Disusun Oleh:
Kelas: 5D
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
tersebut melalui berbagai pengalaman. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan,
komponen materi, komponen model pembelajaran, dan komponen evaluasi. Masing-masing
komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-
komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan
model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Jocyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran di
kelas atau di luar kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guruboleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses belajar akan lebih efektif jika guru mengkondisikan agar setiap siswa terlibat
secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling mendukung antara siswa satu dengan
siswa yang lain. Terdapat beberapa model belajar yang dapat digunakan siswa agar siswa aktif
secara kolektif, misalnya: model belajar tim pendengar, model membuat catatan terbimbing
(guided note taking), model pembelajaran terbimbing, perdebatan aktif (active debate), model
poin-kounterpoin, model kekuatan berdua (the power of two), dan pertanyaan kelompok (team
quiz). Dari beberapa jenis srategi kelompok tersebut, penulis mefokuskan pada model kekuatan
berdua (the power of two).
Model belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif
yang mana belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal
melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk
mencapai kompentensi dasar atau suatu tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran the power of two?
2. Apa tujuan model pembelajaran the power of two?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran the power of two?
4. Apa saja kelebihan model pembelajaran the power of two?
5. Apa saja kekurangan model pembelajaran the power of two?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian model pembelajaran the power of two.
2. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran the power of two.
3. Untuk memahami langkah-langkah model pembelajaran the power of two.
4. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran the power of two.
5. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran the power of two.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian model pembelajaran The Power of Two
Model pembelajaran kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari
belajar kooperatif dimana belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja
sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan
anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar (Mafatih, 2007).
Dalam penerapan model ini tahapan setelah peserta didik diberi permasalah untuk
kemudian meminta peserta didik untuk merenungkan masalah tersebut, adalah peserta
didik diminta untuk bekerja bepasangan dnegan teman sebangku mereka. “Dua otak
bekerja sama pasti hasilnya lebih baik, berpikirlah bersama orang lain”. Tidak
menutup kemungkinan penggunaan media sebagai penunjang. “Dalam pembelajaran
digunakan model pembelajaran dengan penggunaan berbagai sumber daya (guru dan
media) untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Model pembelajaran The Power of Two dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar kognitif siswa karena, model The Power of Two menuntut keaktifan siswa
dalam memahami suatu materi dengan saling bertukar pikiran dengan teman, hal ini
didukung oleh beberapa pendapat para ahli bahwa “Model pembelajaran ini di
gunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat penting dan
manfaatnya sinergi, yaitu bahwa dua kepala sungguh lebih baik dari pada satu kepala”
(Hisyam Zaini, 2002 : 26). Model pembelajaran the power of two juga merupakan
sebuah pendekatan dalam belajar, di mana pendekatan ini pada prinsipnya sangat
berkaitan dengan penciptaan kondisi belajar. Agar dengan terwujudnya kondisi
belajar, proses belajarnya akan dapat lebih lancar dan tujuan belajar akan dapat
tercapai (Djamaluddin Darwis, 1998 : 209).
Menurut Suprijono (2009) model pembelajaran The Power of Two merupakan
model pembelajaran yang diawali dengan mengajukan pertanyaan yang
membutuhkan pemikiran kritis, dilanjutkan dengan diskusi dan membandingkan
informasi dengan kelompok lain serta yang terakhir membuat ringkasan dari hasil
diskusi kelas.Secara garis besar terdapat lima tahapan dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two (Djamarah,
2010).
Model The Power of Two adalah salah satu dari model pembelajaran aktif.
Menurut Riani (2012:31) “model pembelajaran The Power of Two adalah suatu taktik
atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pendidik agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan maksimal, yaitu dengan membentuk kelompok kecil yang
terdiri atas dua orang”. Jadi, dalam pembelajaran dengan model ini guru membentuk
siswa menjadi kelompok yang tediri dari dua orang agar mendapatkan hasil yang
lebih baik. Menurut Hamruni (2012:160), “model The Power of Two ini bertujuan
untuk menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan lebih baik hasilnya
dibandingkan belajar secara sendirisendiri”. Oleh karena itu, guru dapat memilih
model ini agar pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan dan merangsang
keinginan siswa untuk belajar sehingga hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik.
Sedangkan menurut Marno dan Idris (2010: 153) langkah-langkah The Power
Of Two adalah sebagai berikut :
1. Ajukan satu atau dua pertanyaan / masalah (terkait topic pembelajaran) yang
membutuhkan perenungan (reflection) dan pemikiran (thinking)
2. Mintalah siswa menjawab tertulis secara perseorangan
3. Mengelompokan siswa secara berpasangan (dua-dua)
4. Mintalah mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan jawaban baru
5. Brainstorming (panel), siswa membandingkan jawaban hasil diskusi kecil antar
kelompok
6. Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memperoleh penjelasan.
D. Kelebihan model pembelajaran The Power of Two
Model pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two ini memiliki
beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebiha tersebut menurut Lie (Rifa’i 2009: 21)
meningkatkan partisipasi siswa, lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-
masing anggota kelompok, interaksi lebih mudah, lebih mudah dan cepat dalam
pembentukan kelompok.
Kelebihan model pembelajaran the power of two sebagai suatu model
pembelajaran, model the power of two mempunyai beberapa kelebihan diantaranya
adalah (kompasiana.com):
1. Siswa tidak menggantungkan guru, akan tetapi dengan menambahn kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan
belajar dari siswa lain.
2. Mengembangkan kemampuan, mengngkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata
secara verbal da membandingkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang lain.
3. Membantu anak agar bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala
keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya.
4. Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
5. Meningkatkan minat dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
6. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.
Model belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari
belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja
sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan
anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar atau suatu tujuan
pendidikan.
Langkah-langkah model the power of two adalah sebagai berikut :
1. Berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan
pikiran.
2. Mintalah peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.
3. Setelah semua melengkapi jawabannya, bentuklah siswa secara berpasangan dan
mintalah mereka untuk berbagi jawaban dengan yang lain.
4. Mintahlah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk masing- masing
pertanyaan dengan memperbaiki masing-masing respon individu.
5. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari
masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
Tujuan model pembelajaran the power of two secara garis besar adalah harus
dapat memberikan rangsangan kuat untuk pengembangan kemampuan individu
dalam upaya mengatasi semua permasalahan baru yang muncul serta dapat mencari
terobosan-terobosan solusi alternatif dalam menghadapinya. Untuk menciptakan
siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan siswa tidak bergantung pada guru
dan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam lingkup akademis maupun sosial.
Kelebihan model pembelajaran the power of two yaitu membiasakan siswa
untuk mengkukapkan ide-ide dan gaggasan-gagasanya tanpa harus selalu bergantung
pada guru, juga akan lebih meningkatakan motivasi kepada siswa agar benar-benar
mau berfikir secara kritis.
Kelemahan model pembelajaran the power of two Membutuhkan lebih banyak
fasilitas, waktu, tenaga juga biaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selama
diskusi kelompok berlangsung ada kecenderungan topik masalah yang dibahas
meluas sehingga tidak sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan.
B. Saran
Arifin M. oleh Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: Rasail, 2008
Darwis Djamaluddin. 1998. Metode Belajar Mengajar, dalam Abdul Mu’ti (eds), PBM-PAI Di
Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Djamarah, Syaiful B. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta, Jakarta.
Etin Solihatin, dan Raharjo, “Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS”,
(Jakarta :PT Bumi Aksara, 2007), Hlm. 4-5
Marno, dkk, “Strategi Dan Metode Pengajaran”, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010), Hlm. 153
Melvin, Silberman. 2009. Active Learning 101 cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia
Riani, Terna. 2012. Efektivitas Strategi The Power of Two (Kekuatan Dua Kepala) Dalam
Pembelajran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri
Lambang.
Rifai, Muhammad. 2009. Efektifits Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Metode The Power of
Two Kelas X MAN Manguarjo.Online.(http.// kumpulan skripsi.Com. Diakses 20 Maret
2016).
Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. FPBS, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Suprijono, Agus. 2013. Coopertive Learning:Teori dan Alikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Wahid, murni dkk. Ketrampilan dasar mengajar. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2010). hal. 146
Zaini Hisyam, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD
http://tarmizi.wordpress.com/2009/02/09/strategi-belajar-kekuatan-berdua-the-power-oftwo-
dalam-pembelajaran-matematika/. Diakses pada Rabu, 2 Desember 2018.