Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MINI MANAJEMEN PERKANTORAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN MODERN

Dosen Pengampu :

Drs. Tedi Rusman, M. Si.

Rahma Dianti Putri, S.E., M. Pd

Disusun Oleh

Arif Yushandi 1913031051

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... i


BAB 1 ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Penataan Perlengkapan Kantor ............................................................. 3
2.2 Tujuan Tata Ruang Perkantoran ............................................................................. 3
2.3 Asas-Asas Pokok Dan Prinsip Tata Ruang Kantor ................................................. 3
2.4 Bentuk-Bentuk Tata Ruang Kantor ........................................................................ 5
2.5 Standar Ruang Kantor dan Efisiensi Kantor ........................................................... 5
2.6 Asas - Asas Efisiensi............................................................................................... 9
BAB III .......................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 16

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen Kantor adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengelola,


merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir
kegiatan kantor ini berujud pelayanan informasi pada berbagai pihak.
Sedangkan beberapa bentuk kegiatan/pekerjaan kantor antara lain: kegiatan
catat mencatat, komunikasi, pengumpulan dan penyimpanan informasi(arsip),
pelayanan tamu, pelayanan rapat dan lainsebagainya. Manajemen perkantoran
modern adalah suatu cara tata kelola dalam dunia perkantoran itu sendiri.
Mengapa demikian karena kita saat ini dan seterusnya dihadapkan pada tata
kelola yang semakin rumit dan memerlukan sumber daya manusia yang up to
date.

Peralatan yang canggih tentu bertujuan untuk efektifitas dan efesiensi atau
hemat dalam segalanya. Dari Manajemen Perkantoran dapat kita mengetahui
fungsi kantor dalam birokrasi kepemerinatahan, dalam perusahaan, pengertian
kantor, aspek-aspek manajemen perkantoran, tugas seorang manajemen
perkantoran serta pengawasannya. Dalam hal ini seorang kepala kantor haruslah
orang yang mempunyai keahlian manajemen yang didukung oleh latar belakang
Sumber Daya manusia yang mumpuni baik dari segi: pendidikan, kepribadian,
pengalaman, integritas atau bakat seseorang sebagai manajer atau sebagai
pejabat disebuah kantor yang dipimpinnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana standar penataan perlengkapan kantor?


2. Apa saja manfaat teknologi informasi dalam manajemen kantor?

1
3. Bagaimana tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja dalam manajemen
kantor?
4. Bagaimana cara mengefisiensi pekerjaan kantor?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menambah wawasan mahasiswa tentang penataan perlengkapan kantor.


2. Menambah wawasan mahasiswa tentang manfaat teknologi informasi
dalam manajemen kantor.
3. Menambah wawasan mahasiswa tentang tata kerja, prosedur kerja, dan
sistem kerja dalam manajemen kantor.
4. Menambah wawasan mahasiswa tentang efisiensi pekerjaan kantoran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penataan Perlengkapan Kantor

Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout atau
sering disebut juga Layout saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan,
mesin, dan sebaginya didalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa ahli yang
mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut :

Menurut Drs.The Liang Gie mengatakan “Tata Ruang adalah penyusunan alat-
alat pada letak yang tepat serta pengaturan kerja yang memberikan kepuasan
bekerja bagi para karyawannya” sedangkan menurut Littlefield & Petterson
mengatakan “ Office lay out may be defined as the arrangement of furniture
and equipment within available flour space” (tata ruang kantor dapat
dirumuskan sebagai penyusunan perabot dan alat perlengkapan pada luas yang
tersedia).

2.2 Tujuan Tata Ruang Perkantoran

Adapun tujuan dari penataan ruang kantor adalah sebagai berikut:


1. Memberikan kemudahan yang optimum bagi arus komunikasi dan arus
kerja.
2. Memberikan kondisi kerja yang baik bagi setiap orang.
3. Memudahkan pengawasan sehingga manajer dapat melihat staf yang
sedang bekerja.
4. Memberikan kemudahan yang tinggi kepada setiap gerakan karyawan dari
meja ke meja.
5. Menghindarkan diri dari kemungkinan saling menganggu antara karyawan
dengan karyawan lainnya.

2.3 Asas-Asas Pokok Dan Prinsip Tata Ruang Kantor


1. Asas-Asas Pokok Tata Ruang Kantor

3
Azas tata ruang kantorMenurut Richard Muther, ada empat asas tata ruang
pada suatu kantor, keempat azas itu semestinya harus saling melengkapi
agar tercipta suasana ruang kantor yang rapi dan teratur. Keempat Azas
tersebut adalah:
a. Asas jarak terpendek.
Perubahan tata ruang kantor pada asas ini maksudnya adalah menata
letak meja-meja dengan jarak antar meja tidak terlalu lebar sehingga
pergerakan antar karyawan dapat lebih cepat. Jarak antar meja/unit
yang jauh akan mengakibatkan perlu beberapa langkah untuk
mencapai ke meja lain, bandingkan dengan jarak meja yang tidak
terlalu lebar.
b. Asas rangkaian kerja
Asas Penempatan para pegawai dan peralatan menurut urutan
pekerjaan menjadikan pekerjaan lebih cepat dan tidak membuat
berseliweran pegawai lainya, karena pengaturan mejanya sudah
runtut/teratur.
c. Asas penggunaan segenap ruangan
Maksudnya adalah tidak ada ruangan atau luas ruang yang tidak
dimanfaatkan. Jika ada ruangan yang kosong maka dapat diletakan
tanaman, hiasan, aquarium dan lain sebagainya sehingga membuat
ruangan semakin nyaman dan asri.
d. Asas perubahan susunan tempat kerja
Asas ini memungkinkan apabila di kantor ada perkembangan baik
pada pekerjaan maupun pegawai tata ruang dapat diubah dengan
mudah dan cepat.
2. Prinsip-Prinsip Tata Ruang Kantor
a. Pekerjaan harus mengalir terus menerus sedapat mungkin dalam garis
lurus.
b. Bagian-bagian dan seksi-seksi yang berfungsi sama dan yang
berhubungan harus ditempatkan secara berdekatan untuk mengurangi
waktu bepergian.

4
c. Aliran pekerjaan harus sederhana, sehingga dapat mengurangi hilir
mudik pegawai dan penyampaian surat-surat dalam jarak yang
pendek.Meletakkan perlengkapan kantor harus dekat dengan pegawai
yang menggunakannya.
d. Pergunakan meja dan kursi dengan ukuran yang sama dalam sebuah
ruangan.
e. Menyusun meja harus sedemikian rupa sehingga tidak ada pegawai
yang terpaksa menghadap pada sumber cahaya.
f. Kesatuan yang banyak berhubungan dengan masyarakat harus
ditempatkan dibagian depan.
g. Satuan yang pekerjaan bersifat gaduh, sebaiknya ditempatkan dekat
jendela dan hendaknya dijauhkan dari satuan lainnya.
h. Hendaknya tempat arsip-arsip kantor berada pada dinding atau susun
tangga yang mudah terjangkau oleh petugas.

2.4 Bentuk-Bentuk Tata Ruang Kantor

1. Tata Ruang Tertutup


Suatu tata ruang dikatakan terpisah-pisah atau tertutup apabila susunan
ruang untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa bagian.
2. Tata Ruang Terbuka
Dalam susunan ini ruang yang dipergunakan untuk ruang bekerja tidak
dipisah-pisahkan atau tidak menggunakan penyekat, tetapi semua
aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar terbuka sehingga semua
yang bekerja tampak mudah diamati dari satu sudut pandang.
3. Tata Ruang Kantor Semi Tertutup
Ruang kantor semi tertutup adalah ruang yang disekat hanya setinggi 1,5
meter.

2.5 Standar Ruang Kantor dan Efisiensi Kantor

5
Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus diperhatikan
dan diatur sebaik baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang modern.
Sebagai contoh di negara Inggris dalam 1963 telah ditetapkan undang-undang
mengenai kantor (THE OFFICE ACT) yang antara lain menetapkan
persyaratan atau stadar yang harus dimiliki oleh setiap ruang kantor.
Standar itu meliputi hal hal sebagai berikut :
a. Kebersihan
Bangunan, perlengkapan, dan perabotan harus dipelihara bersih
b. Luas ruang kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai
Ruang kerja harus menyediakan luas lantai 40 square feet sama dengan 3.7
m2 untuk setiap petugas.

c. Suhu Udara
Temperatur yang layak harus dipertahankan dalam ruang kerja ( minimum
16 C = 61F)
d. Ventilasi
Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan
dalam ruang kerja
e. Penerangan Cahaya
Cahaya alam / lampu yang cocok dan cukup harus diusahakan, sedang
perlengkapan penerangan dirawat dengan seharusnya
f. Fasilitas kesehatan
Kamar kecil, tolitet, dan sejenisnya harus disediakan untuk para petugas
serta terpelihara kebersihannya
g. Fasilitas Cuci
Ruang Cuci muka / tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan
handuk harus disediakan untuk secukupnya.
h. Air minum
Air bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa /
tempat penampungan khusus
i. Tempat pakaian

6
Dalam kantor harus disediakan temapt untuk menggantungkan pakaian
yang tidak dipakai petugas sewaktu kerja dan fasilitas untuk mengeringkan
pakaian yang basah
j. Tempat duduk
petugas harus disediakan tempat duduk untuk keperluan bekerja dengan
sandaran kaki bila perlu
k. Lantai, gang , dan tangga
Lantai harus dijaga agar tidak mudah orang tergelincir, tangga diberi
pegangan untuk tangan, dan bagian–bagian yang terbuka diberi pagar
l. Mesin
Bagian mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dari petugas yane
memakainya harus cukup terlatih
Banyaknya perhatian yang kita berikan kepada komputer, alat-alat perkantoran
otomatis, mesin-mesin, teori-teori baru mengenai manajemen perkantoran,
analisa sistematis, dan dekorasi perkantoran. Begitu juga dengan efisiensi
pekerjaan dan azas-azas yang terdapat didalamnya, hal ini juga sangat penting
untuk pelaksanaan aktivitas perkantoran. Kata "Efisien" berasal dari bahasa
latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Efisiensi
dapat dirumuskan menurut suatu pengertian tertentu yaitu memaksimumkan
perbandingan antara hasil bersih yang nyata (imbangan akibat-akibat yang
dikehendaki terhadap yang tidak dikehendaki) dengan pengorbanan yang
diberikan.

Menurut The Liang Gie, dalam bukunya yang berjudul Administrasi


Perkantoran Modern. Bahwa pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan
terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Selanjutnya
bilamana suatu kerja dianalisis, dapatlah dibedakan dalam 2 segi, yaitu intinya
dan susunannya. Intinya ialah rangkaian aktivitas-aktifitasnya itu sendiri yang
wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai, sedang yang dimaksud
dengan susunannya ialah cara-caranya rangkaian aktivitas-aktivitas itu
dilakukan. Jadi, setiap kerja tentu mencakup sesuatu cara tertentu dalam

7
melakukan tiap-tiap aktivitas, apapun tujuan dan hasil yang ingin dicapai
dengan kerja itu.

Efesiensi perkantoran adalah pelaksanaan pekerjaan kantor dengan cara-cara


tertentu tanpa mengurangi tujuan yang dikerjakan dengan cara paling mudah
mengerjakannya, paling murah biayanya, paling sedikit tenaganya, paling
ringan bebannya dan paling singkat waktunya. Di dalam kantor, seorang
pegawai yang bekerja efesien pasti memiliki kecepatan kerja yang tinggi, atau
kebalikannya, jika dia ingin menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat,
dia harus bisa meningkatkan kecepatan kerjanya, berarti dia harus bekerja
dengan efesien. Seorang pegawai yang bekerja tidak efesien, sudah pasti
kecepatan kerjanya lamban, sehingga sering disebut orang menjadi malas.
Asalkan punya motivasi, cara bekerja yang efisien dapat diterapkan oleh setiap
pegawai untuk semua pekerjaan kantor baik yang besar maupun yang kecil.
Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang maksimum
dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil
tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan. Efesiensi pekerjaan
kantor adalah usaha untuk mengurangi segala pemborosan bahan dan tenaga
kerja maupun gejala yang merugikan. Pada prinsipnya efesiensi adalah
perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau output
dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang
dipergunakan atau input.
Perbandingan antara output dan input dapat dilihat dari 2 segi, meliputi ;
Segi usaha
Dilihat dari segi usaha yang meliputi 5 unsur tersebut diatas maka dapatlah kini
dirumuskan lebih konkrit bahwa sesuatu cara bekerja yang efisien ialah cara
yang tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai merupakan:
a. Cara yang paling mudah (tidak sulit akibat memakai banyak pikiran)
b. Cara yang paling ringan (artinya tidak berat karena memerlukan banyak
tenaga jasmani manusia)
c. Cara yang paling cepat (tidak lama dikarenakan memakan banyak waktu)

8
d. Cara yang paling dekat (tidak jauh jaraknya dan menghamburkan ruang
kerja)
e. Cara yang paling murah (tidak mahal akibat terlampau boros penggunaan
bendanya)

2.6 Asas - Asas Efisiensi

1. Asas Perencanaan
Merencanakan berarti menggambarkan dimuka megenai tindakan-tindakan
yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sesuatu tujuan. Perwujudan
ini dalam bidang tatausaha dapat berupa pedoman-pedoman yang berikut:
a. Pedoman tentang Maksud Warkat
Setiap warkat yang diciptakan dan dipelihara harus mempunyai maksud
yang jelas dan kegunaan yang nyata. Kegunaan yang mungkin ada ialah
nilai-nilai warkat dalam bidang penerangan, hukum, administrasi,
keilmuan/penelitian, pendidikan, dan sejarah/dokumentasi.bila tidak
bisa dijawab untuk apa sesuatu warkat dibuat, maka warkat itu
sesungguhnya tidak perlu diciptakan.
b. Pedoman tentang Penetapan Prosedur
Lalu lintas keterangan-keterangan yang merupakan berbagai prosedur
ketatausahaan tidak boleh dibiarkan tumbuh sendiri, melainkan harus
selalu direncanakan dan diatur dengan mempertimbangkan corak
pekerjaan yang berjalinan dengan prosedur itu. Selanjutnya semua
prosedur dalam sesuatu organisasi hendaknya dihimpun secara tertulis
dalam buku pedoman (manual).
c. Pedoman tentang Pengadaan Mesin Tatausaha
Setiap mesin kantor hendaknya hanya dibeli dan dipergunakan
berdasarkan prosedur ketatausahaan yang telah ditetapkan. Jadi, bukan
mengadakan mesinnya dulu, barulah kemudian menyusun prosedur
kerjanya disekitar atau mengikuti mesin itu.
d. Pedoman tentang Perencanaan Formulir

9
Macam-macam formulir untuk menghimpun, mencatat, menyampaikan,
atau menyimpan berbagai keterangan hendaknya dirancang secara tepat
mengenai bentuknya, macam, dan bahannya.

2. Asas Penyederhanaan
Menyederhanakan berarti membuat suatu sistem yang ruwet atau pekerjaan
yang sukar menjadi lebih mudah atau ringan. Pelaksanaan asas ini adalah
sebagai berikut:
a. Pedoman tentang Tatacara
Tatacara dari suatu kerja perkantoran hendaknya dipilih uang benar-
benar menghemat sumber-sumber kerja, yaitu cara-cara yang termudah
(menghemat pikiran), yang teringan (menghemat gerak dan tenaga),
yang tercepat (mengemat waktu), yang terdekat (menghemat
jarak/ruang kerja), dan yang termurah (menghemat benda).
b. Pedoman tentang Perlengkapan Tatausaha
Segenap perlengkapan tatausaha dari material sampai mesin dan perabot
kantor sejauh mungkin hendaknya diusahakan standardisasi untuk
memudahkan pengadaan, pengurusan, dan perwatannya.
c. Pedoman tentang Pengorganisasian Tatausaha
Berbagai kerja perkantoran yang bersifat umum sebaiknya dipersatukan
dan dipusatkan pada suatu kegiatan tatausah yang melayani semua
satuan operatif, misalnya pekerjaan penyambungan telepon, pekerjaan
stensil, dan rancangan formulir. Selanjutnya kerja-kerja perkantoran
lainnya yang agak khusus dapat tetap dilakukan dalam masing-masing
satuan operatif yang bersangkutan, misalnya mencatat keterangan-
keterangan yang berhubungan dengan suatu pekerjaan induk atau
menyusun laporan dari suatu tugas.

3. Asas Penghematan

10
Menghemat berarti mencegah pemakaian benda-benda secara berlebih-
lebihan sehingga biay pekerjaan yang bersangkutan menjadi mahal. Asas
ini dapat dilaksanakan dalam pedoman-pedoman yang berikut:
a. Pedoman tentang Perhitungan Biaya dan Kemanfaatan
Dalam menetapkan suatu prosedur ketatausahaan atau merancang
sebuah formulir, hendaknya selalu diperhitungkan besarnya biaya yang
akan dikeluarkan dan kemanfaatan yang mungkin diterima. Biaya
tatausaha harus sepadan dengan kegunaannya. Misalnya apabila dengan
sehelai kertas bias dapat dicatat keterangan yang sama mudahnya atau
manfaatnya seperti memakai suatu formulir, maka formulir tercetak
yang jelas biayanya lebih mahal itu tidak perlu dibuat.
b. Pedoman tentang Perhitungan Kebutuhan Warkat
Dalam memperbanyak warkat (berbagai manual dan naskah-naskah
lainnya yang tebal) hendaknya senantiasa dihitung secara cermat jumlah
kebutuhannya agar tidak berkelebihan sehingga menghamburkan
material atau warkat itu bertahun-tahun tertumpuk di kantor karena tidak
habis.
c. Pedoman tentang Mekanisasi Tatausaha
Pemakaian mesin-mesin tatausaha hendaknya dilakukan setelah
mempertimbangkan prosedur ketatausahaan yang ditetapkan dan faktor
biaya. Harga sesuatu mesin baru perlu diperbandingkan dengan
kemungkinan jasa yang dapat diberikannya dan harga mesin lain yang
sejenis. Yang harus diutamakan ialah kemanfaatan riil sesuatu mesin
dan kewaspadaan terhadap penghematan semu (mesin yang tampaknya
lebih murah tapi mutunya rendah sekali).
4. Asas Penghapusan
Menghapuskan berarti meniadakan langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan
dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang dianggap kurang perlu atau tidak
berhubungan dengan hasil kerja yang ingin dicapai. Pelaksanaan asas ini
dapat diwujudkan dalam pedoman-pedoman yang berikut:
a. Pedoman tentang Peniadaan Gerak-gerak dalam Pekerjaan

11
Dalam pelaksanaan kerja perkantoran dilakukan gerak-gerak tangan
atau bagian tubuh lainnya oleh para pegawai. Gerak-gerak yang
berlebih-lebihan atau langkah-langkah pekerjaaan yang mengeluarkan
tenaga jasmani tetapi sesungguhnya kurang perlu hendaknya ditiadakan.
Misalnya saja tanda kurung pada nama penandatanganan surat atau garis
bawah pada nama kota dari alamat surat disampul sesungguhnya dapat
dihapuskan tanpa mengurangi maksud surat itu. Prof. Ralph Barnes
(Motion and Time Study, 1958) menaksir bahwa 25% - 50% pekerjaan
jasmani di took, kantor, pabrik, dan rumah adalah tidak perlu; pkerjaan
termaksud dapat dilakukan dengan cara yang mengeluarkan tenaga yang
lebih kecil tetapi memberikan hasil yang sama.
b. Pedoman tentang Penghapusan Tembusan-Tembusan atau Warkat-
warkat Lainnya
Dalam pelaksanaan tatausaha tembusan-tembusan surat kepada instansi-
instansi yang kurang perlu atau tidak langsung bersangkutan dengan
persoalan yang bersangkutan hendaknya ditiadakan. Demikian pula,
penyalinan atau penyetensilan sesuatu warkat sebaiknya tidak dilakukan
apabila dokumen itu dapat dipakai secara bergilir.
5. Asas Penggabungan
Menggabungkan berarti mempersatukan pekerjaan-pekerjaan yang
mempunyai persamaan atau benda-benda yang mungkin dikerjakan
sekaligus dalam 1 langkah sehingga dapat menghemat waktu kerja.
Pedoman-pedoman pelaksanaan asas ini adalah sebagi berikut:
a. Pedoman tentang Kerja Sekali Jalan
Kekembaran kerja dalam tatausaha hendaknya dihindarkan dengan jalan
sebanyak mungkin menggabungkan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
yang sejenis. Misalnya dalam pembuatan macam-macam formulir
penstensilan sekaligus 2 model atau lebih pada sehelai sit akan
menghemat tenaga dan waktu.
b. Pedoman tentang Pemakaian Alat-alat Serbaguna

12
Dalam pengadaan perbekalan tatausaha hendaknya dibeli alat-alat kerja
yang serbaguna atau setidak-tidaknya yang merupakan penggabungan
antara 2 satuan yang lebih sederhana. Ini misalnya ialah plot merah-biru,
karet penghapus kombinasi, atau mesin hitung yang dapat dipakai untuk
macam-macam cara berhitung.
Syarat dapat dicapainya efisiensi kerja :
- Berhasil guna atau efektif
- Ekonomis
- Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawbkan
- Pembagian kerja yang nyata
- Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab
- Prosedur kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dapat dilaksanakan
- Pedoman untuk bekerja efesien ;
- Ubahlah pekerjaan rutin atau pekerjaan otak menjadi pekerjaan otomatis.
- Pergunakanlah tangan untuk bekerja dengan tanpa bantuan mata
- Milikilah tempat tertentu untuk benda catatan
- Simpanlah benda-benda yang benar-benar penting saja
- Bekerjalah menurut rencana untuk mencapai hasil
- Susunlah pekerjaan menurut rangkaian kerja yang tepat
- Biasakanlah mengambil keputusan seketika
- Biasakanlah memulai dan menyelesaikan pekerjaan seketika
- Pergunakanlah tenaga lain atau pembantu untuk sepenuhnya membantu
menyelesaikan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebaginya didalam
ruangan yang tersedia. Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik
yang harus diperhatikan dan diatur sebaik baiknya oleh setiap manajer
perkantoran yang modern. Sebagai contoh di negara Inggris dalam 1963 telah
ditetapkan undang-undang mengenai kantor (THE OFFICE ACT) yang antara
lain menetapkan persyaratan atau stadar yang harus dimiliki oleh setiap ruang
kantor.
Adapun tujuan dari penataan ruang kantor adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan yang optimum bagi arus komunikasi dan arus
kerja.
2. Memberikan kondisi kerja yang baik bagi setiap orang.
3. Memudahkan pengawasan sehingga manajer dapat melihat staf yang
sedang bekerja.
4. Memberikan kemudahan yang tinggi kepada setiap gerakan karyawan
dari meja ke meja.
5. Menghindarkan diri dari kemungkinan saling menganggu antara
karyawan dengan karyawan lainnya.

Syarat dapat dicapainya efisiensi kerja :


- Berhasil guna atau efektif
- Ekonomis
- Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawbkan
- Pembagian kerja yang nyata
- Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab
- Prosedur kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dapat dilaksanakan
- Pedoman untuk bekerja efesien

14
- Ubahlah pekerjaan rutin atau pekerjaan otak menjadi pekerjaan otomatis.
- Pergunakanlah tangan untuk bekerja dengan tanpa bantuan mata
- Milikilah tempat tertentu untuk benda catatan
- Simpanlah benda-benda yang benar-benar penting saja
- Bekerjalah menurut rencana untuk mencapai hasil
- Susunlah pekerjaan menurut rangkaian kerja yang tepat
- Biasakanlah mengambil keputusan seketika
- Biasakanlah memulai dan menyelesaikan pekerjaan seketika
- Pergunakanlah tenaga lain atau pembantu untuk sepenuhnya membantu
menyelesaikan

15
DAFTAR PUSTAKA

Rahmah Daniar. 2015. Penataan Perlengkapan Kantor, Bandung: Insan Komunika


Dea Moeslim. 2015. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
MANAJEMEN KANTOR, Jakarta: Rineka Cipta
Ferdiyanti, D. (2010). Tata Kerja, Prosedur Kerja dan Sistem Kerja pada Bagian Tata
Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (Doctoral dissertation,
Universitas Sumatera Utara).
Fitriani, M. (2020). PENGARUH MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN
PRODUKSI PT. SAWIT RIAU MAKMUR PKS TELUK MEGA KABUPATEN
ROKAN HILIR (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU).
Rembang, M. M. (2011). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap
Produktivitas Kerja Aparatur pada Kantor Bupati Minahasa Selatan. HOLISTIK,
Journal Of Social and Culture.

16

Anda mungkin juga menyukai