Anda di halaman 1dari 7

1.

Adaik Nan Sabana Adaik (Adat Yang Sebenar Adat)


Adat yang sebenar adat adalah sumber utama Adat Minangkabau. Karena Adat yang sebenar
Adat merupakan ajaran islam atau Syarak yang bersumber pada kitab suci Al-Qur’an dan
Hadits.

Dalam pepatah minang adat yang sebenar adat disebut:

Adaik Nan Sabana Adaik


Indak apuak dek hujan
Indak lakang dek paneh
Kok dicabuik indak mati
Kok diasak indak layua
Adat yang sebenar adat juga tidak boleh sama sekali dirubah karena sudah ditetapkan dan
menjadi ketentuan. Bahkan aturan adat yang ada di minangkabau disusun berdasarkan adat
yang sebenar adat.

Contoh adat sebenar adat ini adalah mahar pernikahan. Di dalam islam aturan mahar sudah
ditentukan bahwa diberikan oleh laki-laki. Dalam adat pernikahan di Minangkabau juga hal
itu berlaku, tidak dirubah. Meskipun misalnya ada adat ‘bajapuik’ di Pariaman dimana pihak
perempuan membayar sejumlah uang kepada laki-laki, namun mahar tetap dibayar oleh laki-
laki.

2. Adaik Nan Diadaik-an (Adat Yang Diadatkan)


Adat yang diadatkan merupakan tingkatan kedua dalam adat minangkabau. Adat yang
diadatkan merupakan aturan-aturan yang mengatur kehidupan masyarat Minangkabau. Adat
yang diadatkan ini telah disusun oleh nenek moyang orang Minangkabau sejak zaman
dahulu.

Namun dalam penyusunan adat yang teradat tersebut yang menjadi acuan adalah adat yang
sebenar adat. Sehingga dari sinilah lahir falsafah Minang ‘Adat Basandi Syarak, Syarak
Basandi Kitabullah, Sayarak mangato Adat Mamakai’.

3. Adaik Nan Taradaik (Adat Yang Teradat)


Adat Minangkabau yang ketiga adalah adat yang teradat. Adat yang teradat merupakan aturan
adat yang berlaku di sebuah nagari, di sebuah kecamatan, di sebuah kabupaten. Artinya adat
tersebut hanya berlaku di dalam lingkup ruang tertentu dan berbeda dengan di daerah lainnya.
Contoh paling nyata dari adat yang teradat adalah adat perkawinan antara daerah
payakumbuh dan daerah pariaman. Adat perkawinan di dua wilayah ini berbeda satu sama
lainnya.

Di daerah Payakumbuh misalnya dalam adat pernikahan laki-laki harus membelikan


perlengkapan kamar pengantin wanita atau yang disebut ‘Adaik Sasuduik’.

Lain lagi di daerah Pariaman dimana pihak calon pengantin perempuan yang datang kepada
pihak laki-laki untuk meminta dia menjadi pengantin pria dan membayar sejumlah uang atau
emas yang disebut ‘uang japuik’.

Namun berbeda dengan dua adat sebelumnya yang tidak boleh diubah, aturan adat yang
teradat lebih fleksibel atau dalam adat minang disebut ‘babuhua sentak’

4. Adaik Istiadaik (Adat Istiadat)


Adat Istiadat merupakan jenis adat minangkabau keempat dimana adat ini dibuat oleh para
pemangku adat, pemerintahan nagari dan lainnya terhadap sebuah masalah atau kondisi
tertentu.

Adat istiadat ini bisa berubah dan sangat fleksibel tergantung pada pertimbangan atau
rundiang. Sama halnya dengan adat yang teradat, adat istiadat juga ‘babuhua sentak’.

Konsep kepemimpinan yang dianut oleh adat Minangkabau tersebut


adalah Tigo Tungku Sajarangan. Tigo Tungku Sajarangan yaitu konsep
kepemimpinan yang memadukan antara kaum ulama, cendekiawan, dan
mamak atau datuak.
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”Saciok bak ayam sandancing bak basi, saiyo sakato,
duduk samo rendah tagak sama tinggi\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”.
Artinya :
Pepatah di atas menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mampu mendengarkan,
mempertimbangkan dan mengapresiasi setiap masukan atau pendapat dari anggota tim.

Adanya demokrasi dalam perihal diskusi akan sangat membantu bilamana sebuah tim tengah
dilanda masalah. Bertukar pikiran adalah jalan terbaik untuk menemukan titik terang dan jalan
keluar.

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”Nan kuriak iyolah kundi, nan merah


iyolah sago/ nan baiak iyolah budi, nan endah iyolah
baso\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”.
Artinya :
Pepatah Minang tentang Pemimpin di atas mengajak semua pemimpin untuk mampu
memberikan didikan karakter yang baik kepada semua anggota tim, dalam rangka
mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri, yakni kemampuan pemimpin dalam menerapkan sikap-sikap
positif dalam diri, maka lambat laut akan mulai diikuti oleh yang lainnya secara perlahan.

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”Nan tuo dihormati, nan ketek


disayang\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”.
Artinya :
Dalam adat Minangkabau, posisi orang tua selaku pemuka, Ninik mamak dan kepala adat
sangat tinggi. Keputusan-keputusan terakhir ada di tangan mereka. Selain itu, mereka juga
mahir dalam menentukan keputusan.

Untuk itu, pandai-pandailah berkomunikasi dan bersikap layaknya pemberian rasa hormat dan
segan. Menghargai para pemuka adat memang diwajibkan bagi siapa saja dan dimana saja.

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”Dan buto paambuih lasuang, nan pakak palapeh badia,


nan lumpuah paunyi rumah, nan kuaik pambao baban, nan binguan disuruah-suruah, nan cadiak
lawan barundiang.\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”
Artinya :
Pepatah Minangkabau Tentang Pemimpin di atas menjelaskan bahwa, seorang ketua atau
kepala kepemimpinan harus mampu menempatkan setiap anggotanya pada posisi yang benar-
benar dikuasainya.
Sebelum itu, pemimpin juga harus mampu menelaah dan membaca karakter masing-masing,
sehingga setiap amanah yang diembankan bisa memberikan hasil terbaik dan tentunya
memuaskan.

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”Tembak nan baalamaik, pandang nan batujuan, balajan


mahadang bateh, balayia mahadang pulau.\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”
Artinya :
Seorang pemimpin juga harus mampu menekankan kepada anggota tim bahwasanya tanggung
jawab yang dibebankan harus mampu diemban sebaik mungkin. Jangan lupa juga, ada
konsekuensi atas segala bentuk kelalaian anggota.

“Alu pancukia duri.\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”


Artinya :
Meski pepatah Minang di atas hanya 3 suku kata, maknanya seorang pemimpin harus bisa
memberi arahan mengenai tanggung jawab tim, jangan sampai melakukan kesalahan yang
nantinya akan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Garis keturunan = matrilineal

Pecahan suku =

Koto =

Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:

 Tanjung Koto
 Koto Piliang di nagari Kacang, Solok
 Koto Dalimo
 Koto Diateh
 Koto Kaciak
 Koto Kaciak 4 Paruik di Solok Selatan
 Koto Tigo Ibu di Solok Selatan
 Koto Kampuang
 Koto Kerambil
 Koto Sipanjang
 Koto Sungai Guruah di Nagari Pandai Sikek (Agam)
 Koto Gantiang di Nagari Pandai Sikek (Agam)
 Koto Tibalai di Nagari Pandai Sikek (Agam)
 Koto Limo Paruik di Nagari Pandai Sikek (Agam)
 Koto Rumah Tinggi di nagari Kamang Hilir (Agam)
 Koto Rumah Gadang, di nagari Kamang Hilir (Agam)
 Koto Sariak, di nagari Kamang Hilir (Agam)
 Koto Kepoh, di nagari Kamang Hilir (Agam)
 Koto Tibarau, di nagari Kamang Hilir (Agam)
 Koto Tan Kamang/Koto nan Batigo di nagari Kamang Hilir (Agam)
 Koto Tuo di Kenegerian Paranap, Indragiri Hulu
 Koto Baru di Kenegerian Paranap, Indragiri Hulu
 Koto Musajik di Kenegerian Sungai Pua

Piliang =

 Piliang koto baru,DT Basa (Piliang koto di nagari Balai gurah Kec IV angkek, Kab Agam

 Piliang Guci (Guci Piliang di nagari Koto Gadang, Agam)


 Pili di nagari Talang, Sungai Puar (Agam)

 Koto Piliang di nagari Kacang, Solok dan Lubuk Jambi, Kuantan Mudik, Riau

 Piliang Laweh di Tanjung Alam, Tanah Datar dan Piliang Lowe di ([[Kuantan Singingi))

 Piliang Sani (Piliang Soni) di Kuantan Singingi, Riau dan nagari Singkarak, Solok


 Piliang Baruah
 Piliang Bongsu
 Piliang Cocoh,
 Piliang Dalam
 Piliang Koto
 Piliang Koto Kaciak
 Piliang Patar
 Piliang Sati

 Piliang Batu Karang di nagari Singkarak, Solok


 Piliang Guguak di nagari Singkarak, Solok
 Piliang Atas (Kuantan Singingi)
 Piliang Bawah (Kuantan Singingi)
 Piliang Godang (Piliang Besar)
 Piliang Kaciak (Piliang Kecil)
 Piliang Bawah Tabiang di nagari Padang Lua, Batusangkar
Bodi = jambak

Caniago =

Hak ulayat merupakan serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat,


yang berhubungan dengan tanah yang terletak dalam lingkungan wilayahnya. Itu artinya tanah
milik desa yaitu tanah yang dimiliki pemerintah desa dan disertifikatkan atas nama Pemerintah
Desa.
Ungakapn dalam bentuk pepatah

Supayo pandai rajin baguru, supayo tinggi naikan budi. Artinya:


Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat
dengan budi yang tinggi. 2. Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak
mati. Artinya: Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan
penuh bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai