a. keberlanjutan;
Yang dimaksud dengan "keberlanjutan" adalah pemanfaatan Sumber Daya Kelautan yang
tidak melampaui daya dukung dan memiliki kemampuan mempertahankan kebutuhan
generasi yangakan datang.
b. konsistensi;
Yang dimaksud dengan "konsistensi,, adalah konsistensi dari berbagai instansi dan lapisan
pemerintahan dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian untuk
melaksanakan program pengelolaan Sumber Daya Kelautan.
c. keterpaduan;
d. kepastian hukum;
Yang dimaksud dengan ,,kepastian hukum,, adalah seluruh pengelolaan dan pemanfaatan
Kelautan yang didasarkan pada ketentuan hukum.
e. kemitraan;
Yang dimaksud dengan "kemitraan,, adalah kesepakatan kerja sama antarpihak yang
berkepentingan berkaitan dengan pengelolaan Sumber Daya Kelautan.
f. pemerataan;
h. keterbukaan;
Yang dimaksud dengan "keterbukaan" adalah adanya keterbukaan bagi masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur,dan tidak diskriminatif mengenai
penyelenggaraan Kelautan dari tahap perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan
pengendalian dengan tetap memperhatikan pelindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara.
I. desentralisasi;
J. akuntabilitas; dan
Yang dimaksud dengan "keadilan," adalah materi muatan Undang-Undang ini harus
mencerminkan hak dan kewajiban secara proporsional bagi setiap warga negara.
SANKSI-SANKSI
UU Laut mengatur tentang pengelolaan sumber daya laut, termasuk sumber daya hayati
seperti ikan, kerang, dan biota laut lainnya. Dalam mengelola sumber daya laut, terdapat
berbagai ketentuan dan aturan yang harus dipatuhi. Jika terjadi pelanggaran terhadap
ketentuan tersebut, maka akan dikenakan sanksi. Berikut adalah beberapa sanksi yang
terdapat dalam UU Laut terhadap sumber daya laut:
Denda: Pelanggar atau orang yang melanggar ketentuan pengelolaan sumber daya
laut dapat dikenakan denda sebagai sanksi. Besar denda ini bervariasi tergantung
pada jenis pelanggaran dan tingkat keparahannya.
Pembebasan ikan: Kapal atau alat tangkap yang digunakan dalam pelanggaran dapat
disita oleh pihak berwenang dan hanya akan dibebaskan setelah pembayaran denda
atau pemenuhan persyaratan lainnya. Ikan yang ditangkap dari pelanggaran juga
dapat disita dan dibebaskan setelah pembayaran denda atau pemenuhan
persyaratan lainnya.
Larangan penangkapan: Kapal atau alat tangkap yang melakukan pelanggaran dapat
dilarang untuk menangkap ikan atau sumber daya hayati lainnya dalam periode
tertentu.
Penutupan zona penangkapan: Zona penangkapan dapat ditutup untuk jangka
waktu tertentu jika terdapat masalah dalam pengelolaan sumber daya laut.
Pembatasan kuota penangkapan: Pihak berwenang dapat membatasi kuota
penangkapan ikan atau sumber daya hayati lainnya untuk menjaga ketersediaan
sumber daya tersebut.
Pembatalan izin: Orang atau perusahaan yang melanggar ketentuan pengelolaan
sumber daya laut dapat dibatalkan izinnya untuk menangkap ikan atau sumber daya
hayati lainnya.
Tindakan pidana: Pelanggaran terhadap ketentuan pengelolaan sumber daya laut
yang cukup serius dapat dianggap sebagai tindakan pidana dan dapat dijatuhi
hukuman penjara.
Sanksi-sanksi ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan sumber daya laut yang
berkelanjutan dan menjaga ketersediaan sumber daya tersebut bagi generasi yang akan
datang. Oleh karena itu, penting untuk mematuhi ketentuan dan aturan dalam UU Laut
terkait pengelolaan sumber daya laut.