Anda di halaman 1dari 6

KOSEP DASAR

VOKASI DAN PENDIDIKAN VOKASIONAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “kajian teknologi dan vokasi”

yang diampu oleh:

Dr. Hj. Isma Widianty, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Qoyyumi Fabiani
NIM : 1908389

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
Konsep Dasar Vokasi/Vocational

Pada vokasi proses pengenalan subyek-subyek praktis keduniakerjaan melalui


kegiatan kunjungan industri, pemberian bimbingan kejuruan dan pemberian pengajaran dan
pelatihan terapan kepada masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Kita gunakan istilah
vokasional yang mencakup makna kejuruanisasi. Pengenalan subyek-subyek praktis
keduniakerjaan mencakup pengembangan kompetensi kejuruan, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, soft skill, ketrampilan kerja, ketrampilan teknis, karir kejuruan, sistem
penggajian, sistem kerja, keselamatan kerja, peraturan dan perundang-undangan
ketenagakerjaan dan sebagainya. Dalam bidang teknologi dan rekayasa bagaimana
masyarakat semakin mengenal standar kompetensi konstruksi baja, konstruksi kayu,
konstruksi batu dan beton, gambar bangunan, furnitur, flumbing, sanitasi, survey, pemetaan,
pembangkit tenaga listrik, distribusi dan transmisi tenaga listrik, instalasi listrik, otomasi
industri, teknik pendingin, pabrikasi logam, pengelasan, pemesinan, pengecoran logam,
perbaikan sepeda motor, perbaikan kendaraan ringan, perbaikan alat berat, perawatan dan
perbaikan audio-video, mekatronika, dan sebagainya.

Also, the concept of Vocational and Technical Education has changed in scope and
structure since its inception. As a component of the overall educational system, it has since
increased in both prominence and complexity. As this growth occurred, the number of
population which are served by Vocational and Technical Education has increased. As VTE
explained and established linkages with career education for the increasing population, the
need to innovate a new way of publicising and the Vocational and Technical Education
(VTE) has also increased

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan adalah pendidikan yang diselengggarakan bagi


para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu
untuk bekerja secara produktif. Istilah Pendidikan Teknologi sesungguhnya sudah mencakup
istilah endidikan Kejuruan. Istilah Pendidikan Teknologi Kejuruan pada awalnya terdiri dari
kelompok sekolah-sekolah kejuruan teknologi seperti ST,STM,STMP, dan sekolah- sekolah
kejuruan non teknologi lainnya seperti SKKP, SKKA, SMTK,SMEA, dll. Oleh karena itu
pengkajian dalam arti yang tidak menunjuk pada jenis sekolah tetapi kepada misi sistem
secara keseluruhan perlu dilakukan. Istilah ”kejuruan” berasal dari istilah ”juru” yang
memiliki pengertian sempit yaitu tenaga terampil setengah terdidik (semi skilled). Dari
pengertian tersebut kurang memumgkinkan apabila membicarakan suatu sistem
pendidikan yang luas cakupannya mulai dari SMTP, SMTA, Sekolah Tinggi,
sampai Politeknik dan meliputi bidang yang banyak ragamnya tentulah tidak begitu
sesuai untuk tercakup semuanya ke dalam istilah ”Pendidikan Kejuruan”.   Kejuruan dalam
bahasa Inggris yaitu ”Vocational”, sehingga pendidikan kejuruan akan mencakup apa yang di
negara lain dikenal dengan istilah ”Vocational Education”, sedang untuk pendidikan yang
menghasilkan lulusan setingkat teknisi (apapun bidang spesialisasi yang dipelajari) akan
disepadankan dengan istilah ”Technical Education”. Berdasarkan ulasan itu maka
dapat digabungkan tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan adalah ”Vocational
and Technical Education”.

Technical Vocational Education and Training (TVET)according to Adefuye and


Ayeoribe (2013) is that aspect of education which leads to the acquisition of practicaland
scientific knowledge and skills required for employability and proficiency on a job. TVET
could be acquiredeither in or outside the school system. Abimbade (2002) defined vocational
education as a phase of educationwhere emphasis is laid on preparation in occupation of
social value.

pelatihan kejuruan/vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan terbentuknya


keterampilan, kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia usaha/industri, diawasi oleh
masyarakat atau dalam kontrak dengan lembaga serta berbasis produktif

Konsep Dasar Pendidikan Vokasional/Vocational Education

Pendidikan vokasi merupakan jenjang pendidikan yang selalu dinamis dalam


melakukan perubahan kurikulum pendidikan sesuai dengan pertumbuhan pasar kerja dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berarti
pendidikan vokasi akan selalu mengalami pergeseran paradigma. Menurut Pavlova (2009)
dengan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi sangat ditentukan adanya perubahan
teknologi yang cepat pada masa mendatang, maka orientasi pendidikan vokasi diarahkan
menjadi pendidikan bekerja (work education) atau pendidikan teknologi (technology
education).

Selanjutnya, menurut Pavlova (2009) pendidikan bekerja merupakan program


pendidikan dengan tiga komponen yang saling terkait, yaitu: pembelajaran untuk bekerja
(learning for work), pembelajaran tentang bekerja (learning about work), dan pemahaman
sifat dasar bekerja (understanding the nature of work). Secara tradisional, menurut Pavlova
(2009) pendidikan vokasi merupakan pendidikan dengan tujuan utama mempersiapkan untuk
bekerja dengan menggunakan pendekatan pendidikan berbasis kompetensi.

Vocational education is a strategic program to provide mid-level skilled workforce in


carrying out the construction of industrial, commercial, and other vocational fields, either at
the level of national, regional, and international levels. Therefore the curriculum in
vocational education should involve the business/industry. To improve the quality of
vocational education, collaboration with industry is conducted, in planning, implementation,
and evaluation of education. Implementation of vocational education can be developed
through non-formal education with vocational education and vocational training programs,
formal education through vocational education in secondary schools, and through higher
education at the University, the Institute and the Polytechnic.

Pendidikan Keterampilan Vocational yang dapat diuraikan dalam beberapa


pemahaman yakni pendidikan keterampilan hard skills dan pendidikan soft skills merupakan
dua keahlian yang perlu dimiliki oleh peserta didik. Hard skills menurut Arnost Vesely
adalah keahlian yang berorientasi pada kemampuan dengan spesifikasi objek atau materi,
tujuan, cara, perangkat kegiatan dan penilaian atas hasil kegiatan tersebut. Keterampilan yang
digolongkan pada hard skills ini adalah keterampilan yang lebih berorientasi pada pentingnya
penerapan peralatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang mengarahkan untuk mengembangkan


keahlian, sesuai dengan bidang pekerjaan tertentu yang harapannya dapat menciptakan
lapangan kerja. Sesuai tujuan pembelajaran pada pendidikan vokasi, lebih menekankan
pembelajaran keterampilan (skill) sesuai dengan tuntutan dunia industri atau dunia kerja.
Dalam pendidikan vokasi, keterampilan atau keahlian lebih dikenal dengan kompetensi atau
kinerja. Untuk mengetahui kompetensi peserta didik diperlukan penilaian. Sistem penilaian
hasil belajar yang digunakan adalah model penilaian yang berbasis kompetensi atau dikenal
sebagai Performance Based Assesment atau sering disebut Authentic Assessment. Penilaian
otentik merupakan penilaian yang menyeluruh mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap peserta didik. Pelaksanaan penilaian ke tiga aspek tersebut secara simultan sesuai
dengan prosedur dan sifat materi. Dalam pelaksanaannya, penilaian otentik dalam pendidikan
vokasi dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang membentuk kompetensi peserta didik. Oleh
karena itu instrumen yang digunakan harus mampu secara nyata menjaring data dari aspek
kognitif, afektif dan psikomotor.

Pembelajaran pendidikan vokasi merupakan pembelajaran yang sarat dengan


keterampilan psikomotorik. Aspek psikomotorik atau keterampilan dapat diketahui dengan
cara peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan dan keterampilannya.
Keterampilan yang dilakukan secara nyata oleh peserta didik dapat diukur dengan cara
penilaian unjuk kerja, proses dan produk, portofolio yang secara explicit. Penilaian yang
dikenal adalah penilaian otentik.

Traditionally, direct preparation for work was the main goal of vocational education.
It was perceived as providing specific training that was reproductive and based on teachers'
instruction, with the intention to develop understand- ing of a particular industry, comprising
the specific skills or tricks of the trade. Students' motivation was seen to be engendered by the
economic benefits to them, in the future. School practice demonstrates that these
interpretations are applicable to a greater or lesser extent depending on the country. The
introduc- tion of vocational courses in secondary schools usually involves very practical
courses that can lead to the lowest level of certification.
DAFTAR PUSTAKA

Winangun. K,. 2017. Pendidikan Vokasi sebagai Pondasi Bangsa Menghadapi Globalisasi.
Dieksis : Jurnal Taman Vokasi. 5(1):72-78. Doi : 1493-1541-1-SM.pdf

Sudira Putu. 2012. Filosofi dan Teori Pendidikan Vokasi dan Kejuruan. Yogyakarta :
Perpustakaan Nasional (KDT).

Suprihatiningsih. 2015. Implementasi Kurikulum Pendidikan Keterampilan Vokasi di


Madrasah Aliyah. Implementasi Kurikulum Pendidikan. DKI Jakarta. 5(2):183-
207. Doi : 11746-42720-1-PB.pdf

Emy Budiastuti. 2014. Sistem Penilaian Pendidikan Vokasi. Jurusan PTBB UNY. Tersedia
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131806889/penelitian/materi-seminar-nasional-
ptbb-ft-uny-2014.pdf

Radiah. M,T,. 2017. Dasar Pemikiran Teori Pembelajaran Kejujuran/Vokasi. Teori dan
Strategi Pembelajaran. Universitas Negeri Makasar. Tersedia
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131629061/pendidikan/bahan-ajar-pendidikan-
teknologi-kejuruan-2013.pdf

Istanto, W.D,.dkk. 2013. Modul Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.

Yoto. 2016. Vocational Education Development Strategy to Improve Quality of Human


Resources in Dealing with Asean Ecconomic Comunity. Faculty of Engineering.
Universitas Negeri Malang.

Margarita Pavlovo. 2009. Technology and Vocational Education for Sustaible Developmens.
Griffth University. QLD, Australia.

David Seyr. 2014. An Overview of Vocational and Technical Education in Nigeria Under
Secondary School Education System. International Journal of Technology
Enhancement and Emerging Engineering Research.

Famiwole, Remigus.O,& Okeke, A.U,. 2013. Appraisal of Adoption Kuel of Basic Technical
Vocational Education and Training (TVET) Concepts in Schools and Colleges in
Ekiti State, Nigeria.

Anda mungkin juga menyukai