Anda di halaman 1dari 76

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


2. HASIL PENELITIAN
2.1. Pembacaan Heuristik Syair Nasib Melayu

Heuristik merupakan pembacaan karya sastra pada sistem semiotik

tingkat pertama. Heuristik berupa pemahaman makna sebagaimana yang

dikonvensikan oleh bahasa. Kerja heuristik menghasilkan pemahaman

makna secara harfiah, makna tersurat, actual meaning (Nurgiyantoro,

2009: 33).

Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur

bahasanya. Pembacaan heuristik antara lain menterjemahkan atau

mempelajari kata-kata dan sinonim-sinonim. Jika diperlukan kalimat karya

sastra atau syair tembang tersebut diberi sisipan-sisipan kata dan kata

sinonimnya ditulis dalam tanda kurung supaya artinya menjadi jelas

(Pradopo, 2009:135).

Dengan bismillah (dengan nama Allah) pembuka kata (syair)

Merangkai (menyusun) syair di malam buta (larut malam)

Membiarkan hati berkata-kata (berbicara)

Melepaskan perasaan mana terasa (dapat dirasakan)

Bait syair diatas merupakan bait pembuka dari Syair Nasib Melayu, menceritakan Tenas
Effendy mulai menulis syair di malam hari, mengungkapkan isi hati dan mengeluarkan isi
perasaannya.

Nasib (orang) Melayu nama dikarang (diceritakan)


Melayu (dari) dahulu hingga sekarang

Walaupun banyak dikaji (dipelajari) orang

Tak ada salahnya diulang-ulang (dikerjakan berkali-kali)

Nasib orang Melayu diceritakan oleh orang dari dulu sampai sekarang, walaupun banyak
dikaji oleh orang, tetapi tidak salah untuk dikaji berulang-ulang.

Terhadap Melayu banyak bahasan (yang dibahas)

Ada menyanjung (memuji) ada melecehkan (menghina)

Ada memuji berlebih-lebihan (tidak sewajarnya)

Ada mengeji (memandang rendah) penuh ejekan (mengolok-olok)

Penilaian terhadap melayu ada banyak, ada yang memuji secara berlebihan dan memandang
rendah, serta melecehkan.

Beragam pendapat tentang (orang) Melayu

Baik dan buruk bergandeng (berpegangan) bahu

Musim beredar (berputar) zaman berlalu (telah lewat)

Nasib Melayu belum menentu (belum pasti)

Banyak pendapat tentang orang Melayu, ada yang baik dan buruk. Dan dengan waktu yang
berjalan, nasib orang melayu belum tentu juga pasti.

Sudah tercatat dalam sejarah

Rumpun Melayu bangsa bertuah (diberkahi)

Kerajaan banyak harta berlimpah (banyak)

Daulatnya (kekuasaan) tegak marwah (harga diri) pun megah (mewah)

Orang melayu sudah tercatat di sejarah sebagai orang yang beruntung, kaya akan harta
kerajaan, kekuasaan serta harga diri orang Melayu sangatlah tinggi.
Dahulu Melayu pernah terbilang (terpandang)

Lautnya luas tanahnya lapang(banyak)

Hutannya lebat ladang terbentang (luas)

Buminya sarat berisi tambang

Pada zaman dahulu bangsa Melayu adalah orang yang terpandang, harta dan kekayaannya
sangat banyak.

Negeri Melayu ternama (terkenal) indah (elok)

Orangnya baik (hati)laku peramah (berperilaku ramah)

Dibawa berunding (bermufakat) mereka mudah

Terhadap pendatang (orang bukan penduduk asli) (orang bukan penduduk asli) hati pemurah
(suka memberi)

Orang Melayu mempunyai sifat baik hati dan ramah, mudah diajak kerja sama dan ramah
kepada tamu.

Dari (kerajaan) Bintan Melayu menapak (berjalan)

Terus ke (kerajaan) Temasik melebarkan kepak (kekuasaan)

Di bumi Melaka marwahnya (kekuasaan) tegak

Menjadi teraju (pemimpin) Melayu yang banyak

Dari daerah Bintan orang Melayu berjalan ke daerah Temasik dan kemudian
mengembangkan kerajaan, Di daerah Melaka, kehormatan Melayu berharga diri tinggi dan
banyak yang menjadi pemimpin.

Di zaman Melayu terpandang (dihormati)

Kerajaan besar dihormati orang

Budaya maju ekonomi berkembang


Rakyat sentosa (sejahtera) hidup pun tenang

Pada zaman melayu disegani oleh orang, kerajaannya dihormati oleh orang, budaya dan
ekonominya maju dan rakyat Melayu hidup tenang.

Tetapi seperti kata pepatah (peribahasa yang mengandung nasihat)

Adat (Melayu) yang baharu berubah-ubah

Pagi (awalnya) tegak (hidup) petangnya (akhirnya) rebah (redup)

Sehabis senang timbullah (akhirnya) susah

Tetapi seperti kata peribahasa yang mengandung nasihat, adat Melayu berubah, yang awalnya
hidup tetapi akhirnya redup, sesudah senang dan akhirnya susah.

Karena Melayu ternama (terkenal) kaya

Datanglah kaum berbilang bangsa (bangsa lain)

Merampas (merebut) harta merebut kuasa

Mengadu domba sama sebangsa (orang Melayu)

(Kerajaan) Melaka punjatuh ke tangan (bangsa) Portugis

Melayu yang besar (hebat) mulai mengempis (melemah)

Daulat (kekuasaan) mengecil tuah (keberkahan) menipis (mulai hilang)

Masajayanya berangsur terkikis (mulai hilang)

(Kerajaan) Melaka jatuh ke tangan bangsa Portugis, bangsa Melayu yang hebat mulai lemah,
kekuasaan dan harga dirinya mulai hilang, masa kejayaan bangsa melayu pun mulai hilang.
Syukurlah Allah Maha Penyayang

(kerajaan) Melakajatuh (kerajaan) Johor berkembang

Bagaikankayu di tengah padang (keadaan Melayu yang diibaratkan kayu di tengah padang)

Ke sana pula Melayu menumpang

Bangsa melayu bersyukur karena berkah dari Allah, daerah Melaka jatuh tetapi daerah Johor
mulai berkembang dan bangsa Melayu pergi ke Johor.

Berdiri (kerajaan) Johor dengan perkasa (kuat)

Menjadi pewaris tahta (kerajaan) Melaka

Melayu pun mulai berlapang dada (lega)

Menyatukan diri serumpun sebangsa (bangsa Melayu serumpun)

Johor berdiri dengan kuat menjadi (pewaris tahta) dari daerah Melaka, bangsa Melayu pun
mulai lega dan mereka bersatu untuk menjadi kesatuan bangsa Melayu serumpun.

(Kerajaan) Melayu Johor tidaklah lama

Banyak musibah datang melanda(menimpa)

Luar dan dalam tumbuh sengketa (pertengkaran)

Akhirnya (kerjaaan) Johor melemah pula

Kejayaan bangsa Melayu di Johor tidak berlangsung lama, banyak musibah yang datang, dan
pada akhirnya Johor menjadi lemah.

Walaupun Johor semakin lumpuh (lemah)

Kerajaan lain banyakyang tumbuh (berdiri)

Ada yang dekat ada yangjauh

Mengangkat marwah (kehormatan) yang sudahjatuh (berhenti memegang kekuasaan)


Walaupun kerajaan Johor melemah, tetapi banyak berdirinya kerajaan baru kemudian
mengangat harga diri bangsa Melayu yang sudah jatuh.

Ada kerajaan (berada) di Riau Lingga

Menguasai pulau di Selat Melaka

Ada pula Siak Sri Inderapura

Wilayahnya luas (menguasai) di pesisir Sumatera

Kerajaan baru itu adalah kerajaa Riau Lingga yang menguasai pulau di Selat Melaka, dan
kerajaan Siak Sri Indrapura yang menguasai di pesisir Sumatera.

Di Kampar Pelalawan tampil ke depan (maju)

Tegak bersanding (kerajaan) Gunung Sahilan

Mengangkat Melayu perlahan-lahan

Memikul beban (masalah) berat dan ringan

Di Kampar Pelalawan berdiri kerajaan Gunung Sahilan yang mengangkat bangsa Melayu
secara perlahan.

Di (daerah) Kuantan ada Kerajaan Inderagiri

Semasa (kerajaan) Melaka sudah berdiri

Pasang dan surut ia alami

Lambat laun mengokohkan diri (memperkokoh kerajaan)

Di Kuantan ada kerajaan Indragiri, kerajaan Indragiri sudah berdiri semanjak kerajaan
Melaka berdiri, dan kerajaan Indragiri sudah mengalami jatuh dan bangunnya kerajaan
tersebut dan perlahan menjadi kerajaan yang kuat.
Di Rokan banyakpula kerajaan

Di hulu di hilir seiringjalan (secara bersamaan)

Ada (kerajaan) Tambusai ada (kerajaan) Pekaitan

Mengangkat (bangsa) Melayu dari kubangan (keterpurukan)

Di daerah Rokan juga terdapat banyak kerajaan, di bagian hulu dan hilir ada kerajaa
Tambusai dan Pekaitan, mengangkat bangsa Melayu dari keterpurukan.

Demikian pula di Tanah Semenanjung

Banyak kerajaan patut disanjung (dibanggakan)

Ke sana pula Melayu berkampung (bertempat tinggal)

Menyandarkan nasib (sesuatu yang sudah ditentukan oleh Allah) tempat bernaung (meminta
pertolongan)

Di Tanah Semenanjung terdapat banyak kerajaan yang dapat diandalkan, banyak orang
Melayu yang tinggal disana, mereka bekerja dan menjadikan Tanah Semenanjung rumah
(kampung) mereka.

Tetapi sudah nasib (sesuatu yang sudah ditentukan oleh Allah) Melayu

Kerajaan banyak kurang bersatu (tidak kompak)

Dihasung (dihasut) orangjadi berseteru (berkelahi)

Akhirnya hidup tidak menentu (tidak jelas)

Tetapi kerajaan-kerajaan tersebut tidak kompak dan bekerja sama, mudah dihasut oleh orang
dan akhirnya hidup menjadi tidak jelas.

Ada berperang sesama awak (sesama saudara)

Berebut (merampas) tahta (kekayaan) anak beranak (anggota keluarga)

Ada bermusuh (berlawanan) karena tamak (serakah)


Hidup sengsara (menderita) negeri pun tusak (jatuh)

Ada yang berkelahi antar orang Melayu, memperebutkan kekayaan antar Saudara,
bermusuhan karena tamak akan harta, akhirnya hidup menjadi sengsara dan negeri Melayu
pun jatuh.

Melihat (bangsa) Melayu semakin lemah

Sukalah hati kaum penjajah (orang asing)

Inggeris Belanda berbagi tanah (mengambil tanah)

(bangsa) Melayu yang besar (menjadi) pecah terbelah (berpisah-pisah)

Melihat bangsa melayu yang lemah, bangsa lain menjadi mudah untuk menjajah tanah
Melayu, Belanda menguasai dan bangsa Melayu pun menjadi hidup berpisah-pisah.

Satu persatu kerajaanjatuh (lemah)

Di kaki (kekuasaan) penjajah duduk bersimpuh (tunduk)

Daulat (kekuasaan) hilang marwah (harga diri) pun runtuh (hancur)

Bercabullah (berbuat jahat) laku tidak senonoh (tidak patut)

Satu persatu kerajaan mulai lemah, tunduk dibawah kekuasaan para penjajah, kekuasaan dan
harga diri bangsa Melayu hilang, sikap dan perilaku orang Melayu menjadi tidak baik.

Walaupun ada kerajaan berdiri (didirikan)

Tetapi sudah tidak berarti (tidak berguna)

Daulat (kekuasaan) tidak di tangan sendiri

Diaturpenjajah kanan dan kiri (dari sisi kanan dan kiri)

Beberapa kerajaan masih ada yang berdiri tetapi tidak berpengaruh besar terhadap bangsa
Melayu karena kekuasaan diatur oleh bangsa lain.
Raja-raja Melayu sekedarpajangan (sesuatu yang dipamerkan)

Kaum penjajah (orang asing) yang menjadi tuan (yang berkuasa)

Rakyat tertindas (teraniaya) dalam kenistaan (kebohongan)

Hidup melarat (miskin) di kaki (kekuasaan) penjajahan (orang asing)

Para raja hanya menjadi pajangan yang diatur oleh penjajah. Rakyat Melayu ditindas dan
hidup susah dibawah kekuasaan bangsa lain.

Beratus tahun Melayu terinjak (tertindas)

Hidup melata bagaikan cecak (perumpamaan yang menggambarkan orang Melayu seperti
hewan cicak)

Duduk ditekan tegak disepak (dibuang)

Tuah dan marwah menjadi rusak

Beratus tahun lamanya Melayu lemah dibawah kekuasaan penjajah, hidup miskin dan harga
diri menjadi tidak ada lagi.

Selama (orang) Melayu hidup terjajah (dalam keadaan dijajah)

Ilmu sedikitpengetahuan rendah

Sama serumpun (satu keturunan) berpecah belah (berpisah-pisah)

Diadu domba (dijadikan berselisih) oleh penjajah (orang asing yang menjajah)

Selama bangsa Melayu dijajah, bangsa Melayu sedikit memiliki ilmu pengetahuan, dan
sesama orang Melayu di adu domba oleh penjajah.

Rakyat sengsara (menderita) hidup melarat

Kaki terpasung (terbatas) tangan terkebat (terikat)

Bila menyanggah (menyangkal) lidah dikerat (dipotong)


Bila melawan leher dipepat (dipenggal)

Hidup orang Melayu menjadi miskin, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Nasib (orang) Melayu semakin malang (menyedihkan)

Merangkak (bergerak lamban) di bawah telapak orang

Bagaikan hewan di dalam kandang

Salah sidikit kena pengkelang (palang pintu)

Nasib orang Melayu semakin menyedihkan, bersusah payah di bawah kekuasaan penjajah.

Tetapi seperti kata orangtua

Semut diinjak melawanjuga

Melayu tegak (bangkit) mengangkat kepala

Melawan penjajah (orang asing yang menjajah) sehabis daya (sekuat tenaga)

Tetapi orang Melayu mulai bangkit dan melawan parah penjajah dengan sekuat tenaga.

Putera (Pemuda) Melayu bangkit berjuang

Melawan Penjajah (orang asing yang menjajah) berhati tunggang (terjungkir)

Esanya hilang dua terbilang (terpandang)

Mengangkat (meninggikan) marwah (kehormatan) yang sudah hilang

Pemuda Melayu berjuang melawan para penjajah untuk mengembalikan harga diri yang
sudah hilang.

Sayangnya (orang) Melayu kurang bersatu (kurang kompak)


Perlawanan patah (gagal) satu persatu (satu demi satu)

Kaum penjajah (orang asing yang menjajah) tetap berkuku(berkuasa)

(orang) Melayu pun tetap mati kutu (tidak berdaya)

Tetapi bangsa Melayu kurang kompak sehingga perlawanan tidak kuat dan bangsa Melayu
tetap kalah melawan penjajah.

Banyaklah anak (orang) Melayu yang tewas (mati)

Negeri (tanah) dibakar harta dirampas (diambil paksa)

Mana yang tinggal berhati cemas (gelisah)

Akhirnya hidup bertambah lemas (lemah)

Banyak orang Melayu yang meninggal, negeri Melayu dibakar dan dirampas hartanya. Orang
melayu yang hidup menjadi cemas dan akhirnya hidup dengan perasaan yang tidak senang.

Syukurlah Allah Maha Kuasa

Pecahlah (mulai) perang dunia kedua

Inggeris Belanda kehabisan daya (tenaga)

Dibantai (dikalahkan) Jepang "saudara tua" (istilah serumpun dengan Indonesia karena
sesama negara Asia)

Bangsa Melayu bersyukur atas rahmat Allah, terjadilah perang dunia kedua, maka Inggris
Belanda kalah oleh Jepang.

Ketika (bangsa) Jepang mulai mendarat (datang)

Disanjung (dipuji) orang laut dan darat

"Saudara tua" (istilah serumpun dengan Indonesia karena sesama negara Asia) juru selamat
(orang yang menyelamatkan)

Karena menghalau (mengusir) penjajah (orang asing yang menjajah) laknat (terkutuk)
Jepang pun datang ke negeri Melayu, orang Melayu menyambut kedatangan bangsa Jepang
karena sudah mengalahkan bangsa Inggris Belanda.

Tetapi sudah nasib (orang) Melayu

Lepas (dari) bangkai terpeluk ke hantu

(bangsa) Jepang datang bukan membantu

Tetapi menjajah mengharu biru (membuat kerusuhan)

Tetapi nasib Melayu bukan menjadi baik melainkan memburuk, bangsa Jepang datang ke
tanah Melayu bukan untuk membantu tetapi juga menjajah bangsa Melayu.

(Masa) Penjajahan (bangsa) Jepang amatlah ganas (bengis)

Rakyat sengsara (menderita) hidup tertindas (teraniaya)

Siapa menentang (melawan) leher ditebas (dipotong)

Siapa menyanggah (mengkritik) kulit dikupas

Masa penjajahan Jepang sangat jahat, rakyat jatuh miskin dan sengsara, jika ada orang yang
melawan maka orang tersebut akan dibunuh.

Penjajahan Jepang amatlah kejam (bengis)

Banyaklah (orang) Melayu mati direjam (disiksa)

Harta dirampok (diambil paksa) badan direndam

Bekerja paksa siang dan malam (sepanjang hari)

Penjajahan Jepang sangat kejam, banyak orang Melayu yang meninggal karna “direjam”,
kekayaan diambil paksa dan dipaksa untuk bekerja sepanjang hari.

(Bangsa) Jepang menjajah amatlah makar (akal busuk)


Makanan dirampas (diambil paksa) rakyatpun lapar

Di mana-mana mayat terkapar (berserakan tidak karuan)

Bagaikan ayam diserang sampar (penyakit pada ayam)

Masa penjajahan Jepang sangat jahat, makanan rakyat diambil paksa, orang Melayu banyak
yang mati dibunuh secara kejam.

Syukurlah (bangsa) Jepang menjajah tak lama

Dikalahkan Sekutu (serikat) dengan Bom Atomnya

(orang) Melayu pun kembali mengangkat (meninggikan) muka

Membebaskan diri untuk merdeka

Masa penjajahan Jepang tidak lama karena Jepang dikalahkan oleh sekutu, bangsa Melayu
mulai bangkit dan membebaskan diri untuk kemudian merdeka.

Tetapi sebelum semuanya merdeka

Datang pula (bangsa) Inggeris Belanda

Niatnya untuk terus menjajah

Menguasai (bangsa) Melayu seperti yang sudah (sebelumnya)

Sebelum bangsa Melayu merdeka, Inggris Belanda kembali datang ke tanah Melayu untuk
kembali menjajah bangsa Melayu.

Tetapi (bangsa) Melayu berbulat hati (sungguh-sungguh)

Daripada dijajah relalah (lebih baik) mati

Mereka pun bangkit (maju) dengan berani

(Bangsa) Inggeris Belanda mereka hadapi


Tetapi bangsa Melayu bertekat untuk melawan dan dengan berani menghadapi penjajahan
Inggris Belanda.

Pecahlah (mulai) perang di mana-mana

Melawan (bangsa) Inggeris atau Belanda

Berjuang sambil mengorbankan nyawa

Asalkan hidup bebas merdeka

Terjadilah perang di tanah Melayu, bangsa Melayu melawan Belanda, orang Melayu
berjuang keras dan mengorbankan nyawa demi kemerdekaan bangsa.

Perjuangan itu tidak sia-sia

Penjajah pergi (bangsa) Melayu merdeka

Berdirilah (merdeka) negara berbilang (yang disebut) bangsa

Ada berpresiden ada beraja

Perjuangan bangsa Melayu tidak sia-sia, para penjajah kalah dan bangsa Melayu merdeka,
maka bangsa Melayu berdiri dengan dibentuknya presiden dan raja.

Rumpun Melayu kembali tegak

Membangun negeri yang sudah rusak

Halangan (rintangan) besar aral (rintangan) pun banyak

Tetapi niat tidak berganjak (beralih)

Bangsa Melayu kembali bangkit, membangun negara yang sudah jatuh, rintangan pun mulai
berdatangan tetapi orang Melayu memiliki niat dan tekad yang kuat.

Perlahan-lahan Melayu bangkit (bangun)

Membangun negaranya berdikit-dikit (sedikit demi sedikit)


Mencari obatpenyembuh penyakit

Mengokohkan (mendirikan) daulat (kekuasaan) walaupun sulit

Perlahan-lahan bangsa Melayu berdiri dan membangun negaranya secara pelan-pelan dan
mencari cara agar menguatkan kekuasaan walaupun keadaannya sulit.

Di bumi Melayu pembangunan pesat (cepat)

Baik di (daerah) laut maupun di (daerah) darat

Banyakpeluang (pekerjaan) boleh didapat

Banyaklah usaha boleh dibuat (dilakukan)

Di daerah Melayu, pembangunan berjalan dengan pesat baik di daerah kelautan atau darat,
terdapat banyak peluang dan usaha yang bisa dibangun.

Tetapi karena ilmu tak ada

Peluang (pekerjaan)yang ada terbuang saja

Diisi orang awak menganga (melihat saja)

Akhirnya duduk mengurut dada (sedih)

Tetapi karena tidak memiliki ilmu, peluang yang ada hilang dengan sia-sia, dan ditempati
oleh orang lain sementara orang Melayu tidak bisa berbuat apa-apa.
Di bumi Melayu banyak kesempatan (pekerjaan)

Untuk menjadi sumber pendapatan (penghasilan)

Karena pengetahuan tak ada di badan (tidak punya ilmu)

Orang lain yang memanfaatkan

Di daerah Melayu banyak kesempatan bekerja dan mendapatkan uang. Tetapi karena tidak
adanya ilmu pengetahuan, maka orang lain yang memiliki kesempatan tersebut.

Sekarang ilmu menjadi ukuran (tolak ukur)

Untuk mendapat lapangan pekerjaan

Tidakpeduli (suku) Melayu ataupun bukan

Siapa mampu (pintar) dia didahulukan (diprioritaskan)

Sekarang ilmu pengetahuan adalah tolak ukur seseorang untuk mendapatkan pekerjaan,
bukan berdasarkan orang Melayu atau bukan melainkan siapa yang mempunyai kemampuan
maka dia yang mendapatkan pekerjaan.

Disinilah tempat Melayujatuh

Karena banyak yang masih bodoh

Peluang (pekerjaan) yang dekat menjadijauh (hilang)

Nasib pun malang (menyedihkan) celaka tumbuh

Di keadaan ini Melayu jatuh karena bodoh dan peluang yang ada menjadi hilang. Nasib orang
Melayu menjadi menyedihkan.

Tentulah (orang) Melayu tak semuanya bodoh

Ada juga yang pandai dan tangguh (kuat)

Apabila mereka bersungguh-sungguh (bertekad)

Tentulah dapat hidup senonoh (baik)


Tidak semua orang Melayu tidak memiliki ilmu pengetahuan, ada juga orang Melayu yang
pintar dan mau belajar dan merekalah yang dapat hidup dengan baik.

Kelemahan (kekurangan) lain orang Melayu

Mabuk merindu (mengenang) masa yang lalü

Zaman berubah tak mau tahu (tidak peduli)

Akhirnya hidup bebal (susah mengerti) dan dungu (bodoh)

Kelemahan orang Melayu yang lain adalah suka mengenang masa lalu, tidak mau maju
megikuti perkembangan zaman dan akhirnya hidup dengan kebodohan.

Kemajuan zaman kurang disimak (tidak mengikuti)

Musim beralih ia tak nampak (tidak peduli)

Menuntut ilmu teragak-agak (tidak sungguh-sungguh)

Akhirnya nasib (hidup) semakin rusak

Tidak mengikuti perkembangan zaman, tidak menuntuk ilmu secara serius dan akhirnya nasib
orang Melayu yang tidak menuntut ilmu itu jadi rusak.

Sebagian (orang) Melayu bermanja-manja

Hidup bergantung ke harta pusaka (harta warisan)

Berusaha sendiri tidakpercaya

Akhirnya nasib (hidup) tetap sengsara (menderita)

Sebagian orang melayu memiliki sifat manja, hidupnya bergantung pada harta warisan dan
tidak percaya pada usahanya sendiri dan akhirnya hidupnya jadi susah.

Sebagian Melayu berkepala besar (sombong)

Pantang baginya bekerja kasar (kuli)


Menjadi kuli ia tak gemar (suka)

Akhirnya nasib (hidup) tetap terkapar (terlantar)

Sebagian orang melayu memiliki sifat keras kepala, tidak mau bekerja yang membutuhkan
tenaga fisik, menjadi buruh ia tidak mau dan akhirnya nasib menjadi buruk.

Sebagian (orang) Melayu kerja memilih

Terasa berat ia beralih (berpindah)

Dalam bersaing (berlomba) pasti tersisih (kalah)

Akhirnya hidup menanggungpedih (susah)

Sebagian orang melayu memilih-milih pekerjaan, tidak mau mengerjakaan pekerjaan yang
berat dan selalu kalah jika bersaing dengan orang lain dan akhirnya hidupnya susah.

Sebagian Melayu tak mau bersusah (hidup susah)

Mencari kerja yang mudah-mudah

Bila bersaing (berlomba) tentulah kalah

Akhirnya hidup tak tentu arah (tidak memiliki tujuan)

Sebagian orang melayu tak mau hidup susah, mencari pekerjaan yang mudah saja dan kalah
jika berlomba ia kalah dan akhirnya hidupnya tidak memiliki tujuan.

Sebagian Melayu takjelas tujuan (tidak memiliki tujuan)

Sebentar ke kiri sebentar ke kanan (tidak punya pendirian)

Bagaikan kapal tiada pedoman (ketentuan)

Akhirnya hidup dalam bayangan (naungan)

Sebagian orang Melayu tidak memiliki tujuan, memiliki sifat tidak punya pendirian dan
akhirnya hidup di dalam naungan orang lain.
Sebagian (orang) Melayu kurang teliti

Mencari peluang tiadajeli (teliti)

Hidup selalu menanti-nanti (menunggu)

Akhirnya melamun petang dan pagi (sepanjang hari)

Sebagian orang Melayu memiliki sifat tidak teliti, tidak pandai dalam mencari peluang
pekerjaan dan selalu menanti kesempatan dari orang lain sehingga hidupnya dihabiskan
dengan melamun.

Sebagian (orang) Melayu bergantung ke orang

Berusaha sendiri ianya gamang (takut)

Percaya diri amatlah kurang

Lambat laun badan (diri) terbuang (tersingkir)

Sebagian orang Melayu menggantungkan hidupnya kepada orang lain, tidak mau berusaha
sendiri dan tidak memiliki kepercayaan diri, maka lambat laun ia akan tersingkir.

Sebagian (orang) Melayu amatpemalu

Meminta tolong ianya tabu (pantangan)

Biarlah lapuk (usang) dalam menunggu

Daripada (pergi) meminta ke hilir ke hulu (kemana-mana)

Sebagian orang Melayu memiliki sifat pemalu, tidak mau meminta pertolongan orang lain
dan hanya menunggu orang daripada harus bersusah payah meminta tolong kepada orang.

Sebagian (orang) Melayu lemah semangat

Terhadap kerja (bekerja) tulangnya (badannya) berat

Mencari peluang (pekerjaan) akalnya tumpat (hilang akal)


Akhirnya hidup tetap melarat (susah)

Sebagian orang Melayu memiliki sifat tidak mau semangat dan bekerja keras, tidak pandai
mencari peluang pekerjaan dan akhirnya hidupnya bertambah susah.

Sebagian Melayu hati bercabang (tidak tetap)

Hidup selalu ragu dan bimbang

Menghadapi tantangan (rintangan) ianya gamang (takut)

Akhirnya hidup memakan tulang (susah)

Sebagian orang melayu memiliki hati yang tidak tetap dan ragu, tidak kuat untuk menghadapi
tantangan dan akhirnya hidup susah.

Sebagian (orang) Melayu hati takpukal (padat)

Ditambah pula ilmunya dangkal (rendah)

Bila bersaing (berlomba) pasti tertinggal (kalah)

Akhirnya hidup dalam menyesal

Sebagian orang Melayu memiliki hati yang tidak “pukal” dan ilmu yang sedikit, apabila ia
berlomba akan kalah dan akhirnya hidup dengan tidak bahagia.

Sebagian (orang) Melayu lekas (cepat) merajuk

Akalnya pendek (tidak luas) fikiran suntuk (tidak maju)

Apabila bersaing (berlomba) kepala merunduk (tidak percaya diri)

Akhirnya hidup menceruk-ceruk (terpinggirkan)

Sebagian (orang) Melayu (memiliki) berhati lemah

Ditambah pula pengetahuan rendah

Berebut (bersaing) peluang (pekerjaan) tentulah kalah


Akhirnya hidup berkeluh kesah (mengeluh)

Sebagian (orang) Melayu tak hemat cermat (boros)

Harta yang ada tidak bermanfaat (dihabiskan)

Hari depannya (masa depan) ia tak ingat

Akhirnya hidup teruk dan tenat (susah)

Sebagian(orang) Melayu menggantang asap (melakukan perbuatan yang sia-sia)

Ke mana pergi menghayak cakap (bercerita yang tidak berfaedah)

Ilmu tak ada bekerja tak lelap (tidak sungguh-sungguh)

Akhirnya hidup tercungap-cungap (susah bernafas)

Sebagian(orang) Melayu lupakan diri(lupa jati diri)

Kemajuan (perkembangan) zaman tiada peduli

Menghabiskan masa (waktu) membuang hari (waktu)

Akhirnya hidup dalam merugi (tidak berguna)

Sebagian (orang) Melayu bertenang-tenang (malas)

Duduk di pintu menanti (menunggu) peluang (pekerjaan)

Usaha tak ada upaya pun kurang

Akhirnya hidup dirundung malang (kesedihan)

Sebagian (orang) Melayu tak mau bersusah

Bekerja keras banyaklah helah (mengeluh)

Dalam bersaing (berlomba) tentulah kalah

Akhirnya hidup dalam pelimbah (kesusahan)


Sebagian orang Melayu tidak mau susah dan mudah mengeluh dalam bekerja, jika berlomba
akan kalah dan akhirnya hidup susah.

Sebagian Melayu tak sadarkan (kekurangan) diri

Tak mau menghitung kelemahan sendiri

Orang berlebih (maju) awak (orang Melayu) mengiri (cemburu)

Akhirnya aib (malu) menimpa diri

Sebagian (orang) Melayu berpandangan singkat (berfikiran sempit)

Menghadapi masa depan tiada ingat

Lupakan bekal (modal) dunia akhirat

Akhirnya menyesal sesudah terlambat

Sebagian (orang) Melayu aşik melagak (sombong)

Membanggakan diri serta membengak (berbohong)

Kampung halamannya dibiarkan rusak (hancur)

Akhirnya hidup makan kerak (sisa)

Ada(orang) Melayu (hidup)berkelompok-kelompok

Satü dan lain saling berantuk (tidak akur)

Caci mencaci buruk memburuk (saling menjelekkan)

Akhirnya semuajatuh terpuruk (tenggelam)

Sebagian (orang) Melayu berebutpusaka (harta warisan)

Sesama saudara (saling) berburuk sangka

Rahmatnya (keberkahan) hilang datang celaka (musibah)

Hidup pun bagai (seperti) dalam neraka (tempat yang menyengsarakan)


Sebagian (orang) Melayıı berebııt (berlomba) pangkat (jabatan)

Sesama saııdara cacat mencacat (saling menjelekkan)

Satıı naik sepuluh menghembat (menyulitkan)

Akhirnya semııa (dari mereka) tidak mendapat (berhasil)

Sebagian (orang) Melayu berhati (sifat) pengecut

Membetulkan kemungkaran (kedurhakaan) ianya takut

Duduk menepi (berada di tepian) bersungut-sungut (menggerutu)

Akhirnya hidup (bagaikan) ditelan kabut

Sebagian (orang) Melayu tergigit lidah (termakan sumpah sendiri)

Karena sudah termakan sumpah

Akal hilang budi terlapah (terpotong)

Akhirnya hidup tiada bermarwah (berharga diri)

Sebagian (orang) Melayu mabuk (berlebihan) dunia

Mengejarpangkat (jabatan) memburu (mengejar) harta

Agama menipis (menghilang) iman pun hampa (hilang)

Akhirnya hidup hina dan dina (rendah diri)

Sebagian gila (melakukan secara berlebihan) menjual harta

Hutan dan tanah disapu rata (dihabiskan)

Laut dan sungai dilepaskan (diberi) juga

Anak cucunya kan miskin papa

Sebagian gila (melakukan secara berlebihan) memburukkan (menjelekkan) orang


Menyebarkanfitnah pagi dan petang (sepanjang hari)

Tumbuhlah cemburu terhadap pendatang (orang bukan penduduk asli) (orang pendatang
(orang bukan penduduk asli))

Hidup yang rukun mulai merenggang (terpecah)

Sebagian pula gila (melakukan secara berlebihan) menghasut

Mengadu domba (menjadikan berselisih) mencari pengikut

Hidup yang damai menjadi kusut (tidak karuan)

Sesama saudara lecut melecut (berselisih)

Sebagian gila (melakukan secara berlebihan) mengambil muka (menyenangkan orang lain
dengan cara yang tidak baik)

Supaya mendapat tempat yang basah (untung)

Sesama saudara laga melaga (saling bersaing)

Akhirnya hidup berpecah belah (tidak kompak)

Perubahan lain terjadi pula

Hidup mengacu (menuju) ke harta benda (kekayaan)

Banyaklah (orang) Melayu menjadi gila (tidak waras)

Berlomba-lomba mengejar kaya

Karena benda sudah disanjung (dihormati)

Berebutlah orang mencari untung

Menipislah (menghilang) rasa tolong-menolong

Sesama saudara potong memotong (saling mendahului)

Karena benda menjadi ukuran (prioritas)

Budi pekerti (akhlak dan tingkah laku) semakin diabaikan

Adat lembaga orang lupakan


Akhirnya hanyut (termasuk) dalałn ketamakan

Di bumi Melayu ramai pendatang (orang bukan penduduk asli) (orang asing)

Berebut rezki berbagi peluang (pekerjaan)

Karena (orang) Melayu ilmunya kurang (bodoh)

Di rumah sendiri hidup mengerang (kesusahan)

Setiap hari pendatang (orang bukan penduduk asli) bertambah (semakin banyak)

Penuhlah halaman (kampung) sesaklah rumah (kampung halaman)

Hutan ditebang belukar (semak) dirambah (dipangkas)

Melayu tersingkir (terpinggirkan) kehilangan tanah (daerah)

Kaum pendatang (orang bukan penduduk asli) akalnya panjang (pandai mencari akal)

Hutan belukar dijadikan ladang

Melayu bebal (susah mengerti) fana (sirna) memandang

Harta menyusut (mulai habis) kekayaan hilang

Walau Melayu bertanah luas

Tetapi terlantar (tidak dimanfaatkan) karena malas

Dimanfaatkan orang awakpun cemas (khawatir)

Lambat laun semuanya lepas (diambil)

Melayu berpangkat (mempunyai jabatan) lain lakunya (perilaku)

Berebutpeluang (pekerjaan) untuk saudaranya

Bodoh dan bebal (susah mengerti) tiada dikiranya (dipehitungkan)

Sehingga (orang) yang lainjadi teraniaya


Sebagian Melayu sudah berpangkat (mempunyai jabatan)

Ke kampung halaman ia tak ingat

Hidup memencil (tidak bersosialisasi) menjauhi umat

Takut berbagi harta (rezeki) yang dapat

Karena banyak orang pendatang (orang bukan penduduk asli)

Budaya Melayu bertambah goyang (tidak kokoh)

Ditindih (ditimpa) oleh budaya orang (asing)

Masuk merayap (tergantikan) sampai ke tulang

Sejak dahulu (orang) Melayu terbuka (suka menolong)

Pendatang (orang bukan penduduk asli) disambut bermanis muka (ramah)

Tanah diambil dibiarkan (diikhlaskan) saja

Akhirnya hidup miskin dan papa

Orang Melayu malu bertengkar (berkelahi)

Tak mau pula bertindak (berperilaku) kasar

Harta diambil selalu dibiar (diikhlaskan)

Akhirnya hidup menanggung (menahan) lapar

Orang Melayu (memiliki) hatinya lembut

Berbuatjahat kebanyakan takut

Berebut (berlomba) harta (kekayaan) dianggap takpatut (tidak pantas)

Akhirnya hidup (bagaikan) memakan lumut

Demikianlah sudah nasib (orang) Melayu

(Bagaikan) batangnya besar pucuknya layu


Orang kenyang awakpun lesu (lemah)

Hidup merana (susah) sepanjang waktu(sampai akhir waktu)

Sudahlah nasib dirundung (ditimpa) malang (sial)

Di rumah (kampung halaman) sendiri diatur orang

Hidup susah makan pun kurang

Badan kurus tinggallah tulang

Sebagian (orang) Melayu merasa takpuas (lega)

Kebunnya habis harta dirampas (diambil paksa)

Hendak mengadu takut dilibas (dipukul)

Akhirnya lumpuh (tidak dapat bergerak) kehabisan nafas

Sebagian (orang) Melayu merasa tertekan (tertindas)

Di rumah (kampung halaman) sendiri tak dapat makan (lapar)

Semua peluang (pekerjaan) menjadi rebutan

Kehidupan sempit (susah) tertutuplah jalan (langkah)

Sebagian (orang) Melayu merasa terusir (disuruh pergi dengan paksa)

Didesak pendatang (orang bukan penduduk asli) hulu dan hilir (dimana-mana)

Mereka tiba (datang) bagaikan banjir (banyak sekali)

Merebut (merampas) peluang (pekerjaan) sampai ke tubir (tempat yang berbahaya)

Sebagian (orang) Melayu berkecil hati (tersinggung)

Tanahnya diambil tidak diganti

Hendak menuntut (meminta) tiada bergigi(berkuasa)

Hendak mengadu semakin merugi (mendapat rugi)


Sebagian (orang) Melayu berputus asa (kehilangan harapan)

Pergi merajuk meninggalkan desa

Kebun terjual tiada bersisa

Akhirnya hidup terlunta-lunta (dalam keadaan kesusahan)

Sebagian (orang) Melayu berhati cemas (khawatir)

Menghadapi masalah yang makin luas (banyak)

Duduk sempit (duduk luas) tegak terpapas (terlucuti)

Peluang (pekerjaan) diharap semuanya lepas (hilang)

Sebagian (orang) Melayu menjadi bingung (hilang akal)

Karena perubahan (perkembangan) cepat berlangsung

Kehidupan sulit harga (naik) melambung

Kerja tak ada hidup terkatung (tidak pasti)

Sebagian (orang) Melayu tambah melarat (miskin)

Hutan dan tanah habis dibabat (ditebas)

Hendak berkebun (mengerjakan kebunn) sudah tak dapat (tidak bisa)

Hendak makan (punya) gaji persaingan (perlombaan) ketat

Sebagian (orang) Melayu kehilangan daya (tenaga)

Di kampung sendiri tak dapat kerja (menjadi pengangguran)

Karena sekarang orang (bukan penduduk asli) yang kuasa

Memegang kendali (kuasa) sampai ke desa

Sebagian (orang) Melayu merasa cemburu (iri)

Melihat orang (bukan penduduk asli) semakin maju


Di kampung awak (orang Melayu) mereka beramu

Peluang (pekerjaan) yang ada semua disapu (dihabiskan)

Sebagian (orang) Melayu berhati pusang (gelisah)

Di kampung sendiri tak dapat peluang (pekerjaan)

Semua kesempatan (peluang) diisi orang ( bukan penduduk asli)

Hendak bersaing (berlomba) pengetahuan kurang

Sebagian (orang) Melayu berkeluh kesah (mengeluh)

Karena tak dapat mencari nafkah (pendapatan)

Hutan habis belukar (semak) dirambah (dibabat)

Laut dan sungai dikotori limbah (sampah)

Sebagian (orang) Melayu duduk mengerang (mengeluh)

Harta pusaka (harta warisan) dikuasai orang (bukan penduduk asli)

Daya (kekuatan) tak ada untuk melarang

Gelaplah (kelam) sudah masa kan datang (masa depan)

Sebagian (orang) Melayu terlunta-lunta (kesusahan)

Karena tak dapat mencari kerja

Hendak bersaing (berlomba) ilmu tak ada

Hendak berusaha modal (uang untuk berjualan) takpunya

Sebagian (orang) Melayu dibodohi (ditipu) orang

Dibujuk dirayu harta (kekayaan) pun hilang

Kebun terjual tanah terlelang

Hidup sengsara (menderita) menanggung (memikul) hutang


Sebagian (orang) Melayu merasa tertipu (diperdayakan)

Karena dibuai (dipengaruhi)janji yangpalsu (janji yang tidak ditepati)

Harta punah (lenyap) hutang menunggu(menanti)

Hendak menuntut (meminta) tak ada membantu

Sebagian (orang) Melayu hidup bersedih

Di kampung sendiri awak tertindih (tertindas)

Hendak melawan (menentang) tiada boleh

Hendak mengadu kena sembelih (dibantai)

Sebagian (orang Melayu) merasa belum merdeka

Adil dan makmur belum merata (sama di semua tempat)

Hidup selalu di dalam derita (susah)

Nikmatnya (kebahagiaan) untuk segolongan (sekelompok) saja

Sebagian (orang Melayu) merasa bagai dijajah (ditindas)

Karena tak boleh membuka lidah (omongan)

Sedikit bersuara (berbicara) kepala dilapah (dipotong)

Sedikit menuntut (meminta) kena belasah (pukul)

Sebagian (orang Melayu) merasa hidup terbuang (sia-sia)

Karena diperlakukan sewenang-wenang (semana-mena)

Ke mana mengadu (mengeluh) tak ada memandang (peduli)

Apalagi rakyat takpernah menang (selalu kalah)

Sebagian (orang Melayu) merasa hidup tak adil


Hukum berlaku bagi orang kecil (rakyat biasa)

Bagi yang besar (pejabat) hukum menggigil (gemetar)

Bagi yang kaya (orang kaya) hukum tak sangkil (kena)

Sebagian (orang Melayu) merasa hidup terhina (rendah diri)

Karena diperlakukan semena-mena

Harta dirampas (diambil paksa) dengan kuasa

Atau diambil dengan tipu daya (muslihat)

Sebagian (orang Melayu) merasa dunia menyempit (makin sempit)

Karena penghidupan semakin sulit

Penghasilan kecil harga melangit (mahal)

Makan susah hutang melilit (membelit)

Sebagian (orang Melayu) merasa semakin terlantar (terbuang)

Bekerja susahberusaha (membuka usaha) pun sukar (sulit)

Jurang kemiskinan (kemelaratan) bertambah lebar (luas)

Banyaklah sudah (orang) yang gulung tikar (bangkrut)

Sebagian (orang Melayu) merasa dunianya suram (tidak tentu)

Karena menganggur (tidak punya pekerjaan) siang dan malam

Perut laparfikiran kelam (tidak tentu arah)

Akhirnya lupa (tidak mengacuhkan) halal dan haram

Sebagian (orang Melayu) lagi mencoba bertahan

Menjaga hak miliknya (kepemilikan) mati-matian (mengorbankan nyawa)

Tetapi karena banyak (orang) menekan

Semuanya (harta) terpaksa ia lepaskan (ihlaskan)


Sebagian (orang Melayu) pula mencoba bersaing (berlomba)

Masuk gelanggang (ruangan berlomba) tidak bertaring (memiliki taring)

Sekali tendang (sepak) jatuh terguling (tergelincir)

Hendak bangkit (berdiri) badan tergiling (tergilas)

Sebagian (orang Melayu) mencoba membuka (membuat) usaha

Ada yang (usaha) kecil ada yang (usaha) menengah

Tetapi karena (orang Melayu) bodoh dan lemah

Usaha gagal hutang bertambah (banyak)

Walaupun banyak (orang) Melayu yang malang

Sebagian (orang) Melayu bersenang lenang

Karena berhasil merebutpeluang (pekerjaan)

Harta banyak kedudukan (jabatan) terpandang (yang dihormati)

Sebagian (orang) Melayu duduk memerintah (mengurus pemerintahan)

Ada yang (jabatan) tinggi ada yang (jabatan) rendah

Hidupnya senang harta berlimpah (banyak)

Turun temurun (dari orang tua kepada anak) tidak kan susah (miskin)

Sebagian (orang) Melayu menjadi pejabat (pemerintahan)

Kedudukan (jabatan) baik serta berpangkat

Tetapi kebanyakan berfikiran singkat (akal pendek)

Karena mementingkan kaum (saudara) kerabat

Sebagian (orang) Melayu berkedudukan (jabatan) tinggi


Dalam bidangnya memegang kendali (mengendalikan)

Sayangnya ke masyarakat (kecil) kurang peduli

Kerabatnya (keluarga) saja ia kasihi (pedulikan)

Sebagian (orang) Melayu hidup terpandang (terhormat)

Pangkat (jabatan) tinggi harta tak kurang

Tetapi sayang kurang menenggang (menimbang perasaan orang lain)

Kampung (halaman) sendiri tak ia kenang (rindu)

Sebagian (orang Melayu)pula menjadi pemimpin (pemerintahan)

Kedudukan (jabatan) mulia (tinggi) hidup terjamin (serba cukup)

Sayangnya berpihak (memilih) ke orang lain (bukan orang Melayu)

Sama sebangsanya (satu bangsa) ia tak ingin (peduli)

Demikianlah (seperti itu) sudah nasib (orang) Melayu

Salin bersalin (berganti-ganti) sejak dahulu

Sedikit (hidup) senang banyaklah pilu (sedih)

Di masa depan Allah yang tahu

Tetapi tidak semuanya (orang Melayu) buruk (kelakuannya)

Banyak pula (orang) Melayu yang elok (sikap yang baik)

Bekerja keras tahan berteruk (sangatm buruk)

Walaupun hidup berkain buruk (memakain kain yang jelek)

Banyak pula(orang) Melayu yang tabah (sabar)

Menghadapi hidup berani dan gagah (kuat)

(Seperti) Mau berkering tahan berbasah


Mengangkat tuah (berkah) menjaga marwah (harga diri)

Banyak pula (orang) Melayu yang tangguh (kuat)

Membanting tulang (bekerja keras) tiada mengeluh

Mau bekerja bersimbah peluh (berkeringat)

Supaya dapat hidup senonoh (baik)

Banyakpula (orang) Melayu berakal (pintar)

Menghadapi cobaan hatinya pukal (padat)

Hidup berhemat (pandai mengatur keuangan) bersiap bekal (modal)

Supaya kelak (dikemudian hari) tiada menyesal

Banyakpula (orang) Melayu berbudi (berperilaku baik)

Berbuat baik sepenuh hati (ikhlas)

Membela saudara mau merugi (mendapat rugi)

Sesama sebangsa (satu bangsa) berbagi rezki

Banyakpula (orang) Melayu pilihan (yang terpilih)

Menjadi pemimpin (pemerintahan) ia teladan (dapat dijadikan contoh)

Hati bersih (baik) teguh (kokoh) beriman

Menolong tidak memilih (pandang) teman

Banyakpula (orang) Melayu ternama (terkenal)

Adatnya kokoh (kuat) taat beragama

Budi (watak) baikperangai (perilaku) mulia (tinggi)

Dihormati orang tua dan muda


Banyakpula (orang) Melayu pemberani

Menghadapi (melawan) musuh berpantang (tidak mau) lari

Membela (kepada) yang hak (berhak) relalah mati

Pada yang benar ia berdiri (bertumpu)

Banyakpula (orang) Melayu (sifat) penyayang

Rela berkorban menolong orang

Tangan pemurah hati (suka menolong) pun lapang

Berbuat baik muka belakang (didepan dan dibelakang)

Banyakpula (orang) Melayu berilmu (pintar)

Cerdik dan pandai patut ditiru (dijadikan panutan)

Menunjuk mengajar tiadajemu (bosan)

Untuk mengangkat (meninggikan) marwah (harga diri ) Melayu

Kebanyakan (orang) Melayu bersikap terbuka (suka menolong)

Menyambut tamu bermanis muka (ramah)

Kepada orang berbaik sangka

Siapapun datang mereka terima (sambut)

Kebanyakan (orang)Melayu suka menolong

Berbuat baik tak harapkan sanjung (pujian)

Mana yangputus (berakhir) sama disambung (disatukan)

Mana (orang) susah sama dilindung (ditolong)

Kebanyakan (orang)Melayu hati peramah

Siapapun datang diajak singgah (mampir)


Minum dan makan duduk serumah

Tidak memilih (orang) tinggi dan (orang)rendah

Kebanyakan (orang)Melayu hidup menenggang (mempertimbangkan perasaan orang lain)

Tahu menjaga perasaan orang

Belum bertindak banyak menimbang (memikirkan)

Supayajangan menganiaya (menyiksa) orang

Kebanyakan (orang)Melayu suka berkawan (berteman)

Hidup bersaudara seminum semakan (sama-sama senang dan susah)

Lebih dan kurang ia ikhlaskan

Pahit dan manis ia relakan

Kebanyakan (orang)Melayu suka mengalah

Daripada berselisih (berkelahi) biar beralah (mengalah_

Rugi sedikit takjadi masalah

Asalkanjangan menjatuhkan (merendahkan) marwah (harga diri)

Kebanyakan (orang)Melayu suka kan damai

Hidup rukun pantang bercerai

Rezki dimakan beramai-ramai (bersama-sama)

Padi di ladang sama dituai (diambil)

Kebanyakan (orang)Melayu hati pemurah (suka menolong)

Bantu membantu (saling membantu) tak harap upah (gaji)

Rajin memberi kuat bersedekah (memberi sedekah)

Walau hidupnya di dałam susah


Kebanyakan (orang)Melayu berdada lapang

Walaupun susah nampaknya tenang (baik-baik saja)

Hidup tak mau menyusahkan orang

Meminta-minta (mengemis) amatlah pantang (tidak mau)

Kebanyakan (orang)Melayu hatinya rendah (sederhana)

Jarangyang suka bermegah-megah (hal mewah)

Bercakap (berbicara) dengan berlembut lidah (halus)

Menegur (memperingatkan) dengan berbaik tingkah

Kebanyakan (orang)Melayu berhati lembut

Dibujuk dirayu (diyakinkan) cepat menurut (mengikuti)

Berlaku zalim (kejam) ianya takut (gentar)

Berkata (berbicara) kasar terasa takpatut (baik)

Kebanyakan(orang) Melayu hidup sederhana

Mencari harta berpada-pada (secukupnya)

Asalkan cukup makan minumnya (untuk perutnya)

Tenanglah sudah rumah tangganya (keluarga)

Kebanyakan (orang)Melayu tahukan diri (sadar diri)

Jilat menjilat (mencari muka) iajauhi

Mengambil muka (melakukan sesuatu untuk mendapatkan pujian) pantang (tidak mau) sekali

Biarlah hidup menepi-nepi (berada di tepi)

Kebanyakan (orang) Melayu menghargai (memandang penting) ilmu

Duduk mengaji (belajar) tegak berguru (belajar)


Supaya bercakap (berbicara) lidah tak kelu (tidak dapat berkata-kata)

Menghadapi hidup tak dapat malu (hina)

Kebanyakan (orang) Melayu pantang (tidak mau) durhaka (ingkar kepada Tuhan)

Baik ke pemerintah atau ibu bapa

Menahan sabar sehabis daya (sekuat tenaga)

Sampai ke akhir batas (semampunya) sabarnya

Kebanyakan (orang) Melayu tidakpendendam

Seusai (sesudah) marah kebencian padam (habis)

Bermusuh tidak sampai bermalam (berlama-lama)

Berseteru (berkelahi) tidak membawa karam

Kebanyakan (orang) Melayu tak banyak kesah (cerita)

(Hal) Lebih dan kurang tak menjadi masalah

Biarpun hidup di dalam susah (kesulitan)

Daripada berselisih (berkelahi) biar mengalah

Kebanyakan (orang) Melayu memegang (sifat) amanah

Menjunjung (menaati) janji memelihara sumpah

Daripada ingkar (tidak menaati) biarlah punah (musnah)

Daripada khianat (tidak setia) biarlah patah (berhenti)

Tetapi seperti kata pepatah (peribahasa)

Di dalam (hal) baik ada yang (hal) salah

Di dalam (hal) salah ada (hal) baiknya

Tergantung kepada niat hatinya


Sifat (orang) Melayu banyakyang elok (baik hati)

Tetapi banyakpula yang buruk (jelek)

Kadangkala bercampur aduk (bercampur-campur)

Bagaikan (seperti) nasi di dalam periuk

Kalau berkata berterus terang

Mengenai nasib Melayu sekarang

Banyaklah susah (kesulitan) daripada senang (bahagia)

Karena terhimpit (tertekan) muka belakang (dibagian mana saja)

Dahulu hutan tanah Melayu luas (banyak)

Memanfaatkan hasilnya mereka (secara) bebas

Untuk berkebun tidak terbatas (leluasa)

Untuk berladang tinggal menebas (memotong)

Sekarang tanah menjadi rebutan

Harganya melambung (naik) bagaikan intan (barang berharga)

Disitulah banyakpuncak(tinggi) kejahatan

Merampok menipu orang lakukan

Harga tanah semakin melonjak (naik)

Karena pembangunan bertambah banyak (luas)

Sebagian (orang) Melayu mulai terdesak (panik)

Siapa yang (orang Melayu) bodoh mati terinjak (terpijak)

Karena tanah semakin mahal (harganya)


Melayu yang bodoh sibuk menjual (hartanya)

Tanah pusaka (tanah warisan) habis terjual

Akhirnya hanyut dengan tikar bantal

Hidup (orang) Melayu semakin sempit (terbatas)

Tanah yang luas (banyak) tinggal sedikit

Hendak bertahan(hidup) amatlah sulit

Akhirnya habis berdikit-dikit (sedikit demi sedikit)

Di mana-mana orang membangun (mendirikan bangunan)

Membuat (mendirikan) industri ataupun kebun

(Orang) Melayu yang bebal (susah mengerti) duduk melamun

Akhirnya merana (menderita) sepanjang tahun

Nasib (orang) Melayu semakin pedih (menyedihkan)

Di kota di desa mereka (orang Melayu) tersisih

Pemilikan tanah sudah beralih

Sebarang (sembarang) usaha mereka tertindih (tertindas)

Di laut di darat (orang) Melayu tergusur (tergeser dari tempatnya)

Hidup terdesak (tersesak) usaha pun hancur (rusak)

Tuah (keberkahan) dan marwah (kehormatan) semakin luntur (menghilang)

Semangat bersaing (berlomba) semakin kendur (tidak kuat)

Walaupun ada (orang) Melayu berani

Tegak bertahan (tetap pada tempatnya) membela diri

Sayangnya kepala tidak berisi (bodoh)


Dalam berperkara (persoalan) ianya lesi (pucat)

Sebagian (orang) Melayu coba bertahan

Membela tanah kampung halaman

Karena ditekan kiri dan kanan

Semuanya lepas dari tangan (tidak mampu mempertahankan)

Apabila (orang) Melayu tidak bertanah (miskin)

Habislah tuah (keberkahan) hilanglah marwah (harga diri)

Hari depannya (masa depan) tentulah susah (sulit)

Anak cucunya (keturunan) tak tentu arah (tidak tau tujuan)

Tanda-tanda (ciri-ciri) itu mulai nampak (terlihat)

Tanah yang luas tinggal sepetak (sedikit)

Di mana-mana mereka terdesak (tidak leluasa)

Hendak bertahan kelemahan banyak

Mengapa nasib (orang Melayu) jadi begini

Karena (orang) Melayu tak tahu diri (sadar diri)

Hidup lalai lupakan diri (lupa tabiat diri)

Zaman berubah (berkembang) tak sadari (tak peduli)

Sekaranglah baru Melayu ingat (sadar)

Sayangnya sadar sesudah terlambat

Orang berkuasa laut dan darat

Mencari peluang (pekerjaan) persaingan berat


Tetapi seperti kata pepatah (peribahasa)

Biarlah mati daripada menyerah

(Orang) Melayu pun coba membuka langkah (bergerak maju)

Mengangkat (menaikkan) nasib mencari tuah (keberkahan)

Banyaklah (orang) Melayu mencoba bangkit (bangun kembali_

Merebut peluang (pekerjaan) walaupun sulit

Mempertahankan haknya (yang ia miliki) walaupun sakit

Mengangkat marwah (harga diri) walau terhimpit (terbatas)

Generasi mudanya (Pemuda) berangsur (mulai) sadar

Musim beralih (berpindah) zaman beredar (berkeliling)

Tidak berilmu hidup kan sukar(susah)

Karenanya banyak tekun (rajin) belajar

Banyaklah sudah bergelar (memiliki gelar) sarjana

Beragam (banyak) ilmu mengisi (yang ada di) kepala

Tetapi peluang (pekerjaan) nyaris tak ada

Ilmu dituntut (dicari) tak banyak guna (bermanfaat)

Walaupun banyak ilmu dicari (belajar)

Tetapi belum banyak berarti (bermanfaat)

Karena tak sanggup berdiri sendiri (mandiri)

Niatnya (ingin) menjadi pegawai negeri

Menjadi pegawai (pegawai negeri) tidaklah mudah

Karena pelamar (pelamar kerja) berlimpah ruah (sangat banyak)


Disana muncul berbagai (banyak) masalah

Ditambah lagi kerja menyalah (menyimpang)

Orang berebut menjadi pegawai (pegawai negeri)

Berduyun-duyun (berbondong-bondong) bagai (seperti) anai-anai (rayap-rayap)

Kebanyakan gagal niat tak sampai

Akhirnya hidup tergapai-gapai (terulur-ulur)

Karena (orang Melayu) ingin menjadi pegawai (pegawai negeri)

Kerja yang lain jada terabai (diabaikan)

Ilmu dituntut (dicari) tidak terpakai (tidak digunakan)

Akhirnya (orang) Melayu hidup meragai

Kalau (orang) Melayu mau berusaha

Tentulah banyakpeluang (pekerjaan) kerja

Tetapi karena menunggu (menanti) saja

Akhirnya ilmu tersia-sia (tidak berguna)

Sudah banyakpemuda Melayu

Menyandang gelar (sarjana) memiliki ilmu (pintar)

Tetapi sayang berusaha tak mau

Akhirnya hidup tidak menentu (tidak mempunyai tujuan)

Beginilah (seperti inilah) nasib Melayu sekarang

Berilmu ada (pintar) berusaha (membuka usaha) kurang

Peluang (pekerjaan) yang ada diambil orang (bukan orang Melayu)

Di rumah sendiri hidup mengerang (mengeluh)


Apalagi hidup di zaman kini

Perubahan (perkembangan) berlangsung (berjalan) sepanjang hari

Apabila (orang)Melayu kurang teliti (tidak cermat)

Alamat kelaparan di rumah sendiri (kampung)

Zaman sekarang orang berebut

Mencari kerja ke (daerah) darat ke (daerah)laut

Siapa lalai akan ke buntut (tertinggal)

Siapa bebal (susah mengerti) tentulah hanyut (terbawa arus)

Zaman sekarangpersaingan ketat

Mencari kerja syaratnya berat

Siapa lengah (tidak berhati-hati) tak kan mendapat

Siapa lemah kan kena lipat

Zaman sekarang takpilih bulu

Siapa tangguh (kuat) dia yang maju

Siapa (orang) lemah kan mati kutu (tidak maju)

Tidakpeduli orang Melayu

Zaman sekarang era (serba) teknologi

Kemajuan (perkembangan) ilmu semakin tinggi

Siapa yang bebal (susah mengerti) akan ke tepi (terpinggirkan)

Siapa yang handaljayalah diri

Zaman sekarang zaman bersaing (berlomba)

Tak kira pribumi (orang asli Melayu) ataupun (orang)asing


Siapa tak siap (sedia) akan tergiling (tergilas)

Siapa yang lalai (tidak hati-hati) akan terguling (tergelincir)

Zaman sekarang persaingan (perlombaan) (dengan cara) bebas

Ada berlembut (dengan cara lembut) ada berkeras (dengan cara keras)

Ada yang curang (tidak jujur) libas melibas (saling menindas)

Ada yang berkuasa rampas merampas (saling berebut paksa)

Zaman sekarang semua berebut

Mencari peluang (pekerjaan) bergulut-gulut (dengan cepat)

Lengah (malas) sedikit rezki kan luput (hilang)

Apabila menunggu laparlah perut

Zaıııan sekarang bernafsu nafsi (berbuat dengan kehendak hati sendiri)

Sesama saudara tidakpeduli

Makan memakan sama sendiri

Asal dirinya mendapat rezki (keuntungan)

Zaman sekarang, orang berbuat dengan kehendak hati sendiri, tidak peduli dengan sesama
saudara, asalkan dirinya mendapatkan keuntungan.

Zanıan sekarang gila-gilaan (sekehendak hati)

Harta dan pangkat (jabatan) jadi tııjııan

Hilanglah rasa setia kawan (pertemanan)

Membuang saudara orang tak segan

Zaman sekarang banyak (orang) yang rusak (tidak baik)

Hilanglah budi (pekerti) runtuhlah (hilanglah) akhlak


Maksiat (hal jahat) menjalar (datang) kejahatan merebak (banyak)

Marwah(harga diri) pupus (hilang)tuah (keberkahan) tercampak (terbuang)

Zaman sekarang semuanya canggih (modern)

Berpacu (berlomba-lomba) ilmu merebut lebih

Siapa di atas (pemimpin) tindih ınenindih (saling menekan)

Siapa di bawah (bawahan) semakin pedih (sakit)

Zaman sekarang iman melonggar (melemah)

Budaya tempatan (asli) semakin pudar (menghilang)

Kemewahan dunia yang orang kejar

Karenanya banyak maksiat (kejahatan) dan makar (tipu muslihat)

Zaman sekarang zaman globalisasi (terpengaruh oleh budaya lain)

Perubahan (perkembangan zaman) terjadi di sana sini

Orang berpacu (berlomba) merebut posisi (jabatan)

Sedikit (orang)yang menang banyak(orang)yang lesi (pucat)

Zaman sekarang zaman terbalik

Kerja maksiat (kejahatan) dianggap baik

Siapa(orang)jujur leher dicekik (mencekam)

Siapa(orang) lurus kepala dipirik (ditumbuk)

Zaman sekarang zaman menyalah (menyimpang)

Bila berkuasa (mempunyai jabatan) memakan (menindas) yang lemah (bawahan)

Bila berharta (kaya) bertambah serakah (rakus)

Bila berilmu (pintar) memecah belah (tidak rukun)


Zaman sekarang banyaklah dajal (orang yang buruk kelakuannya)

Menipu menyamun mukanya tebal (tidak mempunyai rasa malu)

Memperbodoh orang sehabis akal (dengan segala cara)

Rakyat teraniaya (tertindas) tanah terjual

Zaman sekarang banyakyang gila (berlebih-lebihan)

Ada yang gila memburu (mengejar) harta

Ada yang gila memburu (mengejar) kuasa

Ada yang gila karena teraniaya (tertindas)

Zaman sekarang banyakyangjatuh (susah)

Ada yangjatuh karena bodoh (tidak punya ilmu)

Ada yangjatuh karena pelupuh (tertekan)

Ada yangjatuh karena disuruh (diperbudak)

Zaman sekarang banyakpedagang

Memperjualbelikan bermacam (jenis) barang

Ada menjual hutan tanah (milik) orang

Ada berdagang anak bini (istri) orang

Zaman sekarang zaman (banyak) pedagang (penjual)

Karena kuasa (wewenang) ia memegang (menguasai)

Telunjuknya laku (berguna) muka belakang (dimana saja)

Sebatang cakapnya didengar orang

Zaman sekarang zaman (dibangun) industri

Kilang dibangun di sana sini (dimana-mana)


Modal mengalir (banyak) dari luar negeri

(orang)Melayu yang bebal (susah mengerti) makin menepi (terpinggirkan)

Karena industri terus berkembang

Sempitlah (habislah) tanah untuk berladang

Pribumi(orang asli Melayu) terdesak harapan hilang

Hidup mereka(orang Melayu) semakin mengambang (terhalang)

Dibuka pula perkebunan besar (luas)

Luasnya (kebun) sampaijutaan hektar

Habislah ranap (rata dengan tanah) hutan belukar (semak)

Penduduk tempatan (orang Melayu asli)banyak terlantar (terbuang)

Habis bulan berganti tahun (waktu berjalan)

Nasib (orang) Melayu naik (senang) dan turun (susah)

Hilang akal duduk melamun (termenung)

Akhirnya busuk (rusak) bagai (buah) mentimun

Berbilang musim sudah berlalu (waktu berlalu)

Nasib (orang)Melayu belum menentu (jelas)

Hidupnya masih bimbang dan ragu

Harta pun hilang satu persatu (menghilang)

Walaupun sekarang banyak(orang Melayu)yang sadar

Bahwa (orang)Melayu sering terlantar (terbuang)

Hendak bangkit (bangun) banyak melanggar (melawan)

Hendak bercakap (bebicara) lidah gemetar (takut)


Banyak (orang)Melayu mencoba tegak (bangkit)

Mengangkat (menaikkan) muka mengembangkan kepak (kemampuan)

Karena hidup berpuak-puak (bergerombol)

Akhirnyajatuh berlebuk-lebak (bersama-sama)

Sebagian (orang)Melayu mengangkat suara (cerita)

Menyampaikan nasib hidup sengsara (menderita)

Sayangnya tidak seiya sekata (kompak)

Lidah kelu (kaku) tak ada hasilnya

Banyak pula (orang)Melayu mengeritik (mengemukakan pendapat)

Melalui tulisan panjang dan pendek

Tetapi karena kalah cerdik (pintar)

Akhirnya hidup tetap terindik (tertindas)

Banyakpula (orang)Melayu berseminar (belajar)

Mengumpulkan ahli beserta pakar (ahli)

Karena kendali pada orang luar (bukan orang Melayu)

(orang)Melayu pun tetap hidup terkapar (terhantar)

Ada pula (orang)Melayu pemberani

Menyampaikan keritik (pendapat) di sana sini (dimana-mana)

Tetapi karena berjalan sendiri (seorang diri)

Akhirnya ia masuk peti (tempat tertutup)

Ada pula (orang)Melayu yang nekad (kemauan kuat)


Menentang (melawan) arus yang makin kuat (hal yang salah)

Ke mana pergi ia dihembat (dihalang)

Saudara sendiri turut mengumpat (mencaci)

Ada (orang)Melayu bercakap lantang (berbicara keras)

Di dalamforum (lembaga) ia terpandang (dihormati)

Tetapi bila ditegur (dikritik) orang

Ia pun diam berbalik belakang (tidak melawan)

Ada (orang)Melayu (menjadi) mewakili (perwakilan) rakyat

Bercakap (berbicara) pandai berpidato pun hebat

Sayangnya kurang memperhatikan (memperdulikan) umat

Amanah dan sumpah banyak tak ingat (tepati)

Ada (orang)Melayu ternama pakar (ahli)

Waktunya habis untuk seminar (belajar)

Sayang cakapnya tak ada mendengar (dipedulikan)

Balik ke rumah anak bininya (istri) lapar

Sebenarnya banyak (orang)Melayu terkenal (ternama)

Gelar berderet (banyak gelar sarjana) ilmu pun handal (pandai)

Tetapi karena takut dicekal (ditangkal)

Dirinya selamat (terbebas dari bahaya) rakyat terjual (terbuang)

Banyakpula (orang)Melayu yang taat (tunduk)

Mencoba tegak (bangkit) pembela umat (masyarakat)


Sayang dirinya hidup melarat (miskin)

Baru melangkah (memulai) sudah sekarat (keadaan menjelang kematian)

Banyak (orang)Melayu merasa kasihan (iba hati)

Melihat kaumnya (rakyatnya) dalam kesusahan

Hendak menolong awak (diri sendiri) kelaparan

Hendak bertindak (melakukan sesuatu) tak ada kekuatan

Banyak orang Melayu yang merasa iba hati melihat rakyatnya susah, tetapi tidak ada daya
untuk menolong.

Banyak (orang) Melayu merasa iba (kasihan)

Menengok (melihat) nasib rakyat jelata (rakyat miskin)

Hendak menolong awak pun papa (miskin)

Hendak bertindak (menolong) tak ada daya (kekuatan)

Banyak (orang) Melayu bercakap di tepi (pinggir)

Menceritakan nasib (orang) Melayu kini (sekarang)

Berbicara lantang (keras) tidak berani

Takut tercampak atau digari (terbuang)

Ada (orang) Melayu hidup berjaya (berhasil)

Karena mau bermuka dua (tidak tetap pendirian)

Ke mari memuji ke sana memuja

Kaumnya melarat (sengsara) ia tak kena (tidak luput)

Ada (orang) Melayu yang hidup senang


Karena menyelit (menyisip) di ketiak orang (bukan orang Melayu)

Kaumnya susah ia takpandang (lihat)

Harga dirinya sudah melayang (terbang)

Ada (orang) Melayu berpangkat (mempunyai jabatan) tinggi

Karena ke atas (pimpinan) rajin memuji

Nasib bawahan (orang rendahan) tidak peduli

Entah hidup (senang) entah kan mati (susah)

Banyak pula (orang) Melayu semenggah (patut)

Membela umat (rakyat) hatinya tabah (sabar)

Tetapi sayang pangkatnya (jabatan) rendah

Menghadapi atasan (bagaikan) tergigit lidah

Banyak sudah masalah menimpa (menindih)

Ke pundak (orang) Melayu yang miskin papa (melarat)

Karenanya hidup tetap terlunta (merana)

Merubah nasib entah pabila (tidak jelas waktunya)

Masalah datang tubi bertubi (terus menerus)

Menimpa (orang) Melayu setengah mati

Beban bertambah (banyak) setiap hari

Bila (kapan) kan dapat tegak berdiri (bangkit)

Bila diingat dikenang-kenang (dibayangkan)

Kebanggaan (orang) Melayu semakin hilang (memudar)

Di rumahnya (kampung halaman) orang bersenang lenang


Awak menepi (terpinggir) hidup terbuang (sia-sia)

Bila disimak diamat-amati (diperhatikan)

Kebanyakan (orang) Melayu nyarislah (hampir) lesi (pucat)

Masuk gelanggang (lapangan) tidak berani

Hidup memencil (terasing) membawa diri

Bila ditengok ditimbang-timbang

Nasib (orang) Melayu zaman sekarang

Banyak melarat (miskin) sedikit (orang Melayu) yang senang

Di rumah sendiri (kampung sendiri) bagai penumpang (orang yang menumpang)

Bila dijenguk (dilihat) ke kampung-kampung

Nampak (orang) Melayu yang makin bingung (hilang akal)

Hutan tanahnya terpancung-pancung (ditanda dan diambil oleh orang)

Diambil orang tak ada berhitung (pelit)

Di kampung-kampung orang merintih

Musibah datang bertumpang tindih

Ada tanahnya diambil alih

Ada berladang kehabisan benih

Di kampung orang mengeluh, masalah selalu datang, tanah dan ladang diambil oleh orang
lain.

Begitulah (seperti itulah) nasib orang Melayu

Bagaikan pohon semakin layu

Jayanya (kehebatan) tinggal di masa lalu


Masa hadapan (masa depan) belumlah tahu (tujuan)

Nasib (orang) Melayu semakin mengambang (menghalangi)

Dilanda musibah muka belakang (dimana-mana)

Di kampung sendiri hidup menumpang (menjadi penumpang)

Makan mengais pagi dan petang (sepanjang hari)

Nasib (orang) Melayu tidak menentu (pasti)

Terombang-ambing (tidak berketentuan) sepanjang waktu

Dikatakan (diucapkan) mundur nampaknya (terlihat) maju

Pusaka (harta warisan) punah (hilang) satu per satu

Kalau ditengok (dilihat) selayang pandang (selintas)

Di bumi Melayu pembangunan berkembang

Kilang menyemut (berkerumun) perkebunan terbentang (terbuka luas)

Tetapi semuanya dimiliki (punya) orang

Kalau ditengok (dilihat) sepintas lalu (sekilas)

Sungguhlah makmur (kaya) negeri Melayu

Pembangunan pesat hilir dan hulu (dimana-mana)

Padahal tak banyak menyentuh (orang) Melayu

Demikianlah (Seperti itulah) syair Nasib (orang) Melayu

Benar salahnya Allah yang tahu

Melepaskan (mencurahkan) hasrat (harapan) di dalam kalbu (hati)

Mengingat orang (lain) yang belum tahu


Kepada Allah kita berserah (menyerahkan)

Semoga (orang) Melayu hidup semenggah (layak)

Tegak dan duduk dalam bertuah (keberkahan)

Turun temurun (orang tua ke anak) beroleh berkah

Kepada Allah bermohon (meminta) ampun

Semoga berjaya (hebat) (bangsa) Melayu serumpun (satu bangsa)

Mana yang putus (terpotong) sama ditampun (diperbaiki)

Mana yang rusak (hancur) sama dibangun (kembali)

Ke generasi muda (pemuda) kita berharap

Kuatkan semangat betulkan (memperbaiki) sikap

Kokohkan iman tinggikan (menaikkan) adab

Supaya (orang) Melayu berdiri tegap (bertahan)

Ke generasi muda kita berpesan (meminta)

Hapuslah sifat malas dan segan (enggan)

Isilah diri dengan ilmu pengetahuan

Supaya (orang) Melayu tidak ketinggalan (tertinggal)

Ke generasi muda kita beramanah (memberi pesan)

Merebutpeluang (pekerjaan) janganlah lengah (lalai)

Dalam bersaing (berlomba) hendaklah tabah (sabar)

Supaya (orang) Melayu hidup bermarwah (terhormat)

Ke generasi muda kita beramanat (memberi pesan)

Jauhkan sifat jilat-menjilat (memuji atasa untuk memperoleh manfaat)

Hindarkan diri dari maksiat (perbuatan jahat)


Supaya (orang) Melayu hidup selamat (terbebas dari malapetaka)

Ke generasi muda kita berpetuah (memberi petuah)

Hindarkan hidup berpecah-belah (bermusuhan)

Tolong menolong (keadaan) senang dan (keadaan) susah

Supaya (orang) Melayu diberkahi Allah

Ke generasi muda kita berseru (berkata)

Mengakui kelemahan (kekurangan) janganlah malu

Dalam bertindak tak usah ragu (bimbang)

Supaya tegak (berdiri) kejayaan Melayu

Ke generasi muda kita berperi (berkata)

Bulatkan tekad luruskan hati (niat)

Dalam bersaing (berlomba) hendaklah berani

Agar menjadi tuan (disegani) di rumah (kampung) sendiri

Ke generasi muda kita berwasiat (memberikan nasihat)

Kembangkan budaya teguhkan (kokohkan) adat (Melayu)

Tahu berhitung bijak berhemat (pandai mengatur keuangan)

Supaya sejahtera dunia akhirat

Sesama (orang) Melayu kita ingatkan

Janganlah silau (kagum) oleh kekayaan

Seimbangkan harta dengan keimanan

Supaya selamat di hari kemudian (masa depan)


Sesama sebangsa (satu bangsa Melayu) kita berpesan (memberikan pesan)

Janganlah suka memakan (menindas) teman

Loba (serakah) dan tamak (rakus) kita jauhkan

Supaya kekal (abadi) tali persaudaraan

Hiduplah rukun sama sebangsa (sesama orang Melayu)

Tenggang menenggang (menimbang) rasa merasa (perasaan)

Berkuasa (mempunyai kuasa) jangan paksa memaksa

Kaya pun jangan menjual (mengkhianati) bangsa

Bangsa kita (Melayu) bangsa berbudi (berakal)

Di atas kebajikan (perbuatan baik) ia berdiri

Kenyangnya (rezeki) tidak (untung) seorang diri

Peluang (pekerjaan) dan rezki sama dibagi (sama rata)

Kepada pendatang (orang bukan penduduk asli) kita ingatkan

Mencari nafkah (pendapatan) jangan menghabiskan (menyelesaikan)

Fikirkan nasib penduduk tempatan (penduduk asli Melayu)

Supaya hidup tak bermusuhan (berkelahi)

Para pendatang (orang bukan penduduk asli) hendaklah ingat

Orang Melayu menjunjung (memprioritaskan) adat (Melayu)

Jangan diajar (dipengaruhi) dengki maksiat (perbuatan jahat)

Supaya semua (orang) hidup selamat (terbebas dari bahaya)

Para pendatang (orang bukan penduduk asli) harus mengerti

Orang Melayu berbaik pekerti (akhlak)

Karena baiknya jangan dipelesi (dimanfaatkan)


(Orang) Melayu pun berani menghadang (melawan) mati (nyawa)

Para pendatang (orang bukan penduduk asli) jangan temberang (membual)

Berlaku zalim (kejam) sewenang-wenang (semena-mena)

Menipu merampas (mengambil paksa) hak milik (kepunyaan) orang

(orang) Melayu pun sanggup (berani) menentang pedang

Para pendatang (orang bukan penduduk asli) haruslah tahu

Menghormati adat dan budaya Melayu

Janganlah datang mengharu biru (seenaknya)

Supaya tidak menjadi seteru (perselisihan)

Para pendatang (orang bukan penduduk asli) hendaklah faham (mengerti)

Bahwa (orang) Melayu kebanyakan (mayoritas) Islam

Jangan dibuat perangai (perilaku) haram (hal yang dilarang)

Supaya (orang) Melayu tidak mendendam (membalas kejahatan)

Para pendatang (orang bukan penduduk asli) jangan melagak (sombong)

Menunjukkan kuasa dan harta banyak

Pantang (orang) Melayu kepalanya diinjak (direndahkan)

Sekali melawan banyak yang rusak (hancur)

Pepatah (Peribahasa) Melayu sudah mengingatkan (memberi tahu)

Pantangan ikan ia kekeringan

Pantangan manusia ia dipermalukan

Pantangan (orang) Melayu ia dihinakan


Kalau pendatang (orang bukan penduduk asli) melanggar (melawan) pantang (larangan yang
sudah dibuat)

Memperlakukan (orang) Melayu sewenang-wenang (semena-mena)

Disitulah tempat (orang) Melayu berang (marah)

Esanya hilang kedua terbilang

Walaupun (orang) Melayu suka beralah (suka mengalah)

Lebih kurang (materi) sedikit tidak (menjadi) masalah

Tetapi jangan kepalanya dilapah (dipotong)

Amuknya bangkit (bangun) berkuah darah (berdarah)

Walaupun (orang) Melayu hatinya lembut (baik)

Terhadap pendatang (orang bukan penduduk asli) bermanis mulut (ramah)

Tetapi jangan haknya direbut (diambil paksa)

(orang) Melayu pun sanggup menghadapi maut (mengorbankan nyawa)

Walaupun (orang) Melayu berdada lapang (ikhlas)

Kepada orang suka menenggang (memikirkan perasaan orang lain)

Tetapi jangan hidupnya dikekang (dibatasi)

Disitulah kesabaran mereka kan hilang (habis)

Walaupun (orang) Melayu suka berdamai (tenteram)

Hidup rukun beramai-ramai

Tetapi jangan ia digulai (diganggu)

Membunuh orang pun Melayu pandai

Walaupun (orang) Melayu pantang mendurhaka (tidak mau ingkar)


Kepada pemimpin taat setia

Tetapi jangan mereka dianiaya (disiksa)

(orang) Melayu pun berani menyabung nyawa (mempertaruhkan nyawa)

Walaupun (orang) Melayu hidup sederhana

Memadakan (memuaskan) rezki apa adanya (seadanya)

Tetapi jangan mereka dihina (dicaci)

(orang) Melayu pun tahu menjaga marwahnya (harga dirinya)

Walaupun (orang) Melayu kebanyakan melarat (miskin)

Hidup miskin makan bersukat (ditakar)

Tetapi jangan mereka dijerat (dijebak)

(orang) Melayu pun berani membela martabat (kehormatan)

Walaupun (orang) Melayu hidupnya susah

Ke (daerah) laut ke (daerah) darat mencari nafkah (pendapatan)

Tetapi pantang ia dilapah (dipotong)

Siapa melapah (memotong) kepalanya pecah

Walaupun (orang) Melayu banyak yang bodoh (tidak memiliki ilmu)

Tetapi jangan diperbodoh-bodoh (ditipu)

Atau diperlakukan tidak senonoh (patut)

Mereka (orang Melayu) pun sanggup untuk membunuh

Walaupun (orang) Melayu imannya kuat

Dalam beragama terkenal taat (tunduk)

Tetapi jangan ia dikhianat


(orang) Melayu pun mampu berbuat nekad (kemauan kuat)

Walaupun (orang) Melayu suka berkawan

Hidup bersahabat sepanjang zaman

Tetapi jangan ia (orang Melayu) dipermainkan

Mereka (orang Melayu) pun sanggup menjadi lawan (musuh)

Walaupun (orang) Melayu suka membantu

Menolong orang tak pilih (pandang) bulu (latar belakang)

Tetapi pantang (jangan) mereka ditipu

Bila ditipu menjadilah seteru (perkelahian)

Sampai di sini syairpun tamat (berakhir)

(Hal) Salah benarnya boleh dilihat

Semoga dapat jadi pengingat

Di masa depan membawa manfaat

Usailah (Berakhir) syair Nasib Melayu

Tercurah (terkeluarkan) sudah kandungan kalbu (isi hati)

Niat ikhlas mengangkat (meninggikan) Melayu

Bukan memberi aib dan malu

Syair ditulis selesailah sudah

Semoga ada membawa faedah (manfaat)

Melayu tegak hidup bermarwah (mempunyai harga diri)

Nasibnya baik tuah (keberkahan) bertambah (banyak)


Alhamdulillah penutup kata

Puji syukur ke Allah semata (esa)

Semoga menjauh segala nista (keburukan)

(bangsa) Melayu pun hidup senang sentosa (bahagia)

Alhamdulillah sebagai penutup kata, pujian dan rasa syukur kepada Allah, semoga dijauhkan
dari segala keburukan dan Melayu hidup bahagia.

2.2. Kajian Hermeneutik

Dari pembacaan heuristik, dapat disimpulkan bahwa syair Nasib Melayu terbagi atas
beberapa makna besar yakni,

1. Pembukaan syair
2. Sejarah
3. Sifat dan karakter
4. Kehidupan
5. Amanah
6. Penutup

1. Pembukaan Syair

Pembukaan Syair Nasib Melayu dibuka dengan bismillah yang artinya dengan

nama Allah. Dalam agama Islam, untuk memulai sesuatu hal atau kegiatan sangat baik

jika dengan membaca bismillah. Penyair menyusun syair Nasib Melayu di hari yang

sudah larut malam sambil mengungkapkan isi hati dan mengeluarkan perasaan yang

dirasakan penyair untuk menulis syair Nasib Melayu. Nasib orang Melayu diceritakan

oleh orang lain dari dulu hingga sekarang. Walaupun sudah banyak dikaji oleh orang,

tetapi penyair tetap ingin mengkaji tentang nasib orang Melayu melalui syair yang

ditulisnya yakni syair Nasib Melayu.Banyaknya penilaian orang terhadap orang


Melayu, ada yang menilai secara baik dan ada juga yang buruk. Dengan berjalannya

waktu, nasib orang Melayu belum tentu baik dan senang walaupun dikampung

halamannya sendiri.

2. Sejarah

Melayu sudah tercatat dalam sejarah sebagai bangsa yang bermartabat dan kaya.

Pada zaman dahulu, orang Melayu adalah orang yang terpandang, kekuasaan dan

harga diri orang Melayu sangatlah dijunjung tinggi. Orang Melayu dikenal sebagai

orang yang memiliki sifat baik hati, ramah, mudah diajak bekerja sama dan suka

menolong orang lain dan orang asing.

Dahulu bangsa Melayu memiliki kejayaan di sepanjang pulau Bintan, Temasik

dan Melaka. Pada zaman Melayu masih berjaya, kerajaan Melayu dihormati oleh

orang lain. Budaya dan ekonomi berkembang sehingga kehidupan rakyat pun

sejahtera. Tetapi karena bangsa Melayu terkenal akan kekayaannya, orang asing mulai

menginginkan kekayaan dan kejayaan kerajaan Melayu pada saat itu. Orang asing

merebut dan berusaha untuk membuat perselisihan antar sesama orang Melayu.

Kerajaan Melaka berhasil direbut oleh Portugis, perlahan-lahan kerajaan-kerajaan

Melayu yang besar mulai mengecil. Tetapi di sisi lain, kerajaan Johor berkembang

menjadi kerajaan yang besar, kerajaan Johor dipimpin oleh raja yang menjadi pewaris

Melaka. Masa jaya kerajaan Johor juga tidak berlangsung lama karena banyaknya

musibah dan pertengkaran yang ada di kerajaan Johor.

Walaupun kerajaan Johor sudah tidak berjaya lagi, banyak kerajaan Melayu

yang mulai berdiri, seperti kerajaan Riau Lingga yang ada di pulau Selat Melaka,
kerajaan Siak Sri Indrapura yang menguasai daerah pesisir Sumatra, kerajaan Gunung

Sahilan yang ada di daerah Kampar, Kerajaan Indragiri yang ada di Kuantan, kerajaan

Rokan, kerajaan Tambusai, kerajaan Pekaitan, ke kerajaan-kerajaan tersebutlah orang

Melayu mencari tempat tinggal dan mencari pekerjaan untuk kehidupan mereka yang

lebih baik lagi.

Kerajaan-kerajaan Melayu tidak bersatu sebagai kebangsaan Melayu yang utuh,

orang-orang Melayu mudah dihasut sehingga mereka berkelahi satu sama lainnya.

Memperebutkan kekayaan dan tahta antar saudara sehingga kehidupan orang Melayu

menjadi sengsara. Melihat bangsa Melayu yang semakin melemah, bangsa asing

menjadi senang hati untuk menjajah tanah Melayu. Kerajaan-kerajaan Melayu dijajah

oleh Belanda, satu per satu kerajaan mulai runtuh. Ada beberapa kerajaan tetap

berdiri, tetapi tidak memiliki kekuasaan penuh karena sudah diatur oleh bangsa

Belanda, raja Melayu hanya menjadi pajangan dan tidak bisa berbuat apa-apa dibawah

kekuasaan Belanda. Bangsa Melayu dijajah beratus tahun oleh Belanda, orang Melayu

hidup miskin dan tidak mempunyai harga diri lagi. Selama bangsa Melayu dijajah

oleh Belanda, penjajah tidak mau memberi ilmu kepada orang Melayu sehingga orang

Melayu tidak memiliki ilmu, sesama saudara berkelahi karena di adu oleh Belanda.

Rakyat hidup miskin dan sengsara, penjajah bertingkah kejam kepada rakyat Melayu.

Rakyat Melayu akhirnya melawan penjajah dan berjuang untuk mengembalikan

harga diri yang sudah tiada. Tetapi rakyat kurang kompak dalam melawan para

penjajah sehingga tetap kalah oleh bangsa Belanda. Banyak pemuda Melayu yang

meninggal, harta dan tanah melayu dirampas oleh penjajah dan para rakyat cemas dan

khawatir akan masa depannya.


Lalu terjadilah perang dunia kedua dan akhirnya Belanda kalah oleh Jepang.

Jepang datang ke tanah Melayu dan orang Melayu menyambut kedatangan Jepang

dengan baik dan ramah karena berterimakasih sudah mengalahkan Belanda, tetapi

pada kenyataannya Jepang datang bukan untuk membantu Melayu, melainkan untuk

menjajah juga.

Masa Penjajahan Jepang lebih jahat daripada Belanda, jika melawan di bawah

kekuasaan Jepang, maka nyawa yang menjadi taruhannya. Rakyat dipaksa untuk

bekerja sepanjang hari dan tidak diberikan makanan dan upah. Tetapi Jepang tidak

lama menjajah tanah Melayu karena dikalahkan oleh sekutum bangsa Melayu

membebaskan diri dan merdeka. Sebelum Indonesia merdeka, Belanda datang

kembali untuk menjajah, tetapi rakyat Indonesia bertekad hati untuk melawan dan

berani menghadapi penjajah. Indonesia dan Belanda perang, mengorbankan nyawa

demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Perjuangan rakyat Indonesia tidak sia-sia dan

akhirnya Indonesia merdeka.

3. Sifat jelek orang melayu

Pembangunan di daerah Melayu berkembang pesat baik di daerah pesisir, laut

dan darat. Terdapat banyak peluang pekerjaan dan usaha yang bisa dibangun. Tetapi

karena orang Melayu tidak memiliki ilmu yang berarti, peluang pekerjaan hilang

dengan sia-sia, dan diambil oleh orang lain. Zaman sekarang, ilmu pengetahuan

menjadi ukuran seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, bukan berdasarkan sukunya

Melayu atau tidak, melainkan orang yang mempunyai kemampuan maka dia yang

mendapatkan pekerjaan. Di keadaan seperti inilah Melayu jatuh karena sifat bodohnya

dan peluang yang ada menjadi hilang. Nasib orang Melayu menjadi menyedihkan.
Tetapi tidak semua orang Melayu mempunyai sifat bodoh, ada juga orang Melayu

yang pintar jika mau belajar, orang seperti inilah yang dapat hidup dengan baik.

Sifat buruk orang Melayu yang lainnya adalah suka mengenang masa lalu, tidak

ingin maju mengikuti perkembangan zaman dan akhirnya hidup dengan kebodohan.

Tidak mengikuti perkembangan zaman, tidak menuntut ilmu secara serius dan

akhirnya nasib orang Melayu yang tidak menuntut ilmu itu jadi orang yang susah.

Sebagian orang melayu memiliki sifat manja, hidupnya bergantung pada harta warisan

dan tidak percaya pada usahanya sendiri. Sebagian orang melayu memiliki sifat keras

kepala, tidak mau bekerja yang membutuhkan tenaga fisik. Sebagian orang melayu

memilih-milih pekerjaan, tidak mau mengerjakaan pekerjaan yang berat dan selalu

kalah jika bersaing dengan orang lain. Sebagian orang melayu tidak mau hidup susah,

selalu ingin mencari pekerjaan yang mudah saja. Sebagian orang Melayu tidak

memiliki tujuan, memiliki sifat tidak punya pendirian dan akhirnya hidup di dalam

naungan orang lain. Sebagian orang Melayu memiliki sifat tidak teliti, tidak pandai

dalam mencari peluang pekerjaan dan selalu menanti kesempatan dari orang lain

sehingga hidupnya dihabiskan dengan melamun. Sebagian orang Melayu

menggantungkan hidupnya kepada orang lain, tidak mau berusaha sendiri dan tidak

memiliki kepercayaan diri, maka lambat laun ia akan tersingkir. Sebagian orang

Melayu memiliki sifat pemalu, tidak mau meminta pertolongan orang lain dan hanya

menunggu orang daripada harus bersusah payah meminta tolong kepada orang.

Sebagian orang Melayu memiliki sifat tidak mau semangat dan bekerja keras, tidak

pandai mencari peluang pekerjaan dan akhirnya hidupnya bertambah susah. Sebagian

orang melayu memiliki hati yang tidak tetap dan ragu, tidak kuat untuk menghadapi

tantangan. Sebagian orang Melayu memiliki sifat perajuk, memiliki pikiran dan akal

yang kurang luas, tidak percaya diri ketika bersaing dengan orang lain. Sebagian
orang Melayu memiliki sifat boros, harta dihabiskan untuk hal yang tidak bermanfaat

dan tidak memikirkan masa depannya. Sebagian orang Melayu melakukan perbuatan

yang sia-sia, suka mengatakan perkataan yang tidak beraedah, tidak mempunyai ilmu

dan bekerja tidak sungguh-sungguh. Sebagian orang Melalu suka lupa akan jati

dirinya, tidak perduli terhadap perkembangan zaman, membuang-buang waktu dan

akhirnya hidup dengan tidak memperoleh hal yang berguna. Sebagian orang Melayu

pemalas, hanya diam dan menunggu peluang datang tanpa adanya usaha. Sebagian

orang Melayu tidak mau susah dan mudah mengeluh dalam bekerja, jika berlomba

akan kalah. Sebagian orang Melayu tidak sadar akan kekurangan dirinya, jika ada

orang lain yang lebih maju daripada dirinya ia akan iri, Sebagian orang Melayu

berfikiran sempit, tidak memikirkan masa depan, melupakan modal untuk kehidupan

dunia dan akhirat. Sebagian orang melayu sombong, suka membanggakan dan

berbohong kepada orang lain, Sebagian orang Melayu hidup berkelompok, satu sama

lain tidak akur dan suka menjelekkan. Sebagian orang Melayu suka memperebutkan

harta warisan, suka buruk sangka terhadap saudaranya sendiri, rahmat dalam

kehidupannya pun hilang. Sebagian orang Melayu memperebutkan jabatan, saling

menjelekkan satu sama lain, suka menyulitkan saudara sendiri, dan akhirnya semua

dari mereka tidak ada yang mendapatkan jabatan tersebut. Sebagian orang Melayu

memiliki sifat pengecut, tidak bisa menegakkan kebenaran dan hanya menggerutu

didalam hati. Sebagian orang Melayu suka termakan sumpah sendiri, akal menjadi

hilang dan akhirnya hidup tidak mempunyai harga diri. Sebagian orang Melayu terlalu

sibuk dengan dunia, mementingkan jabatan dan mencari harta, agama dan imannya

menghilang. Sebagian orang Melayu suka menjual hartanya, harta dan kekayaannya

dijual kepada orang lain, akhirnya anak dan cucunya menjadi miskin. Sebagian orang

Melayu suka menjelekkan orang lain, memfitnah orang lain, suka iri kepada orang dan
hidup yang rukun menjadi terpecah. Sebagian orang Melayu suka menghasut orang

lain, suka menjadikan orang yang sepaham menjadi berselisih untuk kepentingan diri

sendiri, hidup yang awalnya damai berubah menjadi tidak karuan dan berselisih antar

saudara. Sebagian orang Melayu suka berbuat sesuatu untuk menyenangkan orang

lain dengan cara yang tidak baik agar mendapatkan hal yang menguntungkan baginya.

Bersaing terhadap saudara dan akhirnya hidup dengan tidak damai. Perubahan yang

lain adalah kehidupan orang Melayu hanya berorientasi kepada harta dan benda saja,

banyak orang Melayu mengejar harta dan kekayaan. Karena hanya harta yang

dihormati, orang Melayu memperebutkan keuntungan, lalu hilanglah rasa tolong-

menolong antar sesama manusia. Dikarenakan harta yang menjadi prioritas, akhlak

dan tingkah laku jadi diabaikan, adat dan budaya dilupakan, dan akhirnya hidup

dengan sifat tamak.

Di tanah Melayu didatangi pendatang (orang bukan penduduk asli),

memperebutkan rezeki dan pekerjaan, karena orang Melayu ilmunya sedikit, akhirnya

kesusahan di kampung sendiri. Setiap hari pendatang (orang bukan penduduk asli)

semakin banyak, hutan diambil oleh orang lain, orang Melayu tersingkir kehilangan

daerahnya. Pendatang (orang bukan penduduk asli) punya akal pikiran yang baik,

mereka mengubah hutan menjadi ladang, sehingga bisa menjadi pendapatan agi

pendatang (orang bukan penduduk asli). orang Melayu hanya bisa melihat saja karena

mereka tidak pernah memikirkan hal seperti itu.

Dikarenakan banyak pendatang (orang bukan penduduk asli) ke tanah Melayu,

sehingga budaya yang ada menjadi hilang dan terganti dengan budaya orang lain.

Kebanyakan orang Melayu tidak mau bertengkar, berperilaku kasar dan

memiliki hati yang lembut, tetapi sifat tersebut sangat berlebihan sehingga jika
hartanya diambil orang Melayu akan membiarkannya dan tidak mau

mempertahankan, bagi orang Melayu lebih baik menjual dan melepaskan hartanya

daripada harus bertengkar untuk memperebutkan harta. Akhirnya kehidupan susah, di

kampung halaman sendiri tidak bisa mencukupi kebutuhannya sendiri dan tidak

memiliki pekerjaan.

Beberapa orang Melayu yang mempunyai jabatan (jabatan di pemerintahan),

hidupnya senang dan berkecukupan, tetapi mereka hanya mementingkan saudara dan

kerabat terdekat mereka saja, tetapi mereka tidak ingat lagi kepada masyarakat

kampung dimana ia dilahirkan dan tidak mau berbagi rezeki kepada sesama. Mereka

lebih berpihak kepada orang lain daripada harus berbagi kepada saudaranya

dikampung halaman.

4. Sifat baik orang Melayu

Penyair juga menceritakan sifat dan karakter orang Melayu dari segi positif dan

baik, kebanyakan orang Melayu hatinya tabah, berani dan kuat dalam menghadapi

situasi apapun , tidak mudah mengeluh, mau bekerja keras dan mau menjaga harga diri

orang Melayu.

Banyak juga orang Melayu yang pintar, pintar dalam menghadapi cobaan dan

pintar mengatur keuangan, ada juga orang Melayu yangberperilaku baik, berbuat baik

dengan ikhlas, perduli dengan saudara dan mau berbagi kepada sesama orang

Melayu.Banyak orang Melayu yang baik, menjadi pemimpin yang dapat dijadikan

contoh dan panutan yang baik, hatinya baik dan mempunyai iman, menolong sesama

tanpa melihat latar belakang. Banyak orang Melayu yang hebat, orang yang mempunyai
adat dan taat dalam beragama, perilakunya baik dan dihormati oleh semua orang. Orang

Melayu yang memiliki sifat penyayang, rela berkorban untuk menolong sesama,

memiliki sifat yang ikhlas dan baik hati.

Banyak orang Melayu yang pandai, pintar dan dapat dijadikan panutan. Mau

mengajarkan ilmunya kepada orang lain, orang Melayu yang mengangkat harga diri

Melayu. Orang Melayu menjaga perasaan orang agar tidak tersakiti, sebelum

melakukan suatu hal selalu memikirkan orang terdahulu. Agar orang tidak merasa sakit

hati. Kebanyakan orang Melayu suka mengalah untuk menghindari perselisihan, Tidak

akan masalah jadi orang Melayu jika rugi asalkan tidak menjatuhkan harga diri.

Kebanyakan Melayu suka perdamaian, hidup dan berteman dengan rukun, dan rezeki

yang dipunya dipakai untuk kepentingan bersama. Kebanyakan orang Melayu memiliki

sifat yang tidak pelit, suka membantu tidak mengharapkan imbalan, rajin dalam

bersedekah dan memberi kepada sesama walaupun hidupnya dalam keadaan susah.

Kebanyakan orang Melayu sifatnya sederhana, tidak suka hal yang mewah dan

perkataan dan perilakunya mencerminkan hal yang baik-baik. Kebanyakan orang

Melayu tidak memiliki sifat dendam, tidak mau bermusuhan dan berkelahi kepada

sesama. Kebanyakan orang Melayu memiliki sifat amanah, selalu mengingat dan

menepati sumpah dan janji.


Nasib orang Melayu dari zaman dulu hingga sekarang lebih banyak mengalami

susah daripada senang, dulu hutan dan tanah milik orang Melayu sangat banyak,

hasilnya bisa dimanfaatkan secara bebas, orang Melayu dapat berkebun dan berladang.

Tetapi Sekarang tanah menjadi hal yang diperebutkan oleh semua orang, harga tanah

menjadi mahal karena banyak pembangunan sehingga banyak orang terpaksa menjadi

berperilaku jahat, orang dapat merebut paksa dan menipu demi tanah. Orang Melayu

yang memiliki tanah dengan mudahnya menjual semua tanah termasuk harta warisan

yang ia punya. Orang lain membangun industri sementara orang Melayu yang telah

menjual tanahnya hanya bisa melihat perkembangan orang lain. Di daerah pesisir dan

daratan orang Melayu tergusur oleh pendatang (orang bukan penduduk asli), kehidupan

dan usaha hancur, keberkahan dan harga diri semakin menghilang, semangat untuk

bersaing dalam kehidupan pun tidak ada lagi. Ada sebagian orang Melayu yang

pemberani, tetapi tidak memiliki ilmu pengetahuan sehingga mereka tetap tidak bisa

menyelesaikan masalah yang ada. Nasib orang Melayu menjadi sangat buruk, karena

lalai dan mudah sekali menjual tanah yang dimiliki.

Sekarang orang Melayu sudah sadar akan kesalahannya, tetapi sudah terlambat,

Orang lain yang berkuasa atas pesisir dan daratan. Tetapi orang Melayu tetap ingin

maju untuk mencari pekerjaan. Pemuda Melayu perlahan-lahan sadar akan

perkambangan zaman, jika hidup jika tidak berilmu maka hidup akan susah, maka dari

itu pemuda Melayu mulai belajar dengan tekun. Banyak orang Melayu yang yang

memiliki gelar sarjana, sudah mempunyai banyak ilmu pengetahuan, tetapi kesempatan

hampir tidak ada, gelar sarjana yang dipunya tidak berguna.


Pola pikir orang Melayu hanya mau bekerja menjadi pegawai negeri, tetapi

menjadi pegawai negeri tidak mudah karena persaingan yang berat. Pemuda Melayu

tidak mau bekerja selain pegawai negeri, padahal banyak pekerjaan lain yang bisa

dikerjakan. Akhirnya ilmu dan gelar sarjana yang dipunya tidak berguna dan peluang

yang lain itu diambil oleh pendatang (orang bukan penduduk asli). Syarat untuk

mendapatkan pekerjaan semakin susah, persaingan pun ketat, ilmu dan teknologi

berkembang dengan pesat, orang Melayu yang tidak mau berusaha mengikuti

perkembangan zaman akan menjadi manusia yang mundur dan tidak pernah maju.

Semua orang pun mulai menggunakan segala cara agar mendapatkan pekerjaan. Tidak

peduli lawannya teman atau saudara, saling memfitnah dan juga saling menjatuhkan.

Iman dan kebaikan yang ada di diri mulai hilang. Zaman sekarang zaman yang tidak

seperti dahulu lagi, kerja yang dilanggar oleh Allah dianggap pekerjaan baik oleh

orang-orang. Industri yang berkembang sehingga tanah semakin sedikit untuk orang

Melayu berladang, orang asli (Melayu) kehilangan harapan dan hidup mereka semakin

tidak memiliki tujuan. Seiring berjalannya waktu, nasib orang Melayu pun ada yang

baik dan ada yang buruk, yang mampu bertahan dan mencari pekerjaan maka

kehidupannya menjadi cukup. Dan orang tidak mau dan tidak mampu bertahan akan

hidup seadanya da tidak berkembang.

Banyak orang Melayu mencoba bangun dari keterpurukan, berjuang dengan

berani, berani berbicara menyampaikan nasib orang Melayu yang sengsara, mengkritik

melalui berbagai tulisan, belajar bersama pakar ilmu, berani menyampaikan pendapat di

beberapa forum atau lembaga resmi, tetapi tetap saja tidak berhasil karena tekanan dari

saudara, teman dan pendatang (orang bukan penduduk asli) lain.


Ada orang Melayu yang menjadi perwakilan rakyat, pandai berbicara dan

berpidato, tetapi tidak memikirkan kesejahteraan masyarakat, hal yang diamanahkan

dan sumpahnya tidak ia tepati.

Banyak orang Melayu yang berjaya dan merasa kasihan kepada saudara dan

kerabat yang susah, tetapi tidak mempunyai kekuatan untuk menolong. Ada jura orang

melayu yang hidupnya senang karena pandai memuji orang yang berpangkat, tujuannya

agar memperoleh kesenangan untuk dirinya sendiri. Banyak masalah yang menimpa

kehidupan orang Melayu, beban dan masalah bertambah setiap harinya.

5. Nasib orang Melayu

Nasib orang Melayu yang dulu berjaya semakin terpuruk di kampung

halamannya sendiri, rumah semakin berada di pinggir-pinggir kota, sementara di

pusat kota ada orang pendatang (orang bukan penduduk asli) yang menguasai. Zaman

sekarang lebih banyak orang Melayu yang hidup miskin daripada kaya, harta dan

tanahnya telah dijual kepada orang lain. Musibah yang datang semaki banyak. Seperti

itulah nasib orang Melayu yang hanya jaya di masa lalu, terkena masalah dimana-

mana menjadi penumpang dikampung halaman sendiri, menjadi dan tidak tau seperti

apa masa depannya. Di tanah Melayu banyak teradi pembangunan Industri, pabrik dan

perkebunan. Tetapi itu semua bukanlah milik orang Melayu.

6. Petuah dan nasihat

Syair yang ditulis pengarang ada benar dan ada yang salah, penyair

menyampaikan hanya Allah yang tahu kebenaran dan salahnya. Penyair hanya
menyampaikan perasaan yang ada di hatinya dan juga karena banyak orang yang

belum mengetahui tentang perjalanan orang Melayu. Pengarang berharap orang

Melayu hidup bahagia, dalam keadaan yang beruntung, memperoleh keberkahan.

Melayu menjadi jaya, hal yang tidak baik diperbaiki dan dibangun kembali.

Penyair berharap pemuda Melayu untuk terus semangat dan memperbaiki sikap,

mengokohkan iman dan adab, menghilangkan sifat malas dan penyegan,

memperbanyak ilmu, jangan ceroboh ketika mecari peluang dan pekerjaan,

menghindari permusuhan, menolong orang dalam keadaan susah dan senang

membulatkan tekat dan meluruskan niat, beranilah untuk bersaing dengan orang lain

agar menjadi orang yang disegani di kampung sendiri. mengembangkan adat dan

budaya Melayu, pandai dalam menghitung dan pandai mengatur keuangan, jangan

menjadi orang yang duniawi dan menyeimbangkan antara harta dan iman agar orang

Melayu menjadi orang yang bermartabat serta memiliki harga diri yang tinggi dan

selamat dunia akhirat.

Peyair juga memberikan pesan agar jangan suka menindas teman, sifat rakus

dihilangkan, hidup dengan rukun sesama orang Melayu, menjadi orang yang punya

tenggang rasa, memiliki budi pekerti, memiliki kebaikan dan tidak rakus untuk diri

sendiri, jika punya pekerjaan dan rezeki maka ia suka berbagi kepada sesama agar tali

persaudaraan menjadi lebih kuat.

Penyair juga menyampaikan pesan dan peringatan kepada para pendatang

(orang bukan penduduk asli), jika ingin mencari nafkah jangan rakus dan memikirkan

nasib penduduk asli (Melayu), menghargai adat dan budaya orang Melayu jangan

memanfaatkan kebaikan dan kelemahan orang Melayu, jangan berbuat jahat dan

semena-mena, menipu dan merampas hak dan kepunyaan orang Melayu, jangan
melakukan hal yang dilarang oleh Allah, jangan sombong menunjukkan kekuasaan

dan kekayaan yang banyak, agar orang Melayu dan orang pendatang (orang bukan

penduduk asli) hidup rukun dan tidak bermusuhan. Jika orang pendatang (orang

bukan penduduk asli) melanggar hal-hal yang terlarang tersebut, maka orang Melayu

akan marah dan berani mengorbankan nyawa untuk melawan orang lain.

Walaupun orang Melayu memiliki hati yang baik, ikhlas dan suka memikirkan

perasaan orang lain, suka perdamaian dan kerukunan, dan suka kesederhanaan

memiliki iman yang kuat, tetapi jangan merebut hak orang Melayu karena ia mampu

mengorbankan nyawa untuk melawan, kesabaran orang Melayu akan hilang jika ia

dikekang dan direndahkan.

Walaupun orang Melayu hidupnya miskin, tidak memiliki ilmu pengetahuan,

tetapi orang Melayu tidak bisa ditipu, disakit dan diperlakukan dengan buruk karena

orang Melayu akan melawan dan berani membela harga dirinya.

Walaupun orang Melayuberteman, hidupnya bersahabat dengan siapa saja, suka

membantu tanpa melihat latar belakang orang tersebut, tetapi jangan dipermainkan

karena orang Melayu bisa menjadi lawan bagi orang tersebut dan bisa menimbulkan

perkelahian.

7. Penutupan

Syair Nasib Melayu pun tamat, selesai sudah penyair mengeluarkan isi hati

dengan niat yang ikhlas untuk membangkitkan Melayu, bukan untuk memberikan aib

dan malu. Penyair berharap dapat dijadikan pengingat dan dapat memberikan manfaat

agar Melayu bangkit hidup dengan harga diri yang tinggi dan bernasib baik dan
bertambah berkah. Penyair menuliskan Alhamdulillah sebagai rasa syukurnya sebagai

penutup kata, pujian dan rasa syukur kepada Allah, semoga dijauhkan dari segala

keburukan dan Melayu hidup bahagia.

1.

Anda mungkin juga menyukai