DI KECAMATAN JATIBARANG
KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh:
Ahmad Faozan
Dedeh Sukaesih
Muhammad Latuapo
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Muhibbin Syah, M.Ed
[Willes]
Aspek administratif hanya bersifat
penyehat (hygiene factors) bukan sebagai
motivation factor dalam pengembangan
profesi guru
[Herzberg]
Kualifikasi Akademik S1 PAI
Status Guru bersertifikat pendidik
Pangkat / Golongan Penata Tk. I / III / d
Tugas Mengawas Kec. Jatibarang 44 GPAI
Kec. Lelea 19 GPAI
Kec. Trisi 23 GPAI
Kec. Patrol 35 GPAI
Motivasi dan
semangat kerja tinggi
minus pemahaman
konsep yang baik
• pemeriksaan kelengkapan
administrasi pembelajaran,
Terjebak dalam • disiplin guru dalam
kegiatan rutin dan pembuatan persiapan
mengajar,
spontan • pelaksanaan kegiatan rutin
rutin tanpa
dukungan program informal
supervision,
yang realistik.
supportive
supervision
MODEL SUPERVISI
COOPERATIVE PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD)
Model IPD diperuntukkan bagi guru yang profesional dengan tingkat komitmen
yang tinggi. Model ini lebih menekankan pada: (a) kesadaran guru
mengembangkan profesinya, (b) menuntut guru bekerja sendiri memikul
tanggung jawab pengembangan profesionalnya baik melalui studi lanjut,
meneliti, mengadakan kunjungan ke sekolah lain (studi banding), tekun
mengikuti seminar, tekun menulis dan meneliti maupun kegiatan lainnya. Guru
yang cocok dengan model IPD ini adalah mereka yang mampu
mengembangkan profesinya secara mandiri dengan menyusun rencana
tahunan kegiatan (program). Glickman (1990) menegaskan bahwa guru yang
tepat dengan model ialah guru yang memiliki level abstraksi dan level
komitmen yang tinggi. Menurut Abdul Kadim Masaong (2013) model ini sangat
tepat diterapkan di Indonesia dengan alasan rasio antara guru dan pengawas
yang sangat tinggi.
MODEL SUPERVISI
INDIVIDUALIZED PROFESSIONAL DEVELOPMENT (IPD)
Supervisi klinis diartikan pertemuan tatap muka antara supervisor dan guru,
membahas tentang hal mengajar di dalam kelas guna perbaikan
pembelajaran dan pengembangan profesi dengan cara
kolegial atau kesejawatan antara supervisor dan guru (Sergiovanni, 1979).
Supervisi klinis adalah suatu teknologi perbaikan pembelajaran, tujuan yang
ingin dicapai, dan memadukan kebutuhan sekolah dengan pertumbuhan
personal (Snyder & Anderson dalam Sagala, 2010). Cogan (dalam Sagala,
2010) mengartikan supervisi klinis sebagai upaya yang
dirancang secara rasional dan praktis untuk memperbaiki performansi guru
di kelas dengan tujuan untuk mengembangkan profesional guru dan perbaikan
pengajaran.