KALOSARA
NINA AGUSTRIANI
200802500014
2023
A. LATAR BELAKANG
Sulawesi Tenggara memiliki berbagai suku dan budaya yang salah satunya adalah
suku tolaki. Keberadaan suku Tolaki diperkirakan telah ada bahkan sebelum masa
pada Pustaka Kemdikbud RI, suku Tolaki merupakan rombongan masyarakat yang
datang dari Utara Sulawesi, tepatnya dari sekitar danau Matanna dan Towuti.
bergeser ke jazirah pulau Sulawesi untuk menempati daerah-daerah yang lebih subur.
Konawe merupakan kerajaan yang didirikan oleh Suku Tolaki. Pendirinya ialah
Wekoila. pembentukan Kerajaan Konawe pada abad ke-10 tidak lepas dari Suku Tolaki.
Kerajaan Konawe sendiri terbentuk dari tiga kelompok yang ada dalam masyarakat suku
Tolaki.
Padangguni tidak memiliki aturan pemerintahan yang jelas. Akibatnya ketiga kelompok
Wekoila hadir membawa perdamaian bagi tiga kelompok masyarakat Tolaki ini.
dan dipimpin oleh Mokole (raja), yang kemudian dirinya sendiri yang memimpin
kerajaan tersebut.
"Tercetuslah Kerajaan Konawe untuk menjadikan tiga kelompok tadi ini
Saat menjadi kesatuan, tiga kelompok ini mulai tenang dan membangun Kerajaan
Salah satu benda bawahan dari Wekoila adalah Kalosara yang kemudian
dihormati sebagai simbol Kerajaan Konawe secara turun-temurun dan dijadikan sebagai
pada upacara adat (Kalosara), selain sebagai syarat upacara hal ini juga menunjukkan
cara suku Tolaki menempatkan manusia serta alam semesta pada tatanan nilai nilai
budaya, terkait norma-norma, sistem hukum serta segala aturan khusus yang berlaku.
Symbol Kalo dalam proses upacara adat merujuk pada cara pandangan
Rotan yang melingkar itu adalah simbol matahari, bulan dan bintang-bintang;
SANGIA I LOSOANO OLEO (Dewa yang ada di bagian Timur) dan SANGIA I
Sedangkan wadah yang terbuat dari anyaman merupakan simbol SANGIA I PURI
Dimana Lingkaran rotan adalah gambaran dari kepala manusia, kain putih adalah
simbol dari bagian tubuh dan adapun wadah anyaman di simbolkan sebagai bagian
Dalam berbagai upacara adat di tengah masyarakat tolaki, Kalo adalah bagian
terpenting. Tanpa adanya Kalo, maka suatu upacara tidak dapat dilangsungkan, hal ini
dikarenakan Kalo menjadi inti dari upacara. Kalo dalam hal ini mengekspresikan unsur
utama upacara yang sifatnya adalah timbal balik serta dapat menggambarkan maksud
juga tujuan dari proses sebuah upacara. Beberapa makna dari komponen yang terdapat
Wadah anyamannya yang terbuat dari tangkai daun palem sebagai lambang
Sungguh sangat sarat dengan pesan serta maknanya Hal inilah yang perlu untuk
terus dilestarikan oleh generasi muda pewaris bangsa, sebagai bagian dari jati diri suku
bangsa yang berbudaya. Selain hal tersebut penata tari tertarik mengangkat kalosara
dalam karya tari pendidikan untuk tetap dapat melestarikan dan menyampaikan makna
dari perangkat adat dan sejarah suku tolaki dalam bentuk sajian tari pendidikan. Serta
Seni pertunjukan atau performance art segala ungkapan seni yang substansi dasarnya
adalah yang dipergelarkan langsung dihadapan penonton. Pertunjukan seni biasanya tidak
hanya sebatas perkenalan dengan unusur-unsur keindahan saja, tetapi juga memuat fungsi-
fungsi tertentu seperti ritual, pendidikan, hiburan, dan bahkan bisa menjadi sarana dalam
melakukan kritik sosial. Seni pertunjukan yang berupa karya tari dalam suatu pementasan
dapat dipahami sebagai ungkapan dari harapan dan maksud yang igin dicapai dalam bentuk
pementasan koreografer mencoba mengangkat sebuah karya tari yang berjudul Wekoila
Penggarapan karya tari ini memiliki landasan ide cerita, sehingga menciptakan kosep yang
jelas dan mempermudah koreografi dalam menciptakan gerak dan juga mempermudah
penyampaian pesan sehingga koreografi ini dapat terbaca sesuai dengan konsep tarian
tersebut.
B. Konsep Dasar Tari
Dalam membuat karya ini ada beberapa konsep yang dipilih oleh penata yaitu :
1. Judul Tari
Judul sangat penting dalam sebuah karya seni dan judul merupakan sebuah
identitas tarian, tanpa judul tari akan susah dimengerti dan dipahami. Judul tarian adalah
hasil dari gagasan tema yang direncanakan sehingga dapat menggambarkan isi
didalamnya. Dalam konsep garapan kali ini koreografer mengangkat judul “ Kalosara”
sebagai judul tariannya. Dimana Kalosara merupakan seperangkat benda yang menjadi
dibawa oleh Wekoila. Wekoila sosok yang hadir membawa perdamaian bagi tiga
tersebut menjadi satu kesatuan dan dipimpin oleh Mokole (raja), yang kemudian dirinya
2. Tema Tari
Tema dalam garapan tari ini adalah fikiran idea ataupun gagasan seorang koreografer
yang akan disampaikan kepada penonton. Tema dapat bersumber dari apa yang kita
rasakan, apa yang kita dengar dan lihat. Seperti halnya dalam garapan tari ini yang akan
digarap koreografer mengambil tema Perdamaian masyarakat. Hal ini berdasarkan pada
kehadiran Wekoila itu sendiri yang sebelum kehadirannya telah terjadi perang saudara,
3. Sinopsis
Disaat mata tertutupi oleh ego yang melupakan akan arti dari sebuah
persaudaraan, disaat hati yang tak saling mengenal akan arti sebuah damai, dimana damai
tak pernah dijadikan alasan untuk saling mengalah, Negri ini pecah, senjata diangkat
untuk saling menumpahkan darah. Tak ada perdamaian, tidak ada kata kasih sayang dan
Ditengah keseteruan ini hadirlah sosok perempuan yang membawa nilai2 yang
mampu menghadirkan kedamaian bagi perang yang sedang terjadi, iya hadir membawa
lentera akan cahaya perdamaaian, iya hadir menjadi pendingin ditengah kepanasan,
4. Rangsang Tari
Rangsang tari yang digunakan pada konsep garapan kali ini yaitu menggunakan
rangsang tari idesional dimana koreografer mendapatkan rangsang gagasan yang berasal
dari kesan-kesan tertentu yang menarik seperti setelah memikirkan konsep ini,
koreografer dapat mengembangkan materi tentang makna dan pesan yang terdapat pada
kalosara yang memiliki makna perdamaian, kesatuan, dan kesejahteraan. Asal mula dari
peradaban suku tolaki yang mulanya di pimpin oleh Wekoila yang kehadirannya
Adapun tipe tari yang digunakan koreografer pada garapan kali ini yaitu
menggunakan tipe tari studi, dimana pada tipe tari dramatik ini memusatkan pada
sebuah kejadian atau suasana dengan tidak menggelar cerita. Pada karya tari Kalosara
adapun situasi yang akan digambarkan yaitu kekacauan perang saudara sebelum dan
setelah kehadiran wekoila yang menerapkan hukum adat dan mendamaikan tiga kerajaan,
6. Jumlah Penari
Penari dalam karya tari ini melakukan interpetasi diri sendiri sesuai dengan hasil
eksplorasi yang dilakukan ditempat tersebut. penari dalam karya ini berjumlah 7 orang
yang memiliki jenis kelamin laki – laki dan perempuan. Selain itu juga pemilihan jumlah
agar dapat terlihat lebih menarik dan dapat mendukung suasana dan pemanfaatan
properti.
7. Mode Penyajian
Pada konsep garapan kali ini koreografer menggunakan mode penyajian simbolik
dimana yang ditampakkan dalam koreografi ini adalah esensi yang lebih menawarkan
sesuatu kedalam makna karena koreografer ingin memberikan sebuah konsep tari yang
mengetengahkan wujud ide dari aktivitas yang muncul dalam peradaban suku Tolaki
yang menyajikan kehadiran wekoila sebagai sosok perdamaian yang sebelumnya telah
Musik merupakan faktor pendukung utama terhadap rasa musikal penari, baik
yang peka terhadap ilustrasi yang halus maupun yang peka terhadap iringan yang tegas
yaitu :
a. Gendang
b. Bedug
c. Dengu-dengu
d. gambus
e. Gong
f. Suling
g. Gitar
h. Bass
i. Keyboard
Mengapa penata mengambil alat musik dan menggabungkan musik tradisi dan
Tata rias dan busana diperlukan untuk menggambarkan, membentuk serta penegas
watak seseorang yang digambarkan pada saat pentas. Adapun kostum yang digunakan
dalam konsep garapan ini yaitu menggunakan kain berwarna putih sebagai
penggambaran persatuan dan perdamaian juga menggunakan kain tenun khas Tolaki .
terdapat pada model celana yang kiri dan kanannya berbeda yang ditafsirkan koreografer
10. Property
Adapun properti yang digunakan sebagai tata rupa pentas adalah Kalosara, Kain
putih, dan Trap yang digunakan dalam garapan ini. Salah satu gambar properti yang
akan digunakan