Anda di halaman 1dari 19

Karya Tulis Ilmiah

KEBIJAKAN YANG HARUS DILAKUKAN ASEAN

DALAM PERCAMPURAN EKONOMI DUNIA

Disusun oleh :
AZHAR YASIN RANTISI (04)

XII MIPA 5

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 LUMAJANG


Jl. Jend. Ahmad Yani No. 07 Telp. (0334) 881747 Kode Pos 67316

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat

dan hidayahnya sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah yang berjudul “Pengaruh ASEAN Dalam percampuran Ekonomi Duinia”

dengan tepat waktu.

Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas

Mata Pelajaran Sejarah dan juga untuk menambah wawasan mengenai Besarnya

pengaruh ASEAN dalam percampuran dunia ini bagi para penulis dan pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mahmud, S. Pd. selaku

guru pengajar Sejarah Indonesia yang telah membimbing dan mengarahkan

mengenai penulisan karya tulis ilmiah sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan karya tulis

ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini menambah wawasan dan memberi manfaat

bagi penulisdan pembaca.

Lumajang, 24 Januari 2023

Penulis
MOTTO
1. Fokus terhadap apa yang ingin kamu lakukan karena itu yang terbaik dan

akan membuatmu semakin berkembang menjadi lebih baik

2. Manfaatkan waktu yang berharga ini dengan baik walau terkadang itu

tidak sesuai ekspetasi yang kita inginkan

3. Tidak apa untuk menyerah, tetapi janganlah sekarang kamu bisa lakukan
setelah kamu mencapainya di kemudian hari

4. Jangan terburu-buru akan jawabannya karena setiap pencapaian dimulai


adanya sebuah usaha dan doa sehingga kita bisa mendapatkannya
walaupun terkadang lama untuk meraihnya.
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan kepada :

1. Orang tua yang selalu mendukung saya menuntut ilmu.

2. Bapak dan Ibu guru yang selalu meluangkan waktunya untuk membagikan

ilmunya.

3. Bapak pembimbing karya tulis ini yaitu, Bapak Mahmud, S. Pd.

4. Teman-teman senasib seperjuangan.

5. Pembaca karya tulis ini.


PENGESAHAN

Karya tulis ini disahkan pada :

1. hari dan tanggal :

2. tempat :

3. oleh : Bapak Mahmud, S. Pd.

yang mengesahkan,

_____________________
DAFTAR ISI
HALAMAN

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
MOTTO...........................................................................................................................iii
PERSEMBAHAN............................................................................................................iv
PENGESAHAN................................................................................................................v
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................................1
1.4 MANFAAT.............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pengertian ASEAN...................................................................................................3
BAB III.............................................................................................................................5
PERMASALAHAN.........................................................................................................5
3.1 Hal yang harus diperhatikan ASEAN dalam percampuran dunia...............5
3.2 Mengoptimalkan potensi integrasi eknomi di ASEAN.......................................6
BAB IV............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
4.1 KESIMPULAN...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
LAMPIRAN...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


ASEAN dibentuk dari Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967,
yang di tandatangani oleh 5 wakil negara pendirinya, yaitu Adam Malik
(Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thamat Khoman (Thailand), Narisco
Ramos (Filipina) dan Rajaratman (Singapura).

Kerjasama internasional adalah elemen penting dalam pelaksanaan


kebijakan dan politik luar negeri dalam bidang hubungan internasional. Hubungan
suatu negara dengan negara lain tidak lepas dari kepentingan nasional negara
masing-masing. Melalui kerja sama internasional, negara-negara dapat
memanfaatkan untuk pembangunan nasional.

Dalam konteks ini, ASEAN telah memegang peran kunci dalam pelaksanaan
kerja sama internasional di kawasan ini. Dan dalam bidang kerja sama antar
negara, kebijakan luar negeri berperan sangat penting. Semua negara tentu ingin
menjadi maju dan sejahtera

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah latar belakang kerja sama Negara-negara ASEAN?

2. Bagaimana tujuan dibentuknya ASEAN?

3. Bagaimanakah pengaruh eknomi di ASEAN?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui latar belakang dari keerja sama di ASEAN

2. Untuk mengetahui tujuan dibentuknya ASEAN

3. Untuk mengetahui dampak pengaruh dari ekonomi ASEAN

1.4 MANFAAT
1. Dapat memberikan beberapa informasi mengenai perkembangan

teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi di Indonesia.

2. Sebagai bahan referensi dalam penulisan makalah selanjutnya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah ASEAN


Kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cukup
strategis secara geopolitik dan geoekonomi. Hal ini disadari oleh negara-negara
baik yang berada dalam maupun di luar kawasan Asia Tenggara. Sebelum
ASEAN terbentuk pada 8 Agustus 1967, negara-negara Asia Tenggara telah
melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang
bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti ASA (Association of Southeast
Asia), MAPHILINDO (Malaya, Philipina, Indonesia), SEAMEO (South East
Asian Ministers of Education Organization), SEATO (South East Asia Treaty
Organization) dan ASPAC (Asia and Pasific Council). Pada masa itu juga telah
berkembang komunikasi antara negara-negara Asia Tenggara dengan negara-
negara di luar kawasan, antara lain dalam ECAFE ( Economic Commision for
Asia and the far East), Colombo Plan dan KAA (Konferensi Asia Afrika).

Sehubungan dengan hal tersebut, negara-negara Asia Tenggara menyadari


perlunya dibentuk kerjasama untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan
sekaligus meredakan rasa saling curiga, serta mendorong pengembangan
kerjasama. Perkembangan geopolitik Asia Tenggara sesudah tahun 1965 sangat
mempengaruhi usaha-usaha untuk mencari pemecahan bersama atas berbagai
masalah yang dihadapi negara-negara di kawasan ini.

Dampak positif dari meredanya rasa saling curiga dan konflik di antara
bangsabangsa di Asia Tenggara, telah mendorong pembentukan organisasi
kerjasama regional. Pertemuan-pertemuan konsultatif yang dilakukan secara
intensif antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan
Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran
akan perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga baik serta

2
membina kerjasama yang bermanfaat di antara negara-negara yang sudah terikat
oleh pertalian sejarah dan kebudayaan. Dalam pertemuan 8 Agustus 1967 di
Bangkok ditandatanganilah Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok oleh
Wakil Perdana Menteri Malaysia, dan para Menteri Luar Negeri Indonesia,
Filipina, Singapura dan Thailand yang menandatangani berdirinya Association of
South East Asian Nations (ASEAN) yang berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara.

Deklarasi Bangkok 1967 secara eksplisit berlatar belakang aspirasi dan


komitmen politik para pemimpin negara-negara pendiri ASEAN untuk bersatu
dalam suatu wadah kerjasama. Alasan pembentukan ASEAN didasarkan atas
kehendak politik yaitu keinginan bersama untuk menciptakan stabilitas regional
yang sangat diperlukan bagi pembangunan ekonomi nasional negara-negara di
kawasan Asia.

2.2 Isi deklarasi BANGKOK


Isi Deklarasi Bangkok sebagai berikut :

1. mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan


kebudayaan di kawasan Asia Tenggara;
2. meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
3. meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama
dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
4. memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan
internasional yang ada;
5. meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian
di kawasan Asia Tenggara.

Dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok tersebut, suatu organisasi kawasan


yang diberi nama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast
Asian Nations/ASEAN) telah resmi berdiri. Pada awalnya organisasi ini  bertujuan untuk
menggalang kerja sama antarnegara anggota dalam rangka mempercepat pertumbuhan
ekonomi, mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah, serta membentuk kerja sama
dalam berbagai bidang kepentingan bersama.

3
2.3 Pengaruh Ekonomi di ASEAN
Pengaruh kerja sama bidang ekonomi terhadap kehidupan di ASEAN adalah
kegiatan ekonomi semakin luas dan bersaing bebas antarnegara ASEAN. Pengaruh kerja
sama bidang ekonomi terhadap kehidupan di ASEAN adalah kegiatan ekonomi berupa
produksi, distribusi, dan konsumsi semakin luas dan bersaing bebas antarnegara ASEAN.
Dikaji dalam kebutuhan tenaga kerja antarnegara-negara ASEAN; Peningkatan kualitas
pendidikan sebagai modal tenaga kerja. Ppengaruh kerja sama ASEAN dalam bidang
ekonomi:

1. ASEAN berpengaruh dalam pembentukan pasar tunggal Masyarakat Ekonomi


ASEAN (MEA) pada 2015.
2. ASEAN berpengaruh dalam kemudahan menjual barang dan jasa antarnegara
ASEAN.
3. ASEAN berpengaruh dalam meningkatkan daya saing dan menarik investasi
asing.
4. ASEAN berpengaruh dalam memperluas lapangan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan negara-negara ASEAN; Penyiapan sumber daya manusia untuk
pasar tenaga kerja ASEAN ke depan.
5. ASEAN berpengaruh dalam mengcover kebutuhan tenaga kerja antarnegara-
negara ASEAN.
6. ASEAN berpengaruh dalam peningkatan kualitas pendidikan sebagai modal
tenaga kerja.

4
BAB III

PERMASALAHAN

3.1 Hal Yang Harus Diperhatikan ASEAN Dalam Percampuran Dunia

BANYAK hal terkait perkembangan dunia yang terlahir dari

rahim ASEAN. Bahkan, dinamika perekonomian di ASEAN bisa

dianggap yang paling stabil dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Ketika regional lainnya sedang berjuang untuk selamat dari

kubangan krisis, pertumbuhan ekonomi ASEAN justru yang paling

dinamis dengan rata-rata 5%. Jika ASEAN diperhitungkan sebagai

negara tunggal, kita akan menemukan beberapa hal penting yang

menunjukkan ASEAN bisa menjadi raksasa dunia.

1. Pertama ASEAN memiliki populasi penduduk yang cukup besar

sebagai tujuan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan

pasar. Total penduduk ASEAN mencapai 628,9 juta jiwa, atau sekitar

8,7% total penduduk dunia. Jika dikonfigurasi berdasarkan peringkat

antarnegara, ASEAN menempati urutan ketiga jumlah penduduk

terbesar di bawah Tiongkok dan India (ASEAN Secretariat, 2016).

2. ASEAN memiliki kapasitas produk domestik bruto (PDB) yang

cukup besar dan berada di peringkat keenam terbesar di dunia. Total

PDB ASEAN pada 2015 mencapai USD2,43 triliun dan hanya kalah

dari Amerika Serikat (AS), Tiongkok, Jepang, Jerman, dan Britania

Raya. Kontribusi PDB ASEAN terhadap total PDB dunia untuk

sekarang ini mencapai 3,3% (World Bank, 2015).

5
3. kapasitas perdagangan barang di ASEAN merupakan yang tertinggi

keempat di dunia. ASEAN Secretariat (2016) mencatat, total

transaksi perdagangan di ASEAN mencapai USD2,27 triliun dan

hanya kalah dari Tiongkok, AS, dan Jerman. Kontribusi perdagangan

ASEAN terhadap total perdagangan dunia berada di kisaran 7,6%.

4. ASEAN berhasil menyerap total foreign direct investment (FDI)

hingga USD120 miliar. Perolehan ini merupakan terbesar keempat

dunia di bawah AS, Hong Kong, dan Tiongkok. Kontribusi FDI-nya

mencapai 6,8% dari total FDI dunia (UNCTAD, 2016).

3.2 Mengoptimalkan Potensi Integrasi Ekonomi di ASEAN


ASEAN perlu terus berbenah agar setiap negara di dalamnya ikut
mengembangkan potensi-potensinya. Misalnya terkait kerja sama antarnegara
ASEAN yang belum menunjukkan progres meyakinkan. Salah satu tengaranya
mengacu pada perdagangan intra ASEAN masih sangat kecil kontribusinya.

ASEAN Secretariat (2016) mencatat meskipun kini kita sudah memasuki


masa ASEAN Economic Community (AEC), tahun 2015 kemarin perdagangan
intra ASEAN sebagai wujud integrasi ekonomi antarnegara hanya memiliki share
23,9% dari total perdagangan. Perolehan ini bahkan lebih rendah dari tahun 2007
yang lalu dengan share perdagangan intra ASEAN yang mencapai 25%.

Persoalan ini memang bisa saja kita pandang dalam makna yang positif,
misalnya karena pangsa perdagangan ASEAN sudah sangat luas dan terjalin lintas
regional negara. Namun, bisa juga pola hubungan antarnegara ASEAN yang
terjadi justru lebih banyak diwarnai liberalisasi dan unsur persaingan, ketimbang
gotong-royong dalam pemenuhan input-output produksi. Penyebabnya sangat
mungkin juga diduga karena faktor homogenitas produk.

6
Jika pemikiran lebih kita perdalam lagi, berdasarkan ASEAN Integration
Report 2015 sepanjang tahun 2008 hingga 2014 dominasi sektor jasa (tersier) di
ASEAN semakin menggila sebagai tonggak perekonomian. Pada 2008, share-nya
masih berada di angka 46,9% dan kemudian terus melaju hingga sekarang
mencapai 50,2%.

Meskipun ada suara-suara yang menganggap pergeseran struktur ekonomi ini


menandakan adanya peningkatan varian ekonomi, fenomena ini bagi penulis
justru dapat dianggap sebagai kekhawatiran (ancaman). Pertanda ini
menggambarkan posisi ASEAN akan betul-betul dimanfaatkan sebatas sebagai
pasar konsumsi.

Produktivitas di sektor pertanian dan industri yang nilai manfaatnya selama


ini terhitung lebih besar (melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai
tambah) bisa kian melemah. Dan, hal ini bisa mengganggu stabilitas
pembangunan makroekonomi, terutama jika transisi ketenagakerjaan dan
teknologi tidak mampu berjalan mulus.

Potensi yang selama ini relatif belum tergarap secara optimal justru berasal
dari lingkungan sosial-budaya ASEAN. Dengan adanya kesamaan budaya,
seharusnya menjadi modal sosial yang besar untuk mendongkrak ekonomi
ASEAN.

Namun, fakta di lapangan justru menandakan kondisi sebaliknya. Ide integrasi


di ASEAN justru dipandang sebagai karpet merah yang mengantarkan pada
kanibalisme perdagangan.

Negara tetangga dianggap sebagai kompetitor dan pada akhirnya justru


membuat kita semakin sulit bergotong-royong. Padahal, seharusnya integrasi
ekonomi mengubah cara pandang kita bahwa antarnegara ASEAN adalah
ekosistem produksi dan kompetitor sesungguhnya ialah regional lainnya di luar
ASEAN. Maka jangan sampai, AEC ini malah memfasilitasi kita untuk bersikap
layaknya kelompok-kelompok “kanibalis”.

7
Kita juga perlu menginventarisasi faktor-faktor apa saja yang selama ini
menghambat integrasi ASEAN untuk bersikap gotong-royong. Selama ini isu
yang mencuat, baru sebatas hambatan perdagangan dari unsur tarif dan nontarif.

Pemikiran ini pada akhirnya semakin memfasilitasi kanibalisme, karena


kondisi eksisting antarnegara yang diukur dari faktor-faktor produksi yang relatif
dalam kondisi timpang. Ada perbedaan daya saing antarnegara ASEAN yang
selama ini juga menjadi ganjalan untuk bersinergi, terutama berkaitan dengan
faktor SDM dan infrastruktur.

Berdasarkan Human Development Index 2016 yang dirilis UNDP, hanya


Singapura dan Brunei Darussalam yang kinerjanya berada di level very high
human development, Malaysia dan Thailand berada di level high human
development. Sementara Indonesia, Vietnam, Filipina, Laos, Kamboja, dan
Myanmar masih tertahan di medium human development. Nah, persoalan
ketimpangan SDM ini bisa membuat tingkat keterampilan dan produktivitas SDM
juga ikut berbeda-beda.

Fakta ketimpangan juga disebabkan perbedaan efisiensi ekonomi antarnegara


khususnya dari sisi kualitas infrastruktur. Diukur berdasarkan logistic
performance index (LPI) 2016, Singapura relatif meninggalkan negara ASEAN
lainnya karena daya saing infrastrukturnya berada di peringkat kelima dunia.

Sementara Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina justru


mengalami penurunan daya saing dan tercecer di kisaran peringkat 30–70 dunia.
Ketimpangan kualitas infrastruktur yang selama ini menghasilkan biaya ekonomi
tinggi pada akhirnya ikut menghantui efisiensi kerja sama di lingkup ASEAN.

Menghadapi ulang tahun ASEAN yang tahun ini akan memasuki usia emas (50
tahun), sudah sewajarnya cara pandang ekonomi negara persekutuan ini juga perlu
direvisi. Penulis dalam kesempatan ini akan memaparkan beberapa ide yang
tujuannya untuk mengoptimalkan potensi integrasi ekonomi di ASEAN.

8
1. Pertama, ASEAN harus konsisten dengan konsep pasar tunggalnya. Dalam
pandangan penulis, dengan adanya konsep ini sudah seharusnya ego-ego
negara mulai dikaburkan dan tidak meninggalkan dampak ketimpangan
yang lebih tajam.

Tugas dari pasar tunggal ASEAN ialah berperan membantu para negara
tetangganya untuk ikut menciptakan ekosistem ekonomi yang efisien. Kata
kuncinya terletak agar bagaimana pola integrasi ini bisa menghasilkan
standardisasi SDM, serta efisiensi operasional dan logistik. Misalnya menghadapi
negara yang masih terbelit dengan persoalan SDM harus dibantu untuk mulai
meningkatkan kapasitas SDM-nya.

Sama halnya ketika sebuah negara sedang menghadapi persoalan biaya


pengembangan infrastruktur, negara lainnya mulai berembuk untuk menyusun
portofolio investasi di bidang infrastruktur. Pola ini akan mendekatkan pada
kesetaraan level ekonomi, dan nantinya yang perlu didorong bukanlah persaingan
antarnegara di ASEAN, melainkan gotong royong dalam perekonomian agar
ASEAN mampu menjadi raksasa dunia.

2. dengan keberagaman dalam berbagai latar belakang ekonomi, perlu diulas


kembali bagaimana keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif
yang dimiliki masing-masing negara di ASEAN. Tujuannya nanti agar
terwujud aliran supply-chain yang membuat ASEAN bisa saling
berkolaborasi. Kita perlu menghindari dampak negatif ketika produksi
antarnegara cenderung homogen.

Kecenderungan ini bisa memicu adanya persaingan yang menjurus untuk


saling “mematikan”. Maka alangkah lebih baiknya jika kita menginisiasi jalan
yang lebih aman dengan saling bekerja sama dalam perdagangan.

9
Landasan kebijakannya bisa mengacu pada potensi spesialisasi antarnegara.
Misalnya Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia yang memiliki keunggulan
di bidang kecanggihan SDM dan teknologi, spesialisasi yang dapat mereka
fokuskan adalah mengembangkan proses industrialisasi di bidang industri padat
modal yang menuntut untuk full technology.

Mereka juga bisa berperan mendorong negara-negara lainnya agar aktivitas


ekonominya semakin canggih. Sementara negara lainnya seperti Thailand,
Vietnam, Indonesia, dan Kamboja didorong untuk mengembangkan agroindustri.
Faktor pendukungnya karena keempat negara tersebut memiliki basis yang kuat di
sektor ekonomi pertanian.

3. ASEAN perlu memfasilitasi akses pasar yang lebih luas untuk kepentingan
jaringan perdagangan internasional. Apalagi beberapa negara ASEAN
memiliki hubungan-hubungan khusus dengan negara-negara maju, yang
bisa jadi karena disebabkan hubungan aliansi atau sekutu politik.

Dengan adanya perluasan akses pemasaran diharapkan ikut menumbuhkan


daya saing dan produktivitas negara ASEAN. Sehingga ASEAN menjadi
organisasi regional yang dipandang sangat kompetitif dan diperhitungkan secara
global.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN.

ASEAN (Association Of South East Asian Nation) merupakan organisasi

regional di kawasan Asia Tenggara. ASEAN didirikan oleh Bangsa- bangsa Asia

Tenggara atas dasar persamaan nasib dan kepentingan bersama. Lima Negara

yang sepakat membentuk pelopor ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Thailand,

Singapura, dan Filipina. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di

Bangkok, Thailand dan melalui penanda tanganan Deklarasi Bangkok oleh Mentri

Luar Negri Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura.

Tujuan didirikannya ASEAN, yaitu Menciptakan kondisi damai dan

sejahtera di kawasan Asia Tenggara melalui kerja sama di bidang ekonomi, sosial,

kebudayaan, teknik, dan administrasi. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas

regional dengan cara menghormati keadilan dan tata tertib hokum. Saling

memberikan bantuan dalam bentuk sarana- sarana latihan dan pelatihan dalam

bidang pendidikan dan frofesional. Bekerja sama dalam ilmu pengetahuan

dibidang teknik pertanian serta industri, perluasan perdagangan komodit,

perbaikan sarana pengangkutan dan komunikas, serta peningkatan taraf hidup

rakyatnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://kemlu.go.id/portal/id/read/2334/berita/asean-pegang-peran-penting-pada-
perkembangan-global

https://www.google.com/amp/s/www.liputan6.com/amp/4523772/pentingnya-
peran-asean-dalam-perkembangan-dunia-global

https://feb.ub.ac.id/peran-asean-pada-ekonomi-dunia.html

https://repository.unpar.ac.id/handle/123456789/11087

https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/peran-asean-mengawal-
asia-tenggara

https://investor.id/archive/peran-asean-dalam-pertumbuhan-ekonomi

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai