Anda di halaman 1dari 4

1.

ORTHOGONALITY
Pada bagian terakhir kami mendefinisikan gagasan "sudut" antara vektor di R n. Di
bagian ini kita akan fokus pada gagasan "tegak lurus." Vektor tegak lurus di R n
memainkan sebuah peran penting dalam berbagai aplikasi.
1.1 Vektor Ortogonal
Ingat dari Rumus (20) di bagian sebelumnya bahwa sudut θ antara dua bukan nol vektor
u dan v di Rn didefinisikan dengan rumus:

Dari sini dapat disimpulkan bahwa θ = π/2 jika dan hanya jika u · v = 0. Jadi, kita buat
sebagai definisi berikut:

DEFINISI 1

Dua vektor bukan nol u dan v dalam Rn dikatakan ortogonal (atau tegak lurus) jika u ·
v = 0. Kami juga setuju bahwa vektor nol dalam R n adalah ortogonal untuk setiap
vektor di Rn.

Contoh 1. Vector Ortogonal


Tunjukkan bahwa u = (−2, 3, 1, 4) dan v = (1, 2, 0, −1) adalah vektor ortogonal di R 4.
Solusi:
u dan v adalah vektor ortogonal karena
u · v = (−2)(1) + (3)(2) + (1)(0) + (4)(−1) = 0
1.2 Vektor Ortogonal pada Garis dan Bidang Melalui Titik Asal
Teorema 1.1

(a) Jika a dan b adalah konstanta yang tidak keduanya nol, maka persamaan
bentuknya
ax + by + c = 0
mewakili garis di R2 dengan normal n = (a, b).
(b) Jika a, b, dan c adalah konstanta yang tidak semuanya nol, maka persamaan
bentuknya
ax + by + cz + d = 0
3
mewakili bidang di R dengan normal n = (a, b, c).

Contoh 2.
Persamaan ax + by = 0 menyatakan garis yang melalui titik asal di R 2. Tunjukkan
bahwa vektor n1 = (a,b) terbentuk dari koefisien persamaan orthogonal pada
garis, yaitu, ortogonal terhadap setiap vektor sepanjang garis.
Jawab:
Persamaan ax + by = 0 dapat dituliskan sebagai
(a, b) · (x, y) = 0
Substitusi n1 = (a, b)
n1 · (x, y) = 0
persamaan ini menunjukkan bahwa n1 adalah orthogonal terhadap setiap vector
(x, y) pada garis.
1.3 Proyeksi Ortogonal

Teorema 1.2
Jika u dan a adalah vektor dalam Rn, dan jika a = 0, maka u dapat dinyatakan
dengan tepat satu cara dalam bentuk u = w1 + w2, di mana w1 adalah kelipatan
skalar dari a dan w2 ortogonal terhadap a.

Karena vektor w1 adalah kelipatan skalar dari a, maka memiliki bentuk,


w1 = ka….(1)
Tujuan kita adalah menemukan nilai skalar k dan vektor w2 yang ortogonal
terhadap a,
u = w1 + w2….(2)
Substitusi persamaan 1 ke persamaan 2
u = ka + w2
u · a = (ka + w2) · a = k‖a‖2 + (w2 · a)
Karena w2 ortogonal terhadap a, suku terakhir pada persamaan 3 harus 0, dan
karenanya k harus memenuhi persamaan berikut,
u · a = k‖a‖2
dari persamaan tersebut kita dapatkan
u·a
k=
‖a‖2
sebagai satu-satunya nilai yang mungkin untuk k. Pembuktian dapat dilengkapi dengan
menulis ulang sebagai berikut,
u·a
w2 = u – w1 = u – ka = u – a
‖a‖2
Vektor w1 dan w2 dalam Teorema Proyeksi memiliki nama terkait—vektor w1 disebut
proyeksi ortogonal u pada a atau terkadang komponen vektor dari u sepanjang a, dan
vektor w2 disebut komponen vektor dari u ortogonal terhadap a. Vektor w1 biasanya
dilambangkan dengan simbol proja u, sehingga w2 = u − proja u. Kesimpulannya:

u·a
proja u = a (komponen vector dari u sepanjang a)
‖a‖2
u·a
u − proja u = u − a (komponen vector dari u orthogonal ke a)
‖a‖2
Contoh
Misalkan u = (2, −1, 3) dan a = (4, −1, 2). Temukan komponen vektor dari u
sepanjang a dan komponen vektor u ortogonal ke a.
Jawab:
u · a = (2)(4) + (−1)(−1) + (3)(2) = 15
‖a‖2 = 42 + (−1)2 + 22 = 21
Maka,
Komponen vector dari u sepanjang a:

proja u =
u·a
a=
‖a‖2 21
15
(4, −1, 2) = (
20 −5 10
,
7 7 7
, )
komponen vector u orthogonal ke a:

u − proja u = u −
u·a
‖a‖2
a = (2, −1, 3) - (
20 −5 10
,
7 7 7
, =
7 ) (
−6 −12 11
,
7
,
7 )

Anda mungkin juga menyukai