Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOGRAFI

REGIONALISASI KAWASAN DUNIA BERDASARKAN


PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 4
1. MUH. GUNTUR KASRIADY (19)

2. NABILA SAFIRA YUDIN (20)

3. NAILA ALYA SYAMSIPUTRI (21)

4. NAILAH AINIYAH K (22)

5. NI MADE CINDY WULANDARI (23)

6. NUR AZIZAH RAMADHANI (24)

XII MIPA-2

SMA NEGERI 11 MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya


m e n y e l e s a i k a n makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusuntidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Geografi, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran danterutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.

M a kal a h ini m em ua t t e nt a ng “ Re gi onal i s a si Ka wa s a n Duni a Ber da s a r ka n


Pus a t Pe rt um buha n Ekonom i ” . Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada ibu
Margaretha selaku guru mata pelajararan Geografi yang telah membimbing penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima kasih.

Makassar, 13 Februari 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................................I

Daftar Isi .....................................................................................................................................II

Bab 1 : Pendahuluan...................................................................................................................III

Bab 2 : Isi

A. Konsep Regionalisasi Ekonomi..................................................................................5

B. Regionalisasi Ekonomi Kawasan Dunia........................................................................6

1.Masyarakat Ekonomi Eropa.......................................................................................6

2.AFTA........................................................................................................................7

3.APEC........................................................................................................................8

4.ASEAN.....................................................................................................................9

5.NAFTA...................................................................................................................10

Bab 3 : Penutup..........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara praktis, konsep regionalisme sering digunakan secara silih berganti dengan konsep
region/kawasan, subregion/subkawasan, atau subsistem. Pembahasan mengenai keterhubungan
konsep keamanan dengan kawasan terdiri dari aktor/ pelaku; lingkungan dan hubungan antara aktor
dan lingkungan..

Kebijakan pembangunan wilayah di seluruh dunia meliputi bidang ekonomi, sosial, politik, serta
bidang lain, baik di negaranya masing-masing secara menyeluruh maupun di dunia internasional.
Analisis ini sangat penting artinya dalam rangka menerapkan teori dan konsep yang ada untuk
memepercepat pertumbuhan negaranya, salah satunya dalam bidang ekonomi seperti meningkatkan
penyediaan lapangan kerja, dan pertumbuhan di negaranya masing-masing.

Salah satu cara dalam keterikatan dalam ekonomi dunia melalui konsep regionalisasi ekonomi.
Konsep region ini diberikan oleh Louis Cantori dan Steven Spiegel yang mendefinisikan kawasan
sebagai dua atau lebih negara yang saling berinteraksi dan memiliki kedekatan geogrfis, kesamaan
etnis, bahasa, budaya, keterkaitan sosial dan sejarah dan perasaan identitas yang seringkali meningkat
disebabkan adanya aksi dan tindakan dari negara-negara diluar kawasan. Lebih jauh, mereka
membagi subordinate system kedalam tiga bagian, yaitu core sector (negara inti kawasan), peripheral
sector (negara pinggiran kawasan) dan intrusive (negara eksternal yang dapat berpasrtisipasi dalam
interaksi kawasan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh beberapa rumusan masalah sebgai berikut:

1.Bagaimana konsep dari Regionalsisasi Ekonomi?

2.Bagaimana Regionalsisasi Ekonomi kawasan di dunia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusaln masalah di atas, maka tjuan beberapa dari penulisan malah ini adalah sebagai
berikut:

1.Memamahami konsep dari Regionalisasi Ekonomi

2. Memahami Regionalisasi Ekonomi kawasan di dunia


BAB 2

ISI
A. Konsep Regionalisasi Ekonomi

1. Latar Belakang Regionalisasi Ekonomi

Dalam bahasa Indonesia, region ini biasa dipergunakan padanan kata dari wilayah. Istilah region
dipergunakan untuk menyebut ruang geografis yang menunjukkan keterlibatan ruang (spatial)
beberapa wilayah administratif, baik sebagian maupun seluruhnya.

Di dalam jurnal UMY, Regionalisasi adalah pertumbuhan interaksi sosial di dalam suatu kawasan dan
proses interaksi sosial serta ekonomi secara tidak langsung. Regionalisasi biasa juga disebut sebagai
ekonomi yang berdampak pada adanya ketergantungan di antara negara-negara dalam suatu kawasan..
Regionalisasi dapat dilihat dari migrasi, pasar, jaringan sosial. Ketiga hal ini dapat meningkatkan
interaksi yang mengikat negara-negara dan membentuk kawasan baru yang lintas batas.

2. Kriteria Pengelompokan Regionalisasi

a. Kriteria Geografis: mengelompokkan negara-negara berdasarkan lokasinya dalam benua, sub-


benua, dan lain-lain.

b. Kriteria politik/militer: mengelompokkan negara-negara berdasarkan keikutsertaannya dalam


berbagai aliansi atau berdasarkan orientasi ideology dan politik.

c. Kriteria ekonomi: mengelompokkan negara-negara berdasarkan kriteria-kriteria terpilih mengenai


perkembangan (pembangunan) ekonomi.

d. Kriteria Transaksional: mengelompokkan negara-negara berdasarkan jumlah dan frekuensi


pertukaran penduduk, barang-barang dan jasa. (Coulumbis & Wolfe, 1999:312-313)

3. Bentuk-bentuk Regionalisasi Ekonomi Kawasan Dunia

a. Berdasarkan pusat pertumbuhan ekonomi

b. Perdagangan internasional

c. Pertukaran sarana dan prasarana produksi

d. Hubungan hutang piutang yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara-negara lain

e. Hubungan antar penduduk dari berbagai negara

f. Berdasarkan letak geografis

g. Berdasarkan banyak negara peserta


B. Regionalisasi Ekonomi

Kawasan di Dunia Kebijakan pembangunan wilayah di seluruh dunia meliputi bidang ekonomi,
sosial, politik, serta bidang lain, baik di negaranya masing-masing secara menyeluruh maupun di
dunia.

Analisis ini sangat penting artinya dalam rangka menerapkan teori dan konsep yang unik untuk
mempercepat pertumbuhan negara. Semua itu diperlukan untuk peningkatan proses pembangunan
sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya, masing-masing negara tidak semuanya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi dan sumber
daya alamnya sendiri sehingga membutuhkan bantuan tenaga ahli dari negara lain untuk percepatan
ekonnomi suatu negara dari kemajuan negaranya. Salah satu cara dalam keterkaitan dalam ekonomi
dunia melalui konsep regionalisasi ekonomi.

1.Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

a. Sejarah terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa

Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic Community (EEC) didirikan pada tahun
1957 berdasarkan perjanjian antarnegara Eropa Barat di Roma Italia. Tujuannya adalah menyusun dan
melaksanakan politik perdagangan bersama dan mendirikan daerah perdagangan bebas di Eropa.
Selain itu, MEE juga mengadakan kerja sama di bidang perdagangan dengan negara-negara Asean
termasuk Indonesia.

MEE berdiri pada tahun 1957 setelah


ditandatanganinya Perjanjian Roma tanggal 25
Maret 1957. Pada awal berdirinya, MEE bercita-
cita untuk menyerasikan gerak kegiatan ekonomi,
pengembangan yang mantap dan seimbang,
stabilitas ekonomi yang lebih mantap, dan
perbaikan taraf hidup masyarakat Eropa. Namun,
cita-cita itu terhalang oleh munculnya paham
nasionalisme yang sempit di beberapa negara
Eropa. Perwujudan MEE diawali dengan
pembentukan Pan Eropa.

Lembaga Masyarakat Ekonomi Eropa atau MEE


ini akhirnya berganti nama menjadi Uni Eropa setelah ditandatanganinya perjanjian Maastrich oleh 12
negara anggota MEE pada tanggal 7 Febuari 1992. Perubahan nama MEE menjadi Uni Eropa ini juga
mengubah pola organisasi yang lebih terbuka pada negara non anggota. Perjanjian tersebut membawa
Masyarakat Ekonomi Eropa menjadi Uni Eropa melalui The Treaty on European Union yang mulai
dilaksanakan pada 1 Januari 1993.

b. Tujuan di Bentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa

1) Integrasi Eropa dengan cara memajukan perekonomian, memperbaiki taraf hidup, dan memperluas
lapangan kerja.
2) Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan bebas dan keseimbangan perdagangan
antara negara anggota.

3) Menghapuskan semua halangan yang menghambat lajunya perdagangan internasional.

4) Memperluas hubungan dengan negara-negara selain anggota MEE.

c. Negara Anggota Masyarakat Ekonomi Eropa

Prancis, Jerman, Italia,Belgia ,Belanda,Luksemburg, Inggris, Denmark,Irlandia,Spanyol,Portugal dan


Yunani

2. AFTA (ASEAN Free Trade Area)

a. Sejarah AFTA

Pergeseran sistem ekonomi internasional menimbulkan dampak besar bagi dinamika hubungan
perdagangan antar negara. Akibatnya, negara-negara dituntut untuk dapat mengintegrasikan ekonomi
nasionalnya menuju sistem perdagangan bebas.

AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat


Tinggi (KTT) ASEAN yang ke IV di Singapura pada
tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan sebagai
wujud dari kesepakatan dari negara-negara Asia
Tenggara untuk membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi kawasan regional ASEAN dengan
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
duniaakan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-
2008). Kemudian dipercepat menjadi tahun 2002.

Inti pokoknya adalah kerjasama antar Negara-negara


ASEAN dalam membentuk kawasan bebas perdagangan dalam rangka meingkatkan daya saing
ekonomi kawasan regional ASEAN.

b. Tujuan Pembentukan AFTA

1) Meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai
basis produksi pasar dunia

2) Untuk menarik investasi dan meningkatkan perdagangan antar anggota ASEAN

3) Meningkatkan investasi di antara Negara Negara

Oleh karena itu, penerapan AFTA guna meningkatkan perdagangan antar anggota juga memiliki
beberapa persyaratan produk yang harus dipenuhi yaitu:

1) Produk yang bersangkutan harus sudah masuk dalam Inclusion List (IL) dari Negara
eksportir maupun importer

2) Produk tersebut harus mempunyai program penurunan tarif yang disetujui oleh Dewan
AFTA (AFTA Council)
3) Produk tersebut harus memenuhi persyaratan kandungan lokal 40%. Suntu produk
dianggap berasal dari negara anggota ASEAN apabila paling sedikit 40% dari kandungan
bahan didalamnya berasal dari negara anggota ASEAN.

c. Negara-negara Anggota AFTA

Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki enam anggota, yaitu, Brunei,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Vietnam bergabung pada 1995, Laos dan
Myanmar pada 1997 dan Kamboja pada 1999. AFTA sekarang terdiri dari sepuluh negara ASEAN.

Keempat pendatang baru tersebut dibutuhkan untuk menandatangani persetujuan AFTA untuk
bergabung ke dalam ASEAN, namun diberi kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban
penurunan tarif AFTA.

AFTA secara resmi dimulai pada tanggal 1 Januari 1993. Dengan AFTA diharapkan negara anggota
lebih meningkatkan penghasilan ekspor masing-masing anggota; mengingkatkan investasi dalam
kegiatan produksi dan jasa antaranggota. Selain itu, negara anggota AFTA diharapkan dapat
meningkatkan investasi dari negara bukan anggota.

3.APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)

a. Sejarah Terbentuknya APEC

Pada awal berakhimya Perang dingin diharapkan


dapat memunculkan dunia yang lebih aman dan
damai. Akan tetapi dalam kenyataanya, masih banyak
ditemukan permasalahan lama yang belum dapat
diselesaikan dengan tuntas.. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa situasi ekonomi politik internasional
pada era pasca Perang Dingin diwarnai oleh adanya
berbagai perubahan dan perkembangan dinamis.

Situasi itulah yang mendorong negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk membentuk kerjasama
antar negara terutama di bidang ckonomi, yang disebut dengan Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC). APEC atau kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, dibentuk pada tahun 1989 berdasarkan gagasan
perdana menteri Australia, Bob Hawke. Tujuan forum ini selain untuk memperkuat pertumbuhan
ekonomi kawasan juga untuk mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik.

Sebagai forum regional, APEC memiliki karakteristik yang membedakannya dari berbagai forum
kerjasama ekonomi kawasan lainnya, yakni sifatnya yang tidak mengikat (non-binding). Selain itu
APEC juga dilandasi oleh prinsip-prinsip konsultatif, komprehensif, fleksibel, transparan,
regionalisme terbuka dan pengakuan atas perbedaan pembangunan antara ekonomi maju dan ekonomi
berkembang.

b. Negara-negara Anggota APEC

Keanggotaan APEC terdiri dari 21 negara yang terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Kanada,
Chile, China, Hong Kong. Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Meksiko, PNG, Peru, Filipina, Rusia,
Singapura, Chinese Taipei, Thailand, AS dan Vietnam.
c. Tujuan dibentuknya APEC

Tujuan utama APFC menurut Kementerian Luar Negeri RI (2015) adalah mer 13 uhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi
perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama
pengembangan kapasitas Ekonomi anggota. Untuk itu, telah ditetapkan suatu target "the Bogor
Goals", sebagai hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994.

4. ASEAN (Association of South East Asian Nation)

a. Sejarah Terbentuknya ASEAN

ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast


Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara) adalah organisasi kawasan yang mewadahi
kerjasama antarnegara di Asia Tenggara sejak tahun
1967.

ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di


Bangkok (Ibu Kota Thailand) oleh Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pendirian
itu di tandai tandai dengan penandatanganan Deklarasi
Bangkok dan di peringati setiap tahun sebagai hari
ASEAN. Deklarasi Bangkok ditandatangi oleh
perwakilan dari 5 negara pemrakarsa/pendiri ASEAN
di antaranya: Adam Malik (Menteri Luar Negeri
Indonesia); Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri Malaysia); Narciso Ramos (Menteri Luar
Negari Filiphina); S. Rajaratman (Menteri Luar Negeri Singapura); Thanat Khoman (Menteri Luar
Negeri Thailand).

b. Negara-negara Anggota ASEAN

ASEAN beranggotakan hampir semua Negara yang berada di

Asia Tenggara kecuali Timor Leste dan Papua New giunea, adapun anggota dari ASEAN yaitu

c. Tujuan dibentuknya ASEAN

1) Menciptakan pemeliharaan dan peningkatan perdamaian, keamanan, ketahanan dan kawasan bebas
senjata nuklir dan senjata pemusnah massal

2) Menciptakan kerja sama di bidang perdagangan, penanaman modal, ketenagakerjaan, pengentasan


masyarakat dari kemiski- nan, dan pengurangan kesenjangan pembangunan di kawasan

3) Menciptakan penguatan demokrasi, pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia, dan lingkungan
hidup, serta penciptaan lingkungan yang aman dari narkoba

4) Mengembangkan sumber daya manusia, meningkatkan partisipasi masyarakat dan kesejahteraan


rakyat.
5) Memajukan identitasnya dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman
budaya dan warisan kawasan, serta meneruskan peran proaktif ASEAN dalam kerja sama dengan
negara mitra wicara.

5. NAFTA (North America Free Trade Area)

a. Sejarah Terbentuknya NAFTA

NAFTA merupakan salah satu bentuk regionalisme yang ada di Amerika, tepatnya di wilayah
Amerika Utara. NAFTA (North America Free Trade Area) semula merupakan perjanjian bilateral
antara Amerika Serikat Dengan Kanada
(CFTA) berubah menjadi perjanjian
multilateral dikarenakan masuknya
Meksiko sebagai anggota ketiga.
Meksiko membutuhkan kerjasama
dengan Amerika Serikat dan Kanada
untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negaranya agar terlepas dari
krisis dan mampu bersaing dengan
negara berkembang lainnya. NAFTA
merupakan kelanjutan dari liberalisasi
perdagangan yang komprehensif dan program reformasi ekonomi.

NAFTA menghilangkan semua batas batas non-tarif bagi ekspor pertanian antara Amerika dan
Meksiko. Ketentuan-ketentuan agrikultural Amerika-Kanada (CanadaUnited State Free Trade
Agreement) berdampak sejak 1989 digabungkan dengan NAFTA. Dengan ketentuan ini semua tarif
ekspor pertanian antara Kanada dan Amerika dicakup oleh tariff-rate quotas (TRQ's) dihapus sejak 1
Januari 1998. Perjanjian Kanada-Meksiko menghilangkan hampir semua tarif baik secara langsung
atau selama 15 tahun.

b. Negara-negara Anggota NAFTA

NAFTA dibentuk oleh pemerintah Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.

c. Tujuan dibentuknya NAFTA

NAFTA bertujuan untuk menghilangkan semua tarif dan mengurangi hambatan non-tarif secara
substansial diantara negara- negara anggota. Serta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masing-masing negara anggota dengan melakukan liberalisasi perdagangan, sehingga mampu
menciptakan sebuah kawasan dengan tingkat ekonomi yang baik.
BAB 3

PENUTUP
Kesimpulan

Dalam bahasa Indonesia, region ini biasa dipergunakan padanan kata dari wilayah. Istilah region
dipergunakan untuk menyebut ruang geografis yang menunjukkan keterlibatan ruang (spatial)
beberapa wilayah administratif, baik sebagian maupun seluruhnya. Pengertian Region dalam konteks
Supra-nasional misalnya: Uni Eropa, ASEAN dan sebagainya.

Regionalisasi adalah pertumbuhan interaksi sosial di dalam suatu kawasan dan proses interaksi sosial
serta ekonomi secara tidak langsung. Regionalisasi biasa juga disebut sebagai ekonomi yang
berdampak pada adanya ketergantungan di antara negara-negara dalam suatu kawasan.

Kebijakan pembangunan wilayah di seluruh dunia meliputi bidang ekonomi, sosial, politik, serta
bidang lain, baik di negaranya masing-masing secara menyeluruh maupun di dunia internasional.
Analisis ini sangat penting artinya dalam rangka menerapkan teori dan konsep yang ada untuk
memepercepat pertumbuhan negaranya..

Selanjutnya, masing-masing negara tidak semuanya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi dari sumber
daya alamnya sendiri. Salah satu cara dalam keterikatan dalam ekonomi dunia melalui konsep
regionalisasi ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Qayyum M Suhaimi dan Mohd Roslan Mohd Nor. (2013). Penentangan Rakyat Palestin
Terhadap Israel Dalam Intifadah Pertama 1987: Kronologi dan Kesannya ke atas Konflik di Palestin.
Jurnal Al-Muqaddimah 1(1), 27-43.

Abdul, Qayyum M Suhaimi, (2014). Intifadah Al-Aqsa (2000) dan Kesannya keatas Proses Damai di
Palestin. Disertasi Sarjana. Kuala Lumpur: Universiti Malaya.

Anonim. (-). Problematika Keamanan Regional Asia Selatan. Jurnal: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. [Online] diakses dari laman web
https://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5994/bab%20ii.pdf?.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, (2015). Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).
[Online] diakses dari laman web https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama
regional/Pages/APEC.aspx.

Mahendra, Yustika Citra. (-). Regionalisme Menjawab Human Security (Studi kasus ASEAN dalam
permasalahan Human Security). Jurnal Transportasi Global Volume 3 Nomor 1.

Polii, Restilia. (-). Analisis Kepentingan Indonesia Bergabung Dalam APEC. Jurnal.

Sitepu, Anthonius. (2003). Konsep Integrasi Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional.
Jurnal: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. [Online] diakses dari
laman web http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3799/fisip- anthonius3.pdf?.

Utusan Online. (2011). Pembentukan Liga Arab. Akses pada 11 Mei 2015,

http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2011&dr-0524&pub-Utusan_

Anda mungkin juga menyukai