LANDASAN TEORI
“Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
mengemukakan bahwa “Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata yang
bahwa “Esensi pelayanan adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian tindakan,
6
7
“Pelayanan atau service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan pelayanan adalah tindakan atau
kegiatan sesorang yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan
orang lain untuk menyampaikan jasa dan produk kepada pelanggan dengan
suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan
kelompok yaitu:
1. Core service
Core Service adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sebagai produk
2. Facilitating Service
3. Supporting Service
suatu hotel.
pelayanan yang telah dikembangkan oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry dalam
buku mereka yang diberi judul Delivering Quality Service. Ada sepuluh indikator
2. Reliabilitas (Reability)
3. Responsivitas (Responsiveness)
4. Kompetensi (Competence)
5. Kesopanan (Courtessy)
6. Kredibilitas (Credibility)
7. Keamanan (Security)
8. Akses (Access)
9. Komunikasi (Communication)
bahwa karakteristika pelayanan jasa atau layanan dapat dibedakan menjadi empat
yaitu:
1. Tidak berwujud
Pelayanan atau jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa di lihat,
diraba, didengar atau dicium sebelum ada interaksi pembelian, agar kepercayaan
konsumen dapat ditingkatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
dari jasa tersebut, penataan fisik pelayaan yang cepat dan efisien dan
merupakan orang atau mesin sehingga produk fisik yang berwujud tetep ada.
3. Heterogenitas
Standarisasi output setiap unit jasa itu berbeda satu sama lain.
Pelayanan cepet hilang tidak bisa di simpan dan berubah-ubah menurut musim,
3. Kompetensi.
4. Akses.
5. Kesopanan.
6. Komunikasi.
7. Kreadibilitas.
8. Keamanan.
9. Bukti fisik.
Menurut Pratomo & Shaff dalam (Firmayasa & Kamal, 2017) menyatakan
bahwa pelayanan prima pada dasarnya adalah rasa keperdulian organisasi
yang berorientasi keuntungan (profit oriented) atau organisasi yang
berorientasi sosial (nonprofit) terhadap pelanggan yang ditunjukkan dengan
adanya sikap, perhatian, dan tindakan nyata, sehingga pelanggan merasa
nyaman dengan pelayanan prima yang diberikan.
1. Layanan prima adalah pelayanan yang sangat baik dan melampaui harapan
pelanggan.
2. Layanan prima adalah pelayanan yang memiliki ciri khas kualitas (quality nice).
3. Layanan prima adalah pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi dan selalu
akurat (handal).
dengan perusahaan.
(Accountabillity).
1. Sikap (Attitute)
pelanggan, yang meliputi penampilan yang sopan dan serasi, berpikir positif,
2. Perhatian (Attention)
pelanggan.
3. Tindakan (Action)
Tindakan (Action) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam
5. Kemampuan (Ability)
perusahaan.
6. Penampilan (Appearance)
saja maupun fisik atau non fisik, yang mampu merefleksikan kepercayaan diri
Proses dan tahapan pelayanan prima menurut Judiari dalam (Firmayasa &
Kamal, 2017):
a. Pancarkan segenap sikap positif kepada orang lain atau pelanggan. Langkah:
waktu pelayanan (tepat waktu), situasi dan kondisi, kepekaan dan empati
(mendengarkan).
d. Ada pengakuan kepuasan dari pelanggan yang anda layani. Langkah: tuntaskan
semua kebutuhan pelanggan, ambil langkah ekstra bagi pelayanan, beri sikap
layanan (Service) kepada pelanggan (Customer) sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati”. Sedangkan menurut Suharto Abdul Majid dalam buku Customer Service
adalah sebagai ilmu dan seni dalam pemasaran (marketing) atau penjualan (sales),
artinya bahwa customer service sangat membutuhkan unsur kreativitas, inisiatif dan
kepandaian atau keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain. Jadi, customer
service merupakan ilmu sekaligus seni didalam melayani orang lain atau pelanggan.”
dari customer service atau pelayanan nasabah sendiri adalah setiap kegiatan yang
15
sehingga ia terdorong berusaha untuk bekerja dengan lebih baik atau di atas standar”.