Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR PARIWISATA

“KEBUN RAYA BEDUGUL”

Oleh:

1. NI LUH INDAH WIDIA PURNAMI (10.01.1.012)


2. NI KADEK RESTINI (19.01.1.011)
3. LUH GEDE SUSANTI (19.01.1.010)
4. WAYAN SUPINI (19.01.1.007)
5. KOMANG DENY APRILIANI (19.01.1.013)
6. KADEK INDRA SWARI (19.01.1.014)
7. MADE KARTIKA PRAJNA DEWI (19.01.1.031)

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA
School Of Economics With Spiritual Insight
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmatNya berupa pengetahuan sehingga makalah ini
dapat selesai pada waktunya. Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Gusti Putu Eka Kusuma, SE.,MM. selaku dosen pengajar mata kuliah
Pengantar Pariwisata yang sudah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini.
2. Rekan – rekan jurusan S1 Manajemen yang sudah berpartisipasi dalam
mendukung pembuatan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas UTS mata kuliah
Pengantar Pariwisata. Dalam makalah ini mengulas tentang analisis SWOT dari
Kebun Raya Bedugul Bali.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para


pembaca. Namun, terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun dari kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 30 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................... 3

2.1 Sejarah Kebun Eka Karya Bali ..................................................................... 3


2.2 Kebun Raya Menurut LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) .......... 4
2.3 Analisis SWOT ............................................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

3.1 Kekuatan (Strength)....................................................................................... 6


3.2 Kelemahan (Weaknesses).............................................................................. 7
3.3 Ancaman (Threats) ........................................................................................ 8
3.4 Peluang (Opportunities)................................................................................. 9

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11

4.1 Simpulan ...................................................................................................... 11


4.2 Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata adalah sektor industri yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara oleh karena itu pengembangan pariwisata harus di
perhatikan karena ini sangat menentukan arah dan masa depan pariwisata bagi
masyarakat. Bali mempunyai budaya yang sangat kuat dan keramahtamahannya
masyarakat bali. Masyarakat yang berbudaya dan alam yang indah. Seperti
halnya Bali, dengan keunikan budaya dan panorama alamnya yang indah
senantiasa menjadi pesona dan daya tarik bagi wisatawan. Bali terkenal sebagai
salah satu destinasi pariwisata dunia, tak heran pulau ini menjadi tempat
perpelancongan wisatawan mancanegara sehingga peranannya dalam industri
pariwisata tidak perlu dipertayakan lagi. Pariwisata adalah leading sektor yang
menjadi fokus utama dalam pembangunan oleh karena itu pariwisata harus
mempunyai kebijakan pengembangan yang jelas. Bahkan pada beberapa daerah
menunjukkan bahwa industri pariwisata mampu mendongkrak daerah tersebut
dari keterbelakangan menjadi sumber pendapatan utama. Provinsi Bali pada
dasarnya memiliki banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan sebagai
obyek wisata rekreatif. Salah satunya yaitu tempat wisata Bedugul Kebun Raya
Bali atau Kebun Raya Eka Karya Bali. Daya tarik objek wisata Bedugul terdapat
pada keindahan pemandangan alam daerah pegunungan, dan pemandangan
danau alami. Untuk mempertahankan dan mengembangkan prinsip – prinsip
wisata khususnya wisata kebun raya bali, perlu adanya suatu strategi. Salah satu
strategi yang dapat digunakan adalah strategi analisis SWOT. Rangkuti (2006)
menyatakan bahwa pengertian swot adalah proses identifikasi berbagai faktor
yang dilakukan secara sistematis agar bisa merumuskan strategi organisasi
dengan tepat. Analisis dilakukan berdasarkan logika yang bisa mengoptimalkan
kekuatan atau strengths serta peluang atau opportunities. Tapi secara beriringan,
analisis ini juga harus bisa meminimalkan ancaman atau threats dan kelemahan
atau weakness. Strategi tersebut diharapkan mampu mengatasi berbagai
permasalahan – permasalahan yang ada dalam kebun raya bali.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalahnya yaitu:
1. Jelaskan apa kekuatan dari tempat wisata Kebun Raya Bali?
2. Jelaskan apa kelemahan dari tempat wisata Kebun Raya Bali?
3. Jelaskan apa ancaman dari tempat wisata Kebun Raya Bali?
4. Jelaskan apa peluang dari tempat wisata Kebun Raya Bali?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kekuatan dari Kebun Raya Bali.
2. Untuk mengetahui kelemahan dari Kebun Raya Bali.
3. Untuk mengetahui ancaman dari Kebun Raya Bali.
4. Untuk mengetahui peluang dari Kebun Raya Bali.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Kebun Eka Karya Bali


Berawal dari gagasan Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur
Lembaga Pusat Penyelidikan Alam yang merangkap sebagai Kepala Kebun
Raya Indonesia, dan I Made Taman, Kepala Lembaga Pelestarian dan
Pengawetan Alam saat itu yang berkeinginan untuk mendirikan cabang Kebun
Raya di luar Jawa, dalam hal ini Bali. Pendekatan kepada Pemda Bali dimulai
tahun 1955, hingga akhirnya pada tahun 1958 pejabat yang berwenang di Bali
secara resmi menawarkan kepada Lembaga Pusat Penyelidikan Alam untuk
mendirikan Kebun Raya di Bali. Berdasarkan kesepakatan lokasi Kebun Raya
ditetapkan seluas 50 ha yang meliputi areal hutan reboisasi Candikuning serta
berbatasan langsung dengan Cagar Alam Batukau. Tepat pada tanggal 15 Juli
1959 Kebun Raya “Eka Karya” Bali diresmikan oleh Prof. Ir. Kusnoto
Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam sebagai realisasi SK
Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 19 Januari 1959 No. 19/E.3/2/4. Nama “
Eka Karya ” untuk Kebun Raya Bali diusulkan oleh I Made Taman. “Eka”
berarti Satu dan “Karya” berarti Hasil Kerja. Jadi “Eka Karya” dapat diartikan
sebagai Kebun Raya pertama yang merupakan hasil kerja bangsa Indonesia
sendiri setelah Indonesia merdeka. Kebun raya ini dikhususkan untuk
mengoleksi Gymnospermae (tumbuhan berdaun jarum) dari seluruh dunia
karena jenis-jenis ini dapat tumbuh dengan baik di dalam kebun raya. Koleksi
pertama banyak didatangkan dari Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas,
antara lain Araucaria bidwillii, Cupresus sempervirens dan Pinus masoniana.
Jenis lainnya yang merupakan tumbuhan asli daerah ini antara lain Podocarpus
imbricatus dan Casuarina junghuhniana. Sejak resmi berdiri, perkembangan
Kebun Raya “Eka Karya” Bali selalu mengalami pasang surut dengan silih
bergantinya pengelolaan, yaitu antara Dinas Kehutanan Provinsi Bali dan kebun
raya sendiri. Faktor Lingkungan Internal Identifikasi lingkungan internal
diperoleh melalui wawancara dengan pihak Kebun Raya EkaKarya Bali yaitu
Pengelola Kebun Raya, pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

3
Tabanan, Dinas Kehutanan, Kalangan Akademisi, tokoh-tokoh masyarakat dan
pengunjung di kawasan Kebun Raya Eka Karya Bali.

2.2 Kebun Raya Menurut LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)


Kebun Raya merupakan suatu kawasan yang mengkoleksi berbagai
jenis tumbuhan. Tumbuhan yang dikoleksi kebun raya memiliki dasar ilmiah
dan informasi ilmiah mengenai koleksinya yang terdokumentasi dengan baik.
Fungsi dari Kebun Raya adalah sebagai tempat konservasi ex-situ, tempat
penelitian, tempat pendidikan lingkungan, dan tempat wisata. Menurut
Pushpangadan (1994) dalam Mamiri (2008) botanic garden memegang peranan
dalam konservasi spesies tumbuhan yang langka dan terancam punah. Fungsi
Kebun Raya menurut PPRI No 39 tahun 2002 adalah sebagai tempat konservasi
ex-situ, tempat penelitian, tempat pendidikan lingkungan, dan tempat wisata.
Kebun raya adalah kebun yang berada di bawah pengelolaan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk kepentingan penelitian dan konservasi
sumberdaya alam yang berlokasi di Bogor, Cibodas, Purwodadi, dan Bali.
Objek Wisata Menurut Yoeti (1985) objek wisata adalah segala sesuatu yang
menjadi daya tarik orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. PP No. 24
Tahun 1979 menyebutkan bahwa objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan
manusia, tata hidup seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Objek wisata dapat
berupa wisata budaya, wisata kesehatan, wisata bahari, wisata alam, dan wisata
kota. Setiap objek wisata harus memiliki daya tarik yang tinggi dan juga
memiliki prasarana pendukung baik alami maupun buatan manusia. Menurut
Pangesti (2007) objek wisata alam adalah suatu kawasan yang mempuyai
potensi dan menjadi bahan perhatian wisatawan untuk dikembangkan menjadi
tempat kunjungan wisatawan seperti zona pemanfaatan Taman Nasional, blok
pemanfaatan wisata alam dan Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Suaka
Margasatwa dan Taman Buru.

2.3 Analisis SWOT


ANALISIS SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan

4
kekuatan (Strengths) dan kelemahan kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi
dan kesempatan kesempatan (Opportunities) serta ancaman (Threats) dari
lingkungan sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi. Hal
ini melibatkan penentuan tujuan organisasi dan mengidentifikasi faktor internal
serta eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu.
Metode SWOT ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang pada waktu itu
(dasawarsa 1960an dan 1970an) sedang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford dengan menggunakan data dari berbagai perusahaan.
Analisis SWOT dibuat berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal
organisasi. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada
kondisi yang sifatnya internal organisasi agar kegiatan organisasi berjalan
maksimal. Misalnya : kekuatan keuangan, motivasi anggota yang kuat, nama
baik organisasi terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih,
anggota yang pekerja keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan
lainnya. Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi
internal organisasi, akibatnya kegiatan organisasi belum maksimal terlaksana.
Misalnya ; kekurangan dana, memiliki orang baru yang belum terampil, belum
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai organisasi, anggota kurang kreatif
dan malas, tidak adanya teknologi dan sebagainya. Opportunities (Peluang)
adalah faktor lingkungan luar yang positif,yang dapat dan mampu mengarahkan
kegiatan organisasi kearahnya. Misalnya ; Kebutuhan lingkungan sesuai dengan
tujuan organisasi, masyarakat lagi membutuhkan perubahan, tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang bagus, belum adanya
organisasi lain yang melihat peluang tersebut, banyak pemberi dana yang
berkaitan dengan isu yang dibawa oleh organisasi dan lainnya. Threats
(Ancaman) adalah faktor lingkungan luar yang mampu menghambat
pergerakan organisasi. Misalnya : masyarakat sedang dalam kondisi apatis dan
pesimis terhadap organisasi tersebut, kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak
dilakukan oleh organisasi lainnya sehingga ada banyak competitor atau pesaing,
isu yang dibawa oleh organisasi sudah basi dan lainnya.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kekuatan (Strength)


a) Pusat Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Eka Karya Bali sebagai lembaga ilmiah sangat produktif dalam
menghasilkan karya dan temuan-temuan barunya. Reputasinya sebagai
salah satu lembaga nasional telah mencapai taraf internasional. dunia.
Kebun Raya Eka Karya Bali juga mempunyai tugas dan fungsi yaitu
melakukan konservasi tumbuhan secara ex-situ antara lain mencakup usaha
melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan
secara berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian,
pendidikan dan rekreasi untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap
dunia tumbuhan serta lingkungan hidup.
b) Panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami
Kebun Raya Eka Karya Bali adalah kebun koleksi tumbuhan yang
penampilannya terpadu dengan arsitektur lanskap sehingga menyajikan
panorama alam yang alami, indah dan sarat dengan nuansa keilmuan. Kebun
Raya Eka Karya Bali telah dimanfaatkan masyarakat luas sebagai objek
wisata dan menjadi populer karena pengunjung dapat menikmati langsung
keindahan kebun raya sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan
tentang tumbuhtumbuhan.
c) Letak Kebun Raya Eka Karya Bali yang berada di jantung kawasan obyek
wisata Bedugul menjadikan Kebun Raya sebagai tempat objek wisata yang
strategis sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung, menikmati
dan menambah wawasan mengenai tumbuhan di Kebun Raya Eka Karya
Bali. Selain itu lokasi strategis kebun raya mempunyai peran dalam usaha
pelestarian dan asset budaya.
d) Sebagai destinasi liburan bagi keluarga, kelompok masyarakat, perusahaan-
perusahaan yang sangat representative dimana mereka dapat melaksanakan
berbagai kegiatan outing keluarga dan kegiatan teambuilding untuk

6
membangun kerjasama yang solid diantara karyawan ataupun staff dengan
manajemen perusahaan
e) Kelengkapan koleksi tanaman dan tumbuhan di Kebun Raya Eka Karya Bali
seperti tanaman obat, tanaman-tanaman untuk upacara agama hindu Kebun
Raya Bali mengoleksi Tanaman Upacara Adat Hindu Bali mulai dari tahun
1991 dan terletak di dekat Pura Batumeringgit. Koleksi Tanaman Upacara
Adat Bali terdiri dari 580 tanaman yang berasal dari 42 suku, 81 marga dan
130 jenis, tanaman-tanaman air Koleksi ditata sesuai dengan habitusnya dan
yang menarik di sini antara lain Nymphaea pubescens Willd., Pontederia
cordata L., Cyperus papyrus L., Cyperus flabelliformis Rottb., Zantedeschia
aethiopica (L.) Spreng. Dan Nymphoides indica (L.) yang memiliki
perawakan menyerupai teratai namun memiki daun dan bunga yang kecil.

3.2 Kelemahan (Weaknesses)


a) Masih kurangnya kerjasama yang dilakukan oleh pihak Kebun Raya Eka
Karya Bali dengan masyarakat di lingkungan atau pun banjar disekitar
kawasan kebun raya, hal ini disampaikan oleh kepala Banjar Candikuning
II yang menilai bahwa masyarakat belum merasakan kontribusi yang
memadai yang diharapkan dapat membantu perekonomiannya
b) Belum adanya kontribusi / sumbangsih kepada banjar penyanding. Banjar
penyanding mengharapkan sumbangsih baik dalam bentuk bantuan
pendanaan kegiatan-kegiatan banjar maupun dalam implementasi hasil-
hasil penelitian yang dilakukan pihak Kebun Raya dalam rangka membantu
pemberdayaan masyarakat
c) Pengelolaan Kebun Raya Eka Karya Bali dalam peranannya sebagai
destinasi wisata dikelola oleh pihak ketiga sehingga tujuan pengelolaannya
hanya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya bagi pihak
ketiga tersebut sehingga kontribusi kebun raya terhadap masyarakat sangat
rendah
d) Stagnasi wahana obyek wisata, belum dikembangkannya wahana yang
tersedia menjadi lebih lengkap untuk memenuhi keinginan pengunjung. Hal
ini mengakibatkan sebagian pengunjung mulai beralih mengunjungi
destinasi-destinasi ekowisata yang lebih lengkap di kawasan obyek

7
wisata Bedugul.
e) Kurang tersedianya kendaraan bagi pengunjung didalam areal kebun raya,
termasuk fasilitas untuk penyandang disabilitas di kawasan Kebun Raya
Eka Karya Bali yang sangat luas. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan
mobilitas para pengujung dari spot yang satu ke spot yang lain sehingga
para pengunjung kurang dapat menikmati berbagai potensi wisata di
kawasan kebun raya
f) Belum dilaksanakannya suatu program sosialisasi pemanfaatan obyek
wisata dikawasan konservasi secara arif dan bijaksana kepada masyarakat
sehingga pentingnya menjaga kelestarian flora dikawasan Kebun Raya Eka
Karya Bali belum dipahami oleh masyarakat luas
g. Belum melakukan pemasaran dan promosi dengan efektif dan efisien
Dalam pengembangan pariwisata, dibutuhkan pemasaran dan promosi.
Pemasaran dilakukan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik,
sehingga produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan
konsumen sedangkan promosi, untuk mendorong kegiatan pariwisata.
Dalam hal ini, Kebun Raya Eka Karya Bali belum melakukan pemasaran
dan promosi dikarenakan fungsi utama kebun raya adalah tempat
konservasi.

3.3 Ancaman (Threats)


a) Kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga kebersihan dan
keindahan Kebun Raya Eka Karya Bali merupakan tempat wisata yang
memiliki panorama arsitektur lanskap yang indah dan bernuansa alami.
Akan tetapi, sampah dari pengunjung yang berserakan berupa botol
minuman, plastik, kotak makan dan lain-lain mengakibatkan gangguan
terhadap ekosistem tumbuhan yang ada di kebun raya dan panorama
arsitektur lanskap menjadi tidak indah. Kebun Raya Eka Karya Bali sudah
menyediakan banyak tempat sampah di setiap lingkungannya, namun masih
terlihat sampah yang berserakan di lingkungan kebun raya. Kurangnya
kesadaran pengunjung dalam membuang sampah pada tempatnya dan
kurangnya kepedulian pengunjung dalam melestarikan lingkungan

8
berpotensi merusak kelestarian ekosistem tumbuhan yang terdapat di Kebun
Raya Eka Karya Bali.
b) Pelestarian flora di kawasan Kebun Raya Eka Karya Bali kurang
diperhatikan oleh pihak ketiga ersebut, sehingga lambat laun dapat
berpengaruh terhadap percepatan program konservasi flora di kawasan
kebun raya
c) Adanya kemungkinan tanah longsor karena adanya perubahan iklim.
Lanskap Kebun Raya Eka Karya Bali yang dikelilingi oleh perbukitan
menjadi rentan mengalami gangguan bencana alam seperti tanah longsor
yang diikuti oleh jatuhnya bebatuan besar dari bukit-bukit disekitar kawasan
kebun raya
d) Kerusakan hutan akibat eksploitasi
Kerusakan hutan akibat eksploitasi yang seperti illegal logging, kebakaran
hutan dan pembabatan hutan menyebabkan terancamnya spesies tumbuhan
dari kepunahan. Kebun Raya Eka Karya Bali melakukan penambahan
koleksi melalui eksplorasi ke hutan-hutan yang ada di Indonesia, akan tetapi
adanya eksploitasi tersebut akan menghambat kebun raya dalam melakukan
penambahan koleksi tanaman.

3.4 Peluang (Opportunities)


a) Menjadi destinasi wisata alam dan penelitian terbesar di Bali. Hai ini karena
area Kebun Raya Eka Karya Bali yang sangat luas, memiliki koleksi Flora
yang sagat banyak baik jenis maupun jumlahnya serta memiliki lanskap
yang sangat indah yang disukai oleh para pengunjung dari berbagai
kalangan
b) Peluang dikembangkannya wisata alam seperti tracking dan bersepeda
karena dikawasan kebun raya karena area yang luas dan dikelilingi oleh
bukit bukit menghijau sehingga para pengunjung mendapatkan fasilitas
yang lebih lengkap dan tidak merusak lingkungan
c) Peluang pengembangan wisata margasatwa sebagai pelengkap wisata alam.
Kebun Raya Eka Karya Bali merupakan tempat yang baik untuk mengamati
burung. Burung yang berkeliaran di dalam kebun adalah liar dan dilindungi.
Pagi dan sore hari merupakan waktu yang paling baik untuk mengamati

9
burung. Mereka sering terlihat di lapangan rumput, pohon maupun
semaksemak. Keberadaan hutan reboisasi maupun alam menjadikannya
kombinasi yang unik bagi kehidupan burung di kebun raya. Tercatat lebih
dari 79 jenis burung yang hidup di kebun dan daerah sekitarnya.
d) Kawasan konservasi akan menjadi objek wisata unggulan. Menurut Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata pernah mengatakan bahwa pengelolaan
Kawasan konservasi menjadi objek wisata, merupakan bagian yang
dianggap penting dalam meningkatkan devisa negara melalui kunjungan
wisatawan asing. Oleh karena itu, sejumlah kawasan konservasi di berbagai
daerah, termasuk di Bedugul memiliki potensi untuk dijadikan ekowisata.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor
internal yang berdampak pada pengembangan Kebun Raya Eka Karya Bali
yaitu memiliki panorama arsitektur luas yang bernuansa alami, indah dan posisi
yang strategi yang merupakan kekuatan sedangkan kelemahannya yaitu masih
kurangnya kerjasama dan belum adanya kontribusi kepada banjar penyanding.
Faktor eksternal yang berdampak pada pengembangan Kebun Raya yaitu
adanya peluang pengembangan wisata tracking, bersepeda, wisata pengamatan
burung dan kupu – kupu, sedangkan ancaman yang ada antara lain pihak ketiga
kurang memperhatikan pelestarian pohon dan tanaman, kurangnya kesadaran
pengunjung menjaga kebersihan. Strategi pengembangan Kebun Raya Eka
Karya Bali sebagai obyek wisata yaitu menjalin kerjasama dengan dinas
pariwisata dalam mengikuti kegiatan eksibisi ataupun promosi, melakukan
pertemuan secara periodic antara manajemen kebun raya dengan tokoh
masyarakat, memberikan tambahan papan informasi himbauan menjaga
kebersihan, bekerjasama dengan masyarakat, akademisi dan pengunjung dalam
pemeliharaan kebersihan.

4.2 Saran
Kami sebagai penulis menyarankan agar bilamana ada kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, pembaca segan untuk memberi kritikan agar
makalah ini dapat diperbaiki. Kami juga sebagai penulis menyarankan agar
pembaca mencari materi serupa pada sumber informasi lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nggini, Yulius Habita. 2019. “Analisis SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity,


Threats) Terhadap Kebijakan Pengembangan Pariwisata Provinsi Bali”.
Dalam https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/1739.
Diunduh 30 Oktober 2021.

Suriyani, Luh De. 2021. “Kawasan Hulu Bedugul: Ancaman Longsor dan
Sampah”. Dalam https://www.mongabay.co.id/2021/03/14/kawasan-hulu-
bedugul-ancaman-longsor-dan-sampah-bagian-2/. Diunduh 30 Oktober
2021.

Wiratmini, Eka. 2021. “Libur Lebaran, Kebun Raya Bedugul Ramai Dikunjungi
Wisatawan”. Dalam
https://m.bisnis.com/bali/read/20210515/537/1393998/libur-lebaran-
kebun-raya-bedugul-ramai-dikunjungi-wisatawan. Diunduh 30 Oktober
2021.

Anda mungkin juga menyukai