Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 1

1. Ancilla Angellie Sudarta – 218114183


2. Evelyn Carina Oktavia - 218114184
3. Frederina Elisabeth Adventa Kean – 218114187
4. Caroline Karin Kristanti - 218114193
5. Monica Vini Hildegardis Pandey – 218114194
6. Amelia Eka Saputri – 218114201
7. Cesia Olivia Br Karo – 218114211
8. Muni Nicodemus Naiola – 168114170

1. Apa pengertian PTMs?


Modifikasi pasca-translasi (PTMs) merupakan mekanisme yang merubah struktur protein
setelah melepaskan polipeptida dari ribosom dan merupakan modifikasi kimia yang
memiliki fungsi dalam proteomic fungsional karena mereka mengatur aktivitas,
lokalisasi, dan interaksi dengan molekul seluler lain seperti protein, asam nukleat, lipid
dan kofaktor. PTMs juga terlibat dalam pengaturan fungsi protein dari fosforilasi,
glikosilasi, ubiquinitas, nitrosilasi, metilasi, asetilasi, dan lipidasi.
2. Mengapa perlu proses PTMs?
Secara singkat, proses PTMs berguna untuk memodifikasi protein/polipeptida hasil
translasi untuk menjadi protein yang lebih kompleks. Modifikasi pasca-translasi protein
(PTM) meningkatkan keragaman fungsional proteom dengan penambahan kovalen
kelompok fungsional atau protein, pembelahan proteolitik dari subunit pengatur, atau
degradasi seluruh protein. Proses PTMs diperlukan karena berperan dalam modifikasi
polipeptida hasil translasi yang merupakan protein tidak aktif menjadi protein lebih lanjut
setelah proses translasi yang bertujuan untuk mencapai bentuk tiga dimensi spesifik
(protein yang matur) agar protein dapat memiliki fungsi yang sebenarnya. Prose PTMs
juga diperlukan karena dapat meningkatkan keragaman fungsional, dan juga sangat
penting dalam studi biologi sel dan pengobatan dan pencegahan penyakit.
3. Mengapa pemahaman PTMs sangat penting dalam pencegahan dan pengobatan penyakit?
Pemahaman PTMs sangat penting dalam pencegahan dan pengobatan penyakit karena
perubahan yang terjadi pada PTMs seperti fosforilasi, glikosilasi, dsb dapat berpengaruh
pada transduksi, penyimpanan, ekspresi, pengikatan atau penggabungan sel yang
berkaitan dengan seluruh aspek biologi sel, metabolisme, pertumbuhan dan/atau disfungsi
kronis dengan konsekuensi kesehatan yang serius, seperti kanker, infeksi bakteri/virus,
dan diabetes. Proses translasi menghasilkan proteum yang siap untuk dimodifikasi
menjadi antibodi. PTMs dapat digunakan sebagai sinyal karena terdapat protein khusus
yang mendasari penyakit tertentu sehingga bisa menjadi penanganan atau menjadi
“alarm” bila protein spesifik tersebut ditemukan dalam tubuh seseorang.

Sampaikan ringkasan (arti, peranan, contoh) PTM :

4. Fosforilasi
Fosforilasi yang juga dikenal sebagai regulasi fosfor adalah penambahan gugus fosfat
pada suatu protein atau molekul organik lain, terutama pada serin, treonin atau tirosin.
Fosforilasi memainkan peran penting dalam regulasi banyak proses seluler, termasuk
siklus sel, pertumbuhan, apoptosis, dan jalur transduksi sinyal. Dalam contoh berikut,
analisis western blot digunakan untuk mengevaluasi spesifisitas fosfoprotein dalam lisat
yang diperoleh dari garis sel kanker HeLa dan NIH 3T3 yang kekurangan serum yang
distimulasi dengan faktor pertumbuhan epidermal (EGF) dan faktor pertumbuhan turunan
trombosit (PDGF), masing masing.
5. Glikosilasi
Glikosilasi merupakan modifikasi pasca translasi yang terjadi di dalam sistem ekspresi sel
eukariotik dengan penambahan gugus gula (glikosil) pada untaian polipeptida. Hasil dari
penggabungan gugus gula (glikosil) dengan protein yaitu glikoprotein. Modifikasi ini
memiliki peran penting karena sebagian besar protein pada organisme eukariotik
mengalami glikosilasi. Glikosilasi juga dapat diartikan sebagai penempelan karbohidrat
utamanya adalah oligosakarida pada protein. Glikosilasi berperan dalam mempengaruhi
proses pelipatan protein dan mempengaruhi konformasi protein (protein folding),
meningkatkan stabilitas protein, mempengaruhi interaksi dengan reseptor, serta
menentukan tingkat immunogenesitas dari protein tersebut. Contoh glikosilasi adalah :
- Glikosilasi pada atom nitrogen (N glikosilasi) Glikosilasi ini terjadi pada asam amino
asparagine.
- Glikosilasi pada oksigen (O glikosilasi) Glikosilasi ini terjadi pada residu asam amino
serin atau threonin.
- Glikosilasi pada atom fosfat (P glikosilasi) Glikosilasi ini terjadi pada residu asam
amino serin.
- Glikosilasi pada atom karbon (C glikosilasi) Glikosilasi ini terjadi pada carbon di
Tryptophan side chain.
6. Ubiquitinasi
Ubiquitinasi adalah proses penambahan protein ubiquitin ke substrat protein. Ubiquitin
adalah protein pengatur kecil yang dapat dilekatkan pada protein dan memberi label pada
protein untuk dihancurkan. Ubiquitin adalah polipeptida 8-kDa yang terdiri dari 76 asam
amino yang ditambahkan ke -NH2 lisin dalam protein target melalui glisin C-terminal
dari ubiquitin. Ubiquitinasi berperan dalam cell signaling, regulasi siklus sel, kontrol
proliferasi dan diferensiasi, program mematikan sel (apoptosis), perbaikan DNA, proses
imun dan inflamasi, serta biogenesis organel. Contoh ubiquitinasi adalah :
1. Sinyal aktivasi Ik-B alpha dalam jalur pensinyalan inflamasi diatur oleh rantai Poly
Ubiquitinasi.
2. Ubiquitinasi berperan dalam pengikatan BRCA1 yang berfungsi dalam perbaikan
DNA.
3. Ubiquitinasi berperan dalam pensinyalan untuk proses endositosis dan transportasi ke
dalam lisosom.
4. Obat proteasome inhibitor Velcade sebagai obat anti kanker diproduksi menggunakan
sistem ubiquitinasi.
5. Protein anti-apoptosis Bcl-2 didegradasi oleh jalur ubiquitin proteasome.
7. Nitrosilasi
Nitrosilasi merupakan istilah untuk penggabungan kovalen dari a oksida nitrat "nitrosyl"
menjadi molekul lain yang biasanya berupa organik. Nitrosilasi merupakan reaksi
penambahan gugus nitrosil (NO) pada polipeptida (protein sederhana) yang memiliki
kekhasaan sebagai pembawa pesan kimia yang bereaksi dengan residu sistein bebas untuk
membentuk s-nitrosothiols. Penambahan gugus dimaksudkan untuk menstabilkan protein,
mengatur ekspresi gen, menyediakan donor NO, generasi, lokalisasi, aktivasi, dan
katabolisme SNO yang diatur dengan ketat. Contohnya adalah pelabelan dan deteksi S-
nitrosilasi dengan S-Nitrosilasi Western Blot Kit. Contoh penting protein yang
aktivitasnya diatur oleh S-nitrosilasi adalah reseptor glutamat jenis NMDA di otak.
8. Metilasi
Metilasi adalah penambahan suatu gugus metil pada suatu protein, biasanya pada residu
lisin atau arginin. Metilasi juga dapat diartikan sebagai pemindahan gugus metil satu
karbon ke nitrogen atau oksigen (metilasi N dan O) ke rantai samping asam amino. Donor
metilnya adalah S-adenosylmethionine (SAM) dan enzim yang digunakan yakni
metiltransferase. Metilasi lisin residu pada histon dalam DNA berperan dalam
meningkatkan regulasi struktur kromatin. Metilasi DNA mengatur ekspresi gen tanpa
mengubah urutan nukleotida. Oleh karena itu, metilasi DNA adalah tanda epigenetik, di
mana “epi” menyiratkan bahwa fitur ini “di atas” genetika yang memainkan perannya
tanpa perubahan dalam urutan DNA.
9. Asetilasi
Asetilasi merupakan penambahan gugus asetil yang menempel pada atom nitrogen dari
asam aminonya melalui mekanisme ireversibel dan reversible. Asetilasi juga dapat
diartikan sebagai PTM reversibel dengan peran yang terkenal dalam mengatur ekspresi
gen melalui modifikasi ekor inti histon. Asetilasi juga terlibat dalam beragam proses
biologis lainnya yang menunjukkan fungsi pengaturan yang lebih luas. Asetilasi lisin
adalah Post Translational Modifikasi (PTM) dinamis dan reversibel yang sangat
terkonsentrasi pada prokariota dan eukariota. Asetilasi memainkan peran penting dalam
berbagai proses seluler, seperti cytokine signaling, transcriptional regulation, dan
apoptosis. Proses ini menetralkan muatan positif pada asam amino dan mengatur ikatan
DNA, interaksi protein-protein, dan stabilitas protein. Selain itu, asetilasi lisin terlibat
dalam beragam konsekuensi biologis termasuk aktivitas transkripsi, kelangsungan hidup
sel, dan lokalisasi subseluler. Asetilasi lisin yang menyimpang terkait dengan banyak
penyakit patologis, seperti kanker, penyakit neurodegeneratif, dan penyakit metabolisme.
10. Lipidasi
Lipidasi merupakan proses penambahan lipid pada suatu protein menjadi lipoprotein.
Lipidasi adalah metode untuk menargetkan protein ke membran dalam organel (retikulum
endoplasma [ER], aparatus Golgi, mitokondria), vesikel (endosom, lisosom), dan
membran plasma. Secara umum, lipidasi membantu dalam seluler sinyal lokalisasi dan
penargetan, membran penambatan, dan sebagai mediator protein-protein interaksi.
Lipidasi juga berperan dalam membentuk berbagai senyawa dalam tubuh, seperti enzim,
adhesion, antigen, dan toksin. Terdapat empat jenis lipidasi, yaitu :
• Jangkar glikosil fosfatidilinositol (GPI) terminal-C
• myristoylation N-terminal
• N-mirstoilasi
• S-prenilasi

Anda mungkin juga menyukai