Anda di halaman 1dari 3

FISIOLOGI OLAHRAGA

SISTEM BIOENERGI ANAEROBIK DAN AEROBIK


DALAM OLAHRAGA

NAMA : Khairi Hilmi Syauqi


NIM : 6221111031
KELAS : PJKR II B
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sanusi Hasibuan,M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
Sistem bioenergi adalah sistem yang digunakan oleh tubuh manusia untuk
menghasilkan energi yang diperlukan untuk bergerak dan melakukan aktivitas fisik. Terdapat
dua jenis sistem bioenergi yang digunakan saat berolahraga, yaitu sistem bioenergi aerobik
dan anaerobik. Sistem bioenergi aerobik dan anaerobik bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan saat berolahraga, terutama pada aktivitas fisik yang
memerlukan tenaga dan daya tahan tubuh. Berikut penjelasan rinci mengenai kedua sistem
tersebut:

A. Sistem Bioenergi Aerobik

Sistem bioenergi aerobik digunakan ketika seseorang berolahraga dalam jangka waktu
yang cukup lama dan intensitasnya rendah hingga sedang. Sistem ini memanfaatkan oksigen
dalam proses produksi energi. Karbohidrat, lemak, dan protein yang disimpan dalam tubuh
akan dipecah menjadi glukosa dan asam lemak yang kemudian dioksidasi dalam mitokondria
ATP (adenosine triphosphate), yaitu molekul energi yang digunakan oleh sel tubuh.

Sistem bioenergi aerobik sangat efisien dalam menghasilkan energi dan dapat
berlangsung dalam waktu yang lama. Namun, karena memerlukan oksigen, sistem ini
membutuhkan suplai oksigen yang cukup, yang biasanya didapatkan dari sistem pernapasan.

B. Sistem Bioenergi AnAerobik

Sistem bioenergi anaerobik digunakan saat tubuh membutuhkan energi dengan cepat,
seperti pada olahraga dengan intensitas yang tinggi. Dalam sistem bioenergi anaerobik, tubuh
menggunakan ATP yang sudah tersedia di dalam otot untuk menghasilkan energi tanpa
memerlukan oksigen. Sistem bioenergi anaerobik terbagi menjadi dua jenis, yaitu sistem
fosfat kreatin dan sistem glikolitik.

1) Sistem Fosfat Kreatin (Phosphagen)

Sistem fosfat kreatin digunakan pada olahraga dengan durasi yang sangat singkat, seperti
sprint. Dalam sistem ini, fosfat kreatin yang disimpan di dalam otot dipecah untuk
menghasilkan ATP secara cepat dan efisien.
2) Sistem Glikolitik

Sistem glikolitik digunakan untuk menghasilkan energi dalam jangka waktu yang sedang,
seperti pada olahraga lari cepat, angkat beban, dan aktivitas fisik yang memerlukan tenaga
eksplosif. Dalam sistem ini, glukosa dipecah menjadi pyruvate yang kemudian diubah
menjadi ATP.

Secara umum, sistem bioenergi aerobik dan anaerobik bekerja bersama untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh saat berolahraga. Ketika seseorang berolahraga, tubuh akan
menggunakan sistem bioenergi anaerobik terlebih dahulu untuk menghasilkan energi dalam
waktu yang singkat dan kemudian sistem bioenergi aerobik akan mengambil alih untuk
menghasilkan energi secara efisien dan tahan lama. Seorang atlet atau pelari, sebagai contoh,
perlu mengembangkan dan melatih kedua sistem bioenergi agar dapat melakukan aktivitas
fisik dengan efektif dan efisien, terutama untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan daya
tahan dalam olahraga. Ketika tubuh berolahraga, sistem bioenergi anaerobik akan digunakan
terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dengan cepat. Namun, jika aktivitas
fisik berlangsung lama dan intensitasnya sedang, maka sistem bioenergi aerobik akan
mengambil alih untuk memproduksi energi secara efisien dan tahan lama. Keduanya bekerja
bersama untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dalam berolahraga. Oleh karena itu, untuk
memaksimalkan kinerja dan daya tahan tubuh dalam olahraga, penting untuk melatih kedua
sistem bioenergi tersebut secara teratur melalui latihan fisik yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai