemampuan thymus untuk memproduksi
lomfosit T. tes antibody HIV menggunakan enzyme linked imunoabsorbent assay (ELISA) yang
akan menunjukan hasil positif. Setelah infeksi akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa
gejala). Masa tanpa gejala ini bisa berlangsung selama 8-10 tahun. Tetapi ada sekelompok
orang yang perjalanan 13 penyakitnya sangat cepat, hanya sekitar 2 tahun, da nada pula yang
perjalannya sangat lambat (Desmawati, 2013).Seiring dengan semakin memburuknya kekebalan
tubuh. ODHA mulai menampakan gejala akibat infeksi oportunistik (penurunan berat
badan,demam lama, pembesaran kelenjar getah bening, diare,tuberculosis, infeksi
jamur ,herpes, dan lain-lain. Pada fase ini disebut dengan imunodefisiensi, dalam serum pasien
terinfeksi HIV ditemukan adanya factor supresif berupa antibody terhadap proliferasi sel T.
adanya supresif pada proliferasi sel T tersebut dapat menekan sintesis dan sekresi limfokin.
Sehingga sel T tidak mampu memberikan respon terhadap mitogen.

Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, untuk mengatur proses
- proses dalam tubuh,Sebagai sumber tenaga ,serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit.Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktifitas
tubuh membentuk struktur jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dalam
tubuh .Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor faktor yang mempengaruhinya.secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme ,faktor ekonomi seperti adanya
kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi (dwipuji,2016).
I.Pathway(bagan/alur)

Difisit Keamanan Gaya


Difisit
Konak perawatan
dengan darah
cemas
pengetahuan Diri hidup
diri
sehat

HIV masuk ke Hiv berikatan


dalam tubuh limfosit,Monosit,makrofak

Inti virus masuk Virus menyerang sel


Infeksi opor Respon imun
Tubuh menurun kedalam
Tunisis
stiplasma
Oral candiakai
Ketidak nyaman
menelan Sel mati

Imunitas

Ganguan Regenerasi
Asupan
Kebutuhan Metabolisme
menurun Masalah NutrIsi
nutrisi tinggi

I. Penatalaksanaan
- Pemberian nutrisi melalui oral
- Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung
- Pemberian nutrisi melalui parenteral

ASUHAN KEPERAWATAN

I. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian
khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi:
a. Identitas Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer register,
diagnosa medis, dan lain-lain.

b. Riwayat Kesehatan Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai,
yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
 Keluhan Utama Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan
pengkajian
 Riwayat Penyakit Sekarang Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan
dari rumah ke rumah sakit
 Riwayat Penyakit Dahulu Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien
mempunyai penyakit di masa lalu maupun sekarang
 Riwayat Penyakit Keluarga Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga
pasien, apakah keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun
menular.

c. Tingkat Aktifitas sehari-hari Pola Istirahat /Tidur


 Waktu tidur Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan dilakukan
di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur selama di rumah
sakit
 Waktu bangun waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses NERM ke
posisi yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan
pada saat pasien sudah di rumah sakit
 Masalah tidur apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat
sebelum sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit
 Hal-hal yang mempermudah tidur hal-hal yang dapat membuat pasien mudah untuk
dapat tidur secara nyenyak
 Hal-hal yang menyebabkan pasien secara mudah terbangun. mempermudah pasien
terbangun hal-hal yang menyangkut masalah tidur yang

Pola Eliminasi :
 Buang Air Kecil Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak, dibantu
atau posecara mandiri
 Buang Air Besar Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk
dari BAB pasien (encer, keras, atau lunak)
 Upaya mengatasi BAK / BAB
Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi Pola Makan
dan Minum
 Jumlah dan jenis makanan
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan yang di
konsumsi
 Waktu pemberian
makanan Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi
makanan yang di berikan
 Jumlah dan jenis cairan
Berapakah jumlah dan apasajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien yang
setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit
 Waktu pemberian cairan
Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan cairan.
 Masalah makan dan minum
Masalah-masalah yang dialami pasien saat akan atau pun setelah mengkonsumsi
makanan maupun minuman.
 Kebersihan Diri / Personal Hygiene
Pemeliharaan badan Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap harinya
mulai dari mandi, keramas, membersihkan kuku dan lain-lain.
 Pemeliharaan gigi dan mulut rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien
menggosok gigi dalam sehari.
 Pola kegiatan lain kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien dalam pemeliharaan
badan

Data Psikososial :
 Pola komunikasi Pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang lain, orang yang
paling dekat dengan pasien
 Dampak di rawat di Rumah Sakit Dampak yang ditimbulkan dari perawatan di Rumah
Sakit

Data Spiritual :
 Ketaatan dalam beribadah
 Keyakinan terhadap sehat dan sakit

Pemeriksaan Penunjang :
a. Keadaan Umum Composmentis, somnolen, koma, delirum
b. Tanda-tanda vital Ukuran dari beberapa kriteria mulai dari tekanan darah, nadi,
respirasi, dan suhu
c.Pemeriksaan Kepala Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala,
kesimetrisan, penyebaran rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut
d. Pemeriksaan Wajah Inspeksi
sianosis, bentuk dan struktur wajah
e. Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan.
f. Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping hidung,keadaan
membrane mukosa dari hidung.
g. Pemeriksaan Telinga Inspeksi
Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut atau kronis.
h. Pemeriksaan Leher Inspeksi adakah
kelainan pada kulit leher Palpasi : palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau
bengkok), adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena jugularis
i.Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur, warna
kulit
j. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normalk.
k. Pemeriksaan Jantung
Inpeksi dan Palpasi : mendeteksi letak jantung,apakah ada pembesaran jantung
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi : bunyi jantung I dan II
I. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka)
Auskultasi : mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 meni
Perkusi : apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung
(timpani)
Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpas
m. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari kulit.
Palpasi : adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
n. Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
o. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot,kelainan pada anus
p. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi sensorik
q. Pemeriksaan Status Mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi,
s. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain-lain. proses berfikir, persepsidan bahasa, dan motivasi
r. Pemeriksaan Tubuh Secara Umum
Kebersihan, normal, postur.
2. Diagnosa Keperawatan

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Ketidakmampuan memasukan makanan
- Pasien akan mengeluh badan panas Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Mual muntah kebutuhan tubuh
- Tidak nafsu makan

DO :
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak pucat
- BMI=19,5
- BB awal 55 kg
- BB saat ini 50 kg

b. Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan
ketidakmampuan memasukkan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta Santoso, B. (2015).

Kebutuhan Dasar Manusia. Retrieved from : https://www.academia.edu/. Dwipuji. (2016).

Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Nutrisi. Retrieved from: https://www.scribd.com/ Nanda

International. 2015. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi 2015. Mediaction: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai