Anda di halaman 1dari 12

Model Pebelajaran “The Power of Two”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Matematika SD


Dosen Pengampu: Drs. Sri Rochadi, M.Pd.

Disusun Oleh:

Ika Cahyaningsih 16108241055

Wenny Sulistya Ningrum 16108241056

Vida Noor Aini 16108241096

Zulfa Salsabila 16108241151

‘ainun Ma’rifah 16108241156

Kenny Yassar Gunanto 16108241157

Kelas: 5D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
tersebut melalui berbagai pengalaman. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan,
komponen materi, komponen model pembelajaran, dan komponen evaluasi. Masing-masing
komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-
komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan
model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Jocyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran di
kelas atau di luar kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guruboleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses belajar akan lebih efektif jika guru mengkondisikan agar setiap siswa terlibat
secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling mendukung antara siswa satu dengan
siswa yang lain. Terdapat beberapa model belajar yang dapat digunakan siswa agar siswa aktif
secara kolektif, misalnya: model belajar tim pendengar, model membuat catatan terbimbing
(guided note taking), model pembelajaran terbimbing, perdebatan aktif (active debate), model
poin-kounterpoin, model kekuatan berdua (the power of two), dan pertanyaan kelompok (team
quiz). Dari beberapa jenis srategi kelompok tersebut, penulis mefokuskan pada model kekuatan
berdua (the power of two).
Model belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif
yang mana belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal
melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk
mencapai kompentensi dasar atau suatu tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran the power of two?
2. Apa tujuan model pembelajaran the power of two?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran the power of two?
4. Apa saja kelebihan model pembelajaran the power of two?
5. Apa saja kekurangan model pembelajaran the power of two?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian model pembelajaran the power of two.
2. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran the power of two.
3. Untuk memahami langkah-langkah model pembelajaran the power of two.
4. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran the power of two.
5. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran the power of two.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian model pembelajaran The Power of Two
Model pembelajaran kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari
belajar kooperatif dimana belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja
sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan
anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar (Mafatih, 2007).
Dalam penerapan model ini tahapan setelah peserta didik diberi permasalah untuk
kemudian meminta peserta didik untuk merenungkan masalah tersebut, adalah peserta
didik diminta untuk bekerja bepasangan dnegan teman sebangku mereka. “Dua otak
bekerja sama pasti hasilnya lebih baik, berpikirlah bersama orang lain”. Tidak
menutup kemungkinan penggunaan media sebagai penunjang. “Dalam pembelajaran
digunakan model pembelajaran dengan penggunaan berbagai sumber daya (guru dan
media) untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Model pembelajaran The Power of Two dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar kognitif siswa karena, model The Power of Two menuntut keaktifan siswa
dalam memahami suatu materi dengan saling bertukar pikiran dengan teman, hal ini
didukung oleh beberapa pendapat para ahli bahwa “Model pembelajaran ini di
gunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat penting dan
manfaatnya sinergi, yaitu bahwa dua kepala sungguh lebih baik dari pada satu kepala”
(Hisyam Zaini, 2002 : 26). Model pembelajaran the power of two juga merupakan
sebuah pendekatan dalam belajar, di mana pendekatan ini pada prinsipnya sangat
berkaitan dengan penciptaan kondisi belajar. Agar dengan terwujudnya kondisi
belajar, proses belajarnya akan dapat lebih lancar dan tujuan belajar akan dapat
tercapai (Djamaluddin Darwis, 1998 : 209).
Menurut Suprijono (2009) model pembelajaran The Power of Two merupakan
model pembelajaran yang diawali dengan mengajukan pertanyaan yang
membutuhkan pemikiran kritis, dilanjutkan dengan diskusi dan membandingkan
informasi dengan kelompok lain serta yang terakhir membuat ringkasan dari hasil
diskusi kelas.Secara garis besar terdapat lima tahapan dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two (Djamarah,
2010).
Model The Power of Two adalah salah satu dari model pembelajaran aktif.
Menurut Riani (2012:31) “model pembelajaran The Power of Two adalah suatu taktik
atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pendidik agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan maksimal, yaitu dengan membentuk kelompok kecil yang
terdiri atas dua orang”. Jadi, dalam pembelajaran dengan model ini guru membentuk
siswa menjadi kelompok yang tediri dari dua orang agar mendapatkan hasil yang
lebih baik. Menurut Hamruni (2012:160), “model The Power of Two ini bertujuan
untuk menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan lebih baik hasilnya
dibandingkan belajar secara sendirisendiri”. Oleh karena itu, guru dapat memilih
model ini agar pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan dan merangsang
keinginan siswa untuk belajar sehingga hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik.

B. Tujuan model pembelajaran The Power of Two


Tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan suatu aktivitas atau suatu kegiatan. Adapun aktivitas
pembelajaran dengan menerapkan model the power of two ini digunakan untuk
mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat
sinergi dua orang. Pada dasarnya cooperative learning lebih dari sekedar belajar
kelompok atau kelompok kerja, karena dalam hal ini harus ada “struktur dorongan
dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif
diantara anggota kelompok. Di samping itu, pola hubungan kerja seperti itu
memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka
lakukan untuk berhasil berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan
sumbangsih dari anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam
kelompok, dalam hal ini menempatkan peserta didik sebagai bagian dari suatu sistem
kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar.
“Model pembelajaran ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih
baik daripada berpikir sendiri.” Hal ini sesuai dengan langkah kedua dalam model ini,
di mana pada langkah ke empat guru meminta peserta didik untuk bekerja
berpasangan dengan teman sebangku mereka. “Tujuan penerapan model ini adalah
membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya
lebih berkesan)”. Dalam pembelajaran ini pendidik memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas
permasalahan yang diberikan pendidik. Dilanjutkan dengan pemberian kesimpulan,
klarifikasi dan tindak lanjut yang dilakukan oleh guru sebagai konstruk atas
permasalahan yang telah diberikan, Etin & Raharjo (2007:4-5).

C. Langkah-Langkah model pembelajaran The Power of Two


Silberman (2009:161) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam
pelaksanaan model the power of two adalah (1) Ajukan satu atau lebih pertanyaan
yang menuntut perenungan dan pemikiran; (2) Peserta didik diminta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individu; (3) Setelah semua peserta didik
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, mintalah mereka untuk berpasangan
dan saling bertukar jawaban satu sama lain dan membahasnya; (4) Mintalah
pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan,
sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka; (5) Ketika semua pasangan telah
menulis jawaban-jawaban baru, bandingkan jawaban setiap pasangan didalam kelas.
Adapun langkah-langkah penerapan modelthe power of two: (Arifin, 2008: 8)
adalah sebagai berikut.
1. Tetapkan satu masalah atau pertanyaan terkait dengan materi pokok (SK
/KD/indikator).
2. Beri kesempatan pada peserta untuk berfikir sejenak tentang masalah tersebut. 3)
Bagikan kertas pada tiap peserta didik untuk menuliskan pemecahan masalah atau
jawaban (secara mandiri) lalu periksalah hasil kerjanya.
3. Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan dua orang dan berdiskusi tentang
jawaban masalah tersebut, lalu periksalah hasil kerjanya.
4. Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang disepakati berdua, lalu
periksalah hasil kerjanya.
5. Selanjutnya perintahkan peserta didik bekerja berpasangan empat orang dan
berdiskusi lalu bersepakat mencari jawaban terbaik, lalu periksalah hasil
kerjanya.
6. Jawaban bisa ditulis dalam kertas atau lainnya, dan guru memeriksa dan
memastikan setiap kelompok telah menghasilkan kesepakatan terbaiknya
menjawab masalah yang dicari.
7. Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas permasalahan yang didiskusikan
tadi.
8. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.
Langkah-langkah pelaksanaan model belajar pola the power of two ini antara
lain, ialah (Etin & Raharjo, 2007:8):
1. Ajukan satu atau dua pertanyaan atau masalah (terkait topic pembelajaran) yang
membutuhkan perenungan (reflection) dan pemikiran.
2. Mintalah siswa menjawab tertulis secara perorangan.
3. Kelompokkan siswa secara berpasangan (dua-dua)
4. Mintalah mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan jawaban baru.
5. Siswa membandingkan jawaban hasil diskus kecil antar kelompok.
6. Simpulkan agar seluruh siswa memperoleh kejelasan.

Sedangkan menurut Marno dan Idris (2010: 153) langkah-langkah The Power
Of Two adalah sebagai berikut :
1. Ajukan satu atau dua pertanyaan / masalah (terkait topic pembelajaran) yang
membutuhkan perenungan (reflection) dan pemikiran (thinking)
2. Mintalah siswa menjawab tertulis secara perseorangan
3. Mengelompokan siswa secara berpasangan (dua-dua)
4. Mintalah mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan jawaban baru
5. Brainstorming (panel), siswa membandingkan jawaban hasil diskusi kecil antar
kelompok
6. Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memperoleh penjelasan.
D. Kelebihan model pembelajaran The Power of Two
Model pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two ini memiliki
beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebiha tersebut menurut Lie (Rifa’i 2009: 21)
meningkatkan partisipasi siswa, lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-
masing anggota kelompok, interaksi lebih mudah, lebih mudah dan cepat dalam
pembentukan kelompok.
Kelebihan model pembelajaran the power of two sebagai suatu model
pembelajaran, model the power of two mempunyai beberapa kelebihan diantaranya
adalah (kompasiana.com):
1. Siswa tidak menggantungkan guru, akan tetapi dengan menambahn kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan
belajar dari siswa lain.
2. Mengembangkan kemampuan, mengngkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata
secara verbal da membandingkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang lain.
3. Membantu anak agar bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala
keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya.
4. Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
5. Meningkatkan minat dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
6. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

E. Kekuranga model pembelajaran The Power of Two


Disamping memiliki kelebihan, model the power of two juga memiliki
kelemahan, diantaranya adalah (kompasiana.com) :
1. Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut dari masalah
yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang sehingga
memerlukan waktu yang panjang.
2. Dengan adanya pembagian kelompok secara berpasang-pasangan dan sering antar
pasangan membuat pembelajaran kurang kondusif.
3. Dengana danya kelompok, siswa yang kurang bertanggung jawab dalam tugas,
membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain-
mai sendiri tanpa mau mengerjakan tugas.
4. Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa
lain menjadi pasif.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Model belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari
belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja
sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan
anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar atau suatu tujuan
pendidikan.
Langkah-langkah model the power of two adalah sebagai berikut :
1. Berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan
pikiran.
2. Mintalah peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.
3. Setelah semua melengkapi jawabannya, bentuklah siswa secara berpasangan dan
mintalah mereka untuk berbagi jawaban dengan yang lain.
4. Mintahlah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk masing- masing
pertanyaan dengan memperbaiki masing-masing respon individu.
5. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari
masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
Tujuan model pembelajaran the power of two secara garis besar adalah harus
dapat memberikan rangsangan kuat untuk pengembangan kemampuan individu
dalam upaya mengatasi semua permasalahan baru yang muncul serta dapat mencari
terobosan-terobosan solusi alternatif dalam menghadapinya. Untuk menciptakan
siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan siswa tidak bergantung pada guru
dan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam lingkup akademis maupun sosial.
Kelebihan model pembelajaran the power of two yaitu membiasakan siswa
untuk mengkukapkan ide-ide dan gaggasan-gagasanya tanpa harus selalu bergantung
pada guru, juga akan lebih meningkatakan motivasi kepada siswa agar benar-benar
mau berfikir secara kritis.
Kelemahan model pembelajaran the power of two Membutuhkan lebih banyak
fasilitas, waktu, tenaga juga biaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selama
diskusi kelompok berlangsung ada kecenderungan topik masalah yang dibahas
meluas sehingga tidak sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan.

B. Saran

Setelah mengetahui pengertian, tujuan, langkah-langkah, kelebihan dan


kekurangan dari model pembelajaran the power of two, pembaca diharapkan dapat
mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin M. oleh Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: Rasail, 2008

Darwis Djamaluddin. 1998. Metode Belajar Mengajar, dalam Abdul Mu’ti (eds), PBM-PAI Di
Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Djamarah, Syaiful B. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta, Jakarta.

Etin Solihatin, dan Raharjo, “Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS”,
(Jakarta :PT Bumi Aksara, 2007), Hlm. 4-5

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Marno, dkk, “Strategi Dan Metode Pengajaran”, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010), Hlm. 153

Melvin, Silberman. 2009. Active Learning 101 cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia

Riani, Terna. 2012. Efektivitas Strategi The Power of Two (Kekuatan Dua Kepala) Dalam
Pembelajran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri
Lambang.

Rifai, Muhammad. 2009. Efektifits Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Metode The Power of
Two Kelas X MAN Manguarjo.Online.(http.// kumpulan skripsi.Com. Diakses 20 Maret
2016).

Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. FPBS, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Suprijono, Agus. 2013. Coopertive Learning:Teori dan Alikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

Wahid, murni dkk. Ketrampilan dasar mengajar. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2010). hal. 146

Zaini Hisyam, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD

http://tarmizi.wordpress.com/2009/02/09/strategi-belajar-kekuatan-berdua-the-power-oftwo-
dalam-pembelajaran-matematika/. Diakses pada Rabu, 2 Desember 2018.

http:// lifestyle.kompasiana.com/catatatan. 2012/25/29 the-power-0f-two Senin, 2-12-2018

Anda mungkin juga menyukai