Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya
sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa untuk menyelesaikan tugas penulisan
makalah tentang Sediaan Solid khususnya mengenai Gargarisma (Obat Kumur). Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuaan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapakan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan , 2 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................................i

Kata Pengantar ………………………………………………………….........…………i i

Daftar Isi............................................................................................................................iii

BAB 1. Pendahuluan ………………………………………………..…..........…..……...1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………........…………1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………........…………………...2

1.3 Tujuan Pembahasan ………………………………......…………………… .....3

BAB 2. Isi …………………………………………………………………..........………5

2.1 Defenisi Cara Pemberian Obat yang Baik............................................................5

2.2 Defenisi Sediaan Gargarisma…………....……………………….................….. 8

2.3 Contoh Sediaan Gargarisma….................…………….............……… 9

2.4 Keunggulan dan Kekurangan Sediaan Gargarisma........................................11

2.5 Cara Penggunaan Sediaan Gargarisma ……………………....…………… .22

BAB 3. Penutup………………………………………………………........…………... 26

3.1 Kesimpulan……………………………………………...…….......…….….......23

3.2 Saran.....……………………………………………........…………… .48

3.2 Kata Penutup.....……………………………………………........…………… .48

Daftar Pustaka...................................................................................................................22

Lampiran ………………………………………………………………..........................77

 
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Liquid adalah sediaan berwujud cair, mengandung satu atau lebih zat aktif yang
terlarut stabil dalam medium yang homogen pada saat diaplikasikan.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi lV, sediaan larutan adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling campur.

Cara pemberian obat-obatan dibedakan berdasarkan tiga faktor utama. Faktor


tersebut di antaranya bagian tubuh yang perlu diobati, reaksi obat dalam tubuh, serta
kandungan obat.

Obat kumur adalah cairan yang ditahan didalam mulut dalam beberapa waktu
dengan menggunakan kekuatan mekanik oleh otot untuk menghilangkan patogen di dalam
mulut. Obat kumut kini telah menjadi intens dan dari beberapa produk obat kumur terbaru
mengklaim bahwa efektifitasnya dalam mengurangi penumpukan plak, radang gusi dan
halitosis (Manipal., 2016)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

 Bagaimana cara pemberian obat yang baik


 Seperti apa defenisi sediaan gargarisma (obat kumur)
 Apa contoh obat dari sediaan gargarisma
 Bagaimana keunggulan dan kelemahan dari sediaan gargarisma
 Bagaimana cara penggunaan obat kumur yang baik dan benar

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Adapun tujuan pembahasan adalah untuk mengetahuai cara pemberian obat yang
baik khususnya dalam sediaan liquid dan defenisi dari sediaan gargarisma (obat kumur),
contoh dari sediaan gargarima, mengetahui keunggulan dan kekurangan dari sediaan
gargarisma, serta mengetahui cara penggunaan obat kumur.
BAB II

ISI

2.1 CARA PEMBERIAN OBAT YANG BAIK

Cara pemberian obat-obatan dibedakan berdasarkan tiga faktor utama.


Faktor tersebut di antaranya bagian tubuh yang perlu diobati, reaksi obat
dalam tubuh, serta kandungan obat. Sebagai contoh, terdapat obat-obatan
tertentu yang akan hancur oleh asam lambung jika diminum secara langsung.
Jenis obat seperti ini biasanya akan diberikan melalui suntikan guna
menghindari dampak tersebut.
Untuk mengetahui dengan lebih jelas, berikut adalah berbagai macam
cara pemberian obat:
1. Diminum secara langsung (oral)
Meminum obat secara oral umumnya ditujukan untuk obat berbentuk cair,
tablet, kapsul, atau tablet kunyah.
Ini merupakan cara pemberian obat yang paling umum karena jauh lebih
mudah, aman, dan murah dibandingkan metode lainnya.
Setelah diminum, obat akan diserap oleh dinding usus. Proses ini dapat
dipengaruhi oleh makanan dan obat lain yang Anda konsumsi.
Obat yang telah diserap kemudian diuraikan oleh hati sebelum akhirnya
diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
2. Suntikan (parenteral)
Contohnya injeksi ranitidine
Terdapat beberapa cara pemberian obat menggunakan suntikan. Biasanya,
cara ini dibedakan dari lokasi suntiknya. Beberapa di antaranya:
 Subkutan. Obat ini disuntikkan ke jaringan lemak tepat di bawah kulit. Obat
ini kemudian masuk ke pembuluh darah kecil (kapiler) menuju alirah darah
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Insulin adalah salah satu yang paling sering
menggunakan cara pemberian obat yang satu ini.
 Intramuskular. Metode ini ditujukan untuk pasien yang membutuhkan obat
dengan dosis yang lebih besar. Obat disuntikkan langsung ke jaringan otot
lengan atas, paha, atau pantat menggunakan jarum berukuran besar.
 Intravena. Sering disebut sebagai infus, cara pemberian obat melalui
intravena dilakukan dengan menyuntikkan cairan mengandung obat langsung
ke pembuluh vena. Obat dapat diberikan dalam satu dosis atau berkelanjutan.
 Intratekal. Cara ini ditujukan untuk mengobat penyakit pada otak, tulang
belakang, serta lapisan pelindungnya. Obat disuntikkan melalui jarum yang
dimasukkan ke celah antara dua tulang belakang bagian pinggang.
3. Topikal

Contohnya betamethasone
Obat-obatan topikal merupakan jenis obat yang diserap secara langsung oleh
permukaan tubuh, terutama kulit. Contoh obat topikal adalah salep, losion,
krim, bedak, gel, dan plester yang ditempelkan ke kulit.
Menggunakan obat dengan cara topikal memiliki keunggulan, yakni efek obat
akan langsung terasa pada bagian tubuh yang memerlukannya.
Risiko efek sampingnya pun lebih kecil karena obat-obatan tidak melalui area
tubuh lainnya secara langsung.
4. Supositoria (rektal)
Contohnya dulkolax
Supositoria merupakan jenis obat-obatan yang dimasukkan melalui dubur.
Jenis obat ini ditujukan bagi pasien yang tidak bisa menelan obat secara
langsung, mengalami mual parah, atau harus menjalani puasa sebelum dan
setelah operasi.
Obat-obatan supositoria berbentuk padat dan mengandung sejenis zat lilin
yang mudah terurai begitu berada dalam rektum. Dinding rektum terdiri dari
permukaan tipis dengan banyak pembuluh darah sehingga obat dapat diserap
dengan cepat.
5. Cara lainnya

Selain beragam cara di atas, Anda juga dapat menggunakan obat melalui
metode lain sesuai kebutuhan. Misalnya:
 Tablet yang ditempelkan di bawah lidah (sublingual) atau di bagian dalam pipi
(bukal) contohnya obat jantung
 Tablet, cairan, gel, krim, atau cincin obat yang dimasukkan ke dalam vagina
 Obat tetes mata berbentuk cair contohnya insto
 Obat tetes telinga berbentuk cair contohnya H202
 Partikel obat yang dihirup secara langsung atau melalui uap contohnya obats
asma
Cara pemberian obat berpengaruh besar terhadap kesembuhan Anda.
Pastikan bahwa Anda selalu mengonsumsi obat dengan cara dan dosis yang
tepat guna mengurangi risiko efek samping maupun masalah kesehatan
lainnya.

: 1. Diminum secara langsung (oral)

Meminum obat secara oral umumnya ditujukan untuk obat berbentuk


cair, tablet, kapsul, atau tablet kunyah.merupakan cara pemberian obat
yang paling umum karena jauh lebih mudah, aman, dan murah
dibandingkan metode lainnya.Setelah diminum, obat akan diserap oleh
dinding usus. Proses ini dapat dipengaruhi oleh makanan dan obat lain
yang Anda konsumsi.Obat yang telah diserap kemudian diuraikan oleh
hati sebelum akhirnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

2. Suntikan (parenteral)

Terdapat beberapa cara pemberian obat menggunakan suntikan.


Biasanya, cara ini dibedakan dari lokasi suntiknya. Beberapa di
antaranya:

* Subkutan. Obat ini disuntikkan ke jaringan lemak tepat di bawah kulit.


Obat ini kemudian masuk ke pembuluh darah kecil (kapiler) menuju
alirah darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Insulin adalah salah satu
yang paling sering menggunakan cara pemberian obat yang satu ini.
* Intramuskular. Metode ini ditujukan untuk pasien yang membutuhkan
obat dengan dosis yang lebih besar. Obat disuntikkan langsung ke
jaringan otot lengan atas, paha, atau pantat menggunakan jarum
berukuran besar.
* Intravena. Sering disebut sebagai infus, cara pemberian obat melalui
intravena dilakukan dengan menyuntikkan cairan mengandung obat
langsung ke pembuluh vena. Obat dapat diberikan dalam satu dosis atau
berkelanjutan.
* Intratekal. Cara ini ditujukan untuk mengobat penyakit pada otak,
tulang belakang, serta lapisan pelindungnya. Obat disuntikkan melalui
jarum yang dimasukkan ke celah antara dua tulang belakang bagian
pinggang.

3. TOPIKAL

Obat-obatan topikal merupakan jenis obat yang diserap secara


langsung oleh permukaan tubuh, terutama kulit. Contoh obat topikal
adalah salep, losion, krim, bedak, gel, dan plester yang ditempelkan ke
kulit.Menggunakan obat dengan cara topikal memiliki keunggulan,
yakni efek obat akan langsung terasa pada bagian tubuh yang
memerlukannya. Risiko efek sampingnya pun lebih kecil karena obat-
obatan tidak melalui area tubuh lainnya secara langsung.

4. Supositoria (rektal)
Supositoria merupakan jenis obat-obatan yang dimasukkan melalui
dubur. Jenis obat ini ditujukan bagi pasien yang tidak bisa menelan obat
secara langsung, mengalami mual parah, atau harus menjalani puasa
sebelum dan setelah operasi.

Obat-obatan supositoria berbentuk padat dan mengandung sejenis zat


lilin yang mudah terurai begitu berada dalam rektum. Dinding rektum
terdiri dari permukaan tipis dengan banyak pembuluh darah sehingga
obat dapat diserap dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai