Riset Observasi : Observasi adalah cara untuk mendapatkan informasi penting mengenai
orang, karena apa yang dikatakan belum tentu sesuai dengan yang dikerjakan.
Melanjutkan isu reaktivitas yang telah disinggung di awal, menurut sosiolog Martyn
Hammersley dalam tulisannya di The Blackwell Encyclopedia of Sociology (2007) berjudul
“Observation”, masalah yang dihadapi metode observasi tidak hanya isu reaktivitas.
Beberapa isu lain yang dihadapi peneliti meliputi; problem memperoleh akses, sampling,
variasi data yang dihasilkan, dan problem etika.
Riset Etnografi : Penelitian etnografi adalah bentuk metode penelitian kuantitatif di mana peneliti mengamati
dan berinteraksi dengan subjek yang diteliti di lingkungan kehidupan nyata mereka yang kerapkali dipergunakan
dalam bidang ilmu antropologi dan berbagai ilmu sosial lainnya. Ciri-cirinya :
Dalam contoh ini misalnya saja kita ingin melakukan kajian lebih mendalam, terkait dengan budaya yang ada di
masyarakat Indonesia. Khususnya masyarakat Sasak yang ada di NTB (Nusa Tenggara Barat) dalam proses
kepenulisannya terlebih dahulu mencari hipotesis hasil penelitian dengan mendeskripsikannya.
Kosmologis manusia Sasak, Masyarakat Sasak hanya mengenal 3 arah” yang berhubungan dengan 3 hulu-hilir”,
yang menunjuk pada 3 atas/tinggi” dengan konotasi sebaliknya. Adapun paěr belěq (belěq = besar), adalah nama
khusus yang diberikan kepada Gunung Rinjani beserta seluruh kawasannya.
Masyarakat Sasak tradisional agraris memercayai bahwa setiap ruang dan bentang alam-makro maupun mikro
memiliki fokus orientasi yang sekaligus menjadi pusat integrasi. Kawasan Rinjani adalah sumber berbagai
kebutuhan dasar kehidupan; hutannya yang lebat adalah tangki penyimpan air dan gudang kayu serta gudang
logistik nabati maupun hewani, yang telah memberikan kesuburan dan kesejahteraan untuk alam sekitar dan
seisinya.
Bagi manusia Sasak, kawasan Rinjani diyakini sebagai pasek gumi ‘pasak bumi’ sekaligus inen paěr ‘ibu bumi’.
Pandangan kosmologis itu menjadi dasar pemikiran bahwa seakan bumi ini terbentuk dari daratan saja dan lebih
mementingkan daratan. Padahal, bumi terdiri dari lautan dan daratan.
Berkembangnya dongeng tentang laut sebagai tempat yang mengerikan dan tidak menjamin, membuat orang
Sasak seakan-akan lupa pada lautnya dan hanya mengingat pada daratan. Pada saat acara begawe (acara adat
Sasak) manusia menggunakan hewan seperti sapi, kambing, ayam yang merupakan bagian dari daratan dan
sangat malu, bahkan tidak pernah menggunakan ikan ataupun organisme laut sebagai makanan yang disajikan
dalam begawe (acara adat Sasak).