Anda di halaman 1dari 8

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No.

1, Maret 2013 39

MANAJEMEN PERUSAHAAN
BERBASIS MAQOSHID SYARIAH
Kuncoro Hadi

Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Al Azhar Indonesia,


Komplek Masjid Agung Al Azhar Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta, 12110
LP2M Universitas Al Azhar Indonesia

Email : kuncoro_hadi@uai.ac.id

Abstrak - Ditengah maraknya bisnis berbasis develop the corporate identity within the
syariah dewasa ini, sistem untuk framework of Islamic maqoshid based theory.
mengembangkan bisnis masih menggunakan
manajemen umum yang berbasis kepada sistem Keywords – Holistic, Management, Maqoshid
nilai konvensional. Islam sebagai sebuah sistem syariah
yang holistik tentunya memiliki indikator
indikator manajemen guna mencapai tujuan
perusahaan itu sendiri. Tujuan dari penelitian I. PENDAHULUAN
ini adalah perlunya sistem manajemen
perusahaan yang berbasiskan maqoshid syariah.
Cara kerja penelitian ini adalah
menganalogikan kebutuhan perusahaan seperti
A pakah kegiatan yang dilakukan oleh para nabi
seperti Adam as, Nuh as, Ibrahim as, Isa as
dan Muhammad saw memiliki kesamaan?
kebutuhan manusia dari segi dharuriyyat, Jawabannya, ya! Mereka mencapai apa yang ingin
hajiyyat dan tahsiniyyat . Temuan orisinil dari dicapai oleh tujuan utamanya (menegakkan agama)
penelitian ini adalah didapatkannya variabel ini dengan menggunakan organisasi mereka
dharuriyyat dalam perusahaan islami begitu (pengikutnya). Para Nabi tersebut menggunakan
juga variabel hajiyyat dan tahsiniyyat . Manfaat keahlian manajerial (managerial skill) yang mereka
dari temuan penelitian, mempermudah miliki untuk mengelola berbagai sumber daya
perusahaan islami untuk mempertahankan organisasi (organizational resources) sehingga
kelangsungan identitasnya dan mengembangkan tujuan organisasi dapat tercapai.
perusahaan dalam kerangka teori berbasis
maqoshid syariah. Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa
Abstract - Amid the rise of sharia-based business yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa
today, to develop business systems still use a yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
common management system based on the dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah
conventional value. Islam as a holistic system kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi
that must have management indicators in order orang-orang musyrik agama yang kamu seru
to achieve the objectives of the company itself. mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama
The purpose of this research is the need- itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
enterprise management system based on petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali
maqoshid sharia. The workings of this study is (kepada-Nya). (QS.42;13)
analogous to the needs of companies like
dharuriyyat terms of human needs, and Salah satu aspek kunci dalam manajemen adalah
tahsiniyyat hajiyyat. Original findings of the bagaimana manajer dapat mengenali peran dan
study were acquired dharuriyyat variable in pentingnya para pihak yang akan menunjang
Islamic company and tahsiniyyat hajiyyat pencapaian tujuan. Para manajer harus mengakui
variables. Benefits of the research findings, bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan
facilitate Islamic companies to sustain and
40 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol. 2, No.1, Maret 2013

perusahaan jika seluruh pekerjaan dikerjakan Perubahan menuju era Industri dengan segera
sendirian. adalah salah satu ruh (jiwa) Islam. Kitabullah
memberikan sanjungan kepada Nabi Daud dan
Tujuan perusahaan islami adalah tercapainya Sulaiman as yang mempunyai kemajuan di bidang
maqoshid syariah yang memiliki lima faktor, yaitu industri. Al-Qur'an juga memberitahu akan
pencapaian agama, meningkatkan kualitas sumber kepandaian mereka dalam bidang ini yang melebihi
daya insani (SDI), meningkatkan kualitas ilmu, kemampuan orang lain. Allah swt. berfirman,
meningkatkan kualitas keturunan dan "Dan kami telah melunakkan besi kepadanya.
meningkatkan kuantitas kekayaan. Namun ilmu Buatlah baju besi yang besar besar dan ukurlah
manajemen perusahaan yang ada dewasa ini hanya anyamannya, dan kerjakanlah amal yang sholeh.
mengantarkan kepada tujuan peningkatan kuantitas Sesungguhnya aku melihat apa yang kamu
kekayaan saja. Perumusan masalah dalam kerjakan." (Saba': 10-11).
penelitian ini adalah perlu adanya sistem "Dan telah kami ajarkan kepada Daud membuat
manajemen perusahaan islami yang berbasis baju besi untuk kamu, guna melindungi kamu
maqoshid syariah. dalam peperangan. Maka hendaklah kamu
Untuk menjawab perumusan masalah dalam bersyukur kepada Allah." (Al-Anbiya: 80).
penelitian ini maka pertanyan penelitian yang
diajukan sebagai berikut: Tidak ada alasan bagi orang yang membaca ayat-
1. Bagaimana implementasi pencapaian agama ayat ini untuk tidak mempunyai sebuah pabrik
pada manajemen perusahaan? senjata. Tidak ada alasan bagi bangsa yang
2. Bagaimana implementasi meningkatkan membaca ayat-ayat ini untuk tidak memiliki satu
kualitas nafs pada manajemen perusahaan? pun pabrik pengecoran baja, atau pabrik yang
3. Bagaimana implementasi meningkatkan representatif untuk pembuatan alat-alat dari besi
kualitas ilmu pada manajemen perusahaan? dan baja. Anda telah membaca firman Allah,
4. Bagaimana implementasi meningkatkan "Dan telah Kami turunkan besi, di dalamnya
kualitas keturunan pada manajemen terdapat kekuatan yang hebat dan mendatangkan
perusahaan? manfaat bagi umat manusia. (Al-Hadid: 25).
5. Bagaimana implementasi meningkatkan
kuantitas harta pada manajemen perusahaan? Akankah anda biarkan begitu saja kekayaan yang
berupa logam, padahal logam yang anda miliki
termasuk jenis yang terbaik dan cukup untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA memenuhi kebutuhan dunia selama dua ratus tahun
seperti yang dikatakan oleh para ahli? Ini semua
Abu Ubaid Al Qosim pada tahun 1000 telah tidak boleh terjadi! (Al Bana 1999)
menulis kitab yang berjudul Al Amwal (harta).
Dalam kitab ini Al Qosim cara mengatur Yusuf Qardhawi merupakan ulama besar abad 21,
manajemen keuangan negara. Buku ini sarat kitab tulisan beliau yang mahsyur adalah Fikih
dengan peraturan peraturan pendapatan dan Zakat. Kitab ini merupakan karya original
pengeluaran negara yang memiliki refrensi dari Al penulisnya. Isi kitab ini mempengaruhi dan
quran dan Al Hadis (Al Qosim 2006). digunakan sebagai acuan akad transaksi islami abad
21. Dalam perekonomian ustadz Qardhawi juga
Ibnu Khaldun tahun 1400 menulis kitab yang menulis buku yang berjudul Peran Nilai dan Moral
berjudul Mukaddimah (Pembukaan). Mukaddimah dalam Perekonomian Islam. Buku ini berisikan
ini berisikan tentang bagaimana siklus dan sistem pandangan yang komprehensif tentang ekonomi,
ekonomi yang terjadi pada masa itu. Dalam buku manajemen, produksi dalam landandasan Al quran
ini Khaldun memberikan pandangannya tentang dan Al Hadis (Qardhawi 1997).
manajemen negara dan manajemen ekonomi secara
islami (Khaldun 2011). Dalam penyusunan penelitian manajemen
perusahaan berbasis maqoshid syariah, perlu
Sayyid Sabiq pada tahun 1940 menulis kitab difahami terlebih dahulu tentang nilai dasar
berjudul Fiqh Sunnah. Dalam jilid ke 12, 13 dan 14 Ekonomi Islam. Nilai dasar Ekonomi Islam adalah
berisikan tentang aturan/manajemen transaksi keadilan, khalifah dan takaful (UII dan BI 2008).
bisnis (Sabiq 1997).
Arsitektur sebuah model manajemen adalah sebuah
buku yang dibuat oleh Widjaya tahun 2010, buku
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 1, Maret 2013 41

ini berisikan sebuah arsitek model manajemen yang Aktivitas pada tahap analisa adalah membaca
aktual sedang terjadi pada perusahaan di dunia. seluruh literatur dengan seksama. Khusus pada saat
Dibahas pula peran manajer dalam; menentukan literatur sumber utama peneliti harus tunduk dan
tujuan, mendesain strategi, mengendalilkan patuh sepenuhnya terhadap isi dan makna dari isi
eksekusi strategi melalui key performance tersebut. Kemudian peneliti memperkaya literatur
indicators. Membangun tim sosio-teknis yang mendudukan dan memverifikasi kerangka
berorientasi pada performance (Widjaja 2010). pemikiran. Tahap terakhir dari analisa adalah
melakukan analisa tentang hubungan faktor,
Key Performance Indicators adalah sebuah buku variabel, dimensi dan indikator dari setiap
karya Parmenter tahun 2011, buku ini berisikan pertanyaan penelitian.
tentang mengembangkan, mengimplementasikan 4. Tahap Kesimpulan
dan menggunakan Key Performance Indicators. Berdasarkan analisa dari penelitian dibuatkan
Dalam penelitian ini, buku ini bermanfaat sebagai kesimpulan yang menjawab perumusan dan
terminal dari proses manajemen itu sendiri pertanyaan masalah.
(Parmenter 2011).

Dalam suatu manajemen yang menjadi pelaku IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
utama adalah manusia. Buku Sistem Terpadu
Pengelolaan Kinerja Personel tahun 2009, adalah 4.1. Manajemen
buku yang relatif baik menjadi acuan. Buku Sistem
Terpadu Pengelolaan Kinerja personel menjadikan Manajemen adalah cara mencapai tujuan melalui
tidak hanya sekedar pekerja tetapi juga memiliki orang lain (Taylor, 1915 dalam Ahadiyat 2009).
nilai kemanusiaan (Mulyadi 2009). Orang lain disini adalah organisasi. Organisasi
bukan mesin melainkan suatu organisme yang
Penelitian ini adalah suatu langkah lanjutan dari dapat mengatur diri sendiri, mengintergrasi bagian
penelitian sebelummnya yang berjudul Indikator bagian menjadi satu keutuhan dan dapat
Perusahaan Islami berbasis Maqoshid syariah berkembang lagi menjadi kesatuan yang komplek
(Hadi 2012). Pada penelitian Hadi (2012) telah membentuk masyarakat yang ramah terhadap diri
ditemukan indikator sukses perusahaan islami, sendiri dan lingkungannya (Korten, 1999)
dalam proposal penelitian ini mendalami Organisme yang terbaik adalah manusia (Qs. 2;29).
bagaimana manajemen perusahaan yang berbasis Manusia dalam hidupnya terkait dengan tiga relasi;
maqoshid syariah. 1. Relasi manusia kepada Tuhan
2. Relasi manusia kepada manusia
3. Relasi manusia kepada alam
III. METODE PENELITIAN Dalam konteks manusia beragama; relasi manusia
kepada Tuhan, manusia dan alam dipandu oleh
Agar diperoleh hasil penelitian sesuai dengan kitab suci.
maksud dari judul penelitian yaitu Manajemen
Perusahaan Berbasis Maqoshid syariah, maka Dalam Islam tujuan beragama disebut maqoshid
mekanisme penelitian disusun sebagai berikut: syariah. Maqoshid syariah terbagi menjadi lima;
Menjaga agama, menjaga nafs, menjaga akal,
1. Tahap Persiapan menjaga keturunan, dan menjaga harta.
Tahap ini merupakan perumusan dan
penyempurnaan kerangka pemikiran dari Jika maqoshid syariah di klasifikasikan akan
penelitian. Tahap persiapan ini menjadi penting menjadi 3 unsur
sebab kerangka pemikiran merupakan bentuk dari 1. Manusia  Nafs dan keturunan
wujud penelitian berbasis studi literatur. 2. Ilmu  Agama2 dan akal
2. Tahap Pengumpulan Literatur 3. Materi  Harta
Setelah tahap persiapan selesai, selanjutnya
pengumpulan literatur yang terkait dengan Jika mengggabungkan antara pengertian organisasi
kerangka pemikiran. Literatur diurutkan dari seperti organisme dan maqoshid syariah
sumber utama seperti Al Quran dan As Sunnah, diklasifikasikan menjadi 3 unsur, maka ilmu
selanjutnya pemikiran dan fatwa ulama klasik,
setelah itu pendapat ulama kontemporer 2
Teks pada naskah suci.
3. Tahap Analisa
42 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol. 2, No.1, Maret 2013

manajemen sebagai individu ilmu berpijak diatas 1. Dharuriyyat Dalam Perusahaan


tiga ilmu yaitu, ilmu tentang manusia, ilmu Dharuriyyat adalah memelihara kebutuhan-
tentang metode dan ilmu tentang keuangan (hybrid kebutuhan yang bersifat esensial bagi kehidupan
science). manusia berkaitan dengan kelima unsur pokok di
atas dalam batas jangan sampai terancam
4.2. Perusahaan eksistensinya. Ini berarti bahwa tidak terpenuhinya
kebutuhan tingkat dharuriyyat ini akan berakibat
Imam Syatibi mengatakan bahwa kebutuhan pokok mengancam eksistensi kehidupan manusia.
manusia ada lima, yaitu menjaga agama, menjaga Pada pembahasan ini kita melihat hakikat dan sudut
hidup, menjaga akal, menjaga keturunan dan pandang dharuriyyat dari kacamata perusahaan.
menjaga harta. Dalam rangka memenuhi lima Berarti hal apa saja jika faktor tersebut tidak ada
kebutuhan dasar tersebut maka manusia harus maka akan terjadi kebinasaan atau kebangkrutan.
mengkonsumsi kelima hal tersebut. Faktor dharuriyyat dalam maqoshid syariah adalah
1. Perintah konsumsi untuk menjaga agama menjaga agama, menjaga jiwa raga, menjaga akal,
2. Perintah konsumsi untuk menjaga jiwa menjaga keturunan dan menjaga harta.
3. Perintah konsumsi untuk menjaga akal
4. Perintah konsumsi untuk menjaga keturunan Sekarang kita memasuki pembahasan menjaga
5. Perintah konsumsi untuk menjaga harta agama. Jika seseorang tidak beragama islam atau
tidak beragama (atheis) apakah ia akan mati?
Disebabkan adanya kebutuhan konsumsi maka lahir Ternyata tidak! Jadi apa artinya seseorang
permintaan untuk memenuhi konsmsi tersebut. beragama Islam dan apa artinya jika seseorang
Lihat Gambar 1. tidak beragama Islam bagi kehidupan manusia
tersebut?
Dalam rangka memenuhi maqoshid syariah untuk
kemashlahatan maka segala sesuatu yang Jika kita melihat dimasjid ada seseoarang baru
mendukung terpenuhinya maqoshid syariah adalah memeluk agama Islam, sebelum dan sesudah ia
wajib hukummnya, dalam kaidah fikih dikatakan; memeluk agama Islam apa perbedaanya?
“Tidak akan sempurna suatu kewajiban kecuali Perbedaannya adalah setelah ia memeluk agama
dengan sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain Islam ia wajib menjalankan ibadah (maghdoh dan
itu pun hukumnya menjadi wajib”. Faktor muamalat) sesuai syariah Islam. Dengan demikian
pendukung terpenuhinya maqoshid syariah adalah semenjak ia memeluk agama Islam, ia memiliki
perusahaan, dimana perusahaan tersebut dibuat sistem penilaian terhadap dirinya dan
untuk menegakan maqoshid syariah. lingkungannya berdasarkan cara pandang syariah
Islam itu sendiri.
4.3. Manajemen Perusahaan Berbasis Maqoshid
syariah Dalam perusahaan, jika suatu perusahaan
memasukan dalam Anggaran Dasarnya sebagai
Maqoshid syariah adalah tujuan dari diturunkannya perusahaan islami, maka perusahaan tersebut akan
syariah oleh Allah SWT kepada manusia. Manusia menjalankan perusahaan sesuai kepada kepatuhan
dapat menjadi mulia dan hidup, jika menjaga syariah. Perusahaan seperti ini jelas perusahaan
agamanya, jiwa raganya, akalnya, keturunannya islami.
dan hartanya.
Jika suatu perusahaan tidak menyatakan dalam
Anggaran Dasarnya sebagai perusahaan islami,
tetapi dalam menjalankan usahanya ia tidak
bertentangan dengan aturan syariah, maka
perusahaan ini juga termasuk perusahaan islami.
Mengapa demikian? Sebab berbisnis, membuat
perusahaan, termasuk ibadah muamalah. Hukum
asal ibadah muamalah adalah “segala sesuatunya
pada dasarnya adalah halal, kecuali ada dalil yang
melarangnya”. Berdasarkan hukum asal ibadah
muamalah, hanya perusahaan yang melanggar
syariat Islam saja yang termasuk kategori
Gambar 1. Filosofi Terhadap Perusahaan perusahaan tidak islami.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 1, Maret 2013 43

setiap orang memiliki keahlian (akal) yang berbeda


Selanjutnya nafs, manusia harus menjaga jiwa dan beda. Misal si A ahli memproduksi, si B ahli
raganya (nafs), jika tidak ia akan sakit, lalu jika menjual, si C ahli mencatat, dan si D sebagai
dibiarkan dapat membahayakan kehidupannya. pemimpin komunitas tersebut. Sinergi antara A, B,
Untuk memenuhi kelangsungan kehidupannya C dan D dapat membuat perkembangan usaha
manusia harus mengisi tubuhnya dengan makan mereka menjadi lebih baik.
dan minum. Berdasarkan hal ini maka makan dan
minum sewajarnya hukumnya adalah wajib. Pada perusahaan, suatu organisasi mutlak
diperlukan, sebab perusahaan adalah tempat
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi bersinerginya seluruh kepentingan untuk mencapai
baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah tujuan yang sama. Jika keahlian pada suatu
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena perusahaan tidak membentuk sinergi, maka
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata perusahaan tersebut bisa disebut sakit.
bagimu (Qs.2;168)
Performa yang buruk pada perusahaan dapat
Jika kita lihat menjaga nafs pada perspektif mengakibatkan frustasinya seluruh karyawan, dan
perusahaan, maka dimulai dari pertanyaan “apa satu demi satu karyawan utama mulai hengkang, ini
yang harus mengisi tubuh perusahaan hingga ia adalah awal dari kebangkrutan perusahaan. Kecuali
(perusahaan) terus hidup? Sebagaimana manusia perusahaan mengadakan perbaikan.
mengisi tubuhnya dengan makanan dan minuman
agar ia tetap dapat hidup. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
Pada suatu perusahaan yang menjadi sumber faktor akal pada maqoshid syariah di analogikan
pemasukan utama adalah “penjualan”. Jika sama dengan faktor sistem organisasi pada
penjualan pada suatu perusahaan tidak terjadi (atau perusahaan, dalam organisasi harus ada pemimpin.
Nol) maka perusahaan tersebut tetap akan terbebani
oleh biaya. Pada kondisi ini perusahaan menjadi Selanjutnya keturunan, setiap manusia normal pada
“sakit”, dan jika tetap dibiarkan tidak terjadi umumnya ingin memiliki keturunan. Jika manusia
penjualan maka perusahaan terancam bangkrut! tidak ingin memiliki keturunan maka akan terjadi
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan kebinasaaan manusia dimuka bumi. Termasuk
faktor nafs pada maqoshid syariah di analogikan mengantisipasi hal inilah agama Islam diturunkan
sama dengan faktor penjualan pada perusahaan. didunia. Manusia (yang beragama Islam) dihimbau
oleh Rasulullah SAW untuk memiliki keturunan.
Selanjutnya akal, manusia diharuskan menjaga
akal, sebab akal adalah salah satu perbedaan (Bukhari - 5901) : Telah menceritakan kepadaku
mutlak antara manusia dengan selain manusia. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan
Selain manusia seluruhnya (jin tidak dibahas disini) kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada
tidak diberi akal oleh Allah SWT. kami Syu'bah dia berkata; saya mendengar
Dengan akal manusia dapat berfikir dan berevolusi Qatadah dari Anas dari Ummu Sulaim bahwa dia
untuk menuju hidup yang lebih baik di dunia ini. berkata; "Wahai Rasulullah, do'akanlah pelayanmu
Disebabkan karena manusia memiliki akal-lah, yaitu Anas!." Beliau lalu mengucapkan: 'Ya Allah,
manusia diberi ilmu pengetahuan dan keahlian oleh karuniailah dia harta dan anak yang banyak dan
Allah SWT. berkahilah terhadap apa yang telah Engkau
berikan kepadanya.' Dan dari Hisyam bin Zaid
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak saya mendengar Anas bin Malik seperti itu.
diketahuinya. (QS.96;5)
Keturunan yang diinginkan dalam Islam adalah
Manusia adalah mahluk sosial, dimana keturunan yang berkuantitas dan berkualitas,
kehidupannya sangat tergantung oleh manusia artinya banyak dan soleh. Ini adalah kondisi ideal.
lainnya. Manusia tidak dapat hidup seorang diri dan Prioritas utama memiliki keturunan adalah banyak
memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan demikian dan soleh, prioritas selanjutnya adalah soleh dan
manusia harus hidup berjamaah (berkelompok). sedikit. Jika ditimbang antara kuantitas dan kualitas
maka keturunan yang berkualitas yang lebih
Hidup berkelompok akan bersifat berkelanjutan diutamakan. Artinya jangan asal banyak keturunan
(langgeng) jika dalam komunitas tersebut terjadi jika kita tidak dapat mendidiknya, lebih baik
sinergi. Sinergi dapat berjalan dengan baik, jika secukupnya tetapi berkulitas tinggi.
44 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol. 2, No.1, Maret 2013

Diantara prioritas penting menurut syariat adalah sekali tidak anti harta, bahkan dengan adanya
mendahulukan kualitas daripada kuantitas (Al- perintah membayar zakat, menandakan bahwa harta
Qaradhawi, Fikih Prioritas, 1996) seyogyanya harus dimiliki oleh seorang muslim.
Al-quran memberikan kabar bahwa harta itu
Pada suatu perusahaan, output yang dihasilkan sebagai tulang punggung kehidupan. Perhatikan
adalah keuntungan. Sebab dengan keuntungan ayat dibawah ini,
perusahaan dapat tetap berjalan selamanya.
Pada perusahaan dalam suatu transaksi penjualan harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
ada dua hal yang didapat yaitu, keuntungan dan dijadikan Allah sebagai pokok (tulang punggung)
keberkahan. Perhatikan hadis berikut; kehidupan (QS.4;5).

(Bukhari - 1937) : Rasulullah shallallahu 'alaihi Harta laksana bahan bakar pada kendaraan. Jika
wasallam bersabda: "Dua orang yang melakukan suatu sistem perusahaan telah lengkap tersedia,
jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk tetapi jika tidak ada dana maka sistem tersebut sulit
melangsungkan atau membatalkan jual beli) untuk dijalankan dengan baik. Seperti jika suatu
selama keduanya belum berpisah", Atau sabda kendaraan tetapi tidak memiliki bahan bakar, maka
Beliau: "hingga keduanya berpisah. Jika keduanya kendaraan tersebut tidak dapat berjalan. Kalaupun
jujur dan menampakkan dagangannya maka berjalan itu didorong yang kecepatan yang lambat.
keduanya diberkahi dalam jual belinya dan bila Harta sebagai modal usaha digunakan untuk
menyembunyikan dan berdusta maka akan memantikan titik fokus api agar perusahaan
dimusnahkan keberkahan jual belinya". berjalan, selanjutnya diatur kebutuhan terhadap
harta untuk semua sistem organisasi. Pengaturan ini
Keuntungan terkait dengan kuantitatif, sedangkan menggunakan ilmu “Manajemen Keuangan
keberkahan terkait dengan kualitatif. Penjualan Syariah”.
yang baik adalah mendapatkan banyak keuntungan
dan banyak keberkahan. Seberapa besar kebutuhan dana pada perusahaan,
sama dengan seberapa besar tangki pada kendaraan
Mana yang didahulukan keuntungan atau bermotor kita. Artinya jika perusahaan kecil diberi
keberkahan? Keberkahan adalah hal yang dana besar maka akan ada dana yang menganggur
didahulukan atas keuntungan. Tetapi bukan berarti (idle fund), sebaliknya jika perusahaan besar diberi
mendapatkan banyak keberkahan maka akan dana kecil maka dalam waktu yang sangat singkat
mendapat keuntungan yang sedikit. Demikian juga dana tersebut telah habis.
janganlah kita berniaga untuk kepentingan dunia
semata (keuntungan), namun juga harus Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
mendapatkan keuntungan akhirat yaitu keberkahan. faktor harta pada maqoshid syariah di analogikan
Sebab kehidupan akhirat itu abadi dibandingkan sama dengan faktor modal dan manajemen
dengan kehidupan dunia. keuangan pada perusahaan.

(Ibnumajah - 4098) : Rasulullah shallallahu 'alaihi 2. Hajiyyat Dalam Perusahaan


wasallam bersabda: "Tidaklah permisalan dunia Maslahah hajiyyat adalah sesuatu yang sebaiknya
dengan akhirat melainkan seperti ketika seorang ada agar dalam melaksanakannya leluasa dan
dari kalian memasukkan jarinya ke dalam lautan, terhindar dari kesulitan. Kalau sesuatu ini tidak ada,
maka lihatlah berapa teteskah yang masih tersisa maka ia tidak akan menimbulkan kerusakan atau
(di jari tangan)." kematian hanya saja akan mengakibatkan
(Bukhari - 2622) Rasulullah shallallahu 'alaihi kesempitan.
wasallam berkata: "Allahumma ya Allah, Faktor hajiyyat apa saja dalam perusahaan yang
sesungguhnya kehidupan (yang sebenarnya) adalah sebaiknya ada, agar perusahaan leluasa bergerak
kehidupan di akhirat. serta tidak mengalami kesulitan dalam membangun
hubungan muamalah dengan pelanggannya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
faktor keturunan pada maqoshid syariah di 3. Tahsiniyyat dalam Perusahaan
analogikan sama dengan faktor keuntungan dan Maslahah tahsiniyyat adalah sesuatu yang
keberkahan pada perusahaan. sebaiknya ada demi keselarasan dengan keharusan
Selanjutnya harta, harta adalah salah satu unsur akhlak yang baik atau dengan adat. Kalau sesuatu
pokok penunjang kehidupan. Agama Islam sama ini tidak ada, maka tidak akan menimbulkan
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 1, Maret 2013 45

kerusakan atau hilangnya sesuatu juga tidak akan syariah. Perusahaan jasa sangat membutuhkan
menimbulkan keburukan dalam melaksanakannya, kepercayaan pelanggannya, dan pelanggan melihat
hanya saja dinilai tidak pantas dan tidak layak ke-bonafitan perusahaan dari unsur pencitraannya.
menurut ukuran tatakrama dan kesopanan. Pelanggan pelanggan yang besar sangat ingin
Tahsiniyyat dalam perusahaan pada umumnya diperlakukan sopan dan santun, sehingga ia merasa
menjadi perhatian penting bagi perusahaan besar. nyaman. Dengan demikian etika perusahaan
Sebab pada tahap tahsiniyyat inilah terdapat nilai merupakan salah satu konten dari citra perusahaan.
lebih (competitive advantage) dari perusahaan Selengkapnya table 1 Pokok Mashlahah Pada
besar, khususnya perusahaan jasa seperti bank Perusahaan.

Tabel 1. Peringkat dan Contoh Lima Jenis Pokok Mashlahah Pada Perusahaan

Peringkat/Jenis Primer (Dharuriyyah) Sekunder (Hajjiyyah) Tersier (Tahsiniyyah)


Agama (ad-Din) Memelihara dan Melaksanakan ketentuan Mengikuti petunjuk
dalam perspektif melaksanakan kewajiban agama, dengan maksud agama guna
perusahaan keagamaan yang masuk menghindari kesulitan, menjunjung tinggi
dalam peringkat primer seperti memenuhi martabat perusahaan,
seperti tidak melanggar kriteria perusahaan sekaligus melengkapi
syariah Islami pelaksanaan kewajiban
kepada Allah. Misalnya
Berlabel syariah
Jiwa (al-Nafs) Memenuhi kebutuhan inti Menjelaskan spesifikasi Mempercantik
dalam perspektif berupa penjualan untuk produk/jasa untuk kemasan produk/jasa
perusahaan mempertahankan jaminan halal dan thoyib sehingga menarik untuk
perusahaan bagi konsumen dibeli
Akal (al-’Aql) Wajib adanya pemimpin Dianjurkannya Mengikuti asosiasi
dalam perspektif dan organisasi. Jika menuntut ilmu profesi perusahaan agar tidak
perusahaan ketentuan ini tidak untuk seluruh pimpinan tertinggal dalam
diindahkan, maka akan dan staf. Sekiranya hal perkembangan
berakibat terancamnya itu tidak dilakukan, tidak informasi industri
eksistensi perusahaan akan merusak organisasi, terkait.
akan tetapi mempersulit
pengembangan
perusahaan
Keturunan (al- Mendapatkan Ditetapkannya target Mem-promosikan
Nasl) keuntungan dengan keuntungan perusahaan dengan jelas & baik,
dalam perspektif keberkahan. Jika dan SOP keberkahan produk serta jasa yang
perusahaan diabaikan, maka pada saat terjadi akad di tawarkan.
eksistensi perusahaan penjualan dan diberikan Memperhatikan etika
sebagai perusahaan hak garansi pada tentang penjualan,
islami akan terancam pembeli. misal jangan menjual
barang yang telah di
pesan konsumen
Harta (al-Mal) Syari’at tentang tata cara Syari’at tentang Ketentuan tentang
dalam perspektif permodalan dan ketentuan bagi hasil dan menghindarkan diri
perusahaan penggunaan harta fee dari penipuan dan suap
46 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol. 2, No.1, Maret 2013

V. KESIMPULAN [8] Mulyadi. Sistem Terpadu pengelolaan


Kinerja Personel. Yogyakarta: STIM
Kesimpulan ini dalam penelitian ini bertujuan YKPN, 2009.
untuk dapat menjawab pertanyaan masalah sebagai [9] Parmenter, David. Key Performance
berikut: Indicators. Jakarta: PPM, 2011.
[10] Qardhawi, Yusuf. Peran Nilai dan Moral
1. Agama adalah suatu hal yang mendasar. Dalam Perekonomi Islam. Jakarta: Robbani
Agama menjadi petunjuk dan penjelas dalam Press, 1997.
menjalankan aktifitas manajemen bisnis, [11] Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Bandung:
sehingga dapat sebagai pembeda tentang Pustaka, 1997.
bisnis yang halal dan haram. Wujud [12] Suma, Muhammad Amin. “Ekonomi dan
implememtasinya adalah bahwa dalam Keuangan Islam.” 50. Jakarta: Kholam,
berbisnis tidak diperkenankan melanggar 2008.
syariah. Variabel agama ini menjiwai empat [13] UID. Pola Pikir Ilmiah Islami. Jakarta:
variabel lainnya. Universitas Islam Jakarta, 2002.
2. Hal yang logis dari mempertahankan [14] UII, dan BI. Ekonomi Islam. Jakarta:
kehidupan (nafs) adalah dengan RajaGrafindo, 2008.
mengkonsumsi sesuatu yang halal dan baik. [15] Widjaja, Robert B. Arsitektur Sebuah Model
Dalam perspektif perusahaan Manajemen. Jakarta: Tira Pustaka, 2010.
mempertahankan keberlangsungan
perusahaan dengan memenuhi input
komsumsinya yaitu penjualan
3. Ilmu adalah suatu alat untuk mendefinisikan
hingga mengembangkan sesuatu yang ada.
Ilmu dalam perspektif manajemen perusahaan
adalah alat untuk mengembangkan organisasi
perusahaan guna mencapai visi perusahaan
4. Variabel keturunan adalah suatu bentuk hasil,
dalam perspektif perusahaan adalah
meningkatnya keuntungan yang disertai
dalam dengan keberkahan
5. Variabel harta dalam perspektif perusahaan
laksana suatu darah yang mengalirkan
makanan kepada variabel vaiabel lainnya,
sehingga yang menjadi penting dalam
variabel harta adalah rasio kecukupan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Al Quran Karim


[2] Al Hadis Kutubutis’ah
[3] Ahmad, Khaliq. Management From Islamic
Perspective . International Islamic
University Malaysia Press, 2008.
[4] Al Bana, Hasan. Risalah Pergerakan. Solo:
Era Intermedia, 1999.
[5] Al Qosim, Abu Ubaid. Al Amwal. Jakarta:
Gema Insani, 2006.
[6] Hadi, Kuncoro. “Implementasi Maqoshid
syariah Sebagai KPI Perusahaan Islami.”
Januari 2012: 2.
[7] Khaldun, Ibnu. Mukaddimah. Jakarta:
Pustaka Al Kautsar, 2011.

Anda mungkin juga menyukai