Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN PEMBANGUNAN PROPERTI

PERUMAHAN DI KABUPATEN KARAWANG


(Studi Kasus : Perencanaan Properti Di Kabupaten Karawang)
Tugas Ini disusun dalam rangka memenuhi Mata kuliah Perencanaan Properti yang diampu
oleh Bapak. Ir. Supratignyo Aji, M.T

Disusun oleh :
Dovan Arya Firmansyah (203060006)
Muhammad Finanza Rizky (203060028)
Riyadh Syahir Hermawan (203060035)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI......................................................................................................5
2.1 Tinjauan Teori....................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Perencanaan...............................................................................................5
2.1.2 Pengertian Properti......................................................................................................5
2.1.3 Pengertian Perencanaan Properti.................................................................................5
2.1.4 Pengertian Real Estate.................................................................................................6
2.2 Pertumbuhan Kota..............................................................................................................7
2.3 Kebutuhan Pembangunan Properti.....................................................................................7
2.4 Daya Tarik Investasi...........................................................................................................8
2.5 Kendala Dalam Pengembangan Properti di Kabupaten Karawang.....................................8
2.5.1 Tingginya Kebutuhan akan rumah tinggal...................................................................9
2.6 Instrumen Kebijakan Daerah di Kabupaten Karawang.....................................................10
2.5.2 Kebijakan dalam informasi tentang lahan dan Properti.............................................12
BAB 3 GAMBARAN UMUM..................................................................................................13
3.1 Profil Kabupaten Karawang.............................................................................................13
3.2 Profil Properti di Kabupaten Karawang............................................................................13
3.2.1 Kawasan Industri.......................................................................................................13
3.2.2 Kawasan Perumahan Terpadu...................................................................................14
3.2.3 Kawasan Pergudangan...............................................................................................14
3.2.4 Kawasan Perdagangan dan Jasa.................................................................................14
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................15
4.1 Analisis Lahan Potensial..................................................................................................15
4.1.1 Tutupan Lahan...........................................................................................................15
4.1.2 Regulasi/Kebijakan....................................................................................................15
4.1.3 Status Lahan..............................................................................................................17
4.1.4 Harga Lahan..............................................................................................................17
4.1.5 Daya Dukung lingkungan..........................................................................................18
4.1.6 Ketersediaan Infrastruktur.........................................................................................18
4.2 Analisis Kebutuhan..........................................................................................................18
4.2.1 Analisis Backlog Bdi Kabupaten Karawang..............................................................18

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan Properti merupakan salah satu aspek penunjang bagi pembangunan


sebuah kota, properti menjadi sektor pendukung bagi perkembangan kota maka dari itu
sebuah perencanaan diperlukan untuk dapat menjawab tantangan dan permasalahan
dalam sebuah pembangunan dan perkembangan perkotan di kawasan perkotaan
sehingga pembangunan properti kedepan dapat terarah dan sesuai dengan kaidah dan
aturan yang berlaku di suatu daerah.

Dalam proses perencanaannya dibutuhkan berbagai macam hal , yang dibutuhkan


utamanya dalam perencanaan properti adalah kebutuhan lahan. Kebutuhan lahan
menjadi tantangan bagi kawasan perkotaan sebagaimana untuk mendukung perencanaan
properti sebagai suatu aspek yang dapat menunjang pembangunan dan perkembangan
bagi kawasan perkotaan tersebut.

1.2 Tujuan
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses menilai hal-hal yang ingin dijangkau (tujuan) pada
masa mendatang dan juga menilai segala format tahapan yang dibutuhkan untuk dapat
menjangkau tujuan tersebut.

2.1.2 Pengertian Properti


Properti adalah setiap fisik atau tidak yang berwujud fisik yang dimiliki seseorang atau
bersama dengan sekelompok atau milik badan hukum. Kata properti berasal dari Bahasa
Inggris yaitu "property" yang berarti sesuatu yang dapat dimiliki seseorang.

Di Indonesia, istilah “properti” identik dengan real estate, rumah, tanah, ruko, gedung,
atau gudang Belakangan, istilah properti bergeser dari pengertian semula menjadi lebih
spesifik pada pengertian harta benda tak bergerak (tanah/bangunan).

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, properti adalah harta berupa tanah dan
bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tanah
dan/atau bangunan yang dimaksudkan. Berdasarkan Pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian properti adalah hak untuk memiliki sebidang tanah dan
memanfaatkan apa saja yang ada di atasnya Dalam hal ini yang dimaksud sebagai
properti adalah bangunan berkonstruksi horizontal atau vertikal (bertingkat) yang
digunakan untuk rumah bertempat tinggal (hunian), atau bangunan yang digunakan
untuk tempat usaha dan lainnya (non-hunian).

2.1.3 Pengertian Perencanaan Properti


Perencanaan properti merupakan sebuah usaha untuk merencanakan dan mengatur
bagaimana bidang properti dapat bergerak dan berkembang secara masif dan
berkelanjutan di tengah perkembang kota yang melaju pesat.
2.1.4 Pengertian Real Estate
Real estate seperti yang diungkapkan Gunther (1995 : 1), adalah suatu penyediaan tanah
beserta perlengkapannya yang berupa benda tidak bergerak untuk pembangunan
perumahan dan industri dengan status kepemilikan perseorangan. Sedangkan menurut
Clap (1988), bahwa real estate adalah sesuatu yang secara permanen melekat padanya,
seperti pohon, bangunan, dan mineral yang berada di bawah permukaan tanah. Di
Indonesia, istilah real estate lebih cenderung ditunjukkan kepada bentuk lingkungan
perumahan yang dilengkapi dengan fasilitasnya. Namun pada dasarnya, real estate
adalah suatu produk yang dibangun di atas sejumlah lahan atau kawasan

Sektor properti yang meliputi sektor konstruksi dan real estate merupakan salah satu
sektor yang penting karena mampu menarik dan mendorong kegiatan di berbagai sektor
ekonomi, mempengaruhi perkembangan sektor keuangan, serta berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. Mengingat perannya yang strategis tersebut
melalui kajian ini telah dilakukan analisis secara empirik dampak perkembangan sektor
properti terhadap perekonomian daerah serta penyusunan rekomendasi kebijakan bagi
pemerintah pusat dan daerah dalam rangka mengoptimalkan penerimaan dari sektor ini.

Berdasarkan hasil kajian sumber yang didapat menunjukkan bahwa dalam lima
tahun terakhir sektor konstruksi dan real estate di Indonesia mengalami pertumbuhan
yang cukup baik walaupun dengan tren pertumbuhan melambat, searah dengan
perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk sektor real estate pertumbuhan
sudah terlihat mulai membaik sejak triwulan III 2013. Kontribusi sektor konstruksi dan
real estate terhadap PDB cenderung tetap pada kisaran 9,5 persen untuk konstruksi dan
3 persen untuk real estate. Sektor properti mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8,0
juta orang atau 6,62 persen dari seluruh total tenaga kerja yang mana sebanyak 7.7 juta
(6.38 persen ) bekerja di sektor konstruksi dan 294.392 orang (0.24 persen) di sektor
real estate. Di negara-negara maju, sektor real estate peranannya lebih besar
dibandingkan sektor konstruksi. Sedangkan di Indonesia, peran sektor real estate masih
lebih kecil dibandingkan sektor konstruksi sehingga sektor real estate masih sangat
terbuka untuk dikembangkan.

2.2 Pertumbuhan Kota


Menurut Spiro Kostof (1991), Kota adalah Leburan Dari bangunan dan
penduduk, sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah netral tetapi kemudian berubah
sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya yang tertentu. Bentuk kota ada dua macam
yaitu geometri dan organik. Terdapat dikotomi bentuk perkotaan yang didasarkan pada
bentuk geometri kota yaitu Planned dan Unplanned. Bentuk Planned (terencana) dapat
dijumpai pada kota-kota Eropa abad pertengahan dengan pengaturan kota yang selalu
regular dan rancangan bentuk geometrik. Bentuk Unplanned (tidak terencana) banyak
terjadi pada kotakota metropolitan, dimana satu segmen kota berkembang secara
spontan dengan bermacam-macam kepentingan yang saling mengisi, sehingga akhirnya
kota akan memiliki bentuk semaunya yang kemudian disebut dengan organik pattern,
bentuk kota organik tersebut secara spontan, tidak terencana dan memiliki pola yang
tidak teratur dan non-geometrik.

Elemen-elemen pembentuk kota pada kota organik, oleh kostol dianalogikan secara
biologis seperti organ tubuh manusia, yaitu :
1. Square, open space sebagai paru-paru.
2. Center, pusat kota sebagai jantung yang memompa darah (traffic).
3. Jaringan jalan sebagai saluran arteri darah dalam tubuh.
4. Kegiatan ekonomi kota sebagai sel yang berfikir.
5. Bank, pelabuhan, kawasan industri sebagai jaringan khusus dalam tubuh.
6. Unsur kapital (keuangan dan bangunan) sebagai energi yang mengalir ke seluruh
sistem perkotaan.

2.3 Kebutuhan Pembangunan Properti


Kebutuhan properti di Kabupaten Karawang berkembang sangat pesat di dukung
dengan karawang memiliki banyak kawasan industri dimana banyak pendatang untuk
bekerja di sektor industri di kabupaten karawang. Sehingga kebutuhan lahan terhadap
perumahan sangat banyak di butuhkan oleh para investor.

2.4 Daya Tarik Investasi


Investasi sering disebut juga dengan penanaman modal (pembentukan modal),
dimana investasi merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran
agregat setelah konsumsi. Investasi adalah sebagai pengeluaran atau pengeluaran
penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian Sukirno (2010 : 121).
Menurut Ahmad (1996 : 3) Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan
harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana
tersebut. Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi (Ahmad hal. 3),
antara lain yaitu :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya
dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha untuk
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di
masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan inflasi dalam pemilihan perusahaan
atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta
miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan
kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi
pada bidang-bidang usaha tertentu.

2.5 Kendala Dalam Pengembangan Properti di Kabupaten Karawang


Dalam hal ini pengembangan properti perumahan di Kabupaten Karawang
memiliki permasalahan seperti Laju pertumbuhan penduduk tinggi menyebabkan
tinggingya kebutuhan rumah tinggal. Dari permasalahan terkait laju pertumbuhan
penduduk tersebut membuat kebutuhan akan perumahan ( properti real estate ) penting
dalam Kabupaten Karawang.

Dari laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ini merupakan sebuah tantangan
bagi dinas pemerintah Kabupaten karawang. Berdasarkan Rencana Strategis Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Karawang tahun 2016 –
2021 Secara eksternal, tantangan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
adalah berupa isu-isu strategis pembangunan bersifat mendesak dengan skala kebutuhan
yang semakin luas dan kompleks yang memerlukan solusi-solusi yang konkret serta
menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu pula, dalam rangka mengantisipasi
perkembangan kebutuhan pembangunan di masa depan, Pemerintah Pusat tentunya akan
selalu mengeluarkan terobosan-terobosan dalam bentuk kebijakan-kebijakan baru yang
cenderung semakin progresif.

2.5.1 Tingginya Kebutuhan akan rumah tinggal


Selain permasalahan perumahan masih terdapat masalah bagian Kawasan
permukiman yang dimana Tingginya angka kebutuhan rumah tinggal yang belum
terpenuhi (backlog) memicu tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman tanpa
terkendali sehingga menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan permukiman yang
pada gilirannya berkembang menjadi permukiman kumuh, kawasan seperti inilah yang
hendaknya dihilangkan dari daerah permukiman.

Permasalahan pembangunan permukiman di Kabupaten Karawang diantaranya


adalah permukiman kumuh (slum dan permukiman ilegal squater) untuk rumah di
bantaran sungai. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 58.478 unit Rumah Tidak Layak
Huni dan sebanyak 6.478 unit dengan kondisi rusak berat. Masalah perumahan
permukiman lainnya di Kabupaten Karawang adalah keluarga yang bertempat tinggal di
bawah jaringan listrik tegangan tinggi yaitu sebanyak 502 keluarga atau sejumlah 631
bangunan.
Sedangkan visi Kabupaten Karawang sendiri Adalah Visi dibangun guna
mendorong semangat bagi seluruh pemangku-kepentingan (stakeholders) untuk
berperan serta dalam membangun dan mewujudkan Kabupaten Karawang yang maju
disegala aspek kehidupan, serta terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera dan
mandiri.

Dengan demikian masih terdapat hambatan dalam perencanaan properti Kabupaten


Karawang Bidang Perumahan dan Permukiman.

2.6 Instrumen Kebijakan Daerah di Kabupaten Karawang


Dalam membuat program kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Karawang tidak terlepas dari keingingan maupun janji Bupati dan Wakil
Bupati terpilih periode Tahun 2016 - 2021 pada Pilkada serentak Tahun 2015 terdapat 9
janji yang telah dibuat yaitu antara lain :

1. Jaminan pembiayaan Pendidikan untuk semua penduduk karawang sampai


jenjang pendidikan menengah, serta program kesetaraan paket A,B dan C bagi
yang belum terlayani pendidikan formal;
2. Jaminan Pembiayaan kesehatan untuk semua penduduk karawang terlayani 100
% di pelayanan kesehatan dasar dan jaringannya;
3. pembangunan infrastrukur termasuk jalan dan jembatan yang mendukung
perekonomian daerah;
4. Penerapan e-Government, Standar Pelayanan Minimal dan Standar Pelayanan
Publik;
5. Rehabilitasi rumah tidak layak huni selesai 100% pada masa periode terpilih
melalui pembiayaan dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan CSR
serta skema pembiayaan yang inovatif (Karawang Bebas Rutilahu);
6. Pembangunan Destinasi Wisata Alam dan Budaya Lokal;
7. Fasilitasi permodalan dan pelatihan industri kecil serta ekonomi kratif
8. Menerapkan konsep Link and Match dalam pendidikan dan peluang lapangan
kerja, serta merintis industri yang mendukung UKM
9. Peningkatan kesejahteraan para petani dan nelayan.

Sedangkan sebagai panduan atau arah pembangunan Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman yang mengacu kepada dan mendukung terhadap keinginan
pimpinan yang tertuang dalam visi maupun misinya pada Tahun 2016 – 2021 pada
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Pembangunan Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan.


2. Orientasi pada Upaya Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Penataan Kota, Ruang
Terbuka Hijau serta Pengurangan Kawasan Kumuh dan Pembangunan Rumah
Layak Huni serta Penataan Kawasan Lingkungan Perumahan.
3. Menggunakan Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Yang Handal.
4. Tujuannya yaitu Tercapainya Rencana Pembangunan Bidang Perumahan Rakyat
dan Kawasan Perumahan menuju Kabupaten Karawang Yang Mandiri, Maju,
Adil dan Makmur

Dalam bidang perumahan Misi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Karawang
yaitu Mewujudkan Kabupaten Karawang Yang Produktif, Nyaman, Indah Dan Lestari
dengan prioritas pengembangan. Namun demikian masih ada banyak masalah yang
timbul dalam bidang ini. Secara garis besar permasalahan perumahan yaitu antara lain :

1. Belum meratanya pengetahuan masyarakat (terutama perumahan swadaya)


terhadap peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah mengenai rumah
layak huni.
2. Kebutuhan perumahan tidak sebanding dengan ketersediaan perumahan yang
layak (terutama bagi MBR)
3. Masyarakat melakukan urbanisasi ke daerah-daerah yang berpotensi mempunyai
aktivitas ekonomi tinggi (terutama di pusat kota).
Selain permasalahan perumahan masih terdapat masalah bagian Kawasan
permukiman yang dimana Tingginya angka kebutuhan rumah tinggal yang belum
terpenuhi (backlog) memicu tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman tanpa
terkendali sehingga menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan permukiman yang
pada gilirannya berkembang menjadi permukiman kumuh, kawasan seperti inilah yang
hendaknya dihilangkan dari daerah permukiman.

Permasalahan pembangunan permukiman di Kabupaten Karawang diantaranya adalah


permukiman kumuh (slum dan permukiman ilegal squater) untuk rumah di bantaran
sungai. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 58.478 unit Rumah Tidak Layak Huni dan
sebanyak 6.478 unit dengan kondisi rusak berat. Masalah perumahan permukiman
lainnya di Kabupaten Karawang adalah keluarga yang bertempat tinggal di bawah
jaringan listrik tegangan tinggi yaitu sebanyak 502 keluarga atau sejumlah 631
bangunan.

Sedangkan visi Kabupaten Karawang sendiri Adalah Visi dibangun guna mendorong
semangat bagi seluruh pemangku-kepentingan (stakeholders) untuk berperan serta
dalam membangun dan mewujudkan Kabupaten Karawang yang maju disegala aspek
kehidupan, serta terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera dan mandiri.

Dengan demikian masih terdapat hambatan dalam perencanaan properti Kabupaten


Karawang Bidang Perumahan dan Permukiman.
2.5.2 Kebijakan dalam informasi tentang lahan dan Properti
Dalam pengembangan properti terkadang informasi mengenai lahan sulit untuk
diakses sehingga menghambat kegiatan pengembangan properti. Hal tersebut
dikarenakan hal pertama yang harus dipastikan dalam perencanaan pengembangan
properti adalah status kepemilikan lahan atau legalitas lahan. Selain dari sisi
kepemilikan, lahan juga harus dicari informasinya terkait kebijakan tata ruang
wilayahnya agar perencanaan pengembangan properti tidak menyalahi kebijakan tata
ruang wilayah.
BAB 3
GAMBARAN UMUM
3.1 Profil Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang merupakan kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat
Karawang memiliki Luas sebesar 1.726 Km, Karawang terkenal memiliki Banyak
kawasan industri besar di dalamnya serta karawang sebagai penunjang bagi kabupaten
maupun kota lainnya Kebutuhan properti di Kabupaten Karawang berkembang sangat
pesat di dukung dengan karawang memiliki banyak kawasan industri dimana banyak
pendatang untuk bekerja di sektor industri di kabupaten karawang. Sehingga kebutuhan
lahan terhadap perumahan sangat banyak di butuhkan oleh para investor.

Dalam hal ini pengembangan properti perumahan di Kabupaten Karawang


memiliki permasalahan seperti Laju pertumbuhan penduduk tinggi menyebabkan
tinggingya kebutuhan rumah tinggal. Dari permasalahan terkait laju pertumbuhan
penduduk tersebut membuat kebutuhan akan perumahan ( properti real estate ) penting
dalam Kabupaten Karawang.

3.2 Profil Properti di Kabupaten Karawang


Pada pembahasan kali ini akan membahas terkait studi kasus properti di
Kabupaten Karawang, bagaimana peranan real estate (properti) dalam pembangunan
kota dan bagaimana rantai industri properti tertebut.

Pada kabupaten Karawang terdapat banyak properti seperti Kawasan Industri, Kawasan
Perumahan Terpadu, Kawasan Pergudangan, Kawasan Perdagangan dan Jasa. Properti-
Properti tersebut menjadi penunjang pendapatan asli daerah kabupaten karawang.

3.2.1 Kawasan Industri


Bahwasanya kawasan industri di kabupaten Karawang memiliki peranan besar
terhadap pembangunan dan perkembang di kabupaten Karawang, mengapa hal
demikian dapat terjadi dikarenakan bahwa Industri ini menyumbang Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Karawang sehingga hal  

inilah yang berperan sangat besar terhadap perkembangan dan pembangunan di


kabupaten karawang.

3.2.2 Kawasan Perumahan Terpadu


Perananan Kawasan Perumahan Terpadu terhadap pembangunan dan perkembangan
kabupaten Karawang ini bahwasannya kawasan perumahan terpadu berperan serta
dalam pembangunan dan perkembangan kabupaten karawang, dikarenakan mereka
menyumbang sebagian dari pendapatan asli daerah.

3.2.3 Kawasan Pergudangan


Kawasan pergudangan ini juga berperan serta terhadap pembangunan dan
perkembangan kabupaten karawang karena mereka turut menyumbang pendapatan asli
daerah. Walaupun, tidak menyumbang dengan persentase yang besar dibandingkan
dengan setor-sektor yang lain.

3.2.4 Kawasan Perdagangan dan Jasa


Kawasan perdagangan dan jasa ini berperan dalam peningkatan pendapatan asli
daerah kabupaten karawang karena mereka menyumbang hasil daripada pajak kepada
daerah sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik dan masif.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Lahan Potensial
4.1.1 Tutupan Lahan
Dalam penentuan lokasi perumahan di Kabupaten Karawang, dengan melihat
tutupan lahan yang berpotensi sebagai perencanaan perumahan bagi mahasiswa di luar
Kabupaten Karawang. Tutupan lahan yang dipakai yaitu ruang terbuka/ kosong yang
berada pada 5 titik di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang yaitu sebagai
berikut :

Tabel IV. 1 Penetuan Lokasi Perumahan Berdasarkan Tutupan Lahan

No Titik Luasan Lokasi


1 Titik 1
2 Titik 2
3 Titik 3
4 Titik 4
5 Titik 5
6 Titik 6
7 Titik 7
Sumber : Hasil Olahan Data, 2022

4.1.2 Regulasi/Kebijakan
Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan, Perumahan
adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perkehidupan dan penghidupan. Lokasi
perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. Lokasi peruntukan perumahan adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan untuk tempat tinggal atau
hunian. Identifikasi untuk menentukan kawasan perumahan diperoleh dari album
Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Karawang tahun 2011-2031. Luas lahan
peruntukan perumahan adalah merupakan luas areal lahan yang akan dikembangkan
menjadi perumahn pada kawasan tertentu. Adapun lokasi pembangunan perumahan bagi
mahasiswa berpenghasilan rendah (MBR) sebagaimana dimaksud telah sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah.
Dapat diketahui bahwa dari 7 titik lokasi peruntukan perumahan titik ini
diklasifikasi menjadi dua yaitu sesuai dan tidak sesuai dari luas lahan peruntukan
perumahan. Klasifikasi sesuai terdiri dari 23 titik dimana titik 20 merupakan titik
dengan luas 4,8 hektar yang berada di Kelurahan Bina Widya sedangkan klasifikasi
tidak sesuai terdiri dari 6 titik dimana titik 7 merupakan titik dengan luas 0,2 hektar
yang berada di Kelurahan Tobek Godang
Tabel IV. 2 Penentuan Lokasi Peruntukan Perumahan di Kabupaten Karawang
Berdasarkan Regulasi

No Titik Luas Lokasi Peruntukan


1 Titik 1
2 Titik 2
3 Titik 3
4 Titik 4
5 Titik 5
6 Titik 6
7 Titik 7
Sumber : RTRW Kabupaten Karawang Tahun 2011-2031
4.1.3 Status Lahan
Status tanah merupakan kedudukan tanah berdasarkan hukum yang berlaku.
Status tanah ini penting untuk mengetahui apakah ada hubungaan hukum di antara
subjek hak dengan objek hak dan bilamana ada, sejauhmana hubungan hukum yang
terdapat di antara subjek hak dengan objek hak. Ada tidaknya hubungan hukum ini
penting diketahui untuk menentukan sejauhmana kedalaman Hak Menguasai dari
Negara (HMN) atas tanah berlaku terhadap bidang tanah atau bentang lahan atau
kawasan tertentu. Berdasarkan informasi yang di dapat bahwa status lahan tersebut
milik warga yang betempat tinggal di sekitar area tersebut dan juga lahan tersebut
merupakan lahan kosong yang sebagian digunakan untuk pertanian dan sebagian semak
belukar

No Titik Lokasi Status Lahan


1 Titik 1
2 Titik 2
3 Titik 3
4 Titik 4
5 Titik 5
6 Titik 6
7 Titik 7

4.1.4 Harga Lahan


Harga lahan adalah penilaian lahan yang dilihat dari harga nominal satuan uang
untuk satuan luas yang berlaku pada pasaran lahan (Drabkin, 2008). Harga lahan di
Kabupaten Karawang mengalami kenaikan harga karena segala kelengkapan fasilitas
yang dibutuhkan orang perkotaan sudah tersedia di sana, dan menjadi salah satu daya
tarik kawasan. Fasilitas yang dimaksud lengkap, seperti sekolah, rumah ibadah, sarana
olah raga, hingga taman rekreasi. Dengan melihat pertumbuhan harga yang tinggi, tidak
menutup kemungkinan melakukan investasi tanah dalam sepuluh tahun kedepan
menjadi sebuah trend.
Dapat diketahui bahwa dari 7 titik lokasi peruntukan perumahan. titik ini dikelas
menjadi dua kelas yang terdiri dari harga lahan murah dan harga lahan mahal. Kelas
lahan murah terdiri dari 4 titik dimana titik 1 merupakan titik dengan harga lahan rendah
yaitu 200 ribu rupiah yang terletak di Kelurahan Sialang Munggu dan memiliki luas 0,7
hektar sedangkan titik 23 merupakan titik dengan harga lahan tinggi yaitu 537 ribu
rupiah yang terletak di Kelurahan Air Putih dan memiliki luas 1,1 hektar sedangkan
kelas lahan mahal terdiri dari 10 titik dimana titik 23 merupakan titik dengan harga
lahan rendah yaitu 700 ribu rupiah yang terletak di Kelurahan Tuah Madani dan
memiliki luas 1,1 hektar sedangkan titik 1 merupakan titik dengan harga lahan tinggi
yaitu 1,5 juta rupiah yang terletak di Kelurahan Delima dan memiliki luas 4,8 hektar.
Titik 18 merupakan titik yang paling murah dari harga lahan karena mempunyai
harga yaitu 200 ribu rupiah untuk dibangun perumahan, titik ini berada pada kelurahan
sialang munggu, sedangkan titik 1 merupakan yang paling mahal dari harga lahan
karena mempunyai harga yaitu 1,5 juta rupiah untuk dibangun perumahan titik ini
berada pada kelurahan Delima Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut.
No Titik Luas Lokasi Harga Lahan Kelas
1 Titik 1
2 Titik 2
3 Titik 3
4 Titik 4
5 Titik 5
6 Titik 6
7 Titik 7

4.1.5 Daya Dukung lingkungan


4.1.6 Ketersediaan Infrastruktur

4.2 Analisis Kebutuhan


4.2.1 Analisis Backlog Bdi Kabupaten Karawang
Populasi mahasiswa yang berasal dari luar Kabupaten Karawang tahun 2020 yaitu
330.000 jiwa. Dengan jumlah perumahan kost untuk 1 orang sebanyak 125.000 dan 2
orang sebanyak 95.000. Berikut backlog rumah hunian mahasiswa di Kabupaten
Karawang sebagai berikut :

Tabel IV. 3 Backlog di Kabupaten Karawang

Populasi Kapasitas kamar Jumlah rumah Backlog


1 orang 125.000 7.000
330.000
2 orang 95.000 4.000
Jumlah - 315.000 15.000
Sumber : Hasil analisis 2022

Jika dilihat dari tabel diatas maka pada tahun 2020 di masih banyak mahasiswa yang
kekurangan unit perumahan tempat tinggal.

Anda mungkin juga menyukai