Anda di halaman 1dari 1

TUGAS PAK ANDI

Review artikel

Simulacra dan simulasi merupakan sebuah buku yang di tulis oleh jean Baudrillard dan di terbitkan pada
tahun 1981. Buku ini berkaitan dengan peran yang dimainkan oleh gambar dalam masyarakat
kontemporer dan cararealitas dimediasi oleh gambar-gambar. Jean Baudrillard mengenalkan konsep
ilustrasi hyper realitas dan melalui refrensi ke berbagai produk budaya dari periklanan arsiktektur hingga
bioskop dan universitas.

Buku ini dibuka dengan kutipan, “simulacra tidak pernah menyembunyikan kebenaran, kebenaranlah
yang menyembunyikan fakta.”

Pada bagian pertama buku ini menceritakan tentang sebuah kekaisaran yang memiliki wilayah
yang besar dan luas, kemudian wilayah tersebut di gambarkan dalam peta sehingga peta tersebut dapat
menyalin luas ukuran kekaisaran tersebut dengan sangat detail dan tepat. Dengan kata lain peta
tersebut menjadi kekaisaran itu sendiri.

Jean Bourdrillard memperluas pengamatannya dengan kasus-kasus teologi dan etnologi


misalnya dapatkah ketuhanan di wakili dengan gambar (yesus dengan kostum superman) konsep ini di
tentang oleh ahli agama (ikonoklas) karena mengancam konsep keilahian/kebesaran tuhan konsep
meyiratkan bahwa tidak ada tuhan bahwa hanya gambar itu sendiri yang ada.

Jean Bourdrillard kemudian berbicara tentang taman hiburan imajiner popular (castil-castil
Disneyland) dia mengklaim bahwa ini adalah contoh simulasi besar yang berfungsi untuk mengalihkan
masyarakat dari simulasi yang tak nyata (didalam telivisi/film ) menjadi nyata di dunia sebenarnya.

Ada 4 urutan symbol :


- reflection : tampilan yang baik, atau peniruan yang mirip

-mask : tampilan yang menutupi peniruan yang tidak mirip

-illusion : kebohongan yang di tutupi untuk peniruan yang baik

- pure of simulacra : tidak ada hubungannya dengan kenyataan apapun. Contoh : sebuah keluarga di
amerika serikat sedang menonton acara reality show di telivisi dan di hadiri 20 orang lebih, pure
simulacra menghadirkan hyperalitas dimana bagaimana mungkin 20 org dalam acara tersebut masuk ke
kotak kecil yang kita sebut televisi. acara telivisi disini di sebut hyperrealitas sedangkan camera yang
memasukan penoton kedalam telvisi merupakan simulacra.

Jean bourdrilarda juga mengambarkan tentang bagaimana gambaran dan asumsi perang. Bahwa dalam
perang dingin masyrakat di jaga dalam keadaan siaga untuk suatu peristiwa yang seharusnya tidak
pernah terjadi harus di cegah melalui control dan keamanan dan menyimpulkan dengan kritik
terrorisme sebagai upaya untuk memaksa sebuah peristiwa.

Anda mungkin juga menyukai