Rumput laut merupakan salah satu komoditas penting perikanan yang ada di
Indonesia. Pengembangan budidaya rumput laut telah banyak dikembangkan dari
kapasitas produksi hingga jenis yang dibudidayakan demi menunjang kebutuhan
pasar ekspor. Rumput laut merupakan makroalga bentuk tumbuhan laut. Peningkatan
produksi rumput laut Indonesia saat ini pada kenyataannya belum diimbangi dengan
peningkatan kualitas hasil produksi, dimana hasil produksi rumput laut kering yang
berasal dari pembudidaya belum sepenuhnya memenuhi standar kualitas yang
diinginkan oleh industri pengolah. Ironisnya yang terjadi pihak Industri pengolah
seringkali mengeluarkan biaya produksi tambahan untuk melakukan sortir ulang
produk kering dari pembudidaya, sehingga sampai saat ini posisi tawar produk kering
rumput laut dari pembudidaya masih belum mampu bersaing. Rumput laut kering
adalah salah satu komoditas perairan yang dapat diolah menjadi bahan pangan dan
kosmetik. Proses pengeringan rumput laut pada umumnya menggunakan panas
matahari dimana proses tersebut membutuhkan waktu yang lama. Teknik
pengeringan rumput laut dengan oven pada umumnya sudah banyak dilakukan
dengan menggunakan suhu 50 dan 60°C. Keadaan yang berbanding terbalik dengan
apa yang diharapkan karena kualitas rumput laut yang selalu tidak sesuai dengan
yang diinginkan. Rumput laut yang dihasilkan banyak yang kurus, tidak kering, tidak
bersih (banyak pasir), sehingga rumput laut tidak bisa dijual atau bisa dijual namun
hanya dalam jumlah yang sedikit. Akhirnya, petani rumput laut mengalami kerugian.
Perilaku manusia memiliki dampak paling besar dalam perbaikan kualitas dari
rumput laut. Masyarakat harus mengetahui dengan pasti spesifikasi secara spesifik
rumput laut yang menjadi standar keinginan pasar. Hal ini diperlukan agar para petani
dapat memahami apa saja yang perlu diupayakan untuk memaksimalkan produksi
rumput laut berdasarkan kriteria yang diinginkan. Kegiatan pascapanen yang
dihasilkan oleh para pembudidaya memiliki mutu rumput laut kering di bawah
Standar Nasional Indonesia. Penyebab rendahnya mutu yang dihasilkan oleh
petambak antara lain tidak dilakukannya pencucian dan pengeringan yang dilakukan
di atas tanah. Pemanfaatan rumput laut kering dapat diolah menjadi cemilan,
kosmetik, makanan, agar-agar serta obat-obatan (Abidin et al., 2022).
Abidin, Z., Y. H. Sipahutar dan J. Sirait. 2022. Pemanfaatan Rumput Laut (Gracillia
sp.) sebagai Produk Mie Kering. Jornal Aurelia, 4(1): 87-96.
PEMANFAATAN PRODUK RUMPUT LAUT KERING
Bachaki, A., S. D. Lestari dan D.F. Hildianti. 2019. Pemanfaatan Rumput Laut
Eucheuma Cottoni dalam Pembuatan Sabun Antiseptik. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 22(1): 143-153.