Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361590462

TIM KERJA DI SEKOLAH

Preprint · June 2022

CITATIONS READS
0 137

2 authors:

Sri Nur Chomariyah Sentot Imam Wahjono


Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Muhammadiyah Surabaya, Indonesia
9 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    829 PUBLICATIONS   1,679 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PERILAKU INDIVIDU YANG MENYIMPANG View project

Riset dan pengembangan ilmu telaah ibnu khaldun View project

All content following this page was uploaded by Sri Nur Chomariyah on 28 June 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MAKALAH PO Tim kerja 13a

TIM KERJA DI SEKOLAH

06_SRI NUR CHOMARIYAH

20191220014

SENTOT IMAM WAHJONO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
JUNI 2022
TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah membantu kelompok fungsional menjadi lebih efektif dan diharapkan
pemangku kebijakan atau tim disekolah mampu: Menerapkan tim kerjasekolah yang
solid,menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter pada tim kerja sekolah,menerapkan manajemen
perubahan disekolah,menerapkan model pengembalian keputusan yang efektif. Tim kerja yang
dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali
jauh lebih baik dari dugaan semula.

LITERATUR
kerja tim guru dapatditelaah dari tiga sub dimensi, yaitu 1. kerjasama guru dalam melaksanakantugas, yang
ditandai dengan adanya kebersamaan antar guru dalammelaksanakan tugas, saling jujur, saling percaya,
saling terbuka, salingmemberikan masukan, saling bekerja sama, dan saling bekerja keras untukmencapai
tujuan organisasi, 2. keterpaduan guru dalam melaksanakantugas, yang ditandai dengan adanya tanggung
jawab bersama dalammelaksanakan tugas, ketahanan menjaga kesatuan dalam melaksanakantugas,
memecahkan masalah bersama secara efektif, dan memiliki3eksibiltas untuk mengembangkan cara-cara
baru yang lebih baik dalammelaksanakan tugas, serta 3. keefektifan hasil, yang ditandai
denganketercapaian hasil sesuai dengan standar yang ditetapkan, pemahamanterhadap tujuan semakin
meningkat, kerja sama antar guru meningkat,kemampuan guru berkembang, dan kepuasan guru sebagai
anggotakelompok juga berkembang

Team work merupakan kegiatan yang di kelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam 1
organisasi. Team work dapat meningkatkan kerjasama dan komunikasi, biasanya team work merupakan
organisasi yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan.
(Tracy2006)

Team work atau kerjasama tim merupakan bentuk kerjasama dalam kelompok yang dikelola dan di lakukan
sekelompok orang yang memiliki perbedaan keahlian yang tergabung dalam satu organisasi untuk dapat
meningkatkan kerjasama dan komunikasi sehingga dapat mencapai tujuan bersama.
Team work (kerjasama) di sekolah sangat penting untuk menciptakan situasi kegiatan belajar mengajar
yang nyaman sehingga siswa dapat mengikuti KBM dengan baik.
Pengertian Tim Kerja dan Pernedaannya Kelompok
Ada empat komponen yang membedakan tim dengan kelompok, yaitu
1. memiliki rasa identifikasi yang lebih kuat
2. memiliki konsensus terhadaptujuan yang lebih kuat
3. memiliki saling ketergantungan yang lebih kuat
4. memiliki peranan yang lebih khusus dalam mencapai tujuan. im kerja menghasilkan sinergi positif
melaluiusaha yang terkoordinasi (Robbin,2001).

Konsep Tim Kerja dengan Kelompok

Konsep tim berbeda dari konsep kelompok. Tim adalah


kumpulan orang yang tergabung dalam kelompok yang
memiliki tujuan yang sama dan memiliki ciri-ciri tertentu.
Sedangkan kelompok merupakan kumpulan dua orang
atau lebih yang saling berinteraksi dalam mencapai tjuan
bersama. Kelompok memiliki struktur,hubungan,tugas dan hararki,sedangkan tim hanya memiliki anggota
saling tergantung,bekerja dengan saling percaya,saling memotivasi,dan permasalahan diselesaikan secara
terbuka (win-win solution). Tim kerja pembinaan karakter kerja disekolah terdiri atas: Manajemen
sekolah,Pendidikan,IPM,Tenaga Kependidikan,Tenaga Profesional.
Manajemen Sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk
meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan nasional dan tujuan
kelembagaan yang hasilnya bisa dilihat dari beberapa faktor sebagai indikator kinerja yang berhasil dicapai
oleh sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola
berbagai komponen sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang dirumuskan. Kepala sekolah
menunjukkan fungsinya sebagai dua peran besar yaitu peran sebagai manajer dan peran sebagai pemimpin.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah Organisasi Otonom Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam,
dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan
As-Sunnah.

Tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus
sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: Guru. Dosen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti tenaga profesional adalah orang yang ahli
menjalankan tugasnya dalam suatu profesi tertentu.

Tipe-tipe Tim Kerja dalam Kelompok

1. Tim Pemecah Masalah


Tim pemecah masalah adalah sekolompok individu yang beranggota 5 sampai 12 karyawan satu
departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk membahas cara-cara memperbaiki
kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
2. Tim Pengelolaan Diri
Tim pengelolaan diri adalah kelompok yang umumnya terdiri dari 10 sampai 15 orang yang memiliki
tanggung jawab dari mantan supervisor mereka. Tim ini sepenuhnya mengelola sendiri, bahkan memilih
anggotanya sendiri dan menyuruh anggotanya untuk saling menilai kerja. Akibatnya, jabatan supervisor
kurang penting dan bahkan dapat disingkirkan.
3. Tim Fungsional Silang
Tim fungsional silang adalah kelompok karyawan-karyawan dari tingkatan hirearkis yang hampir sama
tetapi dengan bidang tugas yang berlainan, yang berkumpul untuk menyelesaikan satuan tugas.
4. Satuan Tugas (task force)
Satuan tugas (task force) adalah tim yang memiliki peranan sama dengan fungsional silang, tetapi hanya
bersifat sementara.
5. Komite
Komite adalah kelompok yang tersusun atas anggota lintas lini di departemen.

Membentuk Tim Kerja di Sekolah yang Efektif

membangun tim kerja adalah bagaimana membantu mereka tumbuh dan berkembang sehingga mereka
merasa sukses dalam jangka panjang (Henry Kimsey-House, Karen Kimsey House, Phillip Sandahl, Luara
Whitworth, 2018). Ada tiga cara, yakni melalui 1) pelatihan, 2) coaching dan 3) pengalaman. Cara pertama,
pelatihan berkenaan dengan pengembangan keterampilan (hard skills), penuh dengan transfer of knowledge,
belajar tentang penghitungan angka kredit guru misalnya. Tapi kegunaannya sangat terbatas, ya hanya di
seputar permasalahan penghitungan angka kredit guru saja. Kita bisa menjadi ahli di dalam penghitungan
angka kredit guru, tapi buruk dalam hal bekerja sama dengan teman sejawat, itu banyak terjadi.
Cara yang kedua adalah dengan coaching. Guru adalah manusia dewasa. Cara melatih orang dewasa bukan
dengan menceramahi mereka tetapi dengan memberikan kesempatan seluas dan sebebasnya kepada mereka
untuk menemukan cara bekerja yang terbaik bagi mereka (Richard Boyatzis, Melvin Smith, Ellen Van
Oosten. 2019). Lalu bagaimana coaching dibudayakan di sekolah-sekolah? Bisa dengan membentuk satu tim
kerja dan meminta setiap anggota tim untuk saling membantu dan menjadi coach satu sama lain. Bisa juga
dengan membentuk sebanyak-banyaknya tim kerja, dan kita meminta setiap tim untuk saling membantu dan
menjadi coach bagi tim yang lain (Carl D. Glickman, Stephen P. Gordon, Jovita M Ross-Gordon, 2014).
Lalu berikan sedikit ilmu tentang coaching, yakni bagaimana membangun pertanyaan yang powerful,
membuat percakapan atau melakukan dialog yang konstruktif (Co-Active Coaching). Secara perlahan mereka
saling belajar dan terinternalisasi dengan aktivitas berdialog yang baik satu sama lain. Selanjutnya ketika
mereka sudah berdaya dan semakin berkembang, mereka tidak lagi membutuhkan kepala sekolah secara
teknis karena tim kerja lain datang dan bisa membantu (Ng Pak Tee, 2005).

Yang terakhir adalah membangun tim kerja dengan pengalaman (James W. Gentry. 1990). Misalnya
dengan Co-Active Coaching, kepala sekolah bisa membantu anggota tim menemukan lesson-learnts untuk
bisa tumbuh dan berkembang potensinya secara optimal. Kepala sekolah perlu menambah aspek baru untuk
dipikirkan, tantangan baru untuk diatasi, sehingga tim kerja selalu terus berpikir, bekerja dan menghasilkan
kinerja yang lebih produktif dan lebih berkualitas.

Kelompok dikerjakan Baik Oleh Tim


Ada dua hal yang harus ada, yakni adanya keseimbangan dan nilai-nilai hidup bersama. Bekerja tim adalah
bekerja dalam sebuah sistem sehingga memerlukan keseimbangan dalam keterampilan dan gaya. Kita
memerlukan orang dengan keterampilan yang berbeda untuk mengisi peran yang berbeda. (Dawna Markova,
and Angie McArthur. 2015). Kalau anda tidak suka Akuntansi, maka biarkanlah anggota tim yang lain yang
mengerjakannya. Kita juga tidak memerlukan orang bergaya sama. Tim bekerja dengan perspektif dan
pendekatan yang berbeda. Kita memerlukan orang yang berpikir yang besar-besar seperti teleskope. Kita
juga memerlukan orang yang berbicara The Big (D)esign, dan orang yang berpikir dan berbicara secara detil
seperti microscope. Ada yang hebat dengan kata-kata, dan juga yang hebat dengan angka-angka. Tak ada
superman di sini, yang ada adalah superhero. Semua bisa, semua hebat (Natalie Turner, 2018). Peran kepala
sekolah, menjaga keseimbangan kekuatan-kehebatan dan gaya dari setiap individu anggota tim. Mengelola
perbedaan suku, ras, agama, gender itu mengelola bagaimana orang berpikir dan berinteraksi.

Diantara teori-teori Tim kerja, teori manakah yang sesuai diterapkan di/oleh sekolah, nyatakan
sesuai dengan urutan prioritas keperluan/kebutuhan, bila ternyata terdapat lebih dari 1 teori
komunikasi.
Mengingat sekolah tidak bisa meninggalkan prinsip-prinsip moral, nyatakan prinsip moral mana
yang harus diutamakan.

Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim


1.Seleksi
!eberapa orang sudah mempunyai keterampilan-keterampilan antar personal untuk menjadi pemain tim yang
efektif. "etika memperkerjakan anggota tim, selain keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk suatu
pekerjaan, kita juga harus memperhatikan calon-calon karya#an yang bisa memenuhi peran-peran tim
mereka, begitu pula dengan berbagai persyaratan teknis.
2.Pelatihan
Mengadakan pelatihan memungkinkan karya#wan memperoleh kepuasan yang didapat dari kerjasama tim.
pelatihan yang diberikan misalnya berhubungan dengan menigkatkan keterampilan menyelesaikan masalah,
komunikasi, negosiasi,serta menyelesaikan konflik. Para karyawan jugadiingatkan akan pentingnya rasa
sabar karena tim membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan-keputusan bila dibandingkan
para karya#an yang bertindak sendirian.
3.Penghargaan
Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil antara tujuan-tujuan individu dan perilaku-
perilaku tim. Promosi, kenaikan gaji, dan berbagai bentuk penghargaan lainnyaharus diberikan kepada para
individu demi keefektifan mereka sebagai anggota tim kolabotatif.Selain itu jangan melupakan penghargaan
intrinsik yang bisa didapat para karyawan dari kerjasama tim.

ISU KONTEMPORER DALAM MENGELOLA TIM


Terdapat tiga isu yang dikaitkan dengan pengelolaan tim, diantaranya adalah sebagai berikut :
Tim dan Manajemen Mutu Total
Salah satu karakteristik sentral dari manajemen mutu Q'M Quaklity management adalah penggunaan tim.
Hakikat Q'M sendiri adalah perbaikan proses, dan perlibatan karyawan merupakan bagian vital dari
perbaikan proses. Q'M menuntut manajemen untuk meberikankepada karyawan dorongan untuk berbagi
gagasan dan bertindak menurut apa yang merekasarankan.Ada pendapat suatu manajemen yang
mengidentifikasikan lima sasaran. tim itu harus :

1. ukup kecil agar efisien dan efektif.


2. Diilatih secara benar dengan keterampilan keterampilan yang akan dibutuhkan anggotanya.
3. Dialokasikan cukup Waktu untuk mengerjakan masalah masalah yang merekarencanakan untuk
ditangani.Diberi otoritas wewenang untuk memecahkan masalah dan melaksanakan tindakan korektif.
4. Masing - masing memepunyai “jagoan” yang ditunjuk, yang tugasnya adalah membantutim menghindari
hambatan- hambatan yang muncul.
Tim dan Keanelaragaman Angkatan Sekolah
Alasan terkuat untuk mendukung keanekaragaman pada tim kerja yaitu bila tim-tim itu terlibat dalam tugas
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Ada dua tim yang termasuk didalam keanekaragaman ini,
yaitu :
1.Tim yang Heterogen yaitu tim yang membawa perspektif ganda ke dalam pembahasan, sehingga
meningkatkan kemungkinan bahwa tim akan mengidentifikasi pemecahan yang kreatif dan unik.
2.Tim yang Kohesif yaitu tim yang biasanya memiliki tingkat kepuasan tinggi
Menyegarkan Kembali Tim Yang Sudah Matang
Tim yang efektif dapat mengalami kemandekan. dengan berjalannya waktu dapat menguranginilai positif
dari keaneka ragaman perspektif saat kohesivitas meningkat. dan kematanagn dapatmenyebabkan kekurang-
terbukaan terhadap gagasan baru dan pembaharuan.
Tetapi dengan berjalannya waktu, masalah - masalah mudah menjadi terselesaikan dan tim harus menghadapi
isu yang lebih sukar. Pada titik ini, biasanya tim itu telah mengembangkan prosesdan rutinitas yang sudah
berakar, sehingga anggota - anggota enggan untuk mengubah sistem“sempurna” yang telah mereka susun.

Terdapat empat saran yang dapat dilakukan untuk menyegarkan kembali tim, diantaranya sebagai berikut :
1. Siapkan anggota untuk menengani masalah kematangan
Perlu adanya semangat dan kepercayaan akan konsep tim ketika kegembiraan a#al reada danmasalah
muncul kembali.
2. Tawarkan pelatihan penyegaran.
Perlu adanya pelatihan penyegaran dalam komunikasi, pemecahan konflik, proses tim, danketerampilan
serupa. 4ni dapat membantu anggota untuk memperoleh kepercayaan dankeyakinan satu sama lain.
3. Tawarkan pelatihan penyegaran
Dengan tujuan untuk membantu anggota lebih mengembangkan keterampilan pemecahan-masalah, antar
pribadi, dan teknis yang lebih kuat.
4. Dorong tim untuk memperlakukan pengembangan mereka sabagai pengalaman belajar yang terus
menerus
Dengan tujuan tim mencari cara - cara untuk memperbaiki, mengalami ketakutan dan frustasi anggota,
dan menggunakan konflik sebagai kesempatan kerja secara terus menerus
KESIMPULAN

Kesimpulan bagi para kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah, all leaders are teachers.
Membantu orang lain sukses itu sebuah jalan yang luar biasa yang membantu kita sendiri semakin
sukses (James Kerr, 2015).
Tim kerja di sekolah modal utama untuk meraih mutu. Mereka perlu saling mendorong atau
melakukan sinergi dari semua personal yang bekerja bekerja sama dalam bidang akademik dan
bidang pendukung lainnya, seperti Tim pengajar dll.

SARAN
Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan setiap Mahasiswa/i dapat memahami makalah Kerja
tim bagi mutu.
DAFTAR PUSTAKA

Saleh, Hasan. Wahjono, Sentot Imam. Ismail, Albert Feisal. Aman, Othman. Muthu, Marie Kaliammah.
2015. Work-Life Balance (WLB) Relationshop with Employees Satisfaction: An Evidence from
Malaysia Higher Education Institution. International Journal of Science Commerce and
Humanities. Vol.3 No. 2. Pp. 50-60
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. 2022. Tim kerja, Bahan Ajar Perilaku Organisasi. Penerbit:
ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/361526118_BAHAN_AJAR_PO_Tim_Kerja
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. 2022. Pengambilan Keputusan, Bahan Ajar Perilaku Organisasi.
Penerbit: ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/361512556_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. 2022. Komunikasi, Bahan Ajar Perilaku Organisasi. Penerbit:
ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/361505154_KOMUNIKASI_bahan_ajar_Perilaku_Org
anisasi
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. 2022. Tim, Kelompok, dan Komunikasi, Bahan Ajar Manajemen.
Penerbit: ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/361478775_TIM_KELOMPOK_KOMUNIKASI
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. 2022. Manajemen Kepemimpinan, Bahan Ajar Manajemen.
Penerbit: ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/360756985_MANAJEMEN_Kepemimpinan
Wahjono, Sentot Imam. 2022. Manajemen dan Peran Manajer, Bahan Ajar Manajemen. Penerbit:
ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/359826922_MANAJEMEN_DAN_PERAN_MANAJER_
BAHAN_AJAR_MANAJEMEN

Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Wardhana, Andi. Darmawan, Akhmad. 2019. Pengantar
Manajemen. Penerbit RajaGrafindo, Jakarta, Indonesia.
Wahjono, Sentot Imam. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta, ISBN No. 978-979-061-575-5. pp: 228 + G8 + I8 + xviii.
Wahjono, Sentot Imam. Milal, Dzo’ul. Marina, Anna. Harryono, Sumadji. 2013. Transformational
Leadership at Muhammadiyah Primary Schools on Emotional Intelligence: Forward Bass & Avolio
Theory. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM), e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN: 2319-
7668. Volume 12, Issue 2 (Jul.-Aug. 2013) pp 33-41. DOI: 10.9790/487X-1223341. Link:
http://www.iosrjournals.org/iosr-jbm/papers/Vol12-issue2/F01223341

Wahjono, Sentot Wahjono. 2011. Kepemimpinan Transformational di Sekolah sekolah Muhammadiyah.


Jurnal Manajemen Bisnis, Departemen Management, Faculty of Economics and Business
University of Muhammadiyah Malang, ISSN no: 2089-0176, Volume 1 No. 1 April 2011, pp: 75-87.
Link: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ jmb/article/view/1324.

Wahjono, Sentot Imam. 2008. Manajemen, Tata Kelola Organisasi Bisnis. Indeks Publisher,
Jakarta.
Wahjono, Sentot Imam. 2007. Pengaruh Perilaku Pemimpin Transformasional Otentik terhadap Kepuasan
Kerja dengan Variabel Intervening: Kesamaan Nilai, Kepercayaan, dan Rasa Kagum Guru dan
Karyawan di Sekolah-sekolah Muhammadiyah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Airlangga,
Fakultas Ekonomi Universitas irlangga, p-ISSN: 2338-2686. E-ISSN: 2597-
4564. Vol 17, No. 1, April 2007. DOI: 10.20473/jeba.V17I12007.4212. Accredited by
Directorate General of Higher Education, Ministry of National Education, Indonesia (Dikti) No.:
55/DIKTI/Kep/2005. pp: 16-35. Link: https://ejournal.unair.ac.id/JEBA/ article/view/4212/2852
Wahjono, Sentot Imam. 2007. Pengaruh Perilaku Pemimpin Transformasional Otentik terhadap
Kecerdasan Emosional dengan Variabel Intervening: Kesamaan Nilai, Kepercayaan, dan Rasa
Kagum Guru dan Karyawan di Sekolah-sekolah Muhammadiyah. Utilitas, Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, ISSN: 0854-47610, Vol. XV No. 2 Juli 2007. Accredited by
Directorate General of Higher Education, Ministry of National Education, Indonesia (Dikti) No.:
23a/DIKTI/Kep/2004. pp: 177-196. https://www.researchgate.net/ publication/292138559
https://www.anugerahdino.com/2015/08/tipe-tipe-tim-kerja-teamwork.html
Berita Disdik - MEMBANGUN TIM KERJA DI SEKOLAH
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai