Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBUAT BAIK (IHSAN)


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas XII SMA Negeri 15 Bandung

Disusun Oleh:
Amila Khoerunisa 202110321
Daffa Najmi Janitra Ridwantoro 202110326
Lusi Ramadani 202110334
Muhamad Farhan Ridho 202110336
Miftahul Huda
Sandi Ramdani 202110351

XII ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 15 BANDUNG
Jl. Sarimanis I, Sarijadi, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40151
Tahun Ajaran 2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Berbuat Baik (Ihsan)”
dapat selesai tepat waktu dan berjalan dengan lancar.

Makalah dengan judul “Berbuat Baik (Ihsan)” ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam kelas XII dari Ibu Nining selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang “Berbuat Baik (Ihsan)”. Makalah ini
menjelaskan penerapan prilaku berbuat baik untuk di amalkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Nining selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan kelompok yang berkontribusi
dalam penyusunan makalah sekali lagi penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Nining
yang membimbing dan mendukung pengerjaan makalah yang berjudul “Berbuat baik
(Ihsan)” hingga akhirnya dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Maka penulis mengharapkan
adanya kritik serta saran yang membangun dari pembaca apabila menemukan kesalahan
agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Kami harap dengan adanya makalah berjudul ‘Berbuat Baik (Ihsan)’, ini dapat
memberikan manfaat serta pengaruh yang baik kepada siapapun yang membacanya.

Bandung, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian berbuat baik (Ihsan)......................................................................3
2.2 Surat yang menjelaskan tentang berbuat baik................................................3
2.3 Tafsir dari surat Al-Baqarah ayat 83..............................................................4
2.4 Mufradat surat Al-Baqarah ayat 83................................................................4
2.5 Hukum bacaan tajwid surat Al-Baqarah ayat 83............................................5
2.6 Pihak-pihak yang berhak mendapatkan perlakuan ihsan adalah sebagai
berikut...................................................................................................................7
2.7 Hikmah berbuat baik....................................................................................20
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUPAN.......................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelas XII mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di mana kami akan membahas mengenai
berbuat baik yang merupakan amalan sehari-hari yang wajib diterapkan kepada
sesama manusia maupun makhluk hidup di sekitar nya. Menurut Qur’an Surat An-
Nisa ayat 36 menjelaskan “bahwa orangtua, dan kerabat,anak yatim, orang
miskin, tetangga, dan teman-teman serta ibnu sabil juga hamba sahaya adalah
lebih utama untuk diperlakukan dengan baik”.

Tidak saja kepada manusia, Allah perintahkan berbuat baik juga untuk
hewan dan tumbuhan, karena semua itu adalah ciptaan Allah dan terlarang untuk
dianiaya. Melihat keadaan sosial masyarakat sekarang tidak sedikit terlihat
perilaku yang jauh dari kata perilaku baik, ini menunjukkan terkikisnya akhlak
mulia yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim dikarenakan masih
kurangnya kesadaran berbuat baik kepada sesama.

Hal ini dilihat dari keadaan nyata dalam kehidupan sehari-hari di


lingkungan sekolah, di lingkungan rumah, maupun di media sosial masih kami
temukan segelintir orang yang masih berprilaku buruk pada sesama manusia,
binatang bahkan tumbuhan sekalipun. Contohnya di lingkungan sekolah masih
banyak perundungan maupun tawuran yang dilakukan antar teman. Bahkan
penganiayaan terhadap binatang masih terjadi sampai saat ini, seperti kasus
pejagalan dan perburuan liar. Maraknya penebangan pohon secara liar dan
pembakaran hutan yang membunuh populasi tumbuhan. Juga masih banyak orang
yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar hingga menyebabkan
bencana alam seperti banjir, longsor dan sebagainya. Hal ini merupakan bentuk
perilaku buruk terhadap sesama makhluk hidup yang bertentangan dengan
perbuatan baik atau ihsan. Maka dengan melihat kondisi ini berbuat baik adalah
hal yang menjadi patokan dalam prilaku sehari-hari

Padahal sudah tercantum dalam Al-qur’an bahwa berbuat baik akan


menuntun kepada kebaikan dan Allah SWT sudah memberikan janji yang pasti
kepada hambaNya barangsiapa yang melakukan kebaikan akan mendapatkan
ganjaran yang sebanding bahkan lebih.

Perlu diingat bahwa perilaku kejahatan maupun kebaikan akan kembali


lagi kepada diri kita sendiri. Jika berbuat jahat atau berperilaku buruk itu berarti
kita melakukan kejahatan kepada diri sendiri, begitupun sebaliknya. Maka berbuat
baik sudah sepatutnya dan wajib dilakukan karena jelas sangat berdampak pada
kehidupan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, kami membuat makalah

1
berjudul “Berbuat Baik (Ihsan)” selain untuk memenuhi tugas sekolah, makalah
ini juga bertujuan untuk mengajak dan memberikan sedikit ilmu tentang berbuat
baik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari berbuat baik (Ihsan) ?
1.2.2 Surat apa yang menjelaskan tentang berbuat baik ?
1.2.3 Apa tafsir dari surat tersebut ?
1.2.4 Apa mufradat yang terkandung dalam surat tersebut ?
1.2.5 Bagaimana hukum bacaan tajwid dalam surat tersebut ?
1.2.6 Kepada siapa saja kita harus berbuat baik ?
1.2.7 Apa hikmah dari berbuat baik ?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Mengetahui pengertian dari berbuat baik (Ihsan)
1.3.2 Mengetahui surat yang menjelaskan mengenai berbuat baik
1.3.3 Mengetahui tafsir surat al baqarah ayat 83 mengenai berbuat baik
1.3.4 Mengetahui mufradat yang terkandung dalam surat terkait berbuat
baik
1.3.5 Mengetahui lebih mendalam bacaan Tajwid
1.3.6 Mengetahui kepada siapa saja harus berbuat baik
1.3.7 Mengetahui hikmah berbuat baik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian berbuat baik (Ihsan)


Ihsan berasal dari kata َ‫ َحسُن‬yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan
bentuk masdarnya adalah ‫ان‬ْ ‫اِحْ َس‬, yang artinya kebaikan.
Ketika Nabi Muhammad ditanya oleh Malaikat Jibril tentang ihsan. Nabi
menjawab, “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-
Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu”.
Ihsan yaitu seorang manusia menyembah Rab-nya dengan ibadah yang
dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga dia pun
sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling
sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka
hendaknya dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Allah dengan
ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena
itulah Nabi bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia
melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu
melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.”. Jadi tingkatan ihsan ini
mencakup perkara lahir maupun batin.
َ‫ض ِإ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬
ِ ْ‫َوَأحْ ِس ْن َك َما َأحْ َسنَ هَّللا ُ ِإلَ ْيكَ َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اَأْلر‬
”dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (al-Qasas: 77)
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ibnu Katsir dalam kitab
tafsirnya, maksud berbuat baik (ihsan) pada ayat di atas itu berlaku kepada semua
makhuk.
2.2 Surat yang menjelaskan tentang berbuat baik
Allah SWT memerintahkan umat islam berbuat baik kepada sesama hal itu
di firmankan oleh allah SWT di dalam surat al baqarah ayat 83. Kandungan Surat
Al-Baqarah ayat 83 berisi perintah Allah SWT kepada manusia untuk hanya
beribadah dan menyembah kepada-Nya. Dalam ayat tersebut, manusia juga
diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak
yatim, dan orang miskin, serta berkata dengan perkataan yang baik.
Q.S Al-Baqarah ayat 83
‫وْ ا‬hhُ‫ ِكي ِْن َوقُوْ ل‬h‫رْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس‬hhُ‫انًا َّو ِذى ْالق‬h‫ َد ْي ِن اِحْ َس‬hِ‫ ُدوْ نَ اِاَّل هّٰللا َ َوبِ ْال َوال‬hُ‫ َر ۤا ِء ْي َل اَل تَ ْعب‬h‫ق بَنِ ْٓي اِ ْس‬
َ ‫َواِ ْذ اَخ َْذنَا ِم ْيثَا‬
ۗ ٰ ٰ
َ‫ْرضُوْ ن‬ ِ ‫اس ُح ْسنًا َّواَقِ ْي ُموا الصَّلوةَ َواتُوا ال َّز ٰكوةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم اِاَّل قَلِ ْياًل ِّم ْن ُك ْم َواَ ْنتُ ْم ُّمع‬
ِ َّ‫لِلن‬

3
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua,
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik
kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian
kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu
(masih menjadi) pembangkang. “
2.3 Tafsir dari surat Al-Baqarah ayat 83
Tafsir surat Al Baqarah ayat 83 bercerita tentang perjanjian Bani Israil
kepada Allah untuk bertauhid, berbuat kebaikan kepada sesama, mendirikan
sholat dan menunaikan zakat.
Dalam Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb, dijelaskan bahwa
perjanjian Allah dengan Bani Israil tersebut ditetapkan kepada mereka di bawah
bayang-bayang gunung yang diangkat di atas mereka. Sementara dalam Tafsir Al
Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Allah telah mengambil sumpah Bani
Israil untuk melaksanakan perintah tersebut dalam sebuah perjanjian. Akan tetapi
pada akhirnya mayoritas Bani Israil mengingkari perjanjian dan tidak
melaksanakan perintah Allah Swt. Isi Perjanjian yang Dikhianati Bani Israil
sebagai berikut.
Mereka diperintah untuk bertauhid kepada Allah, tetapi justru mereka
menyekutukan-Nya dengan sebuah patung sapi. Patung yang terbuat dari emas
tersebut disembah dan dituhankan oleh Bani Israil. Selanjutnya mereka juga
diperintah untuk berbuat kebaikan, namun banyak dari mereka menzalimi kaum
dhuafa dan durhaka kepada orang tua.
Kemudian mereka diperintahkan untuk berkata baik dan melakukan amar
ma'ruf nahi munkar. Akan tetapi banyak kata tercela yang mereka katakan dan
tidak melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar. Lebih parahnya mereka
meninggalkan sholat, menolak membayar zakat, dan bahkan membunuh beberapa
utusan Allah Swt. Dalam Surah Al Baqarah ayat 83 ini Sayyid Qutb menjelaskan
sifat Bani Israil yang suka mengkhianati janji. Sifat ini secara jelas tertuang dalam
Surah Al Baqarah ayat 83 untuk menjadi pembelajaran bagi umat Muslim agar
tidak meniru kaum Yahudi Bani Israil. Beberapa kaum Yahudi di Madinah seperti
Yahudi Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah juga berkhianat dan
melanggar perjanjian yang telah dibuat dengan Allah Swt.
2.4 Mufradat surat Al-Baqarah ayat 83
Q.S Al-Baqarah ayat 83
‫ن اِاَّل هّٰللا َ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ َسانًا َّو ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َوقُوْ لُوْ ا‬hَ ْ‫ق بَنِ ْٓي اِ ْس َر ۤا ِء ْي َل اَل تَ ْعبُ ُدو‬ ْ َ‫َواِ ْذ ا‬
َ ‫خَذنَا ِم ْيثَا‬
ۗ ٰ ٰ
َ‫ْرضُوْ ن‬ ِ ‫اس ُح ْسنًا َّواَقِ ْي ُموا الصَّلوةَ َواتُوا ال َّز ٰكوةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم اِاَّل قَلِ ْياًل ِّم ْن ُك ْم َواَ ْنتُ ْم ُّمع‬
ِ َّ‫لِلن‬
Mufradat surat Al-Baqarah ayat 83:
Arti Lafal
Dan Ketika ‫وَِإ ْذ‬

4
Kami mengambil ‫َأخ َْذنَا‬
Perjanjian ‫ق‬َ ‫ِميثَا‬
Bani Israil َ ‫بَنِي ِإ ْس َراِئ‬
‫يل‬
Jangan menyembah َ‫اَل تَ ْعبُ ُدون‬
Kecuali ‫ِإاَّل‬
Allah َ ‫هَّللا‬
Dan kepada kedua orang tua ‫َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن‬
(berbuat) kebaikan ‫ِإحْ َسانًا‬
Dan kerabat dekat ‫َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى‬
Dan anak-anak yatim ‫َو ْاليَتَا َم ٰى‬
Dan orang-orang miskin ِ ‫َو ْال َم َسا ِك‬
‫ين‬
Dan ucapkanlah ‫َوقُولُوا‬
Kepada manusia ِ َّ‫لِلن‬
‫اس‬
(kata –kata) yang baik ‫ُح ْسنًا‬
Dan dirikanlah oleh kalian ‫َوَأقِي ُموا‬
Sholat َ‫صاَل ة‬ َّ ‫ال‬
Dan tunaikanlah oleh kalian ‫َوآتُوا‬
Zakat َ‫ال َّز َكاة‬
Kemudian ‫ثُ َّم‬
Kalian berpaling (ingkar) ُ‫تَ َولَّ ْيت ْم‬
Kecuali ‫ِإاَّل‬
Sedikit ‫قَلِياًل‬
Dari kalian ‫ِم ْن ُك ْم‬
Dan kalian ‫َوَأ ْنتُ ْم‬
(masih menjadi) pembangkang َ‫ْرضُون‬ ِ ‫ُمع‬

2.5 Hukum bacaan tajwid surat Al-Baqarah ayat 83


Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca
Al-Qur'an sengan sebaik-baiknya. Tujuannya adalah memelihara bacaan Al-
Qur'an dari kesalahan membaca. Yang terutama dipelajari dalam ilmu Tajwid
adalah huruf-huruf Hijaiyah yang 29, dalam membaca-macam harakah serta
dalam bermacam-macam hubungan. Belajar ilmu Tajwid hukumnya Fardhu
Kifayah, sedangkan membaca Al-Qur'an hukumnya Fardhu 'Ain
Tajwid menurut bahasa adalah tahsin, yang artinya memperindah. Adapun
menurut istilah dan mustahaknya (orang yang membaca Al Quran) wajib
menerapkan tajwid saat membaca ayat-ayat Al Quran. Maka dapat dikatakan Ilmu
Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al Quran
dengan mengeluarkan huruf dari makhrojnya serta memberi hak dan
mustahaknya. Bagi orang yang belum mampu membaca Al Quran sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu Tajwid wajib hukumnya untuk berusaha membaguskan
bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah
SAW.
Perintah membaca Al Quran dengan tartil disebutkan dalam Surat Al
Muzzamil ayat 4.  Allah SWT berfirman:

5
ۗ ‫اَوْ ِز ْد َعلَ ْي ِه َو َرتِّ ِل ْالقُرْ ٰانَ تَرْ تِ ْياًل‬

Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan
perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)
Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah
Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini
membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang
demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. 
Dalam ilmu Tajwid ada beberapa hukum bacaan tajwid yakni hukum bacaan
nun mati atau tanwin, hukum bacaan mim mati, Lam Ta'rif atau Alif Lam, hukum
bacaan Mad.
1. Mad Jaiz Munfasil
Apabila ada Mad Thabi'i bertemu Hamzah tetapi Hamzah itu di lain perkataan
(kalimat), maka hukum bacaanya disebut Mad Jaiz Munfasil.
Jaiz : boleh atau dibolehkan.
Munfasil : terpisah.
Cara membacanya boleh dipanjangkan seperti Mad Wajib Muttashil dan boleh
juga seperti Mad Thabi'i. Tetapi, seperti Mad Wajib Muttashil lebih baik.
2. Mad Layyin
Apabila ada Wau dan Ya sedang huruf yang sebelumnya itu berharakah
Fathah, maka hukum bacaannya disebut Mad Layyin.
Lien atau layyin : lunak atau lemas.
Dan cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
3. Idgham Bi-Gunnah
Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf Idgham Bi-Gunnah,
maka hukum bacaannya disebut Idgham Bi-Gunnah.
Huruf Idgham Bi-Gunnah : Ya, Nun, Mim, Wau.
Idgham : memasukkan / melebur / mentasydidkan
Bi-Gunnah : dengan gunnah / mendengung
Cara membacanya : dimasukkan /ditasydidkan ke dalam salah satu huruf yang
4 itu, dengan suara mendengung.
4. Al-Syamsiyah
Berbeda dengan hukum tajwid alif lam qomariah, alif lam syamsiah memiliki
hukum bacaannya tersendiri dalam melafalkan huruf lam (‫)ال‬.

6
Alif lam syamsiyah adalah alif lam sukun yang bertemu dengan salah satu
huruf syamsiyah dan dibacanya tidak jelas atau melebur dengan huruf setelahnya
(idgam).
Hukum bacaan bacaan alif lam syamsiah akan terjadi apabila bertemu dengan
14 huruf hijaiyah, yaitu ta (‫)ت‬, tsa (‫)ث‬, dal (‫)د‬, dzal (‫)ذ‬, ra (‫)ر‬, za (‫)ز‬, sin (‫)س‬, syin
(‫)ش‬, shod (‫)ص‬, dhod (‫)ض‬, tho (‫)ط‬, dhlo (‫)ظ‬, lam (‫)ل‬, dan nun (‫)ن‬.
5. Al-Qamariah
Alif Lam Qamariah adalah alif lam sukun yang bertemu dengan salah satu
huruf qomariah, sehingga huruf lam (‫ )ال‬dibaca secara jelas.
Alif Lam Qamariyah disebut juga Izhar Qamariyah. Terdapat 14 huruf
qomariah dalam hukum tajwid, yaitu ba (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, kha (‫)ح‬, kho (‫)خ‬, ‘ain (‫)ع‬,
ghoin (‫)غ‬, fa (‫)ف‬, qof (‫)ق‬, kaf (‫)ك‬, mim (‫)م‬, wawu (‫)و‬, hamzah (‫)ء‬, ha (‫)ه‬, dan ya (
‫)ي‬.
2.6 Pihak-pihak yang berhak mendapatkan perlakuan ihsan adalah sebagai
berikut.
A. Ihsan kepada sesama
1. Ihsan kepada kedua orang tua
Berbuat ihsan kepada kedua orang tua dapat dilakukan dengan cara
mengasihi, memelihara, dan menjaga mereka dengan sepenuh hati serta
memenuhi semua keinginan mereka selama tidak bertentangan dengan aturan
Allah swt. Mereka telah berkorban untuk kepentingan anak sewaktu masih kecil
dengan perhatian penuh dan kasih sayang.
Salah satu ibadah teragung di dalam Islam setelah mentauhidkan Allah
SWT adalah berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua
merupakan ajaran Islam yang tinggi dan mulia. Berbakti kepada kedua orang tua
adalah pondasi dan asas seorang hamba meraih ridho Allah SWT. Dia juga bentuk
manifestasi syukur kepada Allah SWT sekaligus kepada manusia. Iman dan Islam
seseorang tidak akan sempurna jika tidak diringi dengan berbakti kepada kedua
orang tua.
Kedua orang tua sangat berjasa dan berperan atas diri kita.  Ditangan
mereka, dari sebelum lahir sampai saat ini, kita selalu dirawat, diperhatikan,
dilindungi, dimbimbing dan bahagiakan tanpa mengharap balas budi. Mereka
dengan tulus dan ikhlas membesarkan kita, mendidik kita agar menjadi orang
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Do’a selalu mereka panjatkan untuk
kebaikan anaknya. Kerja keras mereka lakukan agar dapat memberikan makan
dan memenuhi kebutuhan anaknya. Tiada keluh kesah yang terucap di hadapan
anaknya, menyembunyikan lapar, sakit nya agar tetap terlihat tegar dan
dilakukannya dengan bahagia. Jika berkaca pada perjuangan kedua orang tua
dalam membesarkan kita, sudah selayaknya kita berbuat baik dan berbakti
terhadap kedua orang tua atau dalam Islam sering disebut birrul walidain. Birrul

7
berasal dari paduan kata birr yang artinya berbakti dan kata walidun artinya kedua
orang tua, birrul walidain adalah berbakti kepada orang tua dan berbuat baik
kepada kedua orang tua. Karena itu, berbuat baik kepada orang tua wajib
dilakukan tiap anak, baik ketika mereka masih hidup maupun sudah wafat.
Perintah berbakti kepaa Ibu dan Bapak dalam Al-Qur’an bergandengan dengan
perintah menyembah Allah.
Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23, Allah menerangkan berbakti
kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap Muslim setelah tauhid.
َ ‫ضى َربُّكَ اَاَّل تَ ْعبُد ُْٓوا آِاَّل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ ٰسنً ۗا اِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد‬
۞ ٍّ‫ٓا اُف‬hh‫ك ْال ِكبَ َر اَ َح ُدهُ َمٓا اَوْ ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َم‬ ٰ َ‫َوق‬
‫َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَوْ اًل َك ِر ْي ًما‬
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik."
Yang dimaksud ihsan dalam pembahasan ini adalah berbakti kepada kedua
orang tua, yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita
dan bila memungkinkan mencegah gangguan kepada keduanya. Menurut Ibnu
‘Athiyah, kita juga wajib mentaati keduanya dalam hal-hal yang mubah (yang
diperbolehkan syari’at), dan harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan
keduanya dan menjauhi apa-apa yang dilarang (selama tidak melanggar batasan-
batasan Allah ‘Azza wa Jalla). Hukum mentaati kedua orangtua adalah wajib atas
setiap muslim dan haram hukumnya mendurhakai keduanya.
Selain berbuat baik, seorang anak bisa berbakti kepada orang tua dengan
cara mendoakannya dengan kebaikan-kebaikan yang melimpah. Dalam satu
hadits, Rasulullah bersabda:
ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬ َ ‫اريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه َو َولَ ٍد‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ِإ َذا َماتَ اِإْل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬
“Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali
karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang
mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631)
Sedangkan ‘uququl walidain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang
anak terhadap keduanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh
gangguan berupa perkataan, yaitu mengucapkan “ah” atau “cis”, berkata dengan
kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci maki dan lain-
lain. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar, seperti memukul
dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh
untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak mempedulikan, tidak
bersilaturrahim, atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang
miskin.

8
Maka dari itu diwajibkan menghindari perbuatan yang dapat menyakiti
hati orang tua. Sebab ridho Allah adalah ridho orangtua, dan murka Allah adalah
murka orang tua. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
‫ َو َس َخطُ هَّللَا ِ فِي َس َخ ِط اَ ْل َوالِ َدي ِْن‬,‫ضا اَ ْل َوالِ َد ْي ِن‬
َ ‫ضا هَّللَا ِ فِي ِر‬
َ ‫ِر‬
“Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah
SWT. ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
Ibu adalah orang yang melahirkan kita ke dunia. tidak kenal lelah untuk
menjaga putra-putrinya siang dan malam, sesosok pahlawan tanpa tanda jasa atas
anak-anaknya. Mendidik kita dikala kecil hingga dewasa dan mandiri,
memberikan kasih sayang yang tidak ada batasan, rela memberikan seluruh
hidupnya untuk anaknya. Karenanya Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak
setiap orang, khususnya seorang ibu atas anaknya. Diantaranya adalah Islam
memerintahkan kepada seorang anak untuk berbakti dan taat kepada orang tua.
Akan tetapi Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk lebih berbakti dan
taat kepada ibu 3 (tiga) kali lipat dibandingkan bakti dan ketaatan kepada ayah.
Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Muslim dalam shohihnya dan yang
lainnya dari Abu Hurairah ra berkata : “Seseorang bertanya kepada Rasulullah
SAW “ siapakah orang yang paling berhak untuk saya berbakti kepadanya? Beliau
menjawab : “Ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ayah
kamu”
Hadist diatas, Rasulullah SAW menyebutkan ibu sebanyak 3 (tiga) kali
sebagai orang yang paling berhak untuk seorang anak berbakti kepadanya dan
ditaati yang kemudian menyebutkan ayah sebanyak 1 (satu)
Sebab itulah Allah SWT juga mewajibkan kita berbakti kepada orang tua
khususunya kepada ibu dengan firman-Nya :
ِ ‫ى ْٱل َم‬
‫صي ُر‬ َّ َ‫ك ِإل‬ َ ٰ ِ‫ص ْينَا ٱِإْل ن ٰ َسنَ بِ ٰ َولِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهۥُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف‬
َ ‫صلُ ۥهُ فِى عَا َمي ِْن َأ ِن ٱ ْش ُكرْ لِى َولِ ٰ َولِ َد ْي‬ َّ ‫َو َو‬
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua
orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku
sajalah tempat kamu kembali”. (Q.S. Luqman [31]: 15)
keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, diantaranya adalah:
1. Amalan paling dicintai Allah SWT
Dalam suatu hadits shahih yang diriwayatkan sahabat Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua sebagai salah satu amalan yang paling
dicintai oleh Allah SWT.

9
 »ِ‫يل هللا‬ ِ ِ‫ب‬hh‫ «ثُ َّم ْال ِجهَا ُد فِي َس‬:‫ال‬ َ َ ‫ي؟ ق‬ٌّ ‫ ثُ َّم َأ‬:‫ت‬
ُ ‫ «ثُ َّم بِرُّ ْال َوالِ َد ْي ِن» قُ ْل‬:‫ي؟ قَا َل‬
ٌّ ‫ ثُ َّم َأ‬:‫ت‬
ُ ‫صاَل ةُ َعلَى َو ْقتِهَا» قُ ْل‬ َ َ‫ق‬
َّ ‫ «ال‬:‫ال‬
‫ َح َّدثَنِي بِ ِه َّن َولَ ِو ا ْستَزَ ْدتُهُ لَزَ ا َدنِي‬:‫ال‬َ َ‫ق‬
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”, “Amalan
apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Rasul menjawab, “Shalat pada (awal)
waktunya.” “Kemudian apa lagi?” Nabi Menjawab lagi, “Berbakti kepada kedua
orang tua.”Aku bertanya kembali.” “Kemudian apa lagi?” “Kemudian jihad fi
Sabilillah.” Ibnu Mas’ud mengatakan, “Beliau terus menyampaikan kepadaku
(amalan yang paling dicintai oleh Allah), andaikan aku meminta tambahan, maka
beliau akan menambahkan kepadaku”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan
Nasai).
2. Umur panjang dan kemudahan rizki
Anak yang senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang
tuanya akan memperoleh keberkahan hidup berupa umur panjang dan kemudahan
rezki.
‫هُ فِي‬hَ‫ َوَأ ْن يُ َزا َد ل‬،‫ « َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُ َم َّد لَهُ فِي ُع ْم ِر ِه‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫ ق‬:‫قَا َل‬، ‫ك‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ب ِْن َمال‬
ُ‫صلْ َر ِح َمه‬ِ َ‫ َو ْلي‬،‫ فَ ْليَبَ َّر َوالِ َد ْي ِه‬،‫ِر ْزقِ ِه‬
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan
rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan
menyambug silaturrahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad).
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada
orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-saudara kita yang
sering berkunjung kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri
jarang, bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang
tuanya. Sesulit apa pun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua
orang tua, karena dekat kepada keduanya insya Allah akan dimudahkan rizki dan
dipanjangkan umurnya.
3. Pintu surga yang pertengahan
Berbuat baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam kebaikan
merupakan jalan menuju Surga. Kedua orang tua merupakan salah satu pintu
surga, bahkan pintu surga yang paling pertengahan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
ْ َ‫اب َأوْ احْ ف‬
«ُ‫ظه‬ َ َ‫ك الب‬ ِ ‫ فَِإ ْن ِشْئتَ فََأ‬،‫الجنَّ ِة‬
َ ِ‫ض ْع َذل‬ َ ‫ب‬ ِ ‫»الوالِ ُد َأوْ َسطُ َأ ْب َوا‬
َ
“Orang tua merupakan pintu syurga paling pertengahan, jika engkau
mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ibnu Hibban, dishahihkan Syekh Al-Albani dan syekh Al-Arnauth).

10
Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya, Allah
akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah ‘Azza wa
Jalla dan akan dimasukkan ke Surga.
4. Ridha Allah SWT tergantung ridha kedua orang tua
Bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya akan mengundang ridha
kedua orang tua kepada anak. Sementara ridha kedua orang tua terhadap anak
merupakan penentun seorang anak mendapat ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu meriwatakan, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
‫ َو َس َخطُ هَّللَا ِ فِي َس َخ ِط اَ ْل َوالِ َدي ِْن‬,‫ضا اَ ْل َوالِ َد ْي ِن‬
َ ‫ضا هَّللَا ِ فِي ِر‬
َ ‫ِر‬
“Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT.
ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
5. Do’a yang mustajab bagi anak yang berbakti
Seorang anak senantiasa didoakan oleh orang tuanya, dan do’a orang tua
untuk kebaikan anaknya meruapakan salah satu do’a yang musatajab (memiliki
peluang besar dikabulkan oleh Allah). Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
” ‫ َو َد ْع َوةُ ْال َوالِ ِد لِ َولَ ِد ِه‬،‫ َو َد ْع َوةُ ْال ُم َسافِ ِر‬،‫وم‬ ْ ‫ َد ْع َوةُ ْال َم‬:‫ك فِي ِه َّن‬
ِ ُ‫ظل‬ َّ ‫ اَل َش‬،‫ت يُ ْستَ َجابُ لَه َُّن‬ ُ ‫“ ثَاَل‬
ٍ ‫ث َد َع َوا‬
“Ada tiga do’a yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; do’a orang yang
terdzalimi, do’a musafir, dan do’a orang tua untuk (kebaikan) anaknya”. (HR.
Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syekh Al-Arnauth).
6. Sebab dikabulkannya taubat
Berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua atau kepada salah satu
dari keduanya merupakan salah satu sebab dikabulkannya taubat. Ibnu Umar
meriwayatkan bahwa;
ُ ‫ ِإنِّي َأ ْذنَب‬،ِ ‫و َل هَّللا‬h‫ يَا َر ُس‬:‫ فقَا َل‬،ٌ‫ َر ُجل‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
 ،‫ ٍة؟‬hَ‫لْ لِي ِم ْن تَوْ ب‬hhَ‫ فَه‬،‫يرًا‬hhِ‫ا َكب‬hhً‫ْت َذ ْنب‬ َ ِ ‫َأتَى َرسُو َل هَّللا‬
:‫ال‬hَ َ‫ ق‬،‫ نَ َع ْم‬:‫ا َل‬hَ‫ ق‬،‫ةٌ»؟‬hَ‫كَ خَال‬hَ‫ «فَل‬:‫ال‬h َ َ‫ ق‬، ‫ اَل‬:‫ا َل‬hَ‫ ق‬،» ‫َان؟‬ ِ ‫د‬hِ‫ك َوال‬ َ hَ‫ «َأل‬:‫لَّ َم‬h‫ ِه َو َس‬hْ‫لَّى هَّللا ُ َعلَي‬h‫ص‬
َ ِ ‫و ُل هَّللا‬h‫فقَا َل لَهُ َر ُس‬
‫»«فَبِ َّرهَا ِإ ًذا‬.
“Seorang pria datang kepada Rasululla shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
“wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat
utukku?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah
kamu masih memiliki kedua orang tua?” “Tidak,” “Apakah kamu memiliki khalah
(saudari ibu)?” “Iya,” “Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!” (HR. Ahmad,
Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani).
Maka berbuat baiklah kepada orang tua selagi masih hidup, karena dengan
berbuat baik kepada kedua orang tua, Allah akan meridhai dan mempermudah
urusan bahkan taubat.

11
Bentuk bentuk berbakti kepada orang tua selagi masih hidup:
1. Senantiasa Bersikap Sopan dan Santun
Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun
juga disertai dengan sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Janganlah
sesekali kita menggunakan nada tinggi saat berbicara kepada orang tua. Jagalah
tutur kata kita saat berbicara kepada orang tua supaya mereka tidak merasa sakit
hati atau tersinggung. Hindari kata-kata dan ucapan yang bernada tinggi. Terlebih
kata-kata yang tergolong kasar. Bedakan berbicara dan bersikap kepada teman dan
orang tua.
2. Tawadhu’ (rendah hati). Tidak boleh kibr (sombong
Apabila sudah meraih sukses atau memenuhi jabatan di dunia, karena
sewaktu lahir, kita berada dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan,
kita diberi makan, minum, dan pakaian oleh orang tua.
3. Mendo’akan kedua orang tua. Di antaranya dengan do’a berikut:
َ ‫َربِّ ارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِي‬
‫ص ِغ ْيرًا‬
“Wahai Rabb-ku, kasihilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidikku sewaktu kecil.”
4. Membantu menyelesaikan pekerjaan rumah
Hal yang jarang orang sadari bahwa membantu menyelesaikan pekerjaan
rumah adalah hal yang sangat berarti bagi orang tua bahkan bangga dan senang
anaknya membantunya meringankan pekerjaan, orang tua akan bahagia maka
orang tua akan semakin meridhai.
5. Ringan tangan menjalankan perintah orang tua
Apabila orang tua kita meminta bantuan kepada kita, dimana hal tersebut
bisa kita lakukan, maka jangan sampai kita menunda atau bahkan menolaknya jika
kita memang tidak ada hal lain yang mendesak. Karena orang tua adalah
seseorang yang sangat berjasa dan tidak akan pernah bisa dibalas kebaikannya,
dari merawat dan melayani anak anaknya sejak dalam kandungan hingga dewasa
dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Jadi sangat tidak pantas jika kita selalu
menolak perintah orang tua atau bahkan malas-malasan dalam melakukan perintah
mereka.
6. Selalu sabar dan tahan amarah
Umumnya, semakin bertambah usia orang tua kita, maka akan semakin
rewel sikap yang mereka tunjukkan. Kadang-kadang semakin bertambahnya usia
orang tua dan renta, mereka justru akan semakin mudah marah dan sensitif.
Dan jika ada hal dari orang tua yang membuat kita ingin marah, maka
tahanlah dan sabar. Jangan sampai meluapkan amarah kepada orang tua. Jangan

12
bersikap kurang ajar kepada orang tua walaupun kita sedang dalam keadaan
marah atau kecewa.
7. Tidak menyia-nyiakan kerja keras orang tua
Orang tua sibuk banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-
anaknya. Salah satu contohnya, sekolah dengan sungguh-sungguh, makan
makanan yang disediakan tanpa mengeluh, dan masih banyak lagi. Pada intinta
kita harus menghargai dan menghormati serta memberikan yang terbaik kepada
orang tua.
8. Merawat orang tua
Rawatlah orang tua di masa tua nya sebagaimana kedua orang tua kita
merawat sedari kecil hingga dewasa dan mandiri. Rawatlah orang tua setiap
harinya, jika ia sehat rawatlah, perhatikanlah agar tidak sakit. Jika ia sakit maka
rawatlah penuh dengan kesabaran dan keikhlasan agar ia diberi kesembuhan.
Sungguh mulia seseorang yang merawat orang tuanya dengan penuh kesabaran.
Bentuk bentuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal:
Ya Rasulullah, apakah masih ada cara ang bisa aku lakukan untuk berbakti
kepada kedua orang tuaku yang telah tiada?” Kemudian Nabi Muhammad SAW
menjawabnya, “Iya, akan selalu ada bentuk dan cara kita untuk berbakti kepada
orang tua. Cara tersebut yaitu dengan selalu mendoakan mereka, meminta
ampunan untuk kedua orang tua, memenuhi janji yang sudah mereka bicarakan
sebelum meninggal, serta menjalin hubungan kekerabatan yang baik dengan
keluarga dari kedua orang tua yang sebelumnya tidak pernah terjalin dan muliakan
teman terdekat kedua orang tua kita.” (HR Abu Daud No. 5142).
Sebagaimana hadist tersebut maka beberapa perbuatan baik yang bisa dilakukan
diantaranya yaitu:
1. Selalu mendoakan dan meminta ampunan untuk kedua orang tua.
2. Memenuhi janji dan hutang yang sudah mereka bicarakan sebelum meninggal.
3. Menjalin silaturahmi dengan kerabat orang tua.
4. Menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke kubur.
5. Melaksanakan wasiat sesuai dengan syari’at.
6. Sedekah atas nama orang tua
7. Menjaga nama baik orang tua
2. Ihsan kepada kerabat karib
Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun hubungan yang
baik dengan mereka dengan mengaharapkan ridha dan pahala dari Allah.
Dorongan ingin mendapatkan pahala dari Allah ini yang menjadi kekuatan

13
berihsan kepada mereka. Niat tulus ini akan mengalahkan prasangka negatif
(su`udz dzan) seseorang pada kita. Allah SWT menyamakan seseorang yang
memutuskan hubungan silaturahim sesame kerabat karibnya dengan perusak di
muka bumi. Allah berfirman:
‫ض َوتُقَطِّعُوا َأرْ َحا َم ُك ْم‬
ِ ْ‫فَهَلْ َع َس ْيتُ ْم ِإ ْن ت ََولَّ ْيتُ ْم َأ ْن تُ ْف ِسدُوا فِي اَأْلر‬
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan
di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ?”
(Q.S. Muhammad/47:22).
Silaturahim adalah kunci untuk mendapatkan keridaan Allah. Hal ini
dikarenakan sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan
Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahim. Dalam sebuah hadits
qudsi, Allah berfirman:
ُ‫ص ْلتُهُ َو َم ْن قَطَ َعهَا بَتَتُّه‬
َ ‫صلَهَا َو‬ ُ ‫َأنَا هَّللا ُ َوَأنَا الرَّحْ َمنُ َخلَ ْق‬
ُ ‫ت ال َّر ِح َم َو َشقَ ْق‬
َ ‫ت لَهَا ِم ْن ا ْس ِمي فَ َم ْن َو‬
“Aku adalah Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan
rahim yang Kuberi nama bagian dari nama-Ku. Maka, barang siapa yang
menyambungnya, akan Ku sambungkan pula baginya dan barang siapa yang
memutuskannya, akan Ku putuskan hubunganku dengannya. ” (HR. Turmuzdi)
Dalil mengenai Ihsan kepada kerabat sebagai berikut :
ُ َّ‫ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ اِ َّن هّٰللا َ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َسا ِن َواِ ْيت َۤاِئ ِذى ْالقُرْ ٰبى َويَ ْن ٰهى ع َِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعل‬
‫ك‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (Q.S An-Nahl: 90)
3. Ihsan kepada anak yatim
Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya dan
memelihara hak-haknya. Banyak ayat dan hadis menganjurkan berbuat baik
kepada anak yatim, di antaranya adalah sabda Rasulullah saw.:
َ hَ‫ َوق‬  "‫اتَي ِْن فِي ْال َجنَّ ِة‬hhَ‫ "َأنَا َو َكافِ ُل ْاليَتِ ِيم َكه‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ‫رن‬h َ ‫َأ َّن َرس‬-‫يَ ْعنِي ا ْبنَ َس ْع ٍد‬- ‫ع َْن َس ْه ٍل‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
‫ الوسطى والتي تلي اإلبهام‬:‫بَ ْينَ إصبعيه‬
Dari Sahl (yakni Ibnu Sa'id) bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku
dan orang yang menjamin anak yatim seperti kedua jari ini di dalam surga. Yakni
berdekatan, seraya mengisyaratkan kedua jarinya, yaitu telunjuk dan jari
tengahnya.
Berbuat baik kepada anak yatim, bisa dengan beberapa cara :
1. Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan
pokoknya.

14
2. Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini
akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar
rodhiyallohu 'anhu jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan
memberinya sesuatu.
3. Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseorang ingin menyekolahkan anaknya.
4. Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasannya dalam mendidik anak
kandungnya sendiri.
5. Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka
bersikap lemah-lembut dalam mendidiknya.
6. Bertakwa kepada Alloh dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu
mempunyai harta kekayaan, jangan sampai hartanya di habiskan karena
menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak meminta hartanya kembali.
Sebaliknya, hartanya harus di jaga, sehinga ketika ia telah dewasa, harta tersebut
dikembalikan kepadanya.
Dikutip dalam buku berjudul 'Dahsyatnya Doa Anak Yatim' oleh M.
Khallurrahman Al Mahfani tentang keutamaan mencintai anak yatim:
1. Meraih Peluang Menjadi Teman Rasulullah SAW di Surga
2. Pengasuh Anak Yatim Dijamin Masuk Surga
3. Mendapat Predikat Abror (Saleh atau Taat Kepada Allah)
4. Memperoleh Pertolongan dari Allah SWT
5. Menghindarkan dari Siksa Akhirat
6. Investasi Amal untuk Akhirat
4. Ihsan kepada fakir miskin
Fakir miskin adalah mereka yang memiliki hak untuk diberi zakat pada
urutan pertama. Orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan yang dapat
mencukupi kebutuhannya termasuk fakir. Dan miskin adalah mereka yang mampu
untuk bekerja untuk menutupi kebutuhannya namun belum mencukupi.
‫رْ بَى‬hhُ‫ار ِذي ْالق‬
ِ h‫ين َو ْال َج‬
ِ ‫ا ِك‬h‫ا َمى َو ْال َم َس‬hhَ‫رْ بَى َو ْاليَت‬hhُ‫ ِذي ْالق‬hِ‫انًا َوب‬h‫ َد ْي ِن ِإحْ َس‬hِ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا َوبِ ْال َوال‬
‫ت َأ ْي َمانُ ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُمختَااًل فَ ُخورًا‬
ْ ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
ِ ‫َو ْال َج‬
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang sombong lagi membanggakan diri. – (Q.S An-Nisa: 36)

15
Rasulullah SAW bersabda,"Orang-orang yang menolong janda dan orang
miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah." (HR. Muslim dari Abu
Hurairah).
Contoh berbuat baik kepada orang miskin adalah:
1. Memberikan makanan, dan pakaian
2. Tidak memandang rendah orang miskin
3. Tidak menghina orang miskin
4. Tidak berperilaku kasar pada orang miskin
5. Tidak membeda-bedakan
5. Ihsan kepada tetangga
Ihsan kepada tetangga meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga
yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun
yang berada jauh dari rumah. Mereka semua masuk ke dalam kategori tetangga.
Diterangkan dalam sebuah hadits, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda yang
artinya sebagai berikut: "Kedudukan tetangga itu ada tiga golongan: (1) Tetangga
yang hanya memiliki satu macam hak saja, yaitu tetangga yang paling sedikit
memperoleh hak. (2) Tetangga yang memiliki dua macam hak. (3) Tetangga yang
memiliki tiga macam hak.
Seorang tetangga nonmuslim hanya mempunyai hak sebagai tetangga saja.
Sedangkan tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan
sebagai muslim. Sementara tetangga muslim yang juga merupakan kerabat
mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim, dan sebagai kerabat.
Begitu besarnya hak tetangga atas diri kita terlihat dari bagaimana
malaikat Jibril ‘alaihissalam terus menerus mewasiatkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam agar mempergauli tetangga dengan baik, sehingga beliau
mengira bahwa antar tetangga akan saling mewarisi. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ُ‫ت َأنَّهُ ي َُو ِّرثُه‬ ِ ‫ُوصينِي بِ ْال َج‬
ُ ‫ار َحتَّى ظَنَ ْن‬ ِ ‫َما زَ ا َل ِجب ِْري ُل ي‬
“Jibril senantiasa berpesan kepadaku supaya berlaku baik kepada tetangga,
sampai-sampai aku menduga dia akan memberikan tetangga hak waris.”
Islam memberi kedudukan yang istimewa bagi tetangga, karena mereka
yang hidup berdampingan dengan kita. Jika hubungan kita dengan tetangga
harmonis, niscaya tercipta kedamaian serta sikap memberikan manfaat satu sama
lain.
Pada hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Tidak beriman kepadaku
barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan tetangganya kelaparan,
padahal ia megetahuinya.”(HR. at-abrani).

16
Diriwayatkan dari Abu Syuraih Radhiyallahu Anhu bahwa
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
ُ‫ الَّ ِذي الَ يَْأ َمنُ َجا ُرهُ بَ َوايِقَه‬:‫ال‬
َ َ‫ َو َم ْن يَا َرسُو َل هللا؟ ق‬:‫ قِ ْي َل‬، ُ‫ َوهللاِ الَ يُْؤ ِمن‬، ُ‫ َوهللاِ الَ يُْؤ ِمن‬، ُ‫َوهللاِ الَ يُْؤ ِمن‬
”Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak
beriman.” Nabi ditanya, ”Siapakah dia wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda,
”Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.” (HR. Al-
Bukhari).
Ibnu Baththal menuturkan, ”Hadits ini menegaskan betapa besarnya hak
bertetangga, karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memulainya dengan
bersumpah yang diulangi sampai tiga kali, dan juga menafikan keimanan
seseorang yang menyakiti tetangganya, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Maksud dari tidak beriman di sini adalah iman yang tidak sempurna. Tidak
diragukan, bahwa orang yang bermaksiat tidak sempurna imannya.
Contoh berbuat baik kepada tetangga:
1. Apabila berjumpa dengan tetangga, ucapkanlah salam, Assalamu 'alaikum.
Jawablah ucapan salam dari tetangga,Wa 'alaikumus-salam wa rahmatullahi wa
barakatuh.
2. Jagalah nama baik tetangga. Jika menceritakan tetangga, ceritakanlah yang
baik-baiknya.
3. Bersikap sopan santun kepada tetangga, baik dalam perkataan maupun
perbuatan.
4. Jika tetangga mendapat kesenangan, hendaklah kita mengucapkan selamat
tanda kita turut senang. Sebaliknya, jika tetangga kita terkena musibah atau
mengalami kesusahan, kita turut prihatin dan menghiburnya agar bersabar.
5. Menjenguknya jika tetangga kita sakit dan mendoakannya agar lekas sembuh.
6. Bertakziah bila tetangga sedang terkena musibah, untuk menghibur dan
menyabarkannya.
7. Memaafkan segala kesalahannya atau kekhilafannya.
8. Jika kita memiliki makanan yang dilihat oleh anak tetangga atau harumnya
sampai tercium oleh tetangga, hendaklah kita memberi makanan tersebut kepada
tetangga kita, walaupun hanya sedikit.
B. Ihsan kepada binatang
Binatang juga merupakan makhluk Allah swt., sehingga juga berhak
mendapat perlakuan baik. Contoh berbuat ihsan terhadap binatang antara lain
memberi makan, mengobati jika sakit, tidak memberikan beban di luar
kemampuan, tidak menyiksa dalam bekerja, dan mengistirahatkan jika lelah.

17
Bahkan, pada saat menyembelih, hendaklah menyembelih dengan cara yang baik,
tidak menyiksa, serta menggunakan pisau yang tajam.
Dalam hadis Rasulullah pernah menceritakan, "Seorang wanita pezina
telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan
lidahnya di pinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si
wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya
lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu
dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla." (HR Muslim)
Bentuk-bentuk ikhsan kepada binatang dan hewan :
1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus, sebab
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
“Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala
(dalam berbuat baik kepadaNya)” [HR Al-Bukhari : 2363]
2. Menyayangi dan kasih sayang kepadanya, sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah bersabda ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai
sasaran memanah. 
“Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai
sasaran” [HR Al-Bukhari : 5515, Muslim : 1958] [Redaksi ini riwayat Ahmad :
6223] Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk
dibunuh dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya [1], dan karena beliau juga
telah bersabda. “Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena
anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya”. Beliau mengatakan hal
tersebut setelah beliau melihat seekor burung berputar-putar mencari anak-
anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang sahabat” [HR Abu
Daud : 2675 dengan sanad shahih]
3. Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya, karena Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala
sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam
pembunuhan, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam
penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan
sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya” [HR Muslim :
1955]
4. Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun, atau dengan membuatnya
kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu,
menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda:
“Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung
hingga mati, maka dari itu ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia

18
tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum di saat ia
mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkannya memakan serangga di bumi”
[HR Al-Bukhari : 3482]
Hadis mengenai ihsan kepada binatang:
َ‫ان‬h ‫َب ْاِإل حْ َس‬
َ ‫ ِإ َّن هللاَ َكت‬: ‫ا َل‬hhَ‫لَّ َم ق‬h ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬ َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ع َْن َرسُوْ ِل هللا‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ْ‫ع َْن َأبِي يَ ْعلَى َش َّداد ا ْب ِن َأو‬
ِ ‫ ْف َرتَهُ َو ْلي‬hhh‫ ُد ُك ْم َش‬hhh‫ َّد َأ َح‬hhh‫ ةَ َو ْلي ُِح‬hhh‫نُوا ال ِّذب َْح‬hhh‫ةَ َوِإ َذا َذبَحْ تُ ْم فََأحْ ِس‬hhhَ‫نُوا ْالقِ ْتل‬hhh‫ِإ َذا قَت َْلتُ ْم فََأحْ ِس‬hhhَ‫ ف‬،‫ ْي ٍء‬hhh‫لِّ َش‬hhh‫َعلَى ُك‬
ْ‫رح‬hhhُ
]‫[رواه مسلم‬                                           . ُ‫َذبِ ْي َحتَه‬
Terjemah hadits:
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan
perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu . Jika kalian membunuh maka
berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik
dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan
sembelihannya. (HR. Muslim)
C. Ihsan kepada alam sekitar
Alam semesta beserta isinya diciptakan untuk kepentingan manusia. Untuk
kepentingan kelestarian hidup alam dan manusia sendiri, alam harus dimanfaatkan
dengan penuh rasa tanggung jawab, maksudnya tidak membuat kerusakan di alam
semesta.
Allah Swt. berfirman: “…dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.”(Q.S. al-Qásas/28:77).
Ihsan kepada alam sekitar berkaitan erat dengan kelestariannya sebagai
tempat tinggal manusia. Dan alam semesta memberikan begitu banyak manfaat
untuk kemakmuran serta kesejahteraan kehidupan manusia. Sudah sepatutnya
manusia sebagai hamba Allah dan sebagai orang muslim untuk menjaga dan
melestarikan alam serta memanfaatkan tanpa merugikan alam dengan sebaik-
baiknya. Alam dan manusia saling berkesinambungan dan saling membutuhkan.
Maka, berbuat baik dan tidak melakukan perbuatan yang merusak alam sekitar
adalah hal yang sepatutnya dilakukan oleh manusia terlebih sebagai seorang
muslim.
Dalil ihsan kepada alam semesta:
Q.S Al Baqarah (2) Ayat 30
ٰۤ
‫بِّ ُح‬h‫ ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َس‬h‫ك ال‬ ِ ْ‫ك لِ ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬
ُ ِ‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬ َ ُّ‫َواِ ْذ قَا َل َرب‬
َ‫ك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬
َ َ‫ك َونُقَدِّسُ ل‬ َ ‫بِ َح ْم ِد‬
Artinya:

19
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Contoh perilaku ihsan kepada alam sekitar:
1. Melakukan pemanfaatan sumberdaya alam secara wajar
2. Menghindari perilaku penyalahgunaan sumber daya alam untuk kepentingan
tertentu, seperti penebangan liar, perburuan liar, dan lain sebagainya
3. Muhasabah dari fenomena alam
4. Melakukan program penghijauan
5. Menjaga kebersihan dimana pun berada, seperti membuang sampah pada
tempatnya
6. Selalu menjaga, merawat, melindungi, dan memperbaiki alam
7. Mengurangi pengguaan plastik
8. Berpartisipasi dalam kerja bakti lingkungan
2.7 Hikmah berbuat baik
1. Mendapatkan ridho Allah Ta’ala.
2. Mendapatkan balasan (pahala) dari Allah Ta’ala.
3. Disayangi oleh kedua orang tua.
4. Mendapatkan hormat dari orang lain.
5. Dihormati atau dihargai orang-orang sekitar.

20
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Setelah mengkaji materi berbuat baik atau ihsan dalam sebuah lingkungan
dapat ditarik kesimpulan Pada dasarnya manusia diciptakan Allah swt. dengan
membawa sifat baik sejak lahir. Fitrah yang dimiliki manusia adalah memiliki
kebaikan dalam diri, sehingga dalam pergaulan sosial di lingkungan sekitarnya
pasti akan saling berbuat baik satu sama lain. Hal ini sesuai dengan yang diajarkan
oleh Islam melalui Rasulullah saw.
Perbuatan baik kepada sesama manusia akan mendapatkan pahala
kebaikan dan Ridha dari Allah swt. Seorang muslim yang menjadikan berbuat
baik sebagai pedoman dalam perbuatan sehari-hari akan meraih kenyamanan,
keamanan, dan ketenteraman dalam hidup. Selain itu, seorang muslim yang
berbuat baik juga akan mendapatkan tempat terbaik di akhirat kelak, karena Allah
swt akan membalas segala kebaikan yang dilakukan manusia.
Allah swt. memerintahkan umat islam untuk berbuat baik kepada sesama
manusia. Perintah tersebuat didasari oleh salah satu dalil yaitu Q.S. Al Baqarag
ayat 83. Dikatakan bahwa jangan sesekali untuk menyekutukan Allah dan perintah
berbuat baik kepada ibu bapak, kerabat, anak yatim dan orang miskin.
Mengucapkan hal yang baik, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Adapun
mufradat penyusun ayat 83 Q.S Al-baqarah. Hal ini agar umat muslim lebih
memaknai, mendalami, serta mengamalkan isi yang terkandung dalam surat
tersebut. Dalam Surat Al-baqarah terdapat tajwid yang wajib hukumnya dipelajari

21
oleh umat muslim karena salah pelafalan saat membaca Al-Quran akan berakibat
fatal, membaca Al-Quran juga adalah salah satu ibadah yang akan menyelamatkan
kita di akhirat kelak. Amalan yang menolong kita di akhirat. Amalan yang
termasuk berbuat baik kepada diri sendiri. Sebagaimana Q.S Al-baqarah ayat 83
ihsan adalah menyembah Allah swt. Seolah-olah melihat-Nya, dan jika tidak
mampu membayangkan melihat-Nya, maka membayangkan bahwa sesungguhnya
Allah swt. Melihat perbuatan kita. Dengan kata lain, ihsan adalah beribadah
dengan ikhlas, baik berupa ibadah khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun
ibadah umum (aktivitas sosial). Adapun pihak-pihak yang berhak mendapatkan
perlakuan ihsan adalah ihsan kepada Allah swt, kepada sesama makhluk ciptaan
Allah swt yang diantaranya kepada sesama manusia seperti kepada kedua orang
tua, kerabat karib, anak yatim, fakir miskin, tetangga. Lalu kepada binatang dan
alam sekitar. Berbuat baik atau ihsan akan mendatangkan manfaat dan hikmah
yang membuat kehidupan di dunia dan akhirat lebih bermakna.

3.2 Saran
Berbuat baik atau Ihsan adalah salah satu perintah Allah swt. Yang
menjadi puncak amalan dan akhlak sebagai tujuan dari semua hamba Allah swt.
Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dan ridha dari-
Nya serta menuntun pada jalan yang benar.
Berbuat baik akan mendapatkan ganjaran dan janji yang pasti dari Allah.
Oleh karena itu, sebagai umat muslim sudah seharusnya menyadari akan hal ini.
Dan sudah seharusnya berusaha dengan seluruh kemampuan diri agar terus
konsisten berbuat baik dengan ikhlas kepada Allah swt. Serta kepada sesama
makhluk ciptaan-Nya. Karena hal ini akan mendatangkan manfaat dan hal baik
kepada diri sendiri di kehidupan dunia maupun akhirat. Pangkat, profesi,
kekayaan semua itu tidak berlaku di mata Allah untuk menentukan seseorang
yang mulia. Kecuali, mereka yang terus berbuat baik hingga naik ke tingkat ihsan
dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2016). Berbakti kepada kedua orang tua. Tersedia di


https://www.smkn5sidrap.sch.id/home/readmore/29/berbakti-kepada-kedua-
orang-tua
Kastolani. (2022). Cara berbakti kepada orang tua. Tersedia di
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/cara-berbakti-kepada-orang-tua
Maarif, Syamsul Dwi. (2021). Perilaku ihsan dalil dan contoh perilakunya
menurut agama islam. Tersedia di https://tirto.id/perilaku-ihsan-dalil-dan-contoh-
perilakunya-menurut-agama-islam-gbkB
Mustinda, Lusiana. (2019). Keutamaan menyayangi anak yatim dalam islam.
Tersedia di https://news.detik.com/berita/d-4784977/7-keutamaan-menyayangi-
anak-yatim-dalam-islam
Rodja, Radio. (2015). Ishan kepada tetangga aktualisasi akhlak muslim ustadz abu
ihsan al atsary ma. Tersedia di https://www.radiorodja.com/16128-ihsan-kepada-
tetangga-aktualisasi-akhlak-muslim-ustadz-abu-ihsan-al-atsary-ma/
Admin. (2016). Ihsan kepada binatang dan hewan. Tersedia di
http://dewiagustin05.blogspot.com/2016/11/ihsan-kepada-binatang-dan-
hewan.html?m=1
Shafirahany. (2017). Berbuat ihsan kepada alam semesta. Tersedia di
https://www.slideshare.net/shafirahany22/berbuat-ihsan-kepada-alam-semesta

23
Admin. (2021). Contoh sikap tidak baik dan baik di lingkungan sekitar. Tersedia
di https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/12/080000969/contoh-sikap-
tidak-baik-dan-baik-di-lingkungan-sekitar
Mustinda, Lusiana. (2021). Isi kandungan surat al-baqarah ayat 83 dan
perintahnya. Tersedia di https://news.detik.com/berita/d-5524251/isi-kandungan-
surat-al-baqarah-ayat-83-dan-perintahnya
Kastolani. (2021). Macam- macam ilmu tajwid. Tersedia di
https://www.google.com/amp/s/www.inews.id/amp/lifestyle/muslim/macam-
macam-ilmu-tajwid
Admin. (2019). Cara Berbuat Baik Kepada Allah│YDSF. Tersedia di
https://www.ydsf.org/berita/cara-berbuat-baik-kepada-allahydsf-MDyJ.html
Admin. (2017). Hikmah Ihsan. Tersedia di
https://alkirasasi.wordpress.com/2017/12/06/hikmah-ihsan/
Bk.Muchlisin. (2020). Surat al-baqarah ayat 83 terjemah per kata. Tersedia di
https://tarbiyah.net/surat-al-baqarah-ayat-83-terjemah-per-kata/

24

Anda mungkin juga menyukai